MAKALAH
Bentuk Usaha
Disusun Oleh :
Dosen :
Rini Susiani S.E.,M.Ak.,Ak., CA
Dalam ketentuan perpajakan memilih bentuk usaha/business vehicle yang tepat merupakan
hal yang harus diperhatikan oleh investor/pengusaha, selain untuk menentukan bentuk usaha
apa yang dapat memberikan kontribusi profit paling besar dengan tingkat risiko yang paling
rendah. Terkait ketentuan perpajakan yang berlaku, investor/pengusaha juga harus menentukan
bentuk usaha yang mana yang memberikan kontribusi profit yang paling besar namun dengan
beban pajak yang paling kecil serta dari pemilihan bentuk usaha harus mempertimbangkan
keberlangsungan usaha dalam jangka panjang. Faktor – faktor yang dapat dipertimbangkan
1. Hubungan antara tarif pajak penghasilan orang pribadi dan tarif pajak penghasilan
2. Pengenaan pajak penghasilan secara berganda, baik atas laba bruto usaha, maupun
3. Kesempatan dalam menunda pembayaran pajak pada tarif pajak penghasilan lebih
kecil/besar apabila dibandingkan dengan kesempatan yang terdapat pada tarif pajak
4. Adanya ketentuan mengenai kerugian hasil usaha neto (kompensasi kerugian) dan
5. Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas akumulasi laba, pajak
1. Perusahaan Perseorangan
2. Perseroan Terbatas
1
3. CV (commanditaire vennootschap), Firma
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau Badan Hukum perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Berdasarkan pengertian dari Perseroan Terbatas yang sudah dijelaskan sebelumnya ada
a. Tanggung jawab terbatas dari para pemegang saham terhadap uang – uang perusahaan.
b. Kelangsungan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak
c. Mudah untuk memindahkan hak kepemilikan dengan menjual saham kepada orang lain.
a) Merupakan subjek pajak tersendiri. Jadi, tidak hanya perusahaan saja yang kena pajak,
deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham juga dikenakan pajak.
3
b) Pendirian PT jauh lebih sulit dari pendirian badan usaha lainnya. Pendirian PT
memerlukan akta notaris dan juga izin khusus untuk usaha tertentu.
d) Bagi sebagian orang, PT dianggap kurang aman dalam hal rahasia perusahaan. Hal ini
3) Pengenaan pajak pada PT terjadi dua kali, yaitu pada saat diakui sebagai laba usaha
oleh PT dan pada saat laba usaha tersebut dibagikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk dividen, dikenai PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (3) UU PPh dan Pasal 17
4) Gaji yang dibayarkan kepada para pemegang saham dan komisaris dapat dibiayakan
oleh PT
5) Penghitungan PPh terutang mengikuti tarif Pasal 17 UU PPh atau Pasal 31E UU PPh.
2.2 Persekutuan
atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa
orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai commanditer Pasif maupun Aktif.
Dalam pendiriannya, CV didaftarkan dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM serta
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI,. Kelebihan dan kekurangan bentuk usaha CV,
Kelebihan CV :
4
c) Cenderung lebih mudah memperoleh kredit
e) Lebih fleksibel karena bagi sekutu pasif akan lebih mudah untuk menginvestasikan
Kekurangan CV :
a) Kelangsungan hidup tidak menentu karena banyak tergantung dari sekutu aktif yang
b) Tanggung jawab para sekutu komanditer yang terbatas dapat berpengaruh terhadap
a) CV merupakan subjek pajak badan, maka CV harus mendaftarkan diri untuk memperoleh
b) Selain harus mendaftarkan NPWP dan/atau PKP atas nama CV, CV juga harus
menyelenggarakan pembukuan.
c) Laba yang didistribusikan kepada sekutu tidak dikenai pajak. Hal ini sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh yang menyebutkan bahwa bagian laba yang diterima atau
diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-
saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan
d) Gaji yang dibebankan oleh CV kepada para sekutu tidak dapat menjadi pengurang
e) Dalam mengitung PPh nya CV menggunakan tarif tunggal 22% atau 11% apabila
5
2.3 Perusahaan Perseorangan
Dalam dunia bisnis, perusahaan perseorangan dikenal sebagai salah satu bentuk badan
usaha. Dari pengertiannya, perusahaan perseorangan adalah sebuah bentuk usaha yang
dimiliki, dijalankan, dan ditanggung oleh satu orang saja. Perusahaan perseorangan ini
memiliki sistem informasi manajemen yang bebas dan tidak ada intervensi atau campur tangan
Perusahaan perseorangan biasanya dioperasikan dengan alat produksi dan teknologi yang
cukup sederhana. Selain itu, modal yang dibutuhkan dalam proses produksi cukup kecil
sehingga jumlah produk yang dihasilkan sedikit. Bahkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
pun tidaklah banyak. Meskipun begitu, jenis usaha perseorangan ini juga bisa menghasilkan
pendapatan yang tidak sedikit jika sang pemilik usaha dapat menjalankan dan mengelola
Perusahaan dikelola dan diawasi oleh satu orang saja, pemilik atau pengelola usaha tersebut
orang lain. Namun, kekurangannya adalah pemilik perusahaan perseorangan mau tidak mau
harus menanggung seluruh risiko yang akan muncul dalam kegiatan usahanya.
a) Perusahaan perseorangan adalah jenis usaha tidak dikenakan pajak perusahaan seperti PT
atau firma
6
b) Pengelolaan internalnya tidak begitu rumit dan pemilik pun bisa dengan mudah dalam
melakukan pemantauan.
c) Biaya manajemen dan operasional cenderung rendah, karena pemilik bisnis memiliki tugas
1. Perseroan Perorangan sebagai Subjek Pajak . Ketentuan di dalam UU Cipta Kerja dan
hukum perorangan yang memenuhi kriteria UMK. Kedua, definisi Perseroan Terbatas
Ketiga, apabila kriteria sekumpulan orang dan/atau modal dipahami secara tekstual
sebagai kepemilikan modal dan/atau saham oleh lebih dari 1 (satu) pihak, maka badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik desa, dan perseroan
yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan
dan penyelesaian, dan lembaga lain sesuai Undang-Undang tentang Pasar Modal tidak
dapat lagi diklasifikasikan sebagai Subjek Pajak badan mengingat UU Cipta Kerja
pendirian Perseroan Perorangan berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan (baik
modal sendiri atau modal pinjaman) sehingga pendiri atau pemegang saham hanya
bertanggung jawab sebesar modal yang mereka setorkan dan tidak bertanggung jawab
secara pribadi (tanggung renteng) atas perikatan yang dilakukan atau kerugian yang
7
2. Pendaftaran NPWP dan Pengukuhan PKP bagi Perseroan Perorangan. Perseroan
PKP apabila Perseroan Perorangan selaku Pengusaha selama 1 (satu) tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP)
sesuai UU PPN dan PPnBM dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto
3. Pajak Penghasilan dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Perseroan
diterima atau diperoleh, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan. Dalam hal
peredaran bruto yang diterima atau diperoleh tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu)
8
BAB III
KESIMPULAN
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh investor/pengusaha, selain untuk menentukan
bentuk usaha apa yang dapat memberikan kontribusi profit paling besar dengan tingkat risiko
yang paling rendah. Terkait ketentuan perpajakan yang berlaku, investor atau pengusaha juga
harus menentukan bentuk usaha yang mana yang memberikan kontribusi profit yang paling
besar namun dengan beban pajak yang paling kecil serta dari pemilihan bentuk usaha harus
9
DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
10