Anda di halaman 1dari 10

Pembahasan

Soal-soal BUT

Syaifulloh Parama Asetta (18312109)


Hernita Nur Shafa (18312130)
Nabila Ayunani (18312149)
Fatma Nikita Muryaningrum (18312187)
Garlic Baihaqi (18312194)
Definisi Bentuk Usaha Tetap (BUT)
menurut Pasal 2 ayat 5 UU PPh

Bentuk Usaha Tetap (Permanent Establishment) Yang dapat berupa :


• Tempat kedudukan manajemen
Didefinisikan sebagai bentuk usaha yang dipergunakan • Cabang perusahaan
oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di • Kantor perwakilan
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak • Gedung kantor
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan • Pabrik
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat • Bengkel
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau • Gudang
melakukan kegiatan di Indonesia.
• Ruang untuk promosi dan penjualan
• Pertambangan dan penggalian sumber alam
• Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi
• Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan
• Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan
• Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari
60 hari dalam jangka waktu 12 bulan
• Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
• Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia
• Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh
penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.
Macam-Macam Bentuk Usaha Tetap

1. BUT Fasilitas Fisik (asset type) Termasuk dalam BUT Fasilitas Fisik :
Tempat usaha tersebut bisa merupakan properti
sendiri, disewa dari pihak ketiga, atau cara lain yang • Tempat kedudukan manajemen
memungkinkan pemanfaatan tempat usaha tersebut. • Cabang perusahaan
Untuk memenuhi kualifikasi BUT, tempat usaha • Kantor perwakilan
tersebut harus mempunyai derajat kepermanenan • Gedung kantor
secara ruang dan waktu (geografis dan time dimension) • Pabrik
sesuai yang disyaratkan pada Konvensi OECD dan UN. • Bengkel
Jenis BUT ini bermula sejak pengusaha menjalankan • Pertambangan dan penggalian
aktivitasnya dan berakhir saat berhentinya aktivitas sumber alam
melalui tempat usaha tersebut. • Perikanan, peternakan, pertanian,
perkebunan, atau kehutanan.
2. BUT Aktivitas (activity type)
Termasuk dalam kelompok BUT Aktivitas :
• Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan
• Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari
60 hari dalam jangka waktu 12 bulan.

Perbedaan Kelompok BUT Antara Proyek Konstruki dengan Pemberian Jasa

• Kelompok BUT proyek konstruksi tidak mengenal time test, artinya proyek konstruksi tanpa memperhatikan
lamanya kontrak proyek (durasi) akan selalu menjadi BUT. Konsekuensi akibat kemajuan metode konstruksi,
penentuan BUT agak sulit dalam hal pemecahan proyek, joint operation, subcontracting, dan pelayanan purnajual
(after sales service)
• Pencantuman time test dalam penentuan BUT jasa diindikasikan untuk menyinkronisasikan dengan praktik
internasional.
• Dalam hal jasa yang diberikan di Indonesia kurang dari time test 60 hari, dengan pemberian pemajakan ambang
batas (threshold taxation) dan penentuan taxable presence, tidak menyebabkan adanya BUT.
• Dalam model konvensi OECD dan UN, konsep pemajakan threshold taxation yang dipakai adalah fixed base dan
bukan BUT.
3. BUT Keagenan (agency type)

Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas atau depent
agent termasuk dalam kelompok BUT Keagenan.
Globalisasi perdagangan internasional memunculkan timbulnya relasi bisnis berupa keagenan
di mancanegara. Tanpa harus menyewa properti sendiri atau menyewa dari pihak lain untuk
tempat usahanya, Pengusaha mancanegara dapat memperluas jaringan usahanya dengan
menjalin kemitraan bisnis di Indonesia. Aktivitas keagenan bisa dilakukan oleh badan atau
orang pribadi, dan dalam praktik agak terdapat kesulitan untuk mengidentifikasikan legalitas
depensi keagnenan tersebut, elgal dalam formalitas atau substansi ekonomis.
4. BUT Asuransi (insurance type)

Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi (termasuk premi reasuransi) atau
menanggung risiko di Indonesia termasuk dalam kelompok BUT Asuransi.
Dari klausul pada Pasal 5 Model PBB (UN) ditafsirkan bahwa perusahaan asuransi yang
didirikan dan berkedudukan di luar Indonesia, dianggap mempunyai BUT di Indonesia,
apabila perusahaan asuransi tersebut menerima pembayaran premi asuransi dan
menanggung risiko di Indonesia melalu pegawau, perwakilan atau agennya di Indonesia.
Jenis penghasilan yang menjadi objek BUT
menurut pasal 5 ayat 1

Penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap tersebut dan dari harta yang
dimilikiatau dikuasai (attributable income)

Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian
jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh bentuk
usaha tetap di Indonesia (force of attraction income)

Penghasilan sebagaimana tersebut dalam pasal 26 yang diterima atau diperoleh kantor
pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara bentuk usaha tetap dengan harta
atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud (effectively connected income)
Jenis-jenis biaya BUT menurut
pasal 5 ayat 2 dan ayat 3

Ayat 2
Biaya-biaya yang berkenaan dengan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c
boleh dikurangkan dari penghasilan bentuk usaha tetap.
Ayat 3
Dalam menentukan besarnya laba suatu bentuk usaha tetap :
• Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dibebankan adalah biaya yang berkaitan
dengan usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap, yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak
• Pembayaran kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan dibebankan sebagai biaya adalah :
- Royalti atau imbalan lainnya sehubungan dengan penggunaan harta, paten, atau hak-hak lainnya
- Imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya
- Bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan
- Pembayaran sebagaimana tersebut huruf b yang diterima atau diperoleh dari kantor pusat tidak
dianggap sebagai Objek Pajak, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan.

Anda mungkin juga menyukai