Oleh :
NIM. 2019-30-130
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
Judul :
Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah daerah. Penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan nasional banyak didanai oleh sektor pajak. Hampir
seluruh wilayah di Indonesia menggali potensi pendapatan daerahnya melalui pajak daerah
(Romadana, 2012),
oleh sebab itu pemerintah daerah harus berusaha keras meningkatkan sumber potensi pendapatan
daerahnya. Semakin besar penerimaan pajak yang diterima maka semakin besar pendapatan yang didapat
Pemerintah memberlakukan Otonomi Daerah (Otoda) sebagai wujud perhatiannya dalam hal pajak
pada tahun 2001 dan berlaku efektif mulai Januari 2002. Otonomi daerah memberikan wewenang bagi
setiap daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selain itu diterbitkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah agar pemerintah daerah mengurus dan mengatur rumah tangga pemerintahannya
sendiri.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, peranan pemerintah daerah dalam penyelenggaraa pemerintaan dan
pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat mengambil suatu keputusan yang menyangkut hak-hak
rakyatnya, dalam arti lain pemerintah daerah harus adil melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah kepada seluruh warga masyarakatnya. akan semakin meningkat, peningkatan peranan ini dilandasi
dengan kemampuan daerah untuk mengelola secara optimal potensi daerahnya sendiri termasuk dalam
pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, sedangkan salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam otonomi daerah adalah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.
Propinsi Maluku yakni Kabupaten kepulauan tanimbar dalam mengatur otonomi daerahnya maka
perlu Pendapatan Asli daerah dalam hal ini Pajak Hal ini diperkuat lagi dengan Undang-Undang Nomor
34 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Pajak daerah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang
pajak dan retribusi daerah yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar
No.02 Tahun 2011. Berdasarkan UU tersebut pemungutan pajak menerapkan selft assessment system
sehingga kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam
Pemberlakuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Otonomi Daerah dan Pemerintahaan
Daerah Sebagaimana telah diperbarui pada perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun
2015 Tentang Otonomi daerah dan Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, , maka
disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara bahwa pajak daerah dan restribus daerah merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah.
Upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah, perlu dilakukan
perluasan objek pajak bahwa kebijakan pajak daerah dan restribusi daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan
memperhatikan potensi daerah bahwa UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Restribusi daerah sebagaimana telah ditetapkan perlu disesuaikan dengan kebijakan otonomi daerah.
Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi
pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa pengembangan
otonomi pada daerah Kabupaten dan Kota diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan
keanekaragaman daerah. Otonomi yang diberikan kepada daerah Kabupaten dan Kota dilaksanakan
dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada pemerintah daerah
secara proporsional. Artinya, pelimpahan tanggungjawab akan diikuti oleh pengaturan pembagian, dan
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang dibayarkan rakyat
akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja
pemerintah pusat maupun daerah demi kesejahteraan masyarakat , Upaya pemerintah daerah untuk
meningkatkan perolehan dana pertimbangan dari pemerintah pusat khususnya bagi hasil pajak pusat
seperti pajak daerah dan resrtibusi daerah dan PPh, yang diterima telah cukup besar. Maka sesuai
direktur jenderal lembaga departemen keuangan tanggal 4 juni 2001, bahwa seluruh penerimaan Negara
bukan pajak yang diperoleh dari suatu pelayanan yang kewenagannya telah diserahkan kepada daerah
menjadi pendapatan asli daerah (PAD) dan bukan merupakan penerimaan Negara bukan pajak lagi.
Perubahan tersebut dimaksudkan guna meningkatkan pelayanan public yang pada akhirnya tentu akan
Desentralisasi kewenangan pada dasarnya adalah mendekati fungsi pelayanan pada masyarakat,
masyarakat di permudah dalam memenuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat. Berkenaan dengan
pajak daerah dan restribusi daerah, meski memiliki nilai rupiah relatif kecil di bandingkan dengan pajak
pusat lainnya, tetapi mempunyai dampak yang luas, sebab hasil penerimaan pajak daerah dan restribusi
daerah di kembalikan untuk pembanguna daerah yang bersangkutan. Di samping itu, pajak daerah dan
restribusi daerah juga mempunyai wajib pajak yang terbesar di bandingkan pajak-pajak lainnya,
penerimaan pajak daerah dan restribusi daerah dari tahun ke tahu terus meningkat dan berpresentase lebih
besar di bandingkan dengan presentase kenaikan pajak lain dan APBN (suhardito dan sudibyo, 1999 :3).
Peraturan Daerah Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar nomor 24 tahun 2019 bahwa dalam rangka
penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab, maka pemerintah daerah
harus mampu menggali keuangan sendiri sehingga dapat menyediakan sumber – sumber pembiayaan
Untuk melaksanakan peraturan daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat nomor 5 tahun 2011 pasal
14 , maka perlu ditindaklanjuti dengan peraturan Bupati Kabupaten Kepulaun Tanimbar bahwa Pajak
Daerah dan Restribusi Daerah adalah salah satu sumber pendapatan asli Daerah yang harus dikelola
secara tertib, taat peraturan Perundang – undangan , efektif ,efisien , ekonomis , transparan , dan
Setiap daerah otonom dalam hal ini provinsi, Kabupaten/Kota di Indonesia, memiliki sumber daya
alam dan potensi ekonomi yang bervariasi, sehingga jika dimanfaatkan dengan optimal maka akan
memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan pendapataan asli daerah, yang pada gilirannya
akan memberikan manfaat bagi pembangunan daerah. Komponen PAD yang memiliki prospek yang
sangat baik untuk dikembangkan adalah pajak daerah. Pajak Daerah merupakan pajak yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (perda), yang wewenang pemungutannya dilakukan
oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahan dan
pembangunan di daerah. (Elvi dkk, 2015)
Dikutip dari Lelemuku.com Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar melakukan
razia pajak pada rumah makan, hotel, restoran di Kota Saumlaki dan sekitarnya sebagai upaya untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Razia difokuskan pada wajib pajak yang menurut evaluasi belum memenuhi kewajiban membayar
tahun 2018. Razia pajak melibatkan tiga tim yang terfokus pada Kecamatan Tanimbar Selatan karena
wajib pajak terbesar ada di kota Saumlaki.” Kata Kepala Badan Pendapatan Daerah, Kabupaten
Kepulauan Tanimbar di Saumlaki, Senin (25/2/2019).
Kegiatan razia ini bertujuan menumbuhkan kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban
membayar pajak antara lain pajak hotel, pajak hiburan dan pajak restoran.
Dengan kegiatan ini maka wajib pajak yang menunggak pembayaran dari bulan September sampai
Desember 2018 mereka sepertinya dikejutkan karena apabila tidak membayar pajak maka kita akan
menempel lebel dan diberikan batas waktu satu minggu.” Ungkap Kabalmay.
Selanjutnya Kabalmay mengatakan, jika tidak melunasi maka akan dilakukan tindakan penutupan
aktivitas usaha dengan melakukan koordinasi dengan Dinas Perijinan agar tidak lagi memberikan izin
usaha di tahun 2019.
Kegiatan Razia pajak ini menghasilkan Rp 35 juta piutang yang telah dibayar oleh para wajib pajak dan
Rp 21 juta yang belum ditagih sehingga masih banyak langkah-langkah yang akan laksanakan pada
triwulan berikutnya.
Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dari sisi perpajakan merupakan self assessment artinya wajib
pajak diberikan kewenangan untuk mengitung, membayar dan melaporkan sendiri terkait dengan pajak
mereka, tetapi banyak yang beralasan sibuk dan sebagainya sehingga tidak datang melaporkan dan
membayar pajak.
“Daerah kita ini termasuk daerah yang sementara berkembang, sudah tentunya membutuhkan
pendapatan daerah yang cukup besar, salah satu sumber pendapatan daerah kita adalah Pendapatan Asli
Daerah (PAD) khususnya pajak dan retribusi daerah.” Himbau Kabalmay.
Lanjutnya, “Ketika mereka ditetapkan sebagai wajib pajak dan retribusi tolong dengan kesadaran yang
tinggi untuk membayar kewajiban mereka itu ke kas daerah , karena kontribusi mereka sangat
menunjang program pembangunan dan pelayanan masyarakat di daerah ini.”
“Kedepan kita lebih insentifkan lagi sumber-sumber pajak dan retribusi yang kita kelola secara maksimal
untuk meningkatkan PAD di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.” Tutup Kabalmay (MC MTB/Ansor/Eyv)
TABEL 1
Angka pajak daerah dan restribusi daerah ( PRDP ) Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan data dari
badan pusat statistik ( BPS ) Kabupaten Kepulauan Tanimbar tahun 2017 – 2021 Sebagai Berikut :
Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa dari tahun 2017 hingga 2021, jumlah PDRD Kota Saumlaki
mengalami penurunan pada 3 tahun terakhir yaitu dari 2019 – 2021 dan hanya mengalami penigkatan
pada tahun 2018 Hal ini tentu saja membutuhkan suatu kajian agar hal tersebut tidak terjadi berlarut-
larut. Oleh karena itu, kondisi ini menjadi salah satu alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pajak daerah dan restribusi daerah terhadap
pendapatan asli daearah Kota Saumlaki .tahun 2017 Jumlah Prendapatan Asli Daerah (PDRD)
5,90%,Tahun 2018 5,99%,Tahun 2019 sebesar 5,98% , Tahun 2020 sebesar 0,03% , Tahun 2021
sebesar 3,83% .
TABEL 2
REALISASI
TAHUN JUMLAH WAJIB PAJAK TARGET EFEKTIVTAS ANALISIS
2017 10
89.380.400
95.400.000 94% Efektif
2018 10
120.000.000 131.774.040
110% Sangat efektif
2019 13
144.526.517
500.000.000 29% Tidak efektif
2020 13
1.000.000.000 194.361.876
194% Sangat efektif
2021 16
827.823.036 222.872.460
27% Tidak efektif
Sumber : mtbkab.bps.go.id
Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa penerimaan PAD kabupaten kepulauan tanimbar yaitu dari
pajak Hotel dari tahun 2017 – 2021 dilihat dari target setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan di
iringi dengan peninggkatan wajib pajak namun dalam memberikan kontribusi pajak hotel . dan beberpa
kali mengalami presentase menurun pada efektivitas .
Hal ini tentu saja membutuhkan suatu kajian agar hal tersebut tidak terjadi berlarut-larut. Oleh karena itu,
kondisi ini menjadi salah satu alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat pajak daerah terhadap pendapatan asli daearah Kabupaten Kepulauan
Tanimbar .
Hal lain yang mendukung dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam mengenai Razia
( Pajak Hotel ) Pajak yang dimana penghasilanya sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah ( PAD ) karena semakin besar kontribusi penarimaa pajak Hotel maka akan semakin bagus pula
penerimaannya bagi pajak daerah dan pendapatan asli daerah.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang dipaparkan di atas, maka usulan penelitian ini dibuat
dengan judul Analisi Evaluasi Tentang Pajak Daerah Dan Restribusi Daerah Dalam Menangani
Razia ( Pajak Hotel ) Untuk Meningkatakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Tanimbar ( Kota Saumlaki ) Dalam Otonomi Daerah
RUMUSAN MASALAH :
Berdasarkan latar belakang fenomena yang dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
ada dalam usulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Manfaat dari Pengaadan Razia Pajak untuk meningkatkan pendapatan asli daerah ?
2. Bagaimana pajak daerah dan restribusi daerah menangani Razia pajak ?
3. Bagaimana cara kerja sistem pemungutan pajak dalam menangani hal tersebut ?
Tujuan Penelitian :
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah pajak hotel dapat mempengaruhi tingkat pendapatan asli daerah ( PAD )
di kabupaten kepulaun tanimbar .
2. Untuk menggali pentingnya pajak daerah dan restribusi daerah ( PDRD ) Dalam menangangani
razia pajak untuk meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD ) Kabupaten kepulauan Tanimbar
Manfaat Penelitian :
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Akademik
Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah.Selain itu
juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal tersebut, serta diperolehnya manfaat dari
pengalaman penelitian. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
penelitian lainnya di masa datang.
Serta untuk menggembangkan dan menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh dari bangku
perkulihaan, dan memperluas wawasan peneliti dalam bidang perpajakan khususnya analisis efektivitas
pajak daerah dan restribusi daerah dalam menangani razia pajak untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah.
2. Manfaat Praktis
Sebagai acuan penanganan razia pajak dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK Muhammad Iqbal, S.E., M.M. Jurnal Ilmiah Akuntansi
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
Widhi Sunardika, S.Akej. Volume 9, Nomor 1, hlm.10-
TERHADAP PENDAPATAN ASLI 35
1.
DAERAH KABUPATEN BANDUNG
Januari-April 2018
ISSN 2086-4159 ,
Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Rinto Alexandro1* , Tonich Uda2, Volume 6, Number 1, Tahun
Asli Daerah Kota Palangka Raya Fendy Hariatama3, Yurdi4 2022, pp. 35-42 P-ISSN: 1979-
7095 E-ISSN: 2615-4501
4.
Analisis Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Wulan Purnama Sari1 , E-JOURNAL EQUILIBRIUM
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Miftahuljannah MANAJEMEN Volume 5,
(Studi Kasus Pada Badan Pengelola Nomor 2, Tahun 2019
Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang
5.
EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH WICAKSONO PAMUNGKAS THE JURNAL STIE SURAKARTA
DAN RESTRIBUSI DAERAH DALAM VOL 9 N0.1 EDISI 2017
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
DI KOTA SURAKARTA
6.
Hipotesis :
Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakkan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
ANALASISI EVALUASI
Jenis Penelitian :
Teknik Sampling :
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simple random
sampling, dimana sampelnya merupakan Pajak Daerah Dan Restribusi Daerah di Kabupaten Kepulauan
Tanimbar yang dipilih secara acak. Simple random sampling adalah metode pengambilan sampel dari
semua anggota popupasi secara acak.
Defenisi Variabel :
Variabel Pengertian
Pajak Daerah Dan Restribusi Daerah ( PDRD ) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau PDRD
( Y1) adalah pungutan oleh daerah yang merupakan
salah satu hak daerah dalam menyelenggarakan
otonomi daerah.
Alat Analisis :
1. Metode Laju Pertumbuhan Pajak Hotel
Laju pertumbuhan pajak menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapainya dari periode ke periode.
Cara menghitung laju pertumbuhan dari penerimaan pajak hotel dikemukakan oleh Halim
(2004:163) digunakan rumusan sebagai berikut:
Rumus :
Xt −X (t−1) (t )
GX = x 100 %
X (t−1)
Keterangan:
Rumus :
X
Kontribusi= x 100 %
Y
X
Kontribusi= x 100 %
Z
Keterangan :
Mengetahui,