ABSTRACT
The purpose of this study is to calculate the potential of hotel tax and restaurant tax, calculate the
rate of growth and contribution of hotel and restaurant taxes. The research method used was a survey
method. The study population was 341 taxpayers with a sample of 103 taxpayers. The analytical tool used
is a potential analysis and growth analysis and contribution. The results showed that the potential for hotel
tax and restaurant tax revenue is very large, while the contribution and growth of hotel tax and restaurant
tax are very poor and unsuccessful criteria for local tax revenue.
Keywords: Hotel Tax, Restaurant Tax, Contribution, Growth
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi pajak hotel dan pajak restoran,
menghitung laju pertumbuhan dan kontribusi pajak hotel dan restoran. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survei. Populasi penelitian sebanyak 341 wajib pajak dengan sampel penelitian sebanyak
103 wajib pajak. Alat analisis yang digunakan adalah analisis potensi dan analisis pertumbuhan daan
kotribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran sangat
besar, sedangkan untuk kontribusi serta pertumbuhan pajak hotel dan pajak restoran termasuk kriteria
sangat kurang dan tidak berhasil terhadap penerimaan pajak daerah.
Kata Kunci: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Kontribusi, Pertumbuhan
disediakan oleh hotel dengan pembayaran, menunjukkan peningkatan, yaitu tahun 2015
termasuk jasa penunjang yang tersedia sebesar Rp2.294.530.818, tahun 2016 sebesar
sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya Rp3.083.761.801 dan tahun 2017 sebesar
memberikan kemudahan dan kenyamanan, Rp3.341.482.725.
termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Hotel
adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/
peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya
dengan dipungut bayaran, yang mencakup
juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan
dan sejenisnya serta rumah kos dengan
jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Adapun pajak restoran adalah pajak atas
pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Restoran adalah fasilitas tempat penyedia
makanan dan /atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan,
kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya
termasuk jasa boga/ katering. Pajak hotel dan
restoran ini merupakan salah satu sumber Gambar 2. Perkembangan Pajak Restoran
pendapatan daerah dari sektor pajak yang Sumber: BPPRD Kota Tasikmalaya (diolah)
dapat dipergunakan untuk menunjang
Adapun perkembangan pajak restoran di
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
Kota Tasikmalaya dalam kurun waktu 2015
daerah. Oleh karena itu, perlu diketahui
sampai 2017 seperti tampak pada gambar 2
berapa potensi pajak yang bersumber dari
terlihat bahwa realisasi pajak daerah dari
hotel dan restoran yang ada di wilayah Kota
tahun 2015 sampai dengan 2016
Tasikmalaya.
menunjukkan peningkatan yang signifikan,
Sebagai gambaran perkembangan pajak
yaitu tahun 2015 sebesar Rp10.015.330.031,
hotel dan pajak restoran di Kota Tasikmalaya
tahun 2016 sebesar Rp12.541.335.169 dan
sejak tahun 2015 sampai 2017, dapat dilihat
tahun 2017 sebesar Rp15.141.302.075.
pada gambar 1 dan 2 berikut ini:
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu
sumber penerimaan yang harus selalu terus
menerus di pacu pertumbuhannya. Dalam
otonomi daerah ini kemandirian pemerintah
daerah sangat dituntut dalam pembiayaan
pembangunan daerah dan pelayaan kepada
masyarakat. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan seluruh pemasukan atau
penerimaan yang masuk ke dalam kas
pemerintah daerah, yang diperoleh dari
sumber-sumber dalam batas wilayahnya
sendiri, dan dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai peraturan perundang-undangan
Gambar 1. Perkembangan Pajak Hotel yang berlaku serta dipergunakan untuk
Sumber: BPPRD Kota Tasikmalaya (diolah)
keperluan belanja dan pengeluaran daerah.
Perkembangan pajak hotel di Kota Tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar
Tasikmalaya, seperti tampak pada gambar 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat
terlihat bahwa realisasi pajak daerah dari dipungut secara intensif. Oleh sebab itu
tahun 2015 sampai dengan 2016 pertumbuhan investasi di pemerintah Kota
[46]
Apip Supriadi, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 1, Nomor 1, Mei 2020 / Halaman 45-51
Restoran dan Kontribusinya terhadap pajak restoran). Populasi dalam penelitian ini
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasilnya sebanyak 341 wajib pajak. Sampel pada
potensi pajak hotel dan pajak restoran sangat penelitian ini sebanyak 103 responden wajib
besar, sementara dilihat dari kontribusinya pajak diperoleh dengan menggunakan rumus
terhadap PAD termasuk kategori kurang. Slovin dan penentuan sampel dilakukan
Dedy Haning dan Wirawan Endro Dwi dengan cara proporsional.
Radianto, (2005), meneliti tentang Analisis Adapun rincian jumlah populasi dan
Potensi Pajak Daerah di Kota Yogyakarta. sampel yang ditentukan dalam penelitian ini
Hasilnya potensi efisiensi pajak daerah dipaparkan pada tabel 1:
mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
tidak tercapainya target penerimaan pajak
Jenis Pajak Populasi Sampel
daerah yang ditentukan.
Garry A.G. Dotulong, David P.E. Daerang Hotel 40 28
dan Agus T. Poputra, (2014) melakukan
Restoran 301 75
penelitian tentang Analisis Potensi
Penerimaan dan Efektivitas Pajak Restoran di Jumlah 341 103
Kabupaten Minahasa Utara. Hasilnya potensi Sumber: BPPRD Kota Tasikmalaya, 2018
pajak restoran di Kabupaten Minahasa Utara
belum tercapai secara optimal sedangkan Kuesioner yang terkumpul kemudian
dilihat dari nilai efektivitas termasuk kriteria direkap dan ditabulasi. Selanjutnya untuk data
belum efektif. sekunder diperoleh dari dinas terkait yaitu
Renaldo Putra Pratama, Mjuhammad Saifi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
dan Zahro ZA, (2016) melakukan kajian (BPRRD) Kota Tasikmalaya.
tentang Efektivitas Penerimaan Pajak B. Pendekatan Analisis
Restoran dalam meningkatkan pendapatan
Analisis Potensi Pajak Hotel dan Pajak
asli daerah (PAD). Hasilnya bahwa tingkat
Restoran dihitung dengan rumus sebagai
efektivitas pajak restoran cukup tinggi,
berikut:
namun kontribusi pajak restoran terhadap
pendapatan asli daerah masih kurang. 1. Pajak Hotel
Dengan memperhatikan uraian teoritis, Adapun perhitungan potensi pajak hotel
diketahui bahwa hasil penelitian menggunakan rumus sebagai berikut (Harun,
menunjukkan bahwa pajak hotel dan restoran 2003):
memberikan kontribusi yang besar terhadap
PH = AxBxCxD
penerimaan daerah. Begitupun halnya di Kota
Tasikmalaya, untuk memperoleh penerimaan NPPH = PH x Tp
pajak hotel dan restoran yang lebih besar lagi Keterangan:
harus mengetahui potensi riil pajak daerah PH = Pendapatan Hotel / Jumlah
dan restoran. Dengan demikian, tujuan Pembayaran yang diterima
penelitian ini adalah: untuk hotel (Rupiah)
1. Untuk mengetahui potensi pajak hotel NPPH = Nilai Potensi Pajak Hotel
dan pajak restoran di Kota Tasikmalaya. (Rupiah)
2. Untuk mengetahui kontribusi pajak A = Jumlah Kamar
hotel dan pajak restoran di Kota B = Rata-Rata Tarif
Tasikmalaya C = Rata-rata Jumlah Kamar
Terhuni
II. METODE PENELITIAN D = Jumlah Hari
A. Data dan Sumber Data Tp = Tarif Pajak (%)
Data pada penelitian ini terdiri dari data 2. Pajak Restoran
primer dan data sekunder. Data primer Adapun perhitungan potensi pajak restoran
diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada menggunakan rumus sebagai berikut (Harun,
wajib pajak (wajib pajak hotel dan wajib 2003):
[48]
Apip Supriadi, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 1, Nomor 1, Mei 2020 / Halaman 45-51
PR = E x F x G x Jh Keterangan:
NPPR = PR x Tp Sx = Kontribusi Pajak Hotel dan
Pajak Restoran Terhadap
Keterangan:
Pajak Daerah
PR = Pendapatan Restoran
Xt = Besaran Pajak Hotel dan
(Rupiah)
Pajak Restoran
NPPR = Nilai Potensi Pajak Restoran
Zt = Besaran Pajak Daerah
(Rupiah)
E = Jumlah Objek Pajak Adapun indikator tingkat kontribusi adalah
F = Rata-Rata Pengunjung sebagai berikut (Depdagri., Kemendagri,
G = Rata-rata pembayaran per 1996):
pengunjung
0,00% - 10% = Sangat Kurang
Jh = Jumlah Hari
>10,10% - 20% = Kurang
Tp = Tarif Pajak (%)
>20,10% - 30% = Sedang
3. Analisis Laju Pertumbuhan dan >30,10% - 40% = Cukup Baik
Kontribusi Pajak Hotel dan Pajak >40,10% - 50% = Baik
Restoran Lebih dari 50% = Sangat Baik
Laju pertumbuhan pajak ialah indikasi
untuk mengukur seberapa besar kemampuan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pemerintah daerah guna mempertahankan
keberhasilan dan bahkan meningkatkanya di A. Potensi Pajak Hotel dan Pajak
tahun selanjutnya, serta untuk mengukur Restoran
sumbangannya terhadap pajak daerah Untuk menghitung potensi pajak hotel dan
digunakan rumus sebagai berikut: restoran dilakukan survei terhadap wajib
𝑿𝒕 − 𝑿𝒕−𝟏 pajak hotel dan restoran sebanyak 103 wajib
𝑮𝒙 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% pajak. Data potensi yang berhasil
𝑿𝒕−𝟏
dikumpulkan dari hasil survei yaitu untuk
Keterangan: pajak hotel sebanyak 28 wajib pajak hotel dan
Gx = Laju Pertumbuhan Pajak pajak restoran sebanyak 75 wajib pajak, data
Pertahun ini kemudian direkap dan ditabulasi seperti
Xt = Realisasi Pajak Tahun tampak pada tabel 2 dan 3 berikut ini:
Tertentu
Tabel 2. Potensi Pajak Hotel (dalam rupiah)
X (t-1) = Realisasi Pajak Tahun
Tahun Omzet Pajak Hotel
Sebelumnya
2016 86.390.490.000 8.639.049.000
Adapun kriteria laju pertumbuhan dapat 2017 87.387.750.000 8.738.775.000
dilihat sebagai berikut (Idirwan dalam Halim, 2018 89.135.340.000 8.913.534.000
2007): Sumber: Hasil Survei
85% - 100% = Sangat Berhasil
Tabel 3. Potensi Pajak Restoran (dalam rupiah)
70% - 85% = Berhasil
Tahun Omzet Pajak Restoran
55% - 70% = Cukup Berhasil
2016 109.492.470.000 10.949.247.000
30% - 55% = Kurang Berhasil 148.673.925.000 14.861.617.500
2017
Kurang dari 30% = Tidak Berhasil 2018 166.412.114.040 16.641.211.404
4. Kontribusi Sumber: Hasil Survei
Bisnis (JAB) Vol. 14 No. 1 September Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 4
2014. Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah
Garry A.G. Dotulong, David P.E. Daerang
Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 2
dan Agus T. Poputra. (2014). Analisis
Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua
Potensi Penerimaan dan Efektivitas
Atas Peraturan Daerah Kota
Pajak Restoran di Kabupaten Minahasa
Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2011
Utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
Tentang Pajak Daerah.
Volume 14 No. 2 Mei 2014.
Harun, H Hamrolie. (2003). Menghitung Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Potensi Pajak dan Retribusi Daerah. 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas
Yogyakarta; BFFE- Yogyakarta Undang-Undang Republik Indonesia
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak
Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Daerah dan Retribusi Daerah.
Renaldo Putra Pratama, Mjuhammad Saifi Yayan Sugiarto, Ananta Budhi Danurdara dan
dan Zahro ZA. (2016). Efektivitas
Nur Rufi. (2015). Analisis Potensi
Penerimaan Pajak Restoran dalam Pajak Hotel di Kabupaten Pemalang
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah. Barista, Volume 2,
(PAD), (Studi pada Dinas Pendapatan Nomor 1, Juli 2015.
Asli Daerah Kabupaten Kediri). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Volume 30
Nomor 1 Januari 2016.
[51]