Anda di halaman 1dari 15

AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN

p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294


pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

ANALISIS OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA


KANTOR BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SINJAI

Faidhul Adziem2, Jamaluddin3, Marnianti3

Universitas Muhammadiyah Makassar


e-mail: 1faidhuladziem@unismuh.ac.id, 2jamaluddin@unismuh.ac.id, 3marnianti@unismuh.ac.id

Abstract

This study aims to determine the optimization of local tax revenues of regional Income Board of district Sinjai.
The type of research used quantitative dekskriptif approach. The data that is processed is Budget Realization
Report of Sinjai Regency 2015 until 2017. Data analysis technique used in research is to calculate the
effectiveness, efficiency, and optimization of local tax revenue. Based on the calculation and data collection of
effectiveness and efficiency of local taxes can be concluded that local tax revenue from 2015-2017 is optimal
because the effectiveness of local taxes are above 100%, because the realization of tax revenue from 2015-2017
has exceeded the target of tax revenue. While the local tax efficiency <10% that is 5% from 2015-2017, local
tax revenue in district sinjai 2015 until 2017 have been optimal where the rate optimalization of 2015 by 91%,
2016 by 83,03%, and 2017 of 114,88% .

Keywords : Optimization of local tax revenue, efficiency, effectiveness

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penerimaan pajak daerah pada Badan Pendapatan daerah
Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif kuanlitatif. Data yang
diolah adalah Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Sinjai tahun 2015 sampai 2017. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah dengan menghitung efektifitas, efisiensi. dan optimalisasi penerimaan pajak
daerah. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengumpulan data efektifitas, efisiensi, dan optimalisasi pajak daerah
dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak daerah dari tahun 2015-2017 sudah optimal karena efektifitas pajak
daerah berada diatas 100%, realisasi penerimaan pajak dari tahun 2015-2017 sudah melampaui target
penerimaan pajak. Sedangkan efisiensi pajak daerah <10% yaitu 5% dari tahun 2015-2017. Penerimaan pajak
daerah di Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017 sudah optimal dimana tingkat optimalisasi pajak daerah tahun
2015 sebesar 91%, tahun 2016 sebesar 83,03%, dan tahun 2017 sebesar 114,88%.

Keywords: Optimalisasi penerimaan pajak daerah, efisiensi, efektifitas

46
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

1. PENDAHULUAN perpajakan, bangsa Indonesia mengalami


perubahan besar atas sistem perpajakan.
Pajak merupakan salah satu sumber Reformasi pajak yang dilakukan adalah
penerimaan utama bagi sebuah Negara yang mengubah beberapa kebijakan perpajakan dan
dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sistem administrasi perpajakan dengan
sebagai iuran pemungutan yang dapat mengalihkan pajak pusat menjadi pajak
dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor
ketentuan peraturan perundang-undangan 28 Tahun 2009 mengenai Pajak Daerah dan
perpajakan serta sebagai perwujudan peran Retribusi Daerah.
serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara Menurut Djajadiningrat yang di kutip oleh
langsung dan bersama-sama melaksanakan Diaz Prantara (2016:4), pajak adalah
kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke
pembiayaan negara dan pembangunan kas negara yang disebabkan suatu keadaan
nasional. Tujuan pembangunan nasional kejadian atau perbuatan yang memberikan
adalah untuk mewujudkan masyarakat yang kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai
adil dan makmur melalui peningkatan taraf hukuman menurut peraturan yang ditetapkan
hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh pemerintah serta dapat dipaksakan tetapi tak
rakyat. Dalam pelaksanaan pembangunan ada jasa timbal balik dari Negara secara
nasional tersebut tidak terlepas oleh adanya langsung, untuk memelihara kesejahteraan
pembangunan daerah. Sehingga untuk secara umum.
memperlancar pembangunan nasional Dalam era otonomi daerah, Pemerintah
diperlukan anggaran dari pemerintah negara Daerah diharapkan lebih mampu menggali
yang diperoleh dari pemungutan pajak daerah. sumber-sumber keuangan khususnya untuk
Untuk itulah pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan pembiayaan
menggali setiap potensi yang bisa digunakan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya
untuk meningkatkan dan mengoptimalkan melalui pendapatan asli daerah. Sumber-
penerimaan daerah. sumber penerimaan daerah yang potensial
Pajak sangat penting bagi pembangunan harus digali secara maksimal di dalam koridor
negara Indonesia karena pajak memberikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kontribusi terbesar untuk pendapatan negara. termasuk Pajak Daerah.
Pemerintah dituntut untuk lebih bijaksana Pajak daerah adalah iuran atau kontribusi
dalam mengelola setiap pendapatan. Sumber wajib pajak yang di pungut oleh daerah
penerimaan pajak merupakan salah satu berdasarkan Undang-Undang yang digunakan
sumber yang sangat mendukung pendapatan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
suatu Negara. Penerimaan pajak akan daerah dan digunakan untuk keperluan daerah
digunakan untuk membiayai pembangunan untuk kemakmuran rakyat. Pajak daerah
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, berlaku untuk Propinsi maupun
Pemerintah melakukan berbagai kebijakan Kabupaten/kota. Jenis Pajak provinsi terdiri
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat atas: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
diantaranya adalah pemungutan pajak terhadap Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
wajib pajak. Pajak dipungut penguasa Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
berdasarkan peraturanan perundang-undangan Permukaan, dan Pajak Rokok. Adapun untuk
yang berlaku untuk mencapai kesejahteraan Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas: Pajak
umum. Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Pajak merupakan salah satu modal untuk Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
membiayai aktivitas pemerintah dalam Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak
menjalankan pembangunan. Dalam bidang Parkir,Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung

47
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan diartikan sebagai bagian yang sangat penting
dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas dalam penerimaan negara, karena disamping
Tanah dan Bangunan. cepat dan rendahnya biayanya, Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 merupakan sumber penerimaan yang memiliki
Tahun 2009 pasal 1 ayat 10 Tentang Pajak potensi yang besar bagi Negara. Sedangkan
Daerah dan Retribusi Daerah Menyebutkan untuk bagian lebih spesifiknya lagi
bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut penerimaan pajak daerah dapat diartikan
pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah sebagai penerimaan dalam suatu daerah yang
yang terutang oleh orang pribadi atau badan di gunakan untuk pembangunan daerah yang
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Dimana
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan pemungutan pajak daerah terdiri atas lima
secara langsung dan digunakan untuk jenis pajak untuk propinsi dan sebelas jenis
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya pajak daerah untuk kabupaten/kota. Pajak
kemakmuran rakyat. bagi Pemerintah Daerah berperan sebagai
Sedangkan menurut Adisasmita (2011), sumber pendapatan (budgetary function) yang
pajak daerah adalah kewajiban penduduk utama dan juga sebagai alat pengatur
(masyarakat) menyerahkan sebagian dari (regulatory function).
kekayaan kepada daerah disebabkan suatu Pajak sebagai salah satu sumber
keadaan, kejadian atau perbuatan yang pendapatan daerah digunakan untuk
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan membiayai pengeluaran-pengeluaran
sebagai sanksi atau hukuman. Sehingga pemerintah, seperti membiayai administrasi
penulis mengambil kesimpulan bahwa pajak pemerintah, membangun dan memperbaiki
daerah adalah iuran atau kontribusi wajib infrastruktur, menyediakan fasilitas
pajak yang di pungut oleh daerah berdasarkan pendidikan dan kesehatan, membiayai anggota
Undang- Undang yang digunakan untuk polisi, dan membiayai kegiatan pemerintah
membiayai pengeluaran pemerintah daerah daerah dalam menyedikan kebutuhan-
dan digunakan untuk keperluan daerah untuk kebutuhan yang tidak dapat disediakan oleh
kemakmuran rakyat. Penduduk yang pihak swasta yaitu berupa barang-barang
melakukan pembayaran pajak tidak akan publik. Melihat fenomena tersebut dapat
merasakan manfaat dari pajak daerah secara dilihat bahwa pajak bagi suatu daerah sangat
langsung karena akan digunakan untuk penting dalam menyokong pembangunan
kepentingan umum seperti pembangunan daerah itu sendiri. Kabupaten Sinjai memiliki
jalan, jembatan, pembukaan lapangan kerja sumber daya alam yang begitu besar, sudah
baru, dll, Bukan untuk memenuhi kepentingan seharusnya mengoptimalkan penerimaan pajak
individu. Pajak daerah juga merupakan salah daerah sebagai sumber dari Pendapatan
satu sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kemampuan menggali sumber
Daerah (APBD) yang digunakan pemerintah penerimaan pajak daerah tersebut harus diikuti
untuk menjalankan program-programnya. dengan kemampuan penetapan target sesuai
Pemungutan pajak dapat bersifat dipaksakan dengan potensi sebenarnya serta kemampuan
karena sudah diatur dan sesuai dengan menekan biaya yang dikeluarkan dalam
peraturan Perundang-undangan yang berlaku. pemungutannya. Kemampuan tersebut akan
Optimalisasi penerimaan pajak memiliki memperbesar penerimaan dan meningkatkan
peran yang cukup penting bagi terlaksananya Pendapatan Daerah yang tinggi.
roda pemerintahan Indonesia. Dengan adanya
optimalisasi pajak maka kita mampu
mengetahui perubahan penerimaan pajak
setiap tahunnya. Penerimaan pajak dapat

48
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

2. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeparman Soemahamidjaja


dalam Waluyo dan Wirawan(2015:5)
Pengertian Pajak mengemukakan, Pajak adalah iuran wajib
Pajak mempunyai definisi yang berbeda- berupa uang atau barang yang dipungut oleh
beda menurut sudut pandang yang penguasa berdasarkan norma-norma hukum,
dikemukakan oleh para ahli. Namun pada guna menutup biaya produksi barang-barang
dasarnya definisi tersebut mempunyai tujuan dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
yang sama yaitu mendefinisikan pengertian kesejahteraan umum. Menurut Adriani dalam
pajak agar lebih mudah dipahami. Pajak buku Sumarsan, (2013: 3), Pajak adalah iuran
menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
pungutan wajib,biasanya berupa uang yang terutang oleh yang wajib membayarnya
harus dibayar oleh penduduk sebagai menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
sumbangan wajib kepada negara atau mendapat prestasi kembali, yang langsung
pemerintah sehubungan dengan pendapatan, dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
pemilikan, harga beli barang , dan sebagainya. untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
Pajak menurut pasal 1 ayat 1 UU No. 6 umum berhubung tugas negara untuk
tahun 1983 sebagaimana telah disempurnakan menyelenggarakan pemerintahan.
terakhir dengan UU No. 16 tahun 2009 tentang Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, bahwa pajak memiliki unsur-unsur:
kontribusi wajib kepada negara yang terutang a. Iuran dari rakyat kepada negara.
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat b. Yang berhak memungut hanyalah negara,
memaksa berdasarkan Undang-Undang, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
dengan tidak mendapatkan imbalan secara c. Berdasarkan undang-undang
langsung dan digunakan untuk keperluan d. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran kekuatan undang- undang serta aturan
rakyat. pelaksanaanya .
Rochmat Soemitro (2016:3) e. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari
mengemukakan, pajak merupakan iuran rakyat negara yang secara langsung dapat di
kepada kas negara berdasarkan undang-undang tunjuk. Dalam pembayaran pajak pajak
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada tidak dapat ditunjukkan adanya
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang kontraprestasi individual oleh pemerintah.
langsung dapat ditunjukkan dan yang f. Pajak dipungut oleh negara baik
digunakan untuk membayar pengeluaran pemerintah pusat maupun pemerintah
umum. Siti Resmi (2016:1) defenisi tersebut daerah.
kemudian disempurnakan menjadi, Pajak g. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat pengeluaran pemerintah, yang bila dari
kepada kas negara untuk membiayai pemasukannya masih terdapat surplus,
pengeluaran rutin dan surplus nya digunakan dipergunakan untuk membiayai public
untuk public saving yang merupakan sumber investment.
utama untuk membiayai public investment.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2013:1), Fungsi pajak
Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Pajak memiliki peranan yang penting
negara berdasarkan Undang-Undang yang dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
timbal secara langsung yang digunakan untuk merupakan sumber pendapatan Negara untuk
membayar pengeluaran umum. membiayai semua pengeluaran termasuk

49
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

pengeluaran pembangunan. Fungsi pajak Teori ini mengibaratkan pembayaran pajak


menurut Mardiasmo (2013:1),yaitu: seperti pembayaran premi dalam perjanjian
a. Fungsi anggaran (budgetair) asuransi. Hal tersebut ditujukan untuk
Pajak berfungsi sebagai salah satu sumber mengganti biaya yang dikeluarkan Negara
dana bagi pemerintah untuk membiayai dalam melaksanakan kewajibannya yaitu
pengeluaran-pengeluarannya. melindungi keselamatan dan harta benda
b. Fungsi mengatur (regulerend) warga negaranya. Teori ini banyak ditentang
Pajak berfungsi sebagai alat untuk karena Negara tidak boleh disamakan dengan
mengatur dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan asuransi.
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 2) Teori Kepentingan
Menurut teori ini, dasar pemungutan
Pengelompokan pajak pajak adalah adanya kepentingan dari masing-
Menurut Mardiasmo (2013:5), pajak masing warga Negara, termasuk kepentingan
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok dalam perlindungan jiwa dan harta. Semakin
sebagai berikut: tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka
a. Menurut golongannya semakin tinggi pula pajak yang harus
Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dibayarkan.
dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak 3) Teori Daya Pikul
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada Beban Pajak yang dibayar harus
orang lain. Pajak tidak langsung, yaitu pajak disesuaikan dengan daya pikul masing-masing
yang pada akhirnya dapat dibebankan atau orang. Untuk mengukur daya pikul dapat
dilimpahkan kepada orang lain. digunakan dua pendekatan: (1) Unsur objektif,
b. Menurut sifatnya dilihat dari besarnya penghasilan dan
Pajak subjektif, yaitu pajak yang kekayaan yang dimiliki seseorang, (2) Unsur
berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, subjektif, dengan memperhatikan besarnya
dalam arti memerhatikan keadaan diri wajib kebutuhan materiil yang harus dipenuhi.
pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. Pajak 4) Teori Bakti
objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau Dasar keadilan pemungutan pajak terletak
berdasarkan pada objeknya, tanpa pada hubungan rakyat dengan negaranya.
memerhatikan keadaan diri wajib pajak. Sebagai warga Negara yang berbakti, rakyat
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak harus selalu menyadari bahwa pembayaran
Penjualan atas Barang Mewah. pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
c. Menurut lembaga pemungutnya 5) Teori Asas Daya Beli
Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Dasar keadilan terletak pada akibat
pemerintah pusat dan digunakan untuk pemungutan pajak. Maksudnya, memungut
membiayai rumah tangga negara. Pajak pajak berarti menarik daya beli darirumah
daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh tangga masyarakat untuk rumah tangga
Pemerintah Daerah dan digunakan untuk Negara. Selanjutnya Negara akan
membiayai rumah tangga daerah Teori yang menyalurkannya kembali kepada masyarakat
mendukung Pemungutan Pajak. Mardiasmo dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan
(2013:3) menyatakan terdapat beberapa teori masyarakat. Dengan demikian, kepentingan
yang menjelaskan atau memberikan justifikasi seluruh masyarakat lebih diutamakan.
pemberian hak kepada negara untuk
memungut pajak. Teori-teori tersebut antara
lain adalah:
1) Teori Asuransi

50
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

3. METODE dalam mengumpulkan data berupa laporan-


laporan yang disajikan dan mengumpulkan
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan informasi yang diperlukan. Untuk
untuk penulisan skripsi, penulis memilih mengumpulkan data yang diperlukan,di
Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten gunakan teknik sebagai berikut :
Sinjai. Kantor yang beralamat di Jl. Bulo Bulo 1) Observasi
Barat, Biringere, Sinjai Utara, Kabupaten Teknik observasi dilakukan dengan
Sinjai, Sulawesi Selatan, kode Pos 92615. mengadakan pengamatan secara langsung
Pengambilan data direncanakan kurang lebih dalam proses kegiatan pengolahan data
dua bulan yaitu bulan April dan Mei 2018, berkaitannya dengan kebutuhan informasi.
akan ke obyek penelitian guna memperoleh 2) Wawancara
data yang dibutuhkan sehubungan dengan Tehnik interview dilakukan dengan
penelitian. mengadakan wawancara secara langsung
Sumber data yang digunakan dalam dengan Kepala Bagian Umum atau kepala
penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut : bagian lainnya atau sejumlah personil yang
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh berhubungan dengan penelitian ini.
dengan cara mengadakan pengamatan 3) Dokumentasi
langsung pada perusahaan dan wawancara Dokumentasi adalah salah satu metode
secara langsung dengan pimpinan pengumpulan data kuantitatif dengan
perusahaan beserta stafnya yang ada melihat atau menganalisis dokumen-
kaitannya dengan penulisan. dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau oleh orang lain tentang subjek.
dari dokumen-dokumen dan data lainnya Sejumlah besar fakta dan data tersimpan
yang ada, khususnya dengan masalah yang dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
akan dibahas. Sebagian besar data yang tersedia adalah
berbentuk surat-surat, catatan harian,
Teknik Pengumpulan Data cenderamata, laporan, artefak, foto, dan
Dalam proses pengumpulan data, penulis sebagainya.
mengadakan studi kasus dan pengumpulan
data melalui penelitian pustaka (library Teknik Analisis
research) dan Penelitian Lapang (field Analisis data yang digunakan dalam
research), sebagai berikut : penelitian ini adalah metode penelitian
a. Penelitian pustaka (library research), Analisis Deskriptif Kuantitatif, yaitu suatu
yaitu penulis mengumpulkan data yang analisis yang mengumpulkan, menyusun,
berhubungan dengan teori tentang pajak mengolah, dan menganalisis data angka, agar
daerah. Disamping itu penulis dapat memberikan gambaran mengenai suatu
mengumpulkan data yang ada kaitannya keadaan tertentu sehingga dapat ditarik
dengan permasalahan yang akan dibahas kesimpulan. Dalam mengolah dan
dan dapat mendukung penulisan skripsi ini. menganalisa hasil penelitian, alat analisis yang
b. Penelitian lapang (field research), yaitu digunakan adalah rasio efektifitas, efisiensi,
kegiatan penelitian lapangan, dimana dan optimalisasi pajak daerah.
penulis mencari data yang menjadi obyek W.J.S. Poerwadarminta (dalam Utomo,
penelitian, untuk itu penulis melakukan 2013: 12) mengemukakan bahwa:
pengamatan setempat dan wawancara “Optimalisasi adalah hasil yang dicapai sesuai
langsung dengan pimpinan serta beberapa dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan
pegawai Badan Pendapatan Daerah pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif
Kabupaten Sinjai yang berkompeten dan efisien”. Optimalisasi banyak juga

51
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

diartikan sebagai ukuran dimana semua 40%-59% Kurang optimal


kebutuhan dapat dipenuhi dari kegiatan- <40% Tidak optimal
sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sinjai
kegiatan yang dilaksanakan. Optimalisasi
hanya dapat diwujudkan apabila dalam
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
perwujudannya secara efektif dan efisien.
Dalam penyelenggaraan organisasi, senantiasa
Upaya dan Strategi Penerimaan Pajak
tujuan diarahkan untuk mencapai hasil secara
Daerah
efektif dan efisien agar optimal.
Analisis terhadap lingkungan baik
internal maupun eksternal diperlukan untuk
a. Rasio Efektifitas Pajak Daerah
Efektifitas Pajak Daerah
dapat menentukan faktor-faktor penentu
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah keberhasilan (critical success factors) bagi
= x 100%
Target Penerimaan Pajak Daerah suatu organisasi sehingga organisasi tersebut
dapat selalu merespon setiap perubahan yang
Nilai efektifitas pajak daerah dapat di terjadi. Lingkungan internal adalah kondisi
kategorikan sebagai berikut: internal dalam suatu organisasi yang dapat
berpengaruh terhadap capaian kinerja suatu
Tabel 1. Nilai efektifitas pajak daerah organisasi, sementara lingkungan eksternal
>100% Sangat efektif adalah situasi dan kondisi di sekitar
100% Efektif organisasi yang secara langsung berpengaruh
90%-99% Cukup efektif
pada organisasi.
75%-89% Kurang efektif
<75% Tidak efektif Strategi yang tepat merupakan syarat
sumber : Mahmudi, 2016 utama mencapai tujuan dan sasaran
organisasi. Untuk dapat menyusun
b. Rasio Efisiensi Pajak Daerah strategi yang tepat diperlukan dukungan
data yang relevan, analisis lingkungan
Efisiensi Pajak Daerah internal dan eksternal yang jujur dan
Biaya Pemungutan Pajak Daerah
= x 100% kejelian dalam menentukan faktor-faktor
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
kunci keberhasilan. Secara rinci, strategi
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Nilai efisiensi pajak daerah dapat di
Sinjai diuraikan dalam berbagai kebijakan,
kategorikan sebagai berikut:
program dan kegiatan sebagai berikut:
a. Intensifikasi Penerimaan Pajak Daerah
Tabel 2 Nilai efisiensi pajak daerah
b. Ekstensifikasi Penerimaan Pajak Daerah
<10% Sangat efisien
10%-20% Efisien Arah kebijakan adalah pedoman untuk
21%-30% Cukup efisien mengarahkan rumusan strategi yang dipilih
31%-40% Kurang efisien agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan
>40% Tidak efisien sasaran dari waktu ke waktu selama 5
Sumber : Mahmudi, 2016 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan
merasionalkan pilihan strategi agar
c. Optimalisasi Penerimaan Pajak Daerah memiliki fokus dan sesuai dengan
Optimalisasi Pajak daerah Thn t
Pajak Daerah Thn t pengaturan pelaksanaannya. Dalam hal
= x 100% pelaksanaannya arah kebijakan mempunyai
Pajak Daerah Thn @AB
fokus waktu dan capaian tersendiri. Pada
Tabel 3. Nilai Optimalisasi pajak daerah tiap arah kebijakan terdapat strategi-strategi
>100% Sangat Optimal yang dilaksanakan pada waktu tertentu.
80%-100% optimal Dalam upaya mengoptimalkan penerimaan
60%-79% Cukup optimal pajak daerah pada Badan Pendapatan Daerah

52
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

Kabupaten Sinjai melakukan kegiatan d. Meningkatkan kemampuan profesionalisme


intensifikasi dan ekstensifikasi sebagai SDM aparatur dalam mendata, menghitung
berikut: potensi dan menjabarkan dalam bentuk data
a. Melaksanakan pemutakhiran data potensi base potensi yang akurat dan dapat
terhadap subjek dan objek pajak dan dijadikan pedoman dalam menentukan arah
Retribusi daerah; dan kebijakan dalam upaya meningkatkan
b. Melakukan optimalisasi penagihan yang target penerimaan daerah.
didahului kegiatan-kegiatan pengendalian e. Mengefektifkan penggunaan Sistem
seperti ujipetik potensi. Informasi Management (SIM) di bidang
c. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi pendapatan dengan memanfaatkan
dalam upaya meningkatkan kesadaran kebijakan otonomi daerah.
Wajib Pajak dan Retribusi; f. Merealisasikan Peraturan Daerah tentang
d. Mencari dan menggali sumber-sumber Pajak dan Retribusi Daerah dengan
potensi penerimaan yang berupa retribusi memanfaatkan kepedulian dan peran serta
baru bekerjasama dengan kalangan masyarakat atau wajib pajak dalam
akademis (pihak ketiga), pembayaran pajak dan retribusi daerah.
e. Dalam hal menggali sumber keuangan g. Meningkatkan kemampuan profesionalisme
sendiri, dilakukan pendekatan dengan SDM aparatur (melalui rekruitmen dan
instansi vertikal guna mengambil/ pembinaan SDM) dengan Diklat dan
mengalihkan penerimaan yang selama ini bimbingan teknis.
merupakan penerimaan pusat menjadi
penerimaan daerah. Penyajian Data
f. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama Hasil penelitian yang diperoleh dari Kantor
dengan Kantor Pelayanan Pajak dan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sinjai
Pemerintah Provinsi serta instansi lain yaitu berupa data Realisasi PAD tahun 2015-
dalam rangka peningkatan penerimaan 2017 pada Badan Pendapatan Daerah
dana perimbangan dan bagi hasil. Kabupaten Sinjai.

Untuk meningkatkan efisiensi dan Tabel 4. Realisasi PAD tahun 2015-2017


efektifitas pada Badan Pendapatan Daerah Tahun Realisasi PAD
Kabupaten Sinjai adalah sebagai berikut : 2015 75.600.490.772,86
2016 79.470.988.191,80
a. Mengoptimalkan potenspersonil Dinas
2017 113.947.013.100,76
Pendapatan Daerah yang ada, dalam rangka Sumber : LRA Kabupaten Sinjai 2015-2017
penyelesaian wajib pajak yang belum taat
pajak (penegakan sanksi hukum), dengan Tabel 4. menunjukkan bahwa jumlah
memanfaatkan dukungan Bupati, DPRD realisasi PAD pada tahun 2015 sebesar Rp.
dan instansi-instansi penegak hukum. 75.600.490.772,86, pada tahun 2016 sebesar
b. Mensosialisasikan kepada seluruh Rp. 79.470.988.191,80, sedangkan pada tahun
masyarakat / Wajib Pajak secara continue 2017 sebesar Rp. 113.947.013.100,76.
baik melalui Media cetak ataupun media Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun
elektronik tentang arti pentingannya Pajak 2015-2017 pada Badan Pendapan Daerah
dan Retribusi Daerah dalam melaksanakan Kabupaten Sinjai.
roda Pemerintahan dan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sinjai. Tabel 5. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
c. Memperbaiki sistem, prosedur dan tata Tahun 2015-2017
kerja pemungutan Pajak Daerah. Tahun Pajak daerah Kenaikan/penurunan
2015 10.812.469.620,00

53
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

2016 11.895.082.359,07 1.082.612.739,07 3.911.594.000,00 dilihat dari jumlah realisasi


2017 14.326.761.765,00 2.431.679.405,93 memberikan kontribusi sebesar
Sumber : LRA Kabupaten Sinjai 2015-2017
4.478.667.978,00 diikuti dengan target pajak
penerangan jalan memberikan kontribusi
Tabel 5. menunjukkan bahwa penerimaan
sebesar 3.750.000.000,00 dan jumlah realisasi
Pajak Daerah tahun 2015-2017 mengalami
memberikan kontribusi sebesar
peningkatan. Dari tahun 2015 dan tahun 2016
4.073.457.884,00. Sedangkan pajak yang
mengalami peningkatan sebesar Rp
memberikan kontribusi yang paling sedikit
1.082.612.739,07, sedangkan dari tahun 2016
yaitu Pajak Hiburan, target pajaknya adalah
dan tahun 2017 mengalami peningkatan
11.000.000,00 dilihat dari jumlah realisasi
sebesar Rp. 2.431.679.405,93. Biaya
memberikan kontribusi sebesar 13.377.750,00.
Pemungutan Pajak Daerah dari tahum 2015-
Realisasi Per Jenis Pajak Tahun 2017 pada
2017 pada Badan Pendapatan Daerah
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sinjai.
Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan target, pajak yang memberikan
kontribusi besar adalah Pajak Penerangan
Tabel 6. Biaya Pemungutan Pajak Daerah
Jalan yaitu sebesar 4.300.000.000,00 dilihat
2015-2017
dari jumlah realisasi memberikan kontribusi
Biaya Pemungutan Pajak Daerah
2015 2016 2017
sebesar 5.191.084.507,00 diikuti dengan target
540.623.481 594.754.118 716.338.088,3 Pajak Bumi Dan Bangunan memberikan
Sumber : data Diolah kontribusi sebesar 4.028.941.820,00 dan
jumlah realisasi memberikan kontribusi
Tabel 6. merupakan biaya pemungutan sebesar 4.413.798.092,00. Sedangkan pajak
pajak daerah dari tahun 2015-2017. Biaya yang memberikan kontribusi yang paling
pemungutan pajak tersebut diperoleh 5% dari sedikit yaitu Pajak Air Tanah, target pajaknya
Total Realisasi Pajak Daerah. Biaya adalah 14.000.000,00 dilihat dari jumlah
pemungutan terbesar yaitu pada tahun 2017 realisasi memberikan kontribusi sebesar
sebesar Rp 716.338.088,3. 14.120.950,00.
Realisasi Per Jenis Pajak Tahun 2015 pada
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sinjai. Analisis Data
Tahun 2015 berdasarkan target, pajak yang Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Efektifitas Pajak Daerah= x 100%
Target Penerimaan Pajak Daerah
memberikan kontribusi besar adalah Pajak
a. Tahun 2015
Bumi dan Bangunan yaitu sebesar
Efektifitas Pajak Daerah
3.500.000.000,00 dilihat dari jumlah realisasi 10.812.469.620
memberikan kontribusi sebesar = x 100%
8.706.250.000
4.265.963.143,00 diikuti dengan target pajak = 124,19%
penerangan jalan memberikan kontribusi Efektifitas pajak daerah pada tahun 2015 yaitu
sebesar 3.500.000.000,00 dan jumlah realisasi 124,19%, dimana Realisasi Penerimaan Pajak
memberikan kontribusi sebesar Daerah melebihi dari target penerimaan pajak
3.696.142.817,00. Sedangkan pajak yang Daerah.
memberikan kontribusi yang paling sedikit b. Tahun 2016
yaitu Pajak Hiburan, target pajaknya adalah Efektifitas Pajak Daerah
7.100.000,00 dilihat dari jumlah realisasi 11.895.082.359,07
memberikan kontribusi sebesar 13.377.750,00. = x 100% = 119,07%
9.989.594.000
Realisasi Per Jenis Pajak Tahun 2016 pada
Badan Pendapatan Daerah target, pajak yang Efektifitas pajak daerah pada tahun 2016 yaitu
memberikan kontribusi besar adalah Pajak 119,07%, dimana Realisasi Penerimaan Pajak
Bumi Dan Bangunan yaitu sebesar

54
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

Daerah melebihi dari target penerimaan pajak Analisis Efisiensi Pajak Daerah
Daerah. Efisiensi Pajak Daerah
Biaya Pemungutan Pajak Daerah
= x 100%
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
c. Tahun 2017 a. Tahun 2015
Efektifitas Pajak Daerah Efisiensi Pajak Daerah
14.326.761.765 540.623.481
= x 100% = x 100%
11.610.441.820 10.812.469.620
= 123,40% = 5%
Efektifitas pajak daerah pada tahun 2015 yaitu b. Tahun 2016
123,40%, dimana Realisasi Penerimaan Pajak Efisiensi Pajak Daerah
Daerah melebihi dari target penerimaan pajak 594.754.118
= x 100% = 5%
Daerah. 11.895.082.359,07
c. Tahun 2017
Tabel 7. Kriteria Efektifitas Pajak Daerah Efisiensi Pajak Daerah
Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017 716.338.088,3
= x 100%
Tahun Efektifitas pajak Kriteria 14.326.761.765
Daerah (%) efektifitas = 5%
2015 124,19% Sangat efektif Tabel 8. Kriteria Efisiensi Pajak Daerah
2016 119,07% Sangat efektif
Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017
2017 123,40% Sangat efektif
Tahun Efisiensi pajak Kriteria efisiensi
Sumber : data diolah
Daerah (%)
Tabel 7 menunjukkan bahwa efektifitas 2015 5% Sangat efisien
penerimaan pajak daerah terbesar yaitu pada 2016 5% Sangat efisien
tahun 2015 sebesar 124,19%, kemudian pada 2017 5% Sangat efisien
tahun 2017 sebesar 123,40%, dan yang Sumber: Data diolah
terendah yaitu pada tahun 2016 sebesar
119,07%. Tabel 8. menunjukkan efisiensi pajak daerah
dari tahun 2015-2017 sebesar 5%, dari tahun
2015-2017 efisiensinya tetap yaitu 5%.
Efektifitas Pajak Daerah
126,00% 124,19%
123,40% Efisiensi Pajak Daerah (%)
124,00%
6%
122,00% 5%
119,07%
120,00% 4%
118,00% 3%
2%
116,00% 1%
2015 2016 2017 0%
Gambar 1. Efektifitas Pajak Daerah 2015 2016 2017

Gambar 2. Efisiensi Pajak Daerah


Gambar 1 menunjukkan bahwa penerimaan
pajak daerah sangat efektif karena dari tahun Gambar 2 menunjukkan tingkat efisiensi
2015-2017 efektifitas pajak daerah berada penerimaan pajak daerah sangat efisien karena
diatas 100%, tetapi penerimaan pajak daerah dari tahun 2015-2017 efisiensi pajak daerah
paling efektif di tahun 2015 yaitu 124,19%. <10% yaitu 5%.

55
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

Analisis Optimalisasi Penerimaan Pajak


Optimalisasi Pajak Daerah
Derah Kabutapen Sinjai
150%
Optimalisasi Pajak daerah Thn t
Pajak Daerah Thn t 100%
= x 100% optimalisasi
Pajak Daerah Thn @AB
50% pajak daerah
a. Tahun 2015
Optimalisasi Pajak daerah Thn 2015 = 0%
MNONP QNRSNT UTV WXBY 2015 2016 2017
x 100%
MNONP QNRSNT UTV Z[\]
Optimalisasi Pajak daerah Thn 2015 Gambar 3. Optimalisasi Pajak Daerah pada
10.812.469.620,00 Badan Pendapatan Kabupaten Sinjai
= x 100%
11.895.082.359,07
Gambar
= 90,90% atau 91%3. menunjukkan tingkat
Optimalisasi pajak daerah pada tahun 2015 optimalisasi penerimaan pajak daerah, dimana
yaitu 90,90% atau 91% pada tahun 2015 sebesar 91%, tahun 2016
b. Tahun 2016 sebesar 83,03%, sedangkan tahun 2017
Optimalisasi Pajak daerah Thn 2016 sebesar 114,88%. Jadi pajak daerah paling
Pajak Daerah Thn 2016 optimal yaitu pada tahun 2017 sebesar
= x 100% 114,88%.
Pajak Daerah Thn WXB^

Optimalisasi Pajak daerah Thn 2016 = Tabel 10. Efektifitas, Efisiensi, dan
BB._`Y.X_W.aY`,X^ Optimalisasi Pajak Daerah dari tahun 2015-
Bb.aWc.^cB.^cY,XX
x 100%
2017
= 83,03%
Tahun Efektifitas Efisiensi Optimalisasi
Optimalisasi pajak daerah pada tahun 2016 pajak pajak pajak Daerah
yaitu 83,03% Daerah (%) Daerah (%)
(%)
c. Tahun 2017
2015 124,19% 5% 91%
Optimalisasi Pajak daerah Thn 2017
2016 119,07% 5% 83,03%
Pajak Daerah Thn 2017 2017 123,40% 5% 114,88%
= x 100%
Pajak Daerah Thn WXB_ Sumber Data: Data diolah

Optimalisasi Pajak daerah Thn 2017 Tabel 10. menunjukkan Efektifitas,


14.326.761.765,07 Efisiensi, dan Optimalisasi Pajak Daerah dari
= x 100%
12.470.941.820,00 tahun 2015-2017. Efektifitas pajak daerah
= 114,88%
paling tinggi pada tahun 2015 yaitu sebesar
Optimalisasi pajak daerah tahun 2017 yaitu 124,19%, sedangkan efisiensi pajak daerah
114,88% (target Sementara), Karena Pajak dari tahun 2015-2017 yaitu tetap sebesar 5%,
Daerah tahun 2018 belum diketahui, jadi di dan optimalisasi pajak daerah dari tahun 2015-
ambil dari target pajak daerah tahun 2018. 2017 paling optimal yaitu pada tahun 2017
sebesar 114,88%.
Tabel 9 Kriteria Optimalisasi Pajak Daerah
Kabupaten Sinjai dari tahun 2015-2017 Pembahasan
Tahun Optimalisasi pajak Daerah Kriteria Hasil penelitian yang dilakukan pada
(%) Optimal
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Sinjai,
2015 91% Optimal
tentang Optimalisasi penerimaan pajak daerah
2016 83,03% Optimal
2017 114,88% Sangat optimal dilihat dari tingkat efektifitas, efisiensi dan
Sumber : Data diolah optimalisasi penerimaan pajak daerah dari
tahun 2015-2017. Dari target dan realisasi

56
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

tahun 2015 dan 2016 yang memberikan realisasi sebesar 14.326.761.765 dan biaya
kontribusi besar dalam penerimaan pajak pemungutan pajak daerah yaitu sebesar
daerah adalah pajak bumi dan bangunan 716.338.088,3. Tingkat efesiensi pajak daerah
namun pada tahun 2017 yang memberikan pada tahun 2015-2017 adalah tetap yaitu
kontribusi besar dalam penerimaan pajak sebesar 5%. tingkat efisiensi penerimaan pajak
daerah yaitu pajak penerangan jalan. Dari daerah sangat efisien karena dari tahun 2015-
tahun 2015-2016 Badan Pendapatan Daerah 2017 efisiensi pajak daerah <10% yaitu 5%.
Kabupaten Sinjai hanya memungut 9 jenis Tingkat optimalisasi penerimaan pajak
pajak daerah yaitu pajak hotel, pajak restoran, daerah selama tiga tahun terakhir, dimana pada
pajak hiburan, pajak reklame, pajak tahun 2015 tingkat optimalisasi pajak daerah
penerangan jalan, pajak air tanah, pajak sebesar 90,90% atau 91% dengan pajak daerah
tambang mineral bukan logam dan batuan, tahun 2015 sebesar 10.812.469.620,00 dan
pajak bumi dan bangunan, dan bea perolehan pajak daerah tahun 2016 sebesar
hak atas tanah dan bangunan (Bphtb). 11.895.082.359,07. Tahun 2016 tingkat
Hasil dari Penelitian ini adalah efektifitas optimalisasi pajak daerah sebesar 83,03%
pajak daerah selama tahun 2015–2017 sangat dimana pajak daerah tahun 2016 sebesar
efektif. Pada tahun 2015 tingkat efektifitas 11.895.082.359,07 dan pajak daerah tahun
berada pada 124,19% dengan jumlah target 2017 sebesar 14.326.761.765,00, sedangkan
sebesar 8.706.250.000 dan realisasi sebesar Rp optimalisasi pajak daerah tahun 2017 sebesar
10.812.469.620. Kemudian pada tahun 2016 114,88% dengan pajak daerah tahun 2017
efektifitas menurun yakni 119,07% dengan sebesar 14.326.761.765,07 dan pajak daerah
jumlah target sebesar 9.989.594.000 dan tahun 2018 sebesar 12.470.941.820,00 ini
realisasi sebesar 11.895.082.359,07. Pada diambil dari target pajak daerah tahun 2018
tahun 2017 angka efektifitas meningkat karena realisasi pajak daerah tahun 2018
dengan angka 123,40% dengan target sebesar belum diketahui. Pajak daerah paling optimal
11.610.441.820 dan realisasi sebesar yaitu pada tahun 2017 sebesar 114,88% tetapi
14.326.761.765. Penerimaan pajak daerah masih merupakan target sementara, sebab
sangat efektif karena dari tahun 2015-2017 realisasi pajak daerah tahun 2018 belum
efektifitas pajak daerah berada diatas 100%, diketahui, jadi perhitungan optimalisasi untuk
penerimaan pajak daerah paling efektif di tahun 2017 di ambil dari target pajak daerah
tahun 2015 yaitu 124,19%, ini merupakan tahun 2018.
pencapaian terbesar selama selang waktu tiga Penerimaan Pajak Daerah Dalam
tahun terakhir. Meningkatkan Pad Dari Target Dan Realisasi
Berdasarkan hasil perhitungan rasio Tahun 2013-2014 Yang Memberikan
efisiensi selama tiga tahun terakhir (periode Kontribusi Besar Dalam Penerimaan Pajak
2015-2017) dengan melihat perbandingan Daerah Adalah Pajak Bahan Bakar Kendaraan
realisasi penerimaan pajak daerah dan biaya Bermotor yaitu sebesar 58,62%, Namun Pada
pemungutan pajak daerah. Pada tahun 2015 Tahun 2014 Dari Realisasi Pajak Bahan Bakar
efisiensi pajak daerah sebesar 5% dengan Kendaraan Bermotor Mengalami Penurunan
realisasi sebesar 10.812.469.620 dan Biaya Kontribusi Yaitu Sebesar 44,05%. Kontribusi
pemungutan pajak daerah sebesar Pajak Daerah Terhadap Pad Adalah Sebesar
540.623.481, pada tahun 2016 efisiensi pajak 77.57%. Dan penelitian juga yang dilakukan
daerah tetap sebesar 5% dengan realisasi Adhitya Wardhono Dkk (2012) yang berjudul
sebesar 11.895.082.359,07 dan biaya Kajian Pemetaan Dan Optimalisasi Potensi
pemungutan pajak daerah sebesar Pajak Dalam Rangka Meningkatkan
594.754.118, dan pada tahun 2017 efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten
pajak daerah tetap yaitu diangka 5% dengan Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan

57
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

bahwa Potensi penerimaan pajak masih belum a. Mensosialisasikan kepada seluruh


tergali secara optimal atau masih lebih rendah masyarakat/ Wajib Pajak secara
dibandingkan dengan penerimaan dari berkelanjutan baik melalui Media cetak
retribusi daerah. Realisasi penerimaan pajak ataupun media elektronik tentang arti
daerah rata-rata tahun 2003-2006 sebesar pentingnya penerimaan pajak daerah untuk
28,30% lebih rendah dibandingkan perkembangan daerahnya.
penerimaan retribusi yaitu 44,33% (APBD, b. Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai perlu
2003-2006). meningkatkan potensi penerimaan Pajak
Berdasarkan rasio efektifitas, efisiensi, dan Daerah karena dengan peningkatan
optimalisasi Pajak Daerah dari tahun 2015- penerimaan pajak daerah akan berpengaruh
2017. Efektifitas pajak daerah paling tinggi pada peningkatan Pendapatan Asli daerah.
pada tahun 2015 yaitu sebesar 124,19%, c. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten sinjai
sedangkan efisiensi pajak daerah dari tahun harus lebih mengoptimalkan sarana dan
2015-2017 yaitu tetap sebesar 5%, dan prasarana yang ada sebagai alat untuk
optimalisasi pajak daerah dari tahun 2015- mendukung tugas pokok dan fungsi badan
2017 paling optimal yaitu pada tahun 2017 pendapatan itu sendiri.
sebesar 114,88%.
6. REFERENSI
5. KESIMPULAN
Adisasmita, Raharjo, 2011. Pembiayaan
Kesimpulan Pembangunan Daerah. Graha
Berdasarkan hasil analisis dan penelitian Ilmu,Yogyakarta.
terhadap optimalisasi penerimaan pajak daerah
pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Aliudin 2015. " Optimalisasi dan perkiraan
Kabupaten Sinjai dapat disimpulkan bahwa : restoran pajak untuk meningkatkan
a. Penerimaan pajak daerah sangat efektif daerah pengembangan kinerja di kota
karena dari tahun 2015-2017 efektifitas serang, banten provinsi, indonesia" ,
pajak daerah berada diatas 100%, tetapi Jurnal Riset dan Penelitian Informasi
penerimaan pajak daerah paling efektif di Internasional. Vol. 2, Edisi 08, hal.
tahun 2015 yaitu 124,19%. Penerimaan 1011-1015, Agustus 2015. ISSN: 2349-
pajak daerah sangat efisien karena dari 9141
tahun 2015-2017 efisiensi pajak daerah
<10% yaitu 5% setiap tahunnya. Chandra, ritonga.2014. Makalah Pajak Daera
b. Penerimaan Pajak Daerah dari tahun 2015- https://ritongachandra.blogspot.co.id/20
2017 paling optimal yaitu pada tahun 2017 14/01/makalah-pajak daerah.htm
sebesar 114,88%. Penerimaan pajak daerah (diakses 5 desember 2017)
di kabupaten sinjai sudah optimal karena
sudah efektif, dan efisien. Dan realisasi Direktorat Jenderal Pajak, Enam Langkah
penerimaan pajak dari tahun 2015-2017 Optimalisasi Penerimaan
sudah melampaui target penerimaan pajak. Pajak.(Online). Diakses di
http//ikemkeu.go.id pada tanggal 5
Saran Desember 2017
Berdasarkan hasil penelitian terdapat Elim I., Ilat V., Maznawaty E.S. 2015.
beberapa saran peneliti yang dapat dilakukan “Analisis Penerimaan Pajak Daerah
untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
pada Kabupaten Sinjai, yaitu: Daerah Provinsi Maluku Utara” Jurnal
Emba Vol.3 (3). ISSN 2303-11

58
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

Belanja Daerah (APBD). (diakses 13


Han Wu, Ke Gao, Ming Chen. 2017. “Studi desember 2017) Prantara, Diaz. 2016.
Optimalisasi Struktur Perpajakan dari Perpajakan Indonesia Edisi 3. Jakarta:
Perspektif Pertumbuhan Mitra wacana Media.
Ekonomi. Internasional. Jurnal Riset
Bisnis dan Ekonomi” . Vol. 6(5), hlm. Resmi, Siti. 2016. Perpajakan Teori dan kasus
93-99. doi: 10.11648 / . Jakarta: Salemba Empat.
j.ijber.20170605.12. ISSN: 2328-7543.
Soemitro, Rochmat. 2016. Perpajakan Teori
Horoto, P., Riani, I.A.P., Maebun, R.M.,2015. dan Teknis Pemungutan. Bandung:
“Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Graha Ilmu.
Dalam Rangka Otonomi Daerah
Melalui Potensi Pajak Dan Retribusi Sukarno, T.A., 2016. “Analisis
Daerah Di Kabupaten Jayapura Optimalisasi Penerimaan Pajak daerah
(Online)”.Jurnal Kajian Ekonomi Dan Studi Kasus Pada Kabupaten
Keuangan Daerah Vol. 2(1). Halmahera Timur”. Jurnal tidak
dipublikasikan, Fakultas Ekonomi
Husnaini, M., Suparta, I.W., Susanawati, Universitas Hasanuddin.
F.,2014. “Analisis Potensi Pajak
Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Sumarsan, Thomas. 2013. Perpajakan
Asli Daerah di Kota Metro (Online)”. Indonesia.: Pedoman Perpajakan
Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. Indonesia Lengkap Berdasarkan
3(3). Undang – Undang Terbaru. Jakarta.

Imam M., Simanjuntak H.T.,2012. “Analisis Sumual J.I., Koleangan A.M.R.,Tahir R. 2016.
Kepatuhan dan Dampak Pajak tentang “Analisis Penerimaan Pajak Daerah
Penganggaran Daerah dan Serta Pengaruhnya Terhadap Belanja
Kesejahteraan Rakyat”. Jurnal Daerah Di Kabupaten Minahasa Utara”
Internasional Ilmu Administrasi & Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume
Organisasi. Vol 19(3). ISSN 0854 – 16 (03).
3844
Tim B First. 2014. Kamus Saku Bahasa
Mahmudi.,2016. Analisis Laporan keuangan Indonesia( Edisi Baru). Yogyakarta:B-
Pemerintah Daerah, UPP STIM YKPN, First.
Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 28
Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan
Yogyakarta: CV. Andi Offset. retribusi daerah. (online)

Mardiyono., Islamy I.M.,Tari N.V., 2012. Utomo, Ari. 2013. Optimalisasi Penerimaan
“The Policy Implementation Of The Tax Pajak Hiburan Dalam Rangka
Regional Optimization In The City Of Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Kediri”. Jurnal Administrasi Publik (Studi Pada Pemerintah Kota Bandar
(JAP), Vol. 1,(6). Lampung Tahun 2011). Universitas
Lampung Bandar Lampung.
Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang
pedoman Penyusunan Anggararan dan

59
AMNESTY: JURNAL RISET PERPAJAKAN
p-ISSN: 2714-6308 | e-ISSN: 2714-6294
pp: 46-60, Volume 1, Nomor 2, Mei 2018

Waluyo dan Wirawan. 2015. Perpajakan


Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.Wardhono.

A.,Indrawati, Y.,Qori’ah, C.G.,2012. “Kajian


Pemetaan Dan Optimalisasi Potensi
Pajak Dalam Rangka Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di
Kabupaten Jember. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Jember. Vol VII(2).

Wurangian H. M. 2013. “Analisis Potensi


Pajak Daerah Kabupaten Minahasa”
Jurnal EMBA Vol.1(4), Hal. 484-492.
ISSN 2303-1174.

Yusuf, Muh. 2015. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan.
Jakarta:Prenada Media Group.

60

Anda mungkin juga menyukai