KEGIATAN
BELAJAR 3
2
Bab ini akan membahas tentang pembukuan atau pencatatan yang berhubungan
dengan cara agar Wajib Pajak bisa menghitung atau memperhitungkan pajaknya.
Untuk lebih memudahkan lagi, jika dihubungkan dengan CircumNavigationUU
KUP maka dapat dijelaskan dalam
Gambar 2-1.
24 PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Bab ini akan membahas pembukuan atau pencatatan yang diatur dalam Pasal 28
Undang-Undang KUP.
Untuk dapat menghitung dan juga memperhitungkan maka Wajib Pajak harus
mempunyai semua transaksi usaha yang ia lakukan. Untuk mengetahui semua
transaksi tersebut diwajibkan membuat pencatatan atau pembukuan. Istilah yang
digunakan KUP adalah Pembukuan dan Pencatatan sedangkan dalam praktek
yang banyak digunakan adalah akuntansi. Ketentuan ini sering menjadikan
pertanyaan mengapa disebut pembukuan bukan akuntansi selain boleh
melakukan pencatatan. Salah satu alasannya adalah, hukum yang berlaku di
Indonesia berdasarkan asas konkordasi berasal dari peninggalan Hindia
Belanda, sedangkan Hindia Belanda mengadopsi hukum Belanda.
25
PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Pasal 28, Pasal 29, Pasal 29A, Pasal 30, dan Pasal 31. Pembukuan diatur hanya
dalam satu pasal yaitu Pasal 28 Undang-Undang KUP.
Informasi yang benar dan lengkap tentang penghasilan Wajib Pajak sangat
penting untuk dapat mengenakan pajak yang adil dan wajar sesuai dengan
kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Untuk dapat menyajikan informasi dimaksud,
berdasarakan Pasal 28 (1) dan (2), Pembukuan diwajibkan terhadap Wajib
Pajak:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas, kecuali Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yaitu Wajib Pajak
orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
2. Wajib Pajak Badan
26 PUSDIKLAT PAJAK
KUP
27
PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Oleh karena itu dalam Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang KUP diatur mengenai
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan,
tetapi wajib melakukan pencatatan, yaitu:
A. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (yang peredaran
brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah), dengan syarat memberitahukan kepada Direktur
Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak
yang bersangkutan, dan
B. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8) dan 9 Undang-Undang KUP mengatur
mengenai ketentua pembukuan dan pencatatan. Pembukuan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama digunakan dalam metode
pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah penggeseran
laba atau rugi. Prinsip taat asas dalam metode pembukuan misalnya dalam
penerapan stelsel pengakuan penghasilan, tahun buku, metode penilaian
persediaan, atau metode penyusutan dan amortisasi.
28 PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari penyerahan barang atau jasa
ditetapkan pada saat pembayaran dari pelanggan diterima dan biaya-biaya
ditetapkan pada saat barang, jasa, dan biaya operasi lain dibayar. Dengan
cara ini, pemakaian stelsel kas dapat mengakibatkan penghitungan yang
mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari tahun
ke tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas dan
pengeluaran kas. Oleh karena itu, untuk penghitungan Pajak Penghasilan
dalam memakai stelsel kas harus memperhatikan hal-hal antara lain sebagai
berikut.
29
PUSDIKLAT PAJAK
KUP
b. Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat
diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat
dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.
c. Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas (konsisten).
Dengan demikian penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat juga
dinamakan stelsel campuran.
Contoh:
Wajib Pajak dalam tahun 2008 menggunakan metode penyusutan garis lurus
atau straight line method. Jika dalam tahun 2009 Wajib Pajak bermaksud
mengubah metode penyusutan aktiva dengan menggunakan metode
penyusutan saldo menurun atau declining balance method, Wajib Pajak harus
minta persetujuan terlebih dahulu kepada Dirjen Pajak yang diajukan sebelum
dimulainya tahun buku 2009 dengan menyebutkan alasan dilakukannya
perubahan metode penyusutan dan akibat dari perubahan tersebut.
30 PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Selain itu, perubahan periode tahun buku juga berakibat berubahnya jumlah
penghasilan atau kerugian Wajib Pajak. Oleh karena itu, perubahan tersebut
juga harus mendapat persetujuan Dirjen Pajak. Tahun Pajak adalah sama
dengan tahun kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang
tidak sama dengan tahun kalender. Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun kalender, penyebutan Tahun Pajak yang
bersangkutan menggunakan tahun yang di dalamnya termasuk enam bulan
pertama atau lebih. Contoh:
a) Tahun buku 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2009 adalah Tahun Pajak
2008.
b) Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai dengan 30 September 2009 adalah
Tahun Pajak 2009.
31
PUSDIKLAT PAJAK
KUP
menggunakan bahasa asing dan satuan mata uang selain Rupiah yaitu
Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat.71 Wajib Pajak
yang dapat menyelenggarakan pembukuan tersebut meliputi:72
32 PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak Kontraktor Kontrak
Kerja Sama yang sejak pendiriannya menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat,
wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar paling lambat tiga bulan sejak tanggal pendirian.77 Wajib Pajak dalam
rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang
akan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, wajib menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar paling
lambat tiga bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan
73Pasal 4 ayat (1) PMK 196/PMK.03/2007 s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
74Pasal 4 ayat (2) PMK 196/PMK.03/2007 s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
75Pasal 4 ayat (3) PMK 196/PMK.03/2007 s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
76Pasal 4 ayat (4) PMK 196/PMK.03/2007 s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
77Pasal 5 ayat (1) PMK 196/PMK.03/2007 s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
33
PUSDIKLAT PAJAK
KUP
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat
tersebut dimulai.78
Pasal 28 ayat (11) Undang-Undang KUP mengatur bahwa buku, catatan, dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik
atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama sepuluh tahun di
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang
pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.80 Dalam hal Wajib Pajak
melakukan transaksi dengan para pihak yang mempunyai hubungan istimewa
78Pasal5 ayat (2) PMK 196/PMK.03/2007 s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
79Penjelasan Pasal 28 ayat(9) UU KUP s.t.d.t.d dengan PMK Nomor 1/PMK.03/2015
80Juga diatur dalam Pasal 10 ayat (1) PP Nomor 74 Tahun 2011
34 PUSDIKLAT PAJAK
KUP
Dokumen Penentuan Harga Transfer terdiri atas: (a) dokumen induk; (b)
dokumen lokal; dan/ atau (c) laporan per negara. Selanjutnya, Wajib Pajak yang
melakukan Transaksi Afiliasi dengan:
a. nilai peredaran bruto Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak lebih
dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah);
b. nilai Transaksi Afiliasi Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak:
35
PUSDIKLAT PAJAK
KUP
83
36 PUSDIKLAT PAJAK