Anda di halaman 1dari 18

Mata Pelajaran : KewiraUsahaan

Kelas / Semester : XI /Genap


Standar Kompetensi : Merencanakan Usaha Kecil/ Mikro
Kompetensi Dasar : 3.2. Menganalisis Aspek Aspek Perencanaan Usaha
ORGANISASI USAHA
1. Pengertian Organisasi Usaha
Organisasi usaha sederhana adalah organisasi usaha yang kegiatan usahanya berskala kecil, dilakukan oleh masyarakat dengan modal
relatif kecil dan dikelola dengan manajemen yang sederhana, bergerak dalam lapangan bisnis baik perdagangan barang dan jasa
maupun industri.
Peranan organisasi penting dalam kegiatan perekonomian karena ikut memberikan sumbangan berupa upaya memproduksi atau
mendekatkan barang dan jasa kepada masyarakat. Oleh karena itu pemerintahan merasa perlu untuk meningkatkan peranan usaha
kecil meliputi :
a. Pembentukan dan peningkatan produk nasional.
b. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha.
c. Peningkatan ekspor.
d. Produk barang dan jasa daerah.
e. Pemerataan pendapatan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
2. Tujuan dan Sasaran Usaha
Tujuan perusahaan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh perusahaan. Tujuan perusahaan adalah target yang
bersifat kuantitatif dan pendapatan target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja perusahaan.
Adapun penetapan tujuan perusahaan adalah :
a. Untuk mencapai keberhasilan usaha
b. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan lain
c. Untuk melakukan merger dengan perusahaan lain
d. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerjasama.
e. Menjamin adanya fokus dari berbagai personal yang ada dalam perusahaan.

Oleh karena itu wirausahawan harus dapat memudahkan tujuan utama perusahaannya menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil yang
disebut sasaran.
Penentuan sasaran anda strategi yang dilakukan wirausahawan selalu memperhatikan kebutuhan fungsional, kemampuan, kesempatan
atau secara konvensional didahului adanya analisis SWOT. Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran usaha, sebaiknya
perusahaan memiliki hal-hal sebagai berikut :
a. Kesempatan menghasilkan laba
b. Kedudukan pasar
c. Sumber daya manusia
d. Pengembangan usaha
e. Sumber daya keuangan
f. Sarana kerja
g. Tanggung jawab sosial.
3. Bentuk-bentuk badan usaha
Dalam memilih bentuk badan usaha harus mempertimbangkan antara lain :
Jenis usaha apa yang akan dipilih, berapa modal yang tersedia, bagaimana rencana pertambahan modal, bagaimana cara pembagian
laba, bagaimana penentuan tanggung jawab perusahaan dan berapa jangka waktu berdirinya perusahaan.
Badan usaha adalah kesatuan yuridis ekonomis yang bertujuan mencari keuntungan, sedangkan perusahaan adalah satuan teknis yang
bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa. Badan usaha mempunyai fungsi sebagai badan tertinggi yang mengurusi perusahaan,
sementara perusahaan merupakan alat bagi badan usaha dalam mencari keuntungan.
a. Badan usaha menurut lapangan usahanya :
1) Badan usaha agraris
2) Badan usaha ekstraktif
3) Badan usaha industri
4) Badan udaha perdagangan
5) Badan usaha jasa
b. Badan usaha menurut kepemilikan modalnya :
2

1) Badan usaha milik negara, yaitu


a) Perusahaan jawabatan (Perjan)
b) Perusahaan umum (perum)
c) Perusahaan perseroan (Persero)
2) Badan usaha swasta, dibedakan
a) Swasta asing
b) Swasta nasional
3) Badan usaha milik campuran (swasta dan negara)
c. Badan usaha berdasarkan perbandingan penggunaan tenaga kerja dan mesin :
1) Badan usaha padat modal
2) Badan usaha padat karya
d. Badan usaha berdasarkan bentuk hukumnya.
1) Perusahaan Perorangan
Bentuk usaha ini paling sederhana dan paling mudah mengorganisasikannya, dan pemiliknya hanya satu orang. Pengelolaannya
dipegang pemilik sendiri, dan keuntungan atau kerugiannya ditanggung sendiri pula. Orang lain boleh saja mengikut sertakan hartanya
dengan mendapatkan imbalan tetap atau laba tertentu sesuai dengan perjanjian, tetapi pengelolaannya tetap di tangan pemilik.
Di samping itu, pemiliknya juga bebas untuk mendirikan atau menutup usahanya. Biasanya usaha semacam ini akan berhenti segera,
setelah pemilik meninggal dunia. Perusahaan perorangan dapat dimintakan izin secara resmi dengan membayar biaya perizinan.
Dengan demikian perusahaan akan mendapat hak-hak keringanan pajak yang berbeda dengan pajak pendapatan atau pajak kekayaan
pribadi.

Unsur kebaikan perusahaan perorangan adalah sebagai berikut:


a) Cara mendirikan mudah dan mudah, organisasinya sangat sederhana dan luwes, rahasia perusahaan terjamin, dan pajaknya ringan.
b) Putusan-putusan dapat segera diambil sesuai keadaan.
c) Seluruh keuntungan dapat dimiliki sendiri oleh pemilik.
Unsur kelemahannya adalah sebagai berikut :
a) Sulit mendapatkan pinjaman untuk menambah modal dan perluasan usaha, terutama jika jumlahnya besar.
3

b) Tidak ada batas antar amilik pribadi dengan milik perusahaan sehingga jika utang perusahaan tidak dapat dipenuhi, maka kekayaan
pribadi ikut menjadi tanggungan. Sebaliknya, kekayaan perusahaan ikut menjadi tanggungan utang-utang pribadi.
2) Perusahaan Firma
Bila dua orang atau lebih bersedia mengumpulkan kekayaannya (uang, tenaga, sarana, keahlian, dll) dan ingin melakukan usaha yang
disepakati, maka mereka dapat membentuk firma. Setiap anggota firma dapat melakukan sendiri usahanya. Atas nama firma dan
semua keuntungan maupun kerugian menjadi tanggungan semua anggota firma.
Untuk mendirikan firma biasanya harus membuat buku akta autentik, yaitu surat yang dibuat dimuka pejabat umum yang berwenang
atau oleh pejabat umum yang berwenang misalnya notaris. Kemudian akta itu didaftarkan ke Panitera Pengadilan negeri dan dimuat
dalam Berita Negara. Dalam akta pendiriannya yang juga merupakan Anggaran Dasar (AD)nya biasanya dicantumkan cara pembagian
laba. Jika tidak, maka pembagian laba dilakukan menurut perbandingan besarnya modal.
Unsur kebaikan bentuk usaha firma adalah sebagai berikut :
a) Lebih mudah mendapatkan pinjaman modal tanaman karena semua kekayaan pribadi seluruh anggota dijadikan tanggungan.
b) Anggota-anggotanya biasanya lebih saling mengenal dan mempercayai.
Adapun kelemahannya adalah sebagai berikut :
a) Tidak ada batas antara harta pribadi dengan harta firma.
b) Kesalahan salah seorang anggota menjadi tanggungjawab seluruh anggota firma.
c) Jika terjadi perselisihan akan menyulitkan dan sering berakhir dengan pembubaran firma.
3) Perusahaan Komanditer (CV)
Comandditaire Vennootschap (CV) adalah perusahaan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih. Dalam CV ada dua anggota yaitu :
a) Anggota aktif
Adalah anggota yang mengurus perusahaan dan melibatkan seluruh harta pribadinya.
b) Anggota pasif
Adalah anggota yang hanya menyerahkan modal saja tetapi tidak melibatkan harta pribadinya hingga tidak berhak mencampuri
mengelolaan perusahaan.

Untuk mendirikan CV, diharuskan membuat suatu akta resmi di muka pejabat negara (akta notaris). Dalam akta ini dicantumkan
nama-nama anggota aktif dan nama-nama anggota pasifnya.
Unsur kebaikan CV adalah sebagai berikut :
a) Tambahan modal agak mudah diperoleh karena semua kekayaan pribadi anggota aktif dapat dijadikan tanggungan.
b) Kemungkinan bagi seseorang untuk menjadi anggota CV tanpa melibatkan seluruh kekayaan pribadinya, yaitu menjadi anggota
pasif.
Unsur kelemahan bentuk usaha ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi anggita pasif tidak diperbolehkan mencampuri kebijaksanaan perusahaan dan pengelolaannya.
b) Bagi anggota aktif harta pribadinya ikut menjadi tanggungan atas utang-utang perusahaan.
e) Ada kemungkinan terjadinya ketidak jujuran anggota aktif terhadap anggota pasif.
4) Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan bentuk usaha yang anggotanya terdiri atas dua orang atau lebih dan secara formal diatur undang-undang, ruang lingkup
dan kegiatannya telah ditentukan dalam piagam yang diresmikan dalam Lembaran Negara. Untuk mendirikannya dibutuhkan akta
notaris dan izin dari Mentri Kehakiman setelah diterima, diumumkan dalam berita negara. Untuk pajaknya ada perhitungan tersendiri
yang akan dibicarakan dalam bab berakhir.
Unsur kebaikan PT adalah sebagai berikut :
a) Para pemegang saham tidak ikut menanggung utang-utang dagang dan pajak, jika perusahaan jatuh. Kerugiannya hanya terbatas
pada apa yang telah ditanam dalam perusahaan.
b) Saham dapat diperjualbelikan.
c) Peluang untuk mendapatkan pinjaman tambahan modal lebih besar dan kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin.
d) Tambahan modal dapat juga diperoleh dengan menjual saham yang masih berada di tangan perusahaan kepada umum.
Unsur kelemahannya adalah sebagai berikut :
a) Prosedur pendiriannya cukup rumit dan memerlukan biaya cukup tinggi, bahkan harus membayar pajak lebih dulu.
b) Pemegang saham kurang memperhatikan perusahaan.
5

c) Harus diadakan pertemuan-pertemuan untuk menyusun Anggaran Rumah Tangga (ART), Anggran Dasar (AD), garis-garis
kebijaksanaan dan lain-lain.
d) Jika operasi usaha (PT) akan pindah atau diperluas ke bidang operasi yang tidak tercantum dalam akta, maka harus dimintakan izin
pejabat hukum negara.
5) Perkumpulan Koperasi
Koperasi bukanlah perkumpulan modal tetapi perkumpulan orang-orang yang bertujuan untuk memajukan kepentingan material
anggotanya. Ada tiga bentuk koperasi, yaitu koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi produktif.
Untuk mendirikan koperasi, harus dibuat akta yang berisi AD koperasi, kemudian disahkan pejabat koperasi atas kuasa Menteri
Koperasi. Selanjutnya akta didaftarkan di kantor pejabat koperasi, dan tanggal pendaftaran adalah tanggal resmi berdirinya.
Berdasarkan koperasi ini oleh pejabat koperasi diumumkan dalam berita negara.
Salah satu keuntungan penting dalam koperasi adalah adanya fasilitas-fasilitas tertentu dari pemerintah, seperti misalnya bebas dari
beberapa macam pajak dan sebagainya. Sedangkan kelemahannya yaitu jalannya koperasi lebih bergantung pada kejujuran dan
kreatifitas pengurusnya, dan keanggotaan-anggotanya tidak dapat diperjual belikan.
4. Struktur Organisasi
Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai
berikut :
1) Organisasi garis/lini
Organisasi ini diciptakan oleh HENRY FAYOL. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada
bawahan, pertanggung jawaban dari bawahan secara langsung ditujukan kepada atasan yang memberi perintah. Organisasi yang
memakai struktur ini adalah organisasi yang kecil, jumlah karyawannya sedikit, spedialisasi kerja masih sederhana.
Ciri-ciri :
(1) kesatuan perintah terjamin,
(2) pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan,
(3) organisasi tergantung pada satu pimpinan

2) Struktur organisasi fungsional


Struktur Organisasi
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya beberapa pimpinan yang tidak
mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berbeda-beda.
Ciri-ciri struktur organisasi fungsional :
(1) Tidak menjamin adanya kesatuan perintah, (2) Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spedialisasi,
(3) Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
3) Struktur organisasi garis dan staf
Struktur organisasi ini merugikan struktur organisasi gabungan yang dikembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya.
digunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang usaha yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak
sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf.Staf adalah orang ahli dalam bidang tertentu yang
bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.
Struktur organisasi fungsional dan staf
Struktur organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam struktur organisasi. Dengan memakai sistem gabungan ini
dimungkinkan memilih. Yang menguntungkan dipakai yang merugikan ditinggalkan.
Struktur organisasi dibuat dengan maksud :
(1) Memperlihatkan pola hubungan antar anggota organisasi dan sarana yang dimiliki,
(2) Agar setiap anggota organisasi mengerti dengan jelas tugas, kewajiban, hak dan, tanggung jawab.
PRODUKSI
1. Pengertian
a. Produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru (faedah bentuk, faedah waktu, faedah
tempat).
b. Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berupa barang dan jasa.
c. Produsen adalah orang, badan atau lembaga-lembaga yang menghasilkan produk.
7

d. Produktifitas adalah suatu perbandingan dari kegiatan yang seharusnya.


2. Seluk Beluk Proses Produksi
Proses produksi adalah rangkaian kegiatan pembentukan, mengubah dan menciptakan untuk meningkatkan nilai suatu barang. Proses
produksi merupakan kegiatan yang dominan dilakukan oleh perusahaan industri. Proses ini diawali dengan penyediaan bahan baku.
Bahan baku yang telah dipersiapkan, kemudian diolah dengan menggunakan tenaga manusia serta mesin dan ditambah bahan-bahan
pembantu. Kegiatan ini berlanjut sampai akhirnya terbentuk barang jadi yang siap dipasarkan.
Dalam melakukan proses produksi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut :
a. Sifat proses produksi
1) Proses produksi yang terputus-putus :
Proses produksi yang dilakukan atas dasar jumlah pesanan yang diterima oleh perusahaan. Di sini proses produksi tidak dilakukan
berdasarkan pada ramalan penjualan dan jumlah produk yang dibuat perusahaan, biasanya sedikit tergantung pada pesanan yang
masuk ke perusahaan.
2) Proses produksi yang terus-menerus
Proses produksi yang dilakukan berdasarkan pada ramalan penjualan dan bukan berdasarkan jumlah pesanan yang masuk. Proses
produksi yang terus-menerus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, sehingga jumlah produk yang dibuat pada umumnya
banyak.
b. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksi :
Untuk menentukan jenis dan mutu produk, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1) Produk termasuk produk tahan lama atau tidak,
2) Bagaimana mutu produk,
3) Bagaimana sifat permintaan konsumen terhadap produk yang akan dibuat,
4) Produk yang akan diproduksi termasuk consumers goods atau produciens goods.
c. Jenis produk (baru atau lama)
Seorang wirausahawan perlu mempertimbangkan dan memperhatikan jenis produk. yang disertai pencertian tentang:
1) lokasi, apakah perusahaan perlu berdekatan dengan sumber bahan baku atau dekat dengan pasar.
8

2) Berapa jumlah produk yang akan diproduksi,


3) Bagaimana sifat permintaan terhadap produk, apakah musiman atau sepanjang masa.
d. Pengendalian proses produksi
Adapun tahapan-tahapan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1) Routing
Menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi, dari bahan mentah sampai menjadi akhir, termasuk di dalamnya
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2) Schedulling
Menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan proses produksi yang disinergikan sebagai suatu kesatuan. Dari schedulling akan
diketahui penggunaan waktu pada setiap pemrosesan produksi.
3) Dispatching
Menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan dalam
routing dan sehedulling.
4) Follow up
Menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan
proses produksi.
3. Jenis dan Kualitas Produk/Jasa
a. Jenis produk/Jasa
1) Jenis produk, berupa barang dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Jenis produk barang yang diperdagangkan
b) Barang-barang consumers goods.
c) Barang-barang industri goods.
2) Jenis produk berdasarkan tujuan pemakainya terdiri atas berikut ini :
a) Shopping goods
Barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya kemasan, dan jenis, contohnya TV, jam tangan, kulkas, permata, dan
sebagainya.
b) Conviniencegoods
9

Barang konsumsi yang sifatnya mudah dicari bila diperlukan setiap saat dan tersedia di toko/warung terdekat, contohnya es krim,
rokok, sabun, gula, permen, dan sebagainya.
c) Specialitygoods
Barang kebutuhan konsumen, tetapi memerlukan pelayanan khusus dan terdapat di toko/tempat tertentu, contohnya mobil mewah, jam
tangan mewah, permata, dan sebagainya.
d) Unsought goods
Barang yang tidak dicari dan pemasarannya dengan mendatangi konsumen, misalnya ensilopedia.
3) Kualitas produk/jasa
Setiap produk yang dihasilkan tentu tidak bisa dipisahkan dengan manfaatnya sebagai pemenuh kebutuhan konsumen. Manfaat
suatu produk umumnya diukur dengan kegunaan optimal dan keputusan konsumen, yang merupakan refleksi kualitas dari produk
tersebut.
4. Merancang Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik penciptaan faedah baru dari suatu produk. Seorang wirausahawan di
dalam melaksanakan proses produksi sebelumnya harus menentukan dengan jelas ciri-ciri, syarat-syarat dan faktor perencanaan
operasi produksi. Hal ini sangat penting agar proses produksi bisa berjalan dengan lancar dan tujuanperusahaan untuk mendapatkan
laba pun berhasil.
a. Ciri-ciri perencanaan proses produksi
1) Perencanaan proses produksi harus mengarah pada kegiatan pada masa-masa mendatang.
2) Perencanaan proses produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu.
3) Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahan baku, metode pengerjaan, modal, dan
sebagainya.
4) Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi dengan kegiatan bagian lain.
5) Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis produk, kualitas produk, warna produk, ukuran produk,
bentuk produk, dan sebagainya.
b. Syarat-syarat perencanaan proses produksi
10

1) Perencanaan proses produksi harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan.


2) Perencanaan proses produksi harus sederhana, mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan.
3) Perencanaan proses produksi harus memberikan analisis dan klasifikasi kegiatan.
c. Persiapan perencanaan proses produksi
Adapun persiapan perencanaan operasi produksi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Prosedur persiapan
2) Penyaringan gagasan
3) Analisis gagasan
4) Percobaan produk
5) Uji coba produk
6) Komersialisasi
5. Pengelolaan Persediaan
Adapun tujuan dikelolanya persediaan barang adalah :
a. untuk menjaga jangan sampai persediaan habis,
b. untuk menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen,
c. untuk menjaga agar jangan sampai jumlah persediaan barang dagangan berlebihan.
Dalam melakukan pengelolaan persediaan barang dagangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. sistem pencatatan yang paling tepat,
b. metode pencatatan yang tepat untuk menentukan persediaan,
c. menghitung persediaan barang dagangan,
d. menyusun laporan persediaan.

Mengenai sistem pencatatan, ada dua sistem yang bisa dikemukakan di sini.
a. Pencatatan secara terus-menerus (perpectual system)

11

Cara pencatatan yang dilakukan secara terus menerus. Dasar dari sistem ini adalah mencatat semua penambahan dan pengurangan
dengan cara yang sama seperti pencatatan kas, yaitu masing-masing jenis barang dibuat perkiraan sendiri-sendiri dan untuk transaksi
yang berkaitan dengan pengembalian dan pengurangan harga dibukukan dalam buku pembantu (subsidiary ledger).
b. Pencatatan secara periodik (periodiec system)
Cara pencatatan yang dilakukan pada waktu atau periode tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau semester.
Mengenai metode pencatatan persediaan barang dapat digunakan cara berikut :
a. First-in, First-out (FIFO)
Barang yang pertama masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
b. Last-in, First-out (LIFO)
Barang yang paling akhir, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
c. Average Cost (AC)
Barang-barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya.
6. Menghitung Kebutuhan dan Persediaan Bahan Baku
Ada beberapa metode penilaian persediaan yang digunakan dalam penghitungan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi, yaitu seperti berikut ini.
1) Metode FIFO (first-in First-out)
Bahan baku yang masuk pertama dianggap bahan baku yang lebih dulu dipakai dalam proses produksi.
Contoh : data mengenai bahan baku PT. Sinar Surya selama dua minggu pertama bulan Mei 2004 adalah :
01 Mei, persediaan 8.000 kg @ Rp. 1.000,00
09 Mei, pembelian 12.000 kg @ Rp. 1.200,00
17 Mei, masuk proses produksi 15.000 kg
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi pada tanggal 17 Mei sebanyak 15.000 kg. Dihitung sebagai berikut :
8.000 kg @ Rp. 1.000,00 : Rp. 8.000.000,00
7.000 kg @ Rp. 1.200,00 : Rp. 8.400.000,00
15.000 kg : Rp. 16.400.000,00
12

Berdasarkan perhitungan di atas, bahan baku yang dipakai dalam proses produksi yang harus dicatat sebesar Rp. 16.400.000,00
2) Metode LIFO (Last-in First-out)
Bahan baku yang terakhir masuk dianggap yang lebih dahulu dipakai dalam proses produksi. Contoh :
12.000 kg @ Rp. 1.200,00 :Rp. 14.400.000,00
3.000 kg @ Rp. 1.000.00 : Rp. 3.000.000,00
15.000 kg : Rp. 17.400.000,00
Dengan demikian, menurut metode LIFO, bahan baku yang harus dicatat sebesar Rp. 17.400.000,00
3) Metode Rata-rata Tertimbang (Average Cost Method)
Biaya bahan baku yang dipakai dalam proses produksi adalah hasil kuantitas bahan baku yang dipakai dan harga pokok rata-rata per
satuan. Contoh :
8.000 kg @ Rp. 1.000,00 : Rp. 8.000.000,00
12.000 kg @ Rp. 1.200,00 : Rp. 14.400.000.00
20.000 kg : Rp. 22.400.000,00
Harga pokok rata-rata tiap kg : Rp 22.400.000,00 : 20.000,00 = Rp. 1. 120,00
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi (15.000 kg) = 15.000 x Rp 1.120,00 = Rp 16.800.000,00
Dengan demikian, bahan baku yang harus dicatat adalah Rp 16.800.000,00
c. Pencatatan bahan baku
Pencatatan bahan baku pada dasarnya meliputi pencatatan pembelian dan pemakaian bahan baku dalam proses produksi. Sistem
pencatatan bahan baku menggunakan cara-cara berikut ini.
1) Pencatatan sistem fisik (periodik)
Dalam sistem ini, harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung dan dicatat pada setiap akhir periode, setelah
lebih dahulu dihitung harga pokok persediaan bahan baku pada akhir periode. Dengan demikian, selama periode berjalan, tidak ada
pencatatan mengenai harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.

13

2) Pencatatan sistem perpectual


Dalam sistem ini, harga pokok bahan baku yang dibeli dan harga pokok bahan baku yang diproses dalam produksi dicatat dalam
perkiraan persediaan bahan baku. Harga pokok bahan baku yang diproses, dicatat debet perkiraan barangdalam proses dan kredit pada
perkiraan persediaan bahan baku. Dengan demikian, metode penilaian persediaan diterapkan untuk menghitung harga pokok bahan
baku yang keluar (diproses).

PELUANG DAN RESIKO USAHA


Kode SK/KD : C / 3.1
Standar Kompetensi : Merencanakan Usaha Kecil / Mikro
Kompetensi Dasar : Menganalisis Peluang Usaha
Indikator : Menganalisis peluang usaha yang
didasarkan pada jenis produk dan jasa

Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat :
1. menganalisa peluang dan resiko usaha
2. mengidentifikasi Kegagalan dan keberhasilan wirausaha
1. Peluang Usaha
Pengertian peluang usaha
a.
Kesempatan atau waktu yang tepat yang seharusnya diambil / dimanfaatkan bagi seorang wirausahawan untuk mendapatkan
keuntungan
b.
Target usaha yang didalamnya terdapat keinginan dan kebutuhan yang akan dipenuhi atau dipuaskan seseorang atau kelompok

14

Dalam proses menemukan peluang usaha , ada dua tahapan yang harus kita ketahui yaitu :
Tahapan mempersiapkan diri menjadi seorang wirausaha .
Dalam tahapan mempersiapkan diri terdiri dari 4 tahapan penting ,yakni :
1) Mengenal diri sendiri
2) Mempelajari peluang dengan cara berpikir kreatif
3) Menganalisis dan memanfaatkan inspirasi usaha untuk dijadikan alternatif alternatif peluang usaha
4) Mengubah dan menentukan alternatf alternatif peluang menjadi sebuah usaha
b) Tahapan merencanakan usaha .
Dalam tahap ini wirausaha diharapkan mampu untuk memahami dan mengetahui :
1) Perencanaan usaha
2) Konsep dan aspek manajemen usaha
3) Hal-hal tentang pengetahuan kewirausahaan.
Peluang dalam bahasa Inggris adalah Opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen dan
menjadi ilham ( ide /inspirasi ) bagi seseorang. Inspirasi muncul dari mana saja dan kapan saja , hal ini dipengaruhi faktor-faktor
berikut :
1. Faktor Internal : Faktor yang berasal dari dalam diri sesorang :
Pengetahuan yang dimiliki
Pengalaman yang dimiliki individu
Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah
Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu
2. Faktor eksternal : hal-hal yang dihadapi seseorang :
Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan
Kesulitan yang dihadapi sehari-hari
Kebutuhan yang belum terpenuhi
Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
15

Dalam dunia usaha seorang wirausaha hendaklah memahami, mengerti dan memperhatikan peluang usaha yang ada disekitar
lingkungannya denagan cara :
1. Menangkap peluang usaha :
Untuk menangkap peluang usaha perlu kerja
keras , pengorbanan dan keberanian mengambil resiko .
Kunci
keberhasil
menangkap
peluang
usaha
akan diidentifikasikan
oleh
pengalaman,
pendekatan terhadap manusia, teknologi, komunikasi dan
informasi.

1)
2)
3)
4)
5)

Minat dan daya beli konsumen


Seluk beluk pemasaran produk/ barang
Penjualan produk/ jasa
Manajemen usaha
Modal usaha

6. Tenaga kerja
7. perawatan alat
8. administrasi dan pembukuan
9. Penelitian dan pengembangan
usaha

2. Strategi untuk menangkap peluang usaha:


Strategi pemanfaatan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :
a. Integrasi vertical : penggabungan usaha yang v inat dan daya beli konsumen,
v modal usaha
mempunyai keterkaitan usaha yang saling membutuhkan v seluk beluk pemasaran produk / v tenaga kerja,
secara kontiniu
jasa,
v perawatan peralatan,
b. Menambah kapasitas : menaikkan jumlah produksi
v penjualan produk / jasa,
v adminstrasi dan pembukuan,
c. Memasuki bisnis baru : membuka usaha baru yang v produk / jasa,
v serta penelitian dan pengembangan
tidak ada kaitannya dengan usaha yang sedang berjalan
v manajemen usaha,
usaha.
3.
a)
b)
c)
d)

Cara mengidentifikasi peluang bisnis menurut Dr.D.J. Schwartz :


Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan ( hapus kata mustahil, tidak mungkin , tidak bisa , tidak perlu dicoba )
Setiap hari bertanya pada diri sendiri bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik
Bartanya dan mendengarkan sarat dan kritik dari pihak lain
Perluas pikiran dan bersemangat.

4. Unsur-unsur agar mencapai sukses menurut Paul Charlap


1) Work hard ( kerja keras )
2) Works Smart ( kerja cerdas )
16

3) Enthusiaasn ( kegairahan )
4) Service ( pelayanan )
2. Mengumpulkan Informasi Dalam Peluang Usaha
Pentingnya informasi dalam peluang usaha :
1) Menggali peluang usaha
2) Menyusun konsep usaha yang tepat
3) Menciptakan nilai tambah dan menguntung.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam mencari peluang usaha :
Dalam mencari dan mennyusun informasi pemanfaatan peluang usaha, wirausahawa memerlukan informasi tentang:

a. Sumber informasi peluang usaha data primer :


1)
Langsung dari konsumen, pembeli, pelanggan sendiri,
2)
Langsung dari pedagang perantara,
3)
Langsung dari penjual sendiri
b. Sumber informasi peluang usaha data sekunder :
1)
Dari catatan intern wirausaha sendiri,
2)
Dari pemerintah,
3)
Dari data biro statistik,
4)
Dari perkumpulan pedagang,
5)
Dari KADIN (kamar dagang dan industri),
6)
Dari media massa
c ) Manfaat Sumber Informasi Peluang Usaha
Dengan memanfaat sumber-sumber informasi peluang usaha , wirausaha dapat melaksanakan perubahan / perbaikan didalam hal
berikut :
17

1.
Perluasan kompetisi dalam usaha
2.
Pembuatan produk/jasa yang diminati
konsumen
3.
Pemasaran produk
4.
Masalah ketenagakerjaan
Evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.

5.
6.
7.
8.

Cara mengelola usaha


Desain produk dan jasa
Kualitas produksi dan jasa
Membuat produk dan jasa

Apayang dimaksud dengan peluang usaha ?


Dalam menggali peluang usaha ,apa yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha ?.
Jelaskan manfaat sumber informasi peluang usaha bagi wirausaha !
Jelaskan strategi pemanfaatan peluang usaha !
Jelaskan karakteristik kegagalan wirausaha !

18

Anda mungkin juga menyukai