EKSTRAKOMPTABLE
pembukuan ekstrakomptabel
a. Penilaian persediaan
b. Penyusutan dan amortisasi
c. Harga perolehan dan pengalihan harta
d. Perolehan harta melalui sewa guna usaha (leasing) dengan hak
opsi
e. Penggabungan, peleburan, dan pemekaran usaha
PENILAIAN PERSEDIAAN
Pelaporan Pajak
a. Harga perolehan persediaan per 31 Desember 2013
dengan metode FIFO 5.500.000
b. Nilai realisasi bersih persediaan 5.300.000
GARIS SALDO
LURUS MENURN
BUKAN BANGUNAN
KELOMPOK 1 4 TAHUN 25% 50%
KELOMPOK 2 8 TAHUN 12,5% 25%
KELOMPOK 3 16 TAHUN 6,25% 12,5%
KELOMPOK 4 20 TAHUN 5% 10%
BANGUNAN
PERMANEN 20 TAHUN 5% -
TIDAK PERMANEN 10 TAHUN 10% -
Contoh :
Pengeluaran pembangunan gedung adalah sebesar Rp100.000.000,00.
Pembangunan dimulai bulan Oktober 2000 dan selesai dikerjakan/dibangun
bulan Maret 2001.
Penyusutan atas harga perolehan bangunan gedung tsb dimulai pada bulan Maret
tahun pajak 2001.
SAAT MULAI PENYUSUTAN
Contoh :
PT X di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun 1999. Perkebunan
tersebut mulai menghasilkan (panen) pada tahun 2000. Dengan
persetujuan DJP, penyusutan traktor tsb dapat dilakukan mulai tahun 2000.
Pasal 11 ayat (5) UU PPh
Ps.11(9) UU PPh
Apabila hasil penggantian asuransi yg akan diterima jumlahnya baru
dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian, maka dengan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak jumlah sebesar kerugian sdp ayat (8)
UU PPh dibukukan sebagai beban masa kemudian tsb.
Ps.11(10) UU PPh
Apabila terjadi pengalihan harta yg memenuhi syarat sdd Pasal 4 ayat (3)
huruf a dan huruf b, yg berupa harta berwujud, maka jumlah nilai sisa buku
harta tsb tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yg
mengalihkan.
KETENTUAN FISKAL TERKAIT PENYUSUTAN
1 Pertambangan Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang
selain minyak mengolah produk pelikan.
dan gas
5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya
mesin mobil, mesin kapal).
6 Transportasi dan a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan
Pergudangan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan
ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan
1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
Nom
Jenis Usaha Jenis Harta
or
1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi
2 Transportasi
dan a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
Pergudangan b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga
listrik dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat
dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat
pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan
barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap
ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar,
kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan
sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
g. Dok-dok terapung.
Biaya perolehan hp
HP DINAS
obiaya perolehan atau pembelian telepon seluler dapat dibebankan sebagai
biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya
perolehan atau pembelian melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I
obiaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon
seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan dalam tahun
pajak yang bersangkutan
Biaya mobil sedan
Kep-220/PJ/2002
Mobil Sedan DINAS
• biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar kendaraan sedan
atau yang sejenis dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50%
(lima puluh persen) dari jumlah biaya perolehan atau pembelian atau
perbaikan besar melalui penyusutan aktiva tetap kelompok 2
• biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan
sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya pemeliharaan atau
perbaikan rutin dalam tahun pajak yang bersangkutan
Amortisasi
Pasal 11A (1),(2) UU PPh
➢ Amortisasi
• atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud
dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan
HGB, HGU, hak pakai, dan muhibah (goodwill)
• masa manfaat lebih dari 1 tahun
• dipergunakan untuk 3M Ph Non Final
➢ Metode: Garis Lurus (Stright Line Method), Saldo Menurun
(Declining Balance Method).
➢ Taat azas
❑ Mulai amortisasi
- Secara umum → bulan pengeluaran
- Bidang usaha tertentu (kehutanan, perkebunan tanaman keras,
peternakan) → amortisasi dimulai bulan pengeluaran atau bulan
produksi komersial → bulan mulai dilakukan penjualan (PMK-
248/PMK.03/2008)
KETENTUAN FISKAL TERKAIT AMORTISASI
❑ Pengalihan harta tak berwujud→ Selisih antara nilai pengalihan dan NBF →
keuntungan / kerugian fiskal, kecuali disumbangkan/dihibahkan Ps.4(3)a&b NBF
tidak boleh dikurangkan dari Pengh. Bruto
Pasal 11A (3) UU PPh
Termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea
masuk, biaya pengangkutan dan biaya pemasangan.
TUKAR MENUKAR
Harta yang diperoleh berdasarkan transaksi tukar-menukar dengan
harta lain, nilai perolehan atau nilai penjualannya adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
Ps. 10 (2) UU PPh
Contoh :
PT. A PT. B
( Harta X ) ( Harta Y )
Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan nilai lain selain harga
pasar, yaitu atas dasar nilai sisa buku ("pooling of interest").
PT C membukukan penerimaan harta dari PT A dan PT B tersebut sebesar
Rp500.000.000,00 (43/PMK.03/2008)
PMK Nomor 43/PMK.03/2008
WP X PT Y : Harga perolehan
HSB Mesin 25.000.000 mesin Rp. 40.000.000
HPsr 40.000.000
Keuntungan 15.000.000