210901602011
BAB I
PENDAHULUAN
yang outputnya lebih berupa aktivitas ketimbang obyek fisik. Sebagai proses, jasa
mencerminkan penyampaian jasa inti, interaksi personal, kinerja (performance)
dalam arti luas, serta pengalaman layanan.
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dan gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Adrian 1987:2 dalam Verawati,
2007).
Menurut Prof. DR. Rachman Sumitro, SH tahun 1990, pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sector pemerintah)
berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment. Pendapatan asli daerah yang potensial harus digali secara
maksimal sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, termasuk diantaranya
adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang menjadi unsur utama Pendapatan Asli
Daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu komponen
penyumbang terbesar dalam struktur Pendapatan Asli Daerah. Hasil dari pajak itu
sendiri akan dikembalikan kepada masyarakan dalam bentuk pembangunan di
daerah yang dilaksanakan demi kesejahtraan masyarakat.
Adapun Kebutuhan akan Pendapatan Tambahan yang Dalam konteks ini,
penting untuk mengevaluasi seberapa efektif pajak hotel dalam menghasilkan
pendapatan tambahan yang lebih efisien bagi Kota Palopo, serta sejauh mana
kontribusinya terhadap peningkatan PAD di kota palopo.
Tabel 1.1
Studi saya ini tentang "Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel
terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palopo" merupakan upaya
untuk memahami seberapa efektifnya pajak hotel sebagai salah satu sumber
pendapatan asli daerah di Kota Palopo dan sejauh mana kontribusi aktif terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Seperti yang di ketahuu bahwa "Pendapatan Asli Daerah" Atau yang biasa
di sebut (PAD) merupakan salah satu sumber utama dalam pendapatan asli bagi
pemerintah daerah, baik dalam menjalankan berbagai program pembangunan, dan
pelayanan masyarakat. Di Indonesia, salah satu sumber PAD yang potensial adalah
pajak hotel, terutama di kota-kota yang memiliki industri pariwisata yang
berkembang. Seperti yang ada di Kota Palopo, yang terletak di Provinsi Sulawesi
Selatan, juga tidak terkecuali dari fenomena ini.
Namun, efektivitas dan kontribusi pajak hotel terhadap peningkatan PAD
Kota Palopo memerlukan tinjauan yang mendalam seperti.
Analisis Efektivitas Administrasi Perpajakan yang dimana, Penelitian akan
memeriksa seberapa efektif administrasi perpajakan di Kota Palopo dalam
mengumpulkan pajak hotel. Hal ini mencakup evaluasi terhadap kepatuhan
perhotelan terhadap kewajiban pajak, proses pemungutan, penegakan hukum, dan
upaya-upaya untuk mengurangi kebocoran pajak di kota palopo.
Analisis Kontribusi aktif terhadap PAD. Data historis mengenai
penerimaan pajak hotel akan dianalisis untuk menentukan kontribusinya terhadap
total PAD Kota Palopo. Hal ini akan memberikan pemahaman tentang seberapa
signifikan pajak hotel dalam menyumbang pendapatan daerah.
Ada pun beberapa Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat. Studi akan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2.1.3 Pajak
2.1.3 Pengertian Pajak Daerah
Menurut UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
Pemerintah Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang
1
1
hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah
dan pembangunan daerah.
Adapun menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
Umumdan Tata Cara Perpajakan yang sebagaiamana diubah dengan Undang-
undang Nomor 28 tahun 2007, pajakadalah “kontribusi wajib kepada
Negarayang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
Pajak ialah bagian PAD yang paling besar, selanjutnya disusul dengan
pendapatan yang sumbernya dari retribusi daerah. Selain itu, pajak merupakan iran
rakyat kepada pemerintah untuk kas negara yang dipergunakan dalam
membayarkan berbagai pengeluaran umum yang sifatnya bisa dipaksakan dan
diwajibkan tanpa memperoleh timbal balik sesuai dengan UU yang berlaku. Bagi
negara pajak merupakan penerimaan yang strategis untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara dan sekaligus sebagai kebersamaan sosial (asas gotong-royong)
untuk ikut bersama-sama memikul pembiayaan negara.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra-prestasi), yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum. (Djojohardikusuma, 2006:1)
Pengertian pajak yang lain adalah prestasiyang dipaksakan sepihak oleh dan
terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secaraumum),
tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum. (Siti Resmi, 2003:1) Selain itu, ada pengertian
yang berbeda yang disebutkan pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-
timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.” (Rochmat Soemitro, S.H. dalam buku Wirawan B
Ilyas dan Richard Burton, 2013:6)
Ciri-ciri yang melekat pada definisi pajak,yaitu : 1. Pajak dipungut berdasarkan
atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Dalam
pembayarannya pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individu oleh
pemerintah. 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk
1
2
membiayai public investment.
1) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (PKB), adalah pajak atas
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air.
2) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air (BBNKB),
adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor dan kendaraan
di atas air sebagai akibat dari perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak
atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan,
atau pemasukan ke dalam badan usaha.
3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PPKB),adalah pajak atas bahan
bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan
bermotor,termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di atas air.
4) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan,
adalah pajak atas pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau
air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk
keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat.
b. Pajak Daerah Tingkat II (Kota/Kabupaten)
1) Pajak Hotel, adalah pajak atas pelayanan hotel.
2) Pajak Restoran, yaitu pajak atas pelayanan restoran.
3) Pajak Hiburan, yaitu pajak atas penyelenggaraan hiburan.
4) Pajak Reklame, yaitu pajak atas penyelenggaraan reklame.
5) Pajak Penerangan Jalan, yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan
ketentuan bahwa di daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang
rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, yaitu pajak atas kegiatan
pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7) Pajak Parkir, yaitu pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
1
3
suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan
garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tarif maksimal atas pajak propinsi dan pajak kota/kabupaten
Jenis Tarif
Pajak 1. Pajak Kendaraan Bermotor 5%
Propins 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 10 %
i 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5%
4. Pajak Air Permukaan 20 %
Pajak 1. Pajak Hotel 10 %
Kabupaten 2. Pajak Restoran 10 %
/ Kota 3. Pajak Hiburan 35 %
4. Pajak Reklame 25 %
5. Pajak Penerangan Jalan 10 %
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C 20 %
7. Pajak Parkir 20 %
Sumber : UU No.34 Tahun 2000
Pemerintah daerah baik propinsi dan kabupaten/kota wajib menaati ketentuan
tarif maksimal pajak seperti yang tertera diatas. Selanjutnya untuk pelaksanaannya,
minimum dan maksimum untuk masing-masing objek pajak. Besarnya tarif yang
berlaku definitif untuk pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah, namun tidak
boleh lebih tinggi dari tarif maksimum yang telah ditentukan dalam UU tersebut.
3) Efektivitas pemungutan,
4) Tarif pajak,
1
4
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan, dan
1
6
sejenisnya. (Marihot Pahala Siahaan, 2010:15)
a. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
dikelola, dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh pertokoan dan
perkantoran.
untuk umum.
c. Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun
bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat
mengajukan pembayaran atas jasa pemakaian kamar atau tempat
Pemungutan Pajak Hotel di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum
yang jelas dan kuat, sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang
terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel pada suatu kabupaten atau kota
adalah sebagaimana di bawah ini. (Marihot Pahala Siahaan, 2010:301)
kabupaten/kota dimaksud.
a. Objek Pajak Hotel Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh
hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan
hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk
fasilitas olahraga dan hiburan. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa
penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos
dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh. Jasa penunjang sebagai
kelengkapan hotel adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet,
fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya
yang disediakan atau dikelola hotel.
b. Bukan Objek Pajak Hotel Pada Pajak Hotel tidak semua pelayanan yang
diberikan oleh penginapan dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang
tidak termasuk objek pajak, yaitu hal-hal di bawah ini:
4) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis.
Jumlah Rp 2.800.000,00
Kerangka Pemikiran
Penerimaan
Realisasi Pemerinaan
Pajak Hotel
Pajak Hotel
X1
Pendapatan Asli Daerah
Y
Pajak Restoran
X2
Berdasarkan dari uraian latar belakang, tinjauan teori dari kerangka konseptual, berikut
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Diduga pajak Hotel berkontribusi secara signifikan tehadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Palopo
b. Diduga pajak Restoran berkontribusi secara signifikan terhdadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Palopo
2
5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2013:59). Untuk memahami penggunaan variabel dan
menentukan data apa yang diperlukan untuk memudahkan dalam
pengukuran variabel maka penelitian ini diperolehya operasional variabel.
1. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Sedangkan yang dimaksud dengan hotel adalah fasilitas penyedia
jasapenginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan
dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata,
wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta
rumash kos dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh. Variabel ini diukur
dalam satuan rupiah.
2. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Semakin
besar output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
yang ditentukan, maka efektif proses kerja suatu unit organisasi.
3. Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak daerah
memberikan sumbangan dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Dalam mengetahui kontribusi dilakukan dengan membandingkan
penerimaan pajak daerah (khususnya pajak hotel) periode tertentu dengan
penerimaan Pendapatan Asli Daerah periode tertentu pula. Semakin besar
hasilnya berarti semakin besar pula peranan pajak daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah, begitupun pula sebaliknya.
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data
kuantitatifberupa Daftar Rincian Penerimaan Pendapatan Daerah Kota
Palopo (2016-2020). Di sisi lain, data kualitatifberupa wawancara, struktur
organisasi, tugas, visi, misi, tujuan, saran dan kepegawaian dari Dinas
Pelayanan Pajak Kota Palopo .
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder,
berupa target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah mulai tahun
2016- 2020 yang dapat diperoleh pada Dinas Pelayanan PajakKota Palopo.