Anda di halaman 1dari 7

SOAL I PILIHAN BERGANDA (20%)

1. Menurut ketentuan perpajakan (Pasal 28 ayat 5 UU KUP), pembukuan harus diselenggarakan dengan
stelsel ...
a. Stelsel Akrual
b. Stelsel Kas
c. Stelsel Taat Azas
d. Stelsel Akrual atau Stelsel Kas

2. Jenis aset berikut dapat dikategorikan dalam Kas dan Setara Kas, kecuali ...
a. Deposito Berjangka yang jatuh tempo < 3 bulan
b. Kas Kecil
c. Bank
d. Piutang Usaha

3. Metode penilaian persediaan yang yang dapat diakui secara fiskal adalah ...
a. Metode Perpetual dan Periodik
b. Metode LIFO dan FIFO
c. Metode LIFO dan Average
d. Metode FIFO dan Average

4. Hal-hal berikut termasuk dalam karakteristik PPh Final, kecuali ...


a. Biaya-biaya terkait Penghasilan yang dikenakan PPh Final tidak dapat dikurangkan dalam
menghitung Penghasilan Kena Pajak
b. Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final tidak perlu digabungkan dengan Penghasilan yang
Non-Final.
c. PPh Final yang telah dipotong atau disetor sendiri dapat dikreditkan dalam perhitungan Pajak
terutang
d. PPh Final yang telah dipotong atau disetor sendiri tidak dapat dikreditkan dalam perhitungan
Pajak terutang

5. Perusahaan yang dipotong PPh Pasal 4 Ayat (2) oleh perusahaan lain (lawan transaksi), mencatat PPh
Pasal 4 Ayat (2) yang dipotong tersebut sebagai ...
a. Hutang Pajak
b. Pajak dibayar di muka
c. Biaya Pajak
d. Piutang Pajak

Page 1 of 7
6. Atas pembayaran penghasilan berikut kepada pihak lain merupakan non-objek PPh Pasal 23, kecuali ...
a. Pembayaran bunga pinjaman kepada Bank
b. Pembayaran kepada badan usaha lembaga Pembiayaan
c. Pembayaran bunga pinjaman kepada Orang Pribadi
d. Pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi kepada perusahaan Leasing

7. Perbedaan mendasar antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal di Indonesia disebabkan karena ...
a. Akuntansi fiskal menggunakan pedoman Prinsip Akuntansi Pajak Berlaku Umum sedangkan
akuntansi komersial menggunakan pedoman Prinsip Akuntansi Keuangan
b. Akuntansi fiskal menggunakan pedoman UU Perpajakan sedangkan akuntansi komersial
menggunakan pedoman International Financial Accounting Standards (IFRS)
c. Akuntansi fiskal menggunakan pedoman UU Perpajakan sedangkan akuntansi komersial
menggunakan pedoman sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Kuangan.
d. Akuntansi fiskal tidak mengakui pedoman PSAK yang digunakan dalam Akuntansi Komersial.

8. Berdasarkan PSAK 1 (Revisi 2021), Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut, kecuali:
a. Entitas memperkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan
b. Entitas memiliki aset dengan tujuan untuk tidak diperdagangkan
c. Kas dan setara kas yang tidak dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan
liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan
d. Piutang usaha yang jatuh tempo < 1 tahun.

9. PT Kalbe Farma menjual produk farmasi hasil produksi kepada PT Distributor Obat, PT Distributor Obat
menjual kembali produk farmasi tersebut kepada Apotik Selalu Sehat, Apotik Selalu Sehat menjual produk
farmasi kepada masyarakat. Siapakah yang menjadi pihak pemungut PPh Pasal 22 dalam transaksi
tersebut?
a. PT Kalbe Farma
b. PT Distributor Obat
c. Apotik Selalu Sehat
d. Masyarakat

10. Pasabudi adalah teknisi AC yang berpengalaman dan menjalankan usaha perawatan AC melalui CV.
Semangat Diri. Pada suatu masa, PT. Aneka Subur menggunakan jasa perawatan AC Pasabudi. Jasa
perawatan AC ditagih melalui kwitansi sebesar Rp1.000.000,-. Pasabudi memberikan copy kartu NPWP CV
Semangat Diri kepada PT Aneka Subur. Berikut adalah pernyataan yang benar atas transaksi tersebut,
kecuali:
a. PT. Aneka Subur: Dr. Beban perawatan AC Rp1.000.000; Cr. Bank Rp980.000; Cr. Utang PPh Pasal
23 Rp20.000.
b. CV. Semangat Diri: Dr. Bank Rp.980.000; PPh Pasal 23 bayar di muka Rp20.000; Cr. Pendapatan
jasa Rp1.000.000.
c. PT. Aneka Subur: Dr. Bank Rp.980.000; PPh Pasal 23 bayar di muka Rp20.000; Cr. Pendapatan
jasa Rp1.000.000.

Page 2 of 7
d. PT. Aneka Subur: Dr. Beban perawatan AC Rp1.000.000; Cr. Kas Rp980.000; Cr. Utang PPh Pasal
23 Rp20.000.

SOAL II KASUS (80%)

SOAL II KASUS (80%)

PT TEXMACO SURYA MANDIRI (PT TSM), adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur
produk fashion. PT TSM memiliki lini produksi produk fashion dengan merek sendiri, yaitu "HERMEZZ", selain itu
PT TSM juga dapat menerima produksi produk fashion berdasarkan pesanan pelanggan dalam jumlah tertentu.
Perusahaan telah berdiri sejak tahun 2010 dan telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP) sejak awal
berdiri. Perusahaan juga telah memiliki ijin sebagai importir produsen dan telah memiliki Nomor API. PT TSM
menggunakan metode pencatatan Persediaan dengan sistem perpetual (abaikan pencatatan HPP).
Adapun transaksi-transaksi yang terjadi pada bulan Maret 2023 pada PT TSM antara lain:

1. PT TSM melakukan impor atas bahan baku kulit buaya untuk produksi tas “HERMEZZ” dari Croco Tannery Co.
Ltd, Vietnam. Nilai CIF sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok adalah sebesar Rp. 500.000.000. Atas Impor
tersebut terhutang Bea Masuk 5%, PPh Pasal 22 2,5% dan PPN atas Impor sebesar 11%. Pajak dan Bea yang
terutang langsung disetor PT TSM ke Bank Mandiri pada saat pengajuan PIB. Sedangkan pelunasan kepada
Croco Tannery Co. Ltd, Vietnam akan dilakukan 3 bulan mendatang. Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM
atas transaksi tersebut?
Dr. Persediaan Bahan Baku 525.000.000
Dr. Pajak Dibayar di Muka 13.125.000
Dr. Pajak Masukan 57.750.000
Cr. Bank Mandiri 95.875.000
Cr. Utang Usaha – Croco Tannery Co., Ltd. 500.000.000

2. PT TSM melakukan penjualan ekspor atas hasil produksi ke Bangkok Fashion Center Co. Ltd. dengan nilai
ekspor sebesar Rp. 950.000.000. Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Piutang Usaha – Bangkok Fashion Center Co., Ltd. 950.000.000
Cr. Penjualan Ekspor 950.000.000

3. PT TSM menerima tagihan dari Kantor Akuntan Publik Surya, Andi dan rekan (non-PKP) atas jasa audit Laporan
Keuangan Tahun 2022 sebesar Rp 100.000.000. Tagihan tersebut langsung dibayar dengan cek BCA.
Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Biaya Jasa Audit 100.000.000
Cr. Utang PPh Pasal 23 2.000.000
Cr. Bank BCA 98.000.000

4. PT TSM menerima tagihan atas perbaikan mesin produksi dari PT Servis Mesin Jaya (PKP) sebesar Rp.
5.550.000 (termasuk PPN 11%). Tagihan tersebut langsung dibayar secara tunai melalui uang kas perusahaan.
Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Biaya Pemeliharaan Mesin 5.000.000
Dr. Pajak Masukan 550.000
Cr. Utang PPh Pasal 23 100.000
Cr. Kas 5.450.000

Page 3 of 7
5. Bagaimanakah pencatatan pada PT Servis Mesin Jaya atas transaksi pada nomor 4?
Dr. Kas 5.450.000
Dr. Pajak dibayar di muka 100.000
Cr. Pajak Keluaran 550.000
Cr. Pendapatan jasa 5.000.000

6. PT TSM melakukan penjualan secara tunai kepada Toko Gaya Busana Anak Muda (non-PKP) sebesar Rp.
60.000.000. (belum termasuk PPN 11%). Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Kas 66.600.000
Cr. Pajak Keluaran 6.600.000
Cr. Penjualan 60.00.000

7. PT TSM menerima tagihan sewa mobil operasional bulan Februari 2023 dari PT Rental Mobil Bersama (PKP)
sebesar Rp. 10.000.000 (belum termasuk PPN 11%). Tagihan tersebut langsung dibayar dengan cek BCA.
Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Biaya Sewa Kendaraan 10.000.000
Dr. Pajak Masukan 1.100.000
Cr. Utang PPh Pasal 23 200.000
Cr. Bank BCA 10.900.000

8. Bagaimanakah pencatatan pada PT Rental Mobil Bersama atas transaksi pada nomor 7?
Dr. Bank BCA 10.900.000
Dr. Pajak dibayar di muka 200.000
Cr. Pajak Keluaran 1.100.000
Cr. Pendapatan Sewa 10.000.000

9. PT TSM melakukan penjualan secara kredit kepada PT Soggo Fashion Store (PKP) yang merupakan pemilik
Outlet Fashion “SOGGO” sebesar Rp. 350.000.000 (belum termasuk PPN 11%). Bagaimanakah pencatatan
pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Piutang Usaha – PT Soggo Fashion Store 388.500.000
Cr. Pajak Keluaran 38.500.000
Cr. Penjualan 350.000.000

10. PT TSM menerima tagihan Royalti sebesar USD5.000 atas produksi dan penjualan 10 unit tas limited edition
rancangan Versace, Inc., Amerika Serikat. Dalam hal ini Versace, Inc., tidak dapat menunjukkan Certificate of
Residence dari Amerika Serikat. Versace, Inc., setuju untuk dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20%. Transaksi ini
terutang PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar wilayah pabean. PPN tersebut langsung
disetorkan perusahaan melalui Bank BCA. Atas Royalti tersebut juga langsung diterbitkan Cek BCA untuk
dilunasi. Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembayaran adalah 1USD = Rp. 15.050.
Dr. Beban Royalti 75.250.000
Dr. Pajak Masukan 8.277.500
Cr. Utang PPh Pasal 26 15.050.000
Cr. Bank BCA 8.277.500
Cr. Bank BCA 69.972.500

Page 4 of 7
11. PT TSM menerima tagihan dari Kantor Notaris Herman Jauhari S.H., M.Kn. (PKP) atas jasa pengesahan akte
perubahan anggaran dasar Perusahaan dengan tagihan sebagai berikut:
Jasa Notaris Rp. 4.000.000
PNBP Pendaftaran Perubahan Akta (reimbursement & kwitansi original terlampir) Rp. 2.000.000
Pajak Pertambahan Nilai 11% Rp. 440.000
PPh Pasal 21 (Rp. 100.000)
Jumlah tagihan Rp. 6.340.000
Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Biaya Legal/Notaris 6.000.000
Dr. Pajak Masukan 440.000
Cr. Utang PPh Pasal 21 100.000
Cr. Kas 6.340.000

Atau

Dr. Biaya Legal/Notaris 4.000.000


Dr. Biaya PNBP 2.000.000
Dr. Pajak Masukan 440.000
Cr. Utang PPh Pasal 21 100.000
Cr. Kas 6.340.000

12. PT TSM menerima transfer uang masuk pada Rekening Bank BCA sebesar Rp.360.000.000 (net) yang merupakan
pembayaran atas dividen dari anak perusahaan di Malaysia. Diketahui bahwa atas penghasilan tersebut telah
dipotong PPh atas dividen di Malaysia dengan tarif 10%. Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi
tersebut?
Dr. Bank BCA 360.000.000
Dr. Pajak dibayar di muka 40.000.000
Cr. Pendapatan lain-lain – Dividen LN 400.000.000

13. PT TSM menerima tagihan dari PT Bangun Konstruksi Bersama (PKP) atas pelaksanaan jasa renovasi bangunan
kantor sebesar Rp. 380.000.000 (belum termasuk PPN 11%). PT Bangun Konstruksi Bersama merupakan
merupakan perusahaan jasa konstruksi bersertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi dengan Kategori Kecil
dengan tarif 1,75%. Renovasi tersebut bersifat minor yang tidak mempengaruhi umur manfaat bangunan.
Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Biaya Pemeliharaan Gedung 380.000.000
Dr. Pajak Masukan 41.800.000
Cr. Utang PPh Pasal 4 Ayat (2) 6.650.000
Cr. Utang Usaha – PT Bangun Konstruksi Bersama 415.150.000

14. Bagaimanakah pencatatan pada PT Bangun Konstruksi Bersama atas transaksi pada nomor 13?
Dr. Piutang Usaha – PT TSM 415.150.000
Dr. Biaya PPh Final pasal 4 Ayat (2) 6.650.000
Cr. Pajak Keluaran 41.800.000
Cr. Pendapatan Jasa Konstruksi 380.000.000

15. PT TSM membayar perpanjangan sewa Bangunan Gudang sebesar Rp 666.000.000 (termasuk PPN 11%) kepada
PT Pemilik Gudang Bersama. Pembayaran tersebut untuk sewa Gudang periode 1 April 2023 - 31

Page 5 of 7
Maret 2024. Pembayaran langsung dilakukan melalui transfer via BCA. Bagaimanakah pencatatan pada PT
TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Sewa dibayar di muka 600.000.000
Dr. Pajak Masukan 66.000.000
Cr. Utang PPh Pasal 4 Ayat (2) 60.000.000
Cr. Utang Usaha – PT Pemilik Gudang Bersama 606.000.000

16. Bagaimanakah pencatatan pada PT Pemilik Gudang Bersama atas transaksi pada nomor 15?
Dr. Piutang Usaha – PT TSM 606.000.000
Dr. Biaya PPh Final pasal 4 Ayat (2) 60.000.000
Cr. Pajak Keluaran 66.000.000
Cr. Pendapatan sewa diterima di muka 600.000.000

17. PT TSM membeli secara tunai alat-alat tulis kantor dari Toko Stationery Center (Non-PKP) sebesar Rp.
980.000.
Dr. Biaya alat tulis / Supplies 980.000
Cr. Kas 980.000

18. PT TSM mengumumkan pembagian dividen atas saldo laba ditahan tahun 2022 kepada para pemegang saham
sebesar Rp. 5.000.000.000. Adapun komposisi pemegang saham antara lain: PT ABC Tex (kepemilikan 50%) ; PT
Sukses Bersama (kepemilikan 20%) ; Bapak Firman (kepemilikan 30%). Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM
atas transaksi tersebut?
Dr. Laba dItahan 5.000.000.000
Cr. Utang Dividen – PT ABC Tex 2.500.000.000
Cr. Utang Dividen – PT Sukses Bersama 1.000.000.000
Cr. Utang Usaha – Bapak Firman 1.500.000.000

19. PT TSM menerima bunga Simpanan Jasa Giro dari Bank BCA sebesar Rp. 158.000 (net after tax). Bagaimanakah
pencatatan pada PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Bank BCA 158.000
Cr. Pendapatan Jasa Giro 158.000
atau
Dr. Bank BCA 158.000
Dr. Beban PPh Final pasal 4 ayat (2) 39.500
Cr. Pendapatan Jasa Giro 197.500

20. PT TSM menerima pembayaran melalui Bank Mandiri dari Kementerian Luar Negeri atas pengadaan senilai Rp.
518.520.000 (belum termasuk PPN 11%) berupa Tas Souvenir untuk Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023.
Penyerahan produk dan penagihan telah dilakukan pada awal bulan Maret 2023. Selain menerima
pembayaran, PT TSM jg telah menerima bukti penyetoran PPN WAPU. Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM
atas transaksi tersebut?
Dr. Bank Mandiri 510.742.200
Dr. Pajak dibayar di muka PPh Pasal 22 7.777.800
Dr. Pajak Keluaran 57.037.200
Cr. Penjualan – Kementerian Luar Negeri 575.557.200

Page 6 of 7
Atau
(jika PPh Pasal 22 sudah didebit terlebih dahulu pada saat pengakuan piutang/penjualan)
Dr. Bank Mandiri 510.742.200
Dr. Pajak Keluaran 57.037.200
Cr. Piutang Usaha – Kementerian Luar Negeri 567.779.400

21. PT TSM menerima retur penjualan dari PT Soggo Fashion Store (PKP) sebesar Rp 1.250.000 (belum termasuk
PPN 11%) dikarenakan terdapat produk yang cacat. Bagaimanakah pencatatan pada PT TSM atas transaksi
tersebut?
Dr. Retur Penjualan 1.250.000
Dr. Pajak Keluaran 137.500
Cr. Piutang Usaha – PT Soggo Fashion Store 1.387.500

22. PT TSM menerima uang muka dari pelanggan yaitu PT Urban Style Digital (PKP) melalui Bank BCA sebesar Rp
22.200.0000 (termasuk PPN 11%). Pesanan akan dikirmkan sebulan kemudian. Bagaimanakah pencatatan pada
PT TSM atas transaksi tersebut?
Dr. Bank BCA 22.200.000
Cr. Pajak Keluaran 2.200.000
Cr. Pendapatan diterima di muka 20.000.000

23. Perusahaan telah menghitung total hutang gaji karyawan untuk bulan ini. Perusahaan memiliki karyawan
aktif total 350 orang pegawai dengan rincian total penghasilan dari bagian HRD sebagai berikut:
Gaji/Upah : Rp2.182.600.000
Tunjangan Kerja : Rp 50.642.000
BPJS yang ditanggung oleh Perusahaan:
- Asuransi : Rp 20.660.000
- Pensiun : Rp 95.556.000
BPJS yang ditanggung oleh Pegawai : Rp 51.652.000
PPh Pasal 21 yang dipotong : Rp 27.816.000
Gaji dan tunjangan akan ditransfer kepada karyawan pada setiap tanggal 2 bulan berikutnya. Bagaimanakah
pencatatan pada PT TSM untuk bulan ini atas transaksi tersebut?
Dr. Beban Gaji 2.182.600.000
Dr. Beban Tunjangan Kerja 50.642.000
Dr. Beban BPJS - Asuransi 20.660.000
Dr. Beban BPJS - Pensiun 95.556.000
Dr. Utang BPJS 167.868.000
Cr. Utang PPh Pasal 21 27.816.000
Cr. Biaya yang masih harus dibayar / Utang Gaji 2.153.774.000

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai