Abstract
This study aims to determine the optimization of local tax revenues of regional Income Board of district Sinjai.
The type of research used quantitative dekskriptif approach. The data that is processed is Budget Realization
Report of Sinjai Regency 2015 until 2017. Data analysis technique used in research is to calculate the
effectiveness, efficiency, and optimization of local tax revenue. Based on the calculation and data collection of
effectiveness and efficiency of local taxes can be concluded that local tax revenue from 2015-2017 is optimal
because the effectiveness of local taxes are above 100%, because the realization of tax revenue from 2015-2017
has exceeded the target of tax revenue. While the local tax efficiency <10% that is 5% from 2015-2017, local
tax revenue in district sinjai 2015 until 2017 have been optimal where the rate optimalization of 2015 by 91%,
2016 by 83,03%, and 2017 of 114,88% .
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penerimaan pajak daerah pada Badan Pendapatan daerah
Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif kuanlitatif. Data yang
diolah adalah Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Sinjai tahun 2015 sampai 2017. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah dengan menghitung efektifitas, efisiensi. dan optimalisasi penerimaan pajak
daerah. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengumpulan data efektifitas, efisiensi, dan optimalisasi pajak daerah
dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak daerah dari tahun 2015-2017 sudah optimal karena efektifitas pajak
daerah berada diatas 100%, realisasi penerimaan pajak dari tahun 2015-2017 sudah melampaui target
penerimaan pajak. Sedangkan efisiensi pajak daerah <10% yaitu 5% dari tahun 2015-2017. Penerimaan pajak
daerah di Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017 sudah optimal dimana tingkat optimalisasi pajak daerah tahun
2015 sebesar 91%, tahun 2016 sebesar 83,03%, dan tahun 2017 sebesar 114,88%.
46
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
47
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan diartikan sebagai bagian yang sangat penting
dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas dalam penerimaan negara, karena disamping
Tanah dan Bangunan. cepat dan rendahnya biayanya, Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 merupakan sumber penerimaan yang memiliki
Tahun 2009 pasal 1 ayat 10 Tentang Pajak potensi yang besar bagi Negara. Sedangkan
Daerah dan Retribusi Daerah Menyebutkan untuk bagian lebih spesifiknya lagi
bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut penerimaan pajak daerah dapat diartikan
pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah sebagai penerimaan dalam suatu daerah yang
yang terutang oleh orang pribadi atau badan di gunakan untuk pembangunan daerah yang
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Dimana
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan pemungutan pajak daerah terdiri atas lima
secara langsung dan digunakan untuk jenis pajak untuk propinsi dan sebelas jenis
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya pajak daerah untuk kabupaten/kota. Pajak
kemakmuran rakyat. bagi Pemerintah Daerah berperan sebagai
Sedangkan menurut Adisasmita (2011), sumber pendapatan (budgetary function) yang
pajak daerah adalah kewajiban penduduk utama dan juga sebagai alat pengatur
(masyarakat) menyerahkan sebagian dari (regulatory function).
kekayaan kepada daerah disebabkan suatu Pajak sebagai salah satu sumber
keadaan, kejadian atau perbuatan yang pendapatan daerah digunakan untuk
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan membiayai pengeluaran-pengeluaran
sebagai sanksi atau hukuman. Sehingga pemerintah, seperti membiayai administrasi
penulis mengambil kesimpulan bahwa pajak pemerintah, membangun dan memperbaiki
daerah adalah iuran atau kontribusi wajib infrastruktur, menyediakan fasilitas
pajak yang di pungut oleh daerah berdasarkan pendidikan dan kesehatan, membiayai anggota
Undang- Undang yang digunakan untuk polisi, dan membiayai kegiatan pemerintah
membiayai pengeluaran pemerintah daerah daerah dalam menyedikan kebutuhan-
dan digunakan untuk keperluan daerah untuk kebutuhan yang tidak dapat disediakan oleh
kemakmuran rakyat. Penduduk yang pihak swasta yaitu berupa barang-barang
melakukan pembayaran pajak tidak akan publik. Melihat fenomena tersebut dapat
merasakan manfaat dari pajak daerah secara dilihat bahwa pajak bagi suatu daerah sangat
langsung karena akan digunakan untuk penting dalam menyokong pembangunan
kepentingan umum seperti pembangunan daerah itu sendiri. Kabupaten Sinjai memiliki
jalan, jembatan, pembukaan lapangan kerja sumber daya alam yang begitu besar, sudah
baru, dll, Bukan untuk memenuhi kepentingan seharusnya mengoptimalkan penerimaan pajak
individu. Pajak daerah juga merupakan salah daerah sebagai sumber dari Pendapatan
satu sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kemampuan menggali sumber
Daerah (APBD) yang digunakan pemerintah penerimaan pajak daerah tersebut harus diikuti
untuk menjalankan program-programnya. dengan kemampuan penetapan target sesuai
Pemungutan pajak dapat bersifat dipaksakan dengan potensi sebenarnya serta kemampuan
karena sudah diatur dan sesuai dengan menekan biaya yang dikeluarkan dalam
peraturan Perundang-undangan yang berlaku. pemungutannya. Kemampuan tersebut akan
Optimalisasi penerimaan pajak memiliki memperbesar penerimaan dan meningkatkan
peran yang cukup penting bagi terlaksananya Pendapatan Daerah yang tinggi.
roda pemerintahan Indonesia. Dengan adanya
optimalisasi pajak maka kita mampu
mengetahui perubahan penerimaan pajak
setiap tahunnya. Penerimaan pajak dapat
48
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
49
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
50
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
51
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
52
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
53
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
54
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
Daerah melebihi dari target penerimaan pajak Analisis Efisiensi Pajak Daerah
Daerah. Efisiensi Pajak Daerah
Biaya Pemungutan Pajak Daerah
= x 100%
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
c. Tahun 2017 a. Tahun 2015
Efektifitas Pajak Daerah Efisiensi Pajak Daerah
14.326.761.765 540.623.481
= x 100% = x 100%
11.610.441.820 10.812.469.620
= 123,40% = 5%
Efektifitas pajak daerah pada tahun 2015 yaitu b. Tahun 2016
123,40%, dimana Realisasi Penerimaan Pajak Efisiensi Pajak Daerah
Daerah melebihi dari target penerimaan pajak 594.754.118
= x 100% = 5%
Daerah. 11.895.082.359,07
c. Tahun 2017
Tabel 7. Kriteria Efektifitas Pajak Daerah Efisiensi Pajak Daerah
Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017 716.338.088,3
= x 100%
Tahun Efektifitas pajak Kriteria 14.326.761.765
Daerah (%) efektifitas = 5%
2015 124,19% Sangat efektif Tabel 8. Kriteria Efisiensi Pajak Daerah
2016 119,07% Sangat efektif
Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017
2017 123,40% Sangat efektif
Tahun Efisiensi pajak Kriteria efisiensi
Sumber : data diolah
Daerah (%)
Tabel 7 menunjukkan bahwa efektifitas 2015 5% Sangat efisien
penerimaan pajak daerah terbesar yaitu pada 2016 5% Sangat efisien
tahun 2015 sebesar 124,19%, kemudian pada 2017 5% Sangat efisien
tahun 2017 sebesar 123,40%, dan yang Sumber: Data diolah
terendah yaitu pada tahun 2016 sebesar
119,07%. Tabel 8. menunjukkan efisiensi pajak daerah
dari tahun 2015-2017 sebesar 5%, dari tahun
2015-2017 efisiensinya tetap yaitu 5%.
Efektifitas Pajak Daerah
126,00% 124,19%
123,40% Efisiensi Pajak Daerah (%)
124,00%
6%
122,00% 5%
119,07%
120,00% 4%
118,00% 3%
2%
116,00% 1%
2015 2016 2017 0%
Gambar 1. Efektifitas Pajak Daerah 2015 2016 2017
55
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
Optimalisasi Pajak daerah Thn 2016 = Tabel 10. Efektifitas, Efisiensi, dan
BB._`Y.X_W.aY`,X^ Optimalisasi Pajak Daerah dari tahun 2015-
Bb.aWc.^cB.^cY,XX
x 100%
2017
= 83,03%
Tahun Efektifitas Efisiensi Optimalisasi
Optimalisasi pajak daerah pada tahun 2016 pajak pajak pajak Daerah
yaitu 83,03% Daerah (%) Daerah (%)
(%)
c. Tahun 2017
2015 124,19% 5% 91%
Optimalisasi Pajak daerah Thn 2017
2016 119,07% 5% 83,03%
Pajak Daerah Thn 2017 2017 123,40% 5% 114,88%
= x 100%
Pajak Daerah Thn WXB_ Sumber Data: Data diolah
56
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
tahun 2015 dan 2016 yang memberikan realisasi sebesar 14.326.761.765 dan biaya
kontribusi besar dalam penerimaan pajak pemungutan pajak daerah yaitu sebesar
daerah adalah pajak bumi dan bangunan 716.338.088,3. Tingkat efesiensi pajak daerah
namun pada tahun 2017 yang memberikan pada tahun 2015-2017 adalah tetap yaitu
kontribusi besar dalam penerimaan pajak sebesar 5%. tingkat efisiensi penerimaan pajak
daerah yaitu pajak penerangan jalan. Dari daerah sangat efisien karena dari tahun 2015-
tahun 2015-2016 Badan Pendapatan Daerah 2017 efisiensi pajak daerah <10% yaitu 5%.
Kabupaten Sinjai hanya memungut 9 jenis Tingkat optimalisasi penerimaan pajak
pajak daerah yaitu pajak hotel, pajak restoran, daerah selama tiga tahun terakhir, dimana pada
pajak hiburan, pajak reklame, pajak tahun 2015 tingkat optimalisasi pajak daerah
penerangan jalan, pajak air tanah, pajak sebesar 90,90% atau 91% dengan pajak daerah
tambang mineral bukan logam dan batuan, tahun 2015 sebesar 10.812.469.620,00 dan
pajak bumi dan bangunan, dan bea perolehan pajak daerah tahun 2016 sebesar
hak atas tanah dan bangunan (Bphtb). 11.895.082.359,07. Tahun 2016 tingkat
Hasil dari Penelitian ini adalah efektifitas optimalisasi pajak daerah sebesar 83,03%
pajak daerah selama tahun 2015–2017 sangat dimana pajak daerah tahun 2016 sebesar
efektif. Pada tahun 2015 tingkat efektifitas 11.895.082.359,07 dan pajak daerah tahun
berada pada 124,19% dengan jumlah target 2017 sebesar 14.326.761.765,00, sedangkan
sebesar 8.706.250.000 dan realisasi sebesar Rp optimalisasi pajak daerah tahun 2017 sebesar
10.812.469.620. Kemudian pada tahun 2016 114,88% dengan pajak daerah tahun 2017
efektifitas menurun yakni 119,07% dengan sebesar 14.326.761.765,07 dan pajak daerah
jumlah target sebesar 9.989.594.000 dan tahun 2018 sebesar 12.470.941.820,00 ini
realisasi sebesar 11.895.082.359,07. Pada diambil dari target pajak daerah tahun 2018
tahun 2017 angka efektifitas meningkat karena realisasi pajak daerah tahun 2018
dengan angka 123,40% dengan target sebesar belum diketahui. Pajak daerah paling optimal
11.610.441.820 dan realisasi sebesar yaitu pada tahun 2017 sebesar 114,88% tetapi
14.326.761.765. Penerimaan pajak daerah masih merupakan target sementara, sebab
sangat efektif karena dari tahun 2015-2017 realisasi pajak daerah tahun 2018 belum
efektifitas pajak daerah berada diatas 100%, diketahui, jadi perhitungan optimalisasi untuk
penerimaan pajak daerah paling efektif di tahun 2017 di ambil dari target pajak daerah
tahun 2015 yaitu 124,19%, ini merupakan tahun 2018.
pencapaian terbesar selama selang waktu tiga Penerimaan Pajak Daerah Dalam
tahun terakhir. Meningkatkan Pad Dari Target Dan Realisasi
Berdasarkan hasil perhitungan rasio Tahun 2013-2014 Yang Memberikan
efisiensi selama tiga tahun terakhir (periode Kontribusi Besar Dalam Penerimaan Pajak
2015-2017) dengan melihat perbandingan Daerah Adalah Pajak Bahan Bakar Kendaraan
realisasi penerimaan pajak daerah dan biaya Bermotor yaitu sebesar 58,62%, Namun Pada
pemungutan pajak daerah. Pada tahun 2015 Tahun 2014 Dari Realisasi Pajak Bahan Bakar
efisiensi pajak daerah sebesar 5% dengan Kendaraan Bermotor Mengalami Penurunan
realisasi sebesar 10.812.469.620 dan Biaya Kontribusi Yaitu Sebesar 44,05%. Kontribusi
pemungutan pajak daerah sebesar Pajak Daerah Terhadap Pad Adalah Sebesar
540.623.481, pada tahun 2016 efisiensi pajak 77.57%. Dan penelitian juga yang dilakukan
daerah tetap sebesar 5% dengan realisasi Adhitya Wardhono Dkk (2012) yang berjudul
sebesar 11.895.082.359,07 dan biaya Kajian Pemetaan Dan Optimalisasi Potensi
pemungutan pajak daerah sebesar Pajak Dalam Rangka Meningkatkan
594.754.118, dan pada tahun 2017 efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten
pajak daerah tetap yaitu diangka 5% dengan Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan
57
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
58
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
Imam M., Simanjuntak H.T.,2012. “Analisis Sumual J.I., Koleangan A.M.R.,Tahir R. 2016.
Kepatuhan dan Dampak Pajak tentang “Analisis Penerimaan Pajak Daerah
Penganggaran Daerah dan Serta Pengaruhnya Terhadap Belanja
Kesejahteraan Rakyat”. Jurnal Daerah Di Kabupaten Minahasa Utara”
Internasional Ilmu Administrasi & Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume
Organisasi. Vol 19(3). ISSN 0854 – 16 (03).
3844
Tim B First. 2014. Kamus Saku Bahasa
Mahmudi.,2016. Analisis Laporan keuangan Indonesia( Edisi Baru). Yogyakarta:B-
Pemerintah Daerah, UPP STIM YKPN, First.
Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 28
Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan
Yogyakarta: CV. Andi Offset. retribusi daerah. (online)
Mardiyono., Islamy I.M.,Tari N.V., 2012. Utomo, Ari. 2013. Optimalisasi Penerimaan
“The Policy Implementation Of The Tax Pajak Hiburan Dalam Rangka
Regional Optimization In The City Of Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Kediri”. Jurnal Administrasi Publik (Studi Pada Pemerintah Kota Bandar
(JAP), Vol. 1,(6). Lampung Tahun 2011). Universitas
Lampung Bandar Lampung.
Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang
pedoman Penyusunan Anggararan dan
59
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018
60