Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA DENPASAR


TAHUN 2018-2021

Rossa Rosyida

Program Studi Sarjana Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
(rossarosyida123@gmail.com)

ABSTRAK

Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali yang merupakan pusat dari berbagai
kegiatan dibutuhkan pendapatan atau kemampuan daerah yang terus meningkat untuk
melaksanakan pembangunan Kota Denpasar yang terus berkesinambungan. Salah satu
sumber pendapatan terbesar untuk Kota Denpasar berasal dari Pajak Daerah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan kontribusi Pajak Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar selama 2018-2021. Hasil analisis menunjukkan
bahwa pemungutan pajak daerah sangat efektif dengan prensentase rata-rata 107 persen
pertahun. Sementara kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah cukup
besar yaitu mencapai rata-rata 72 persen pertahun dan tergolong dalam kategori sangat
baik. Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi daerah untuk
memperbaiki kualitas pemungutan pajak dan retribusi agar dapat mencapai kriteria yang
optimal.

Kata Kunci: Efektivitas, Kontribusi, Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pelaksanaan otonomi daerah pada dasarnya memberikan ruang kepada
pemerintah daerah dalam merencanakan, mengelola, menilai dan mengevaluasi setiap
kebijakan yang diambil berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerahnya guna
memajukan kesejahteraan daerah yang bersangkutan. Bagaimanapun, otonomi Daerah
merupakan kewenangan untuk membuat kebijakan (mengatur) dan melaksanakan
kebijakan (mengurus) berdasarkan perkara sendiri. Sehingga, masyarakat yang berada
pada satu teritori tertentu adalah pemilik dan subyek Otonomi daerah. Hal ini, membawa
konsekuensi perlunya partisipasi aktif dari masyarakat dalam setiap tahap
penyelenggaraan otonomi (Mardiasmo, 2009).
Dalam mewujudkan kebijakan otonomi daerah sangat bergantung pada
Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk membiayai aktivitas pembangunan daerah tersebut,
maka Pemerintah Daerah perlu berupaya meningkatkan pendapatan yang diperoleh untuk
menambah persediaan keuangan daerah demi segala aktivitas pembangunan daerah
(Kesek, 2013). Pemerintah kota Denpasar dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, memiliki
kewenangan besar untuk mengatur daerahnya terutama untuk menggali potensi aset yang
dimilikinya untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) serta untuk mendukung
peningkatan perekonomian daerah setempat.
(Sunaryo & Ghofar, 2015) menyatakan bahwa semakin besar pendapatan asli
daerah, maka semakin baik kinerja keuangan daerah yang berdampak pada peningkatan
kinerja pemerintah daerah. Pertumbuhan penerimaan pendapatan asli daerah ditentukan
oleh kemampuan daerah tersebut dalam menggali potensi-potensi daerah sebagai sumber
pendapatan. Potensi-potensi yang dimiliki setiap daerah diharapkan agar mampu
dimanfaatkan dengan baik sehingga sumber keuangan yang bersumber dari pendapatan
asli daerah dapat terus meningkat (Taras & Artini, 2017).
Kota Denpasar diberikan kewenangan untuk mengatur sendiri pusat
pemerintahannya atau memiliki hak otonomi untuk dapat melakukan pembangunan
daerah yang lebih kompetitif, agar sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah
tersebut dapat dikembangkan, yang kedepannya mampu meningkatkan citra daerah
otonom sehingga lebih memaksimalkan PAD daerahnya, dengan salah satu upaya yang
dilakukannya yaitu penerimaan pajak daerah.
Diharapkan Pajak Daerah yang terdapat di Kota Denpasar memiliki potensi yang
cukup tinggi. Sehingga, dapat meningkatkan efektivitas penerimaan pajak daerah dan
dapat berkontribusi dalam meningkatkan PAD Kota Denpasar. Berdasarkan pada latar
belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti merasa perlu untuk menganalisis
efektivitas dan kontribusi pajak daerah yang khususnya dilakukan pada pemerintah
daerah Kota Denpasar sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Maka penelitian ini
berjudul “Ananalisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Denpasar Tahun 2018-2021”.

2. TINJAUAN PUSTAKA
1.2. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Pendapatan daerah juga
berperan untuk melaksanakan perencanaan pemerintah daerah sebagai upaya untuk
mengembangkan pembangunan dan meningkatkan perekonomian suatu daerah. Unsur-
unsur pendapatan daerah terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Daerah
b. Pendapatan Transfer
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
menurut Halim Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
PAD merupakan komponen untuk menghitung kemandirian keuangan suatu
daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Semakin tinggi penerimaan PAD suatu
daerah, maka tingkat kemandiriannya akan semakin besar sehingga ketergantungan
terhadap transfer dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lainnya menjadi
menurun. Peningkatan PAD menunjukkan semakin tinggi keberhasilan daerah dalam
mengelola sumber-sumber penerimaan di daerah. Sumber-sumber penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari:
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.3. Pajak Daerah
Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Masing-masing tingkat daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) memiliki jenis
yang berbeda. Jenis-jenis pajak yang dapat dipungut untuk Kabupaten/Kota menurut UU
No. 28 tahun 2009 terdiri atas:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Daerah Kota Denpasar. Dipilihnya
lokasi penelitian ini disebabkan Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali yang
merupakan pusat dari berbagai kegiatan seperti pusat pemerintahan, perekonomian, dan
juga pendidikan, sehingga dibutuhkan pendapatan atau kemampuan daerah yang terus
meningkat untuk melaksanakan pembangunan Kota Denpasar yang terus
berkesinambungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series
tahun 2018 sampai tahun 2021. Sumber data yang digunakan dalam adalah data sekunder
yaitu data diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara seperti orang lain atau
dokumen, dalam hal ini dari dinas-dinas atau instansi pemerintah. Data kuantitatif yang
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar dan Badan Pendapatan Daerah
Kota Denpasar. Objek dari penelitian ini adalah kinerja dari Kantor Dinas Pendapatan
Kota Denpasar berdasarkan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah dan besarnya Tingkat
Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah pada Pendapatan Asli Daerah. Teknik pengumpulan
data yang digunakan penulis adalah dengan teknik dokumentasi, yakni dengan
menggunakan berbagai literature baik dari buku maupun dari laporan, dari website dan
lain sebagainya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Perkembangan Penerimaan Pajak Daerah Kota Denpasar
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dari Tahun
2017-2021
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (Ribu Rupiah)
Kabupaten/Kota
2017 2018 2019 2020 2021
Kab. Jembrana 121.342.475 126.477.267 133.698.784 148.045.103 185.004.035
Kab. Tabanan 426.635.751 363.370.469 354.558.239 313.042.530 362.314.631
Kab. Badung 4.172.457.396 4.555.716.407 4.835.188.460 2.116.974.302 1.750.345.226
Kab. Gianyar 662.753.475 770.204.849 997.478.368 545.869.873 430.172.109
Kab. Klungkung 153.210.776 186.974.284 225.063.772 220.893.875 254.494.496
Kab. Bangli 104.592.163 122.686.254 127.040.436 104.325.150 163.537.096
Kab. Karangasem 198.575.057 200.361.247 233.013.033 219.176.733 252.688.747
Kab. Buleleng 455.195.426 335.555.494 365.595.301 318.986.891 391.988.445
Kota Denpasar 1.008.710.712 940.110.335 1.010.779.481 731.261.281 795.761.978.835
Provinsi Bali 3.398.472.278 3.718.499.635 4.023.156.316 3.069.474.218 3.117.070.009
Sumber: (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2022)

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukan bahwa dari tahun 2017-2021 PAD


Denpasar berada pada posisi nomor dua diantara Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Kota
Denpasar sebagai daerah otonomi di Provinsi Bali yang memiliki kemampuan daerah
dalam berbagai sektor, memerlukan dana yang cukup besar dalam pembiayaan
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerahnya. Salah satu sumber pendapatan
terbesar untuk Kota Denpasar berasal dari Pajak Daerah. Penerimaan untuk pajak daerah
di Kota Denpasar terus melampaui target dari tahun 2018 sampai tahun 2021 yang dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Denpasar Tahun 2018-
2021
Tahun Target Penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp)
2018 653.500.000.000 723.755.080.810
2019 750.000.000.000 800.355.727.649
2020 448.400.000.000 489.692.369.903
2021 457.900.000.000 521.849.341.930
Sumber: (Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Denpasar, 2023)

Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa realisasi dari penerimaan pajak


daerah di Kota Denpasar selalu berada diatas target. Seperti pada tahun 2021 penerimaan
pajak daerah di Kota Denpasar sebesar Rp 521.849.341.930,- dari yang ditargetkan
sebesar Rp 457.900.000.000,-.
4.2. Efektivitas Pajak Daerah Kota Denpasar
Analisis Efektivitas pajak daerah yaitu analisis yang menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah
(Halim, 2012).
Analisis tingkat efektivitas dapat diukur dengan menggunakan rasio efektivitas,
yaitu dengan cara melakukan perbandingkan realisasi dalam penerimaan pajak daerah
dengan anggaran target dalam penerimaan pajak daerah. (Halim, 2012) untuk menghitung
efektivitas pemungutan pajak dapat diukur dengan rumus:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 = 𝑥 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

Rasio efektivitas pajak daerah menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah


dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang
ditargetkan. Rasio efektivitas pajak daerah dianggap baik apabila rasio ini mencapai
angka minimal 1 atau 100%. Hasil dari nilai efektivitas tersebut kemudian diukur dengan
kriteria klasifikasi pajak daerah dalam tabel berikut:
Tabel 3. Klasifikasi Kriteria Efektivitas
Persentase Kriteria
>100% Sangat Efektif
90%-100% Efektif
80%-90% Cukup Efektif
60%-80% Kurang Efektif
<60% Tidak Efektif
Sumber : Depdagri, Permendagri Nomor 690.900.327 , Tahun 1996

Perhitungan rasio efektivitas dari kinerja hasil penerimaan pajak daerah di Kota
Denpasar tahun 2018-2021 disajikan Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Rasio Efektivitas Atas Penerimaan Pajak Daerah di Kota Denpasar Tahun
2018-2021
Tahun Target Penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp) Rasio Efektivitas
2018 653.500.000.000 723.755.080.810 111%
2019 750.000.000.000 800.355.727.649 107%
2020 448.400.000.000 489.692.369.903 109%
2021 457.900.000.000 521.849.341.930 114%
Rata-Rata 577.450.000.000 633.913.130.073 110%

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan Rata-rata tingkat efektivitas penerimaan pajak


Kota Denpasar tahun 2018 sampai 2021 yaitu sebesar 110% yang termasuk dalam
kategori sangat efektif karena bernilai diatas 100% Tingkat efektivitas pajak daerah
tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 114% yang tergolong sangat efektif dan
tingkat efektivitas terendah terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 107% yang tergolong
sangat efektif. Dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah Kota Denpasar dalam
merealisasikan penerimaan pajak daerah sudah melebihi target yang direncanakan dengan
sangat baik.
4.3. Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar
Analisis kontribusi pajak daerah adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kontribusi yang dapat diberikan dari hasil pemungutan pajak daerah terhadap PAD,
dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak daerah dengan PAD
(Handoko, 2013). Untuk menghitung efektivitas pemungutan pajak dapat diukur dengan
rumus:
𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑃𝐴𝐷 = 𝑥 100%
𝑃𝐴𝐷

Perhitungan kontribusi bertujuan untuk mengetahui besarnya siumbangan yang


diberikan oleh penerimaan pajak maupun retribusi terhadap pendapatan total pajak
daerah. Kontribusi pajak menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam
mengumpulkan pajak sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan
(Asih & Irawan, 2018). Hasil dari analisis kontribusi kemudian diukur dengan kriteria
klasifikasi pajak daerah dalam tabel berikut:
Tabel 5 Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Persentase Kriteria
>50% Sangat Baik
40,10%-50% Baik
30,10%-40% Cukup Baik
20,10%-30% Sedang
10,10%-20% Kurang
0,0%-10% Sangat Kurang
Sumber : Depdagris

Perhitungan dari kontribusi pajak daerah pada PAD di Kota Denpasar tahun 2018-
2021 disajikan Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Perhitungan Analisis Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Denpasar Tahun 2018-2021
Tahun Penerimaan PAD (Rp) Penerimaan Pajak Daerah (Rp) Analisis Kontribusi
2018 940.110.334.564 723.755.080.810 77%
2019 1.010.779.481.698 800.355.727.649 79%
2020 731.261.280.906 489.692.369.903 67%
2021 795.761.978.835 521.849.341.930 66%
Rata-Rata 869.478.269.001 633.913.130.073 72%

Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa pencapaian tingkat kontribusi


pajak daerah Kota Denpasar tahun 2018-2021 adalah sebesar 72%. Melihat dari analisis
tersebut, rata-rata tingkat kontribusi pajak daerah pada PAD di Kota Denpasar dari tahun
2018-2021 secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan memiliki
tingkat kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah yang cukup besar
akan memberikan keuntungan bagi Pemerintah Kota Denpasar dalam mempercepat
pembangunan perekonomian masyarakat, daerah dan nasional.

5. SIMPULAN DAN SARAN


Rata-rata tingkat Efektivitas Pajak Daerah Kota Denpasar tahun 2018-2021 yang
diukur dengan rasio efektivitas adalah sebesar 110 persen dan tergolong dalam kategori
sangat efektif. Hal ini memperlihatkan bahwa realisasi penerimaan pajak daerah Kota
Denpasar rata-rata sudah melebihi target yang telah ditetapkan. Pemerintah Daerah Kota
Denpasar harus dapat mempertahankan penerimaan pajak daerah dengan menggali
potensi-potensi pajak daerah.
Kontribusi Pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar tahun
2018-2021 digolongkan dalam kategori sangat baik dengan tingkat kontribusi sebesar 72
persen. Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah Kota Denpasar dalam ini Badan Keuangan
Daerah Kota Denpasar sudah cukup baik dalam mengelola, mengidentifikasi, menggali
potensi dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah.
Saran yang diberikan berdasarkan atas kesimpulan yang telah disampaikan dalam
penelitian ini adalah pemungutan pajak daerah dapat dikatakan sudah efektif, akan tetapi
Dinas Pendapatan Kota Denpasar tetap harus melakukan evaluasi kembali. Supaya dapat
diketahui apakah target yang ditetapkan sudah sesuai dengan potensi riil yang terjadi di
lapangan sehingga segala aktivitas pengelolaan dari hasil penerimaan pajak daerah
berkontribusi secara optimal pada Pendapatan Asli Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Asih, S., & Irawan. (2018). Pengaruh Kontribusi Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah,
Retribusi Daerah dan Bagi Hasil Pajak terhadap Belanja Daerah dengan
Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderating Pemerintah Kabupaten dan
Kota. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Publik, 9 No 1, 177-191.
Asriat, & Warda. (2017). Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan
Asli Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ekonomi Balance Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, 13 No 2, 43-54.
Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Denpasar. (2023). Dipetik 05 06, 2023, dari
www.pendapatan.denpasarkota.go.id:
https://www.pendapatan.denpasarkota.go.id/transparansi
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. (2023). Dipetik 05 06, 2023, dari
https://www.bpkad.denpasarkota.go.id/:
https://www.bpkad.denpasarkota.go.id/transparasi
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. (2022). Dipetik 05 06, 2023, dari
https://bali.bps.go.id: https://bali.bps.go.id/indicator/13/245/1/penerimaan-
anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah-apbd-kabupaten-kota-di-provinsi-
bali.html
Halim, A. (2012). Akuntansi Sektor Publim Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta:
Salemba Empat.
Handoko. (2013). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (3 ed.).
Yogyakarta: BPFE.
Hidayah, R., Imtikhanah, S., & Habibi, K. A. (2021, 9 5). Analisis Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Se-Provinsi Jawa Tengah Sebelum dan Sesaat Pandemi
Covid19. hal. 122-147.
Kesek, F. (2013). Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis,
dan Akuntansi, 1 No 4, 1922-1933.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Pekei, B. (2016). Konsep dan Analisis Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah di Era
Otonomi. Jakarta Pusat: Taushia.
Sunaryo, K., & Ghofar, A. (2015). Characteristics Local Government and Government
Performance: An Empirical Examination of The Local Government in Indonesia.
Journal Buletin, 13 No 2, 139-270.
Taras, T., & Artini, L. G. (2017). Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Upaya
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. E-Jurnal Manajemen
Unud, 6 No 5, 2360-2387.

Anda mungkin juga menyukai