Oleh :
Femella Dwi Berlianna (22441953)
MT. Zahra Syafa Al Salsabila (22441954)
Adinda Prita Kharisma Putri (22441955)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan usaha merupakan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha pada umumnya berbentuk badan hukum.
Disebut kesatuan ekonomi karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya
alam, modal, dan tenaga kerja digabungkan untuk menghasilkan keuntungan atau
memberikan layanan kepada masyarakat.
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan pengenalian atas faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi berdirinya suatu unit usaha adalah krisis ekonomi yang terjadi, tingginya
jumlah pengangguran, tingkat kesejahteraan masyarakat dan krisis kemiskinan. Peranan
badan usaha sangat penting dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat serta
penyelesaian faktor-faktor yang menghambat perkembangan perekonomian Indonesia.
Terdapat berbagai jenis bisnis di Indonesia, badan usaha yang terbagi dalam dua
kategori besar dari sudut pandang hukum, yaitu badan usaha yang berbadan hukum dan
badan usaha yang tidak berbadan hukum. Badan usaha yang berbadan hukum adalah
Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi. Sedangkan badan usaha yang tidak berbadan
hukum adalah Persekutuan Firma, Persekutuan Komaditer (CV), Usaha Perseorangan,
atau Usaha Dagang (UD). Dalm sistem hukum Indonesia, badan usaha jenis ini memiliki
peraturan yang lebih ketat dan peraturan perundang-undangan tersendiri untuk setiap jenis
badan hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Badan Usaha
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Badan Usaha
3. Karakteristik dari Setiap Bentuk- Bentuk Badan Usaha
4. Proses Pendirian dan Pembubaran Badan-Badan Usaha
5. Syarat-Syarat Mendirikan Badan Usaha
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari badan usaha.
2. Untuk memahami bentuk-bentuk dari badan usaha.
3. Untuk mengetahui Karakteristik dari Bentuk- Bentuk Badan Usaha
4. Untuk Mengetahui Proses Pendirian dan Pembubaran Badan-Badan Usaha
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Syarat-Syarat Yang Harus Dipenuhi Untuk Mendirikan
Badan Usaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Badan Usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis atau badan hukum, teknis dan ekonomis yang
memiliki tujuan untuk mencari suatu keutungan. Badan usaha sering disamakan dengan
perusahaan, padahal kenyataannya berbeda. Badan usaha yaitu lembaga, sedangkan
perusahaan adalah tempat dimana badan usaha mengolah faktor-faktor produksi. Disebut
sebagai yuridis karena badan usaha biasanya mempunyai badan hukum. Sedangkan
disebut entitas ekonomi karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam.
Modal, dan tenaga kerja yang digabungkan untuk menghasilkan keuntungan atau
memberikan jasa kepada masyarakat.
Badan usaha memiliki beberapa fungsi yang dilakukan untuk mencapai tujuannya
dalam memperoleh keuntungan, diantaranya yaitu :
1) Fungsi Komersial
Usaha menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga bersaing atau
memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan. Fungsi komersial dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pelaksanaan fungsi operasional dan
manajerial.
1) Fungsi Operasional
Fungsi yang memungkinkan suatu badan usaha untuk berkinerja baik. Meliputi
fungsi pembelian dan produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi sumber
daya manusia, fungsi akuntansi, fungsi administrasi, fungsi teknologi informasi,
serta fungsi konversi dan komunikasi.
2) Fungsi Manajerial
Fungsi yang menyatakan bagaimana suatu badan usaha dikelola. Terdiri dari
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi penggerakan, dan fungsi
pengendalian.
2) Fungsi Sosial
Fungsi sosial berhubungan langsung atau tidak langsung dengan manfaat badan usaha
dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, perusahaan lebih memilih menggunakan
tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan. Setiap pekerja suatu
perusahaan seharusnya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai
bidangnya, baik pada saat bekerja di perusahaan tersebut ataupun setelah keluar. Tentu
saja aktivitas perusahaan juga menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
3) Fungsi Ekonomi Sosial
Badan usaha memiliki banyak peran yang dapat dilakukan untuk membantu
pemerintah, antara lain meningkatkan ekspor dan menjadi perpanjangan tangan
pemerintah dalam pemerataan pendapatan masyarakat. Di sisi lain, negara dapat
memungut pajak dari para badan usaha tersebut.
B. Bentuk-Bentuk Badan Usaha
1. Perusahaan Perseorangan
Merupakan perusahaan yang dimiliki oleh satu individu. Akan tetapi, dalam
praktiknya bisnis ini sering kali merupakan bisnis keluarga, yaitu usaha yang
memanfaatkan seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk mengelolanya.
Walaupun terkesan sederhana, di Indonesia banyak digunakan perusahaan individual
dengan omset tahunan yang cukup besar hingga puluhan miliar, seperti perusahaan
komersial yang memproduksi beras dan gula.
Perusahaan perseorangan memiliki beberapa karakteristik antara lain:
1) Relatif mudah untuk didirikan
Perusahaan ini dikatakan relatif mudah untuk didirkan karena dalam
mendirikannya ditentukan oleh satu orang saja yaitu pemiliknya, yang bertindak
sebagai pemberi modal serta pemimpin usaha. Sebagai bisnis yang dimiliki oleh
satu orang, semua peraturan dapat dengan mudah dibentuk atau ditemukan. Selain
itu, karena lingkup usahanya kecil, modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Dengan demikian, perencanaan bisnis dan persiapan modal yang diperlukan tidak
membutuhkan waktu yang lama.
2) Minim pajak
Perusahaan perseorangan yang dimiliki satu orang diklasifikasikan sebagai
usaha kecil dan tidak dikenakan pajak. Namun, jika perusahaan perseorangan
memiliki tempat usaha, pemiliknya harus membayar pajak bangunan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
3) Tidak memiliki badan hukum resmi
Tidak memiliki izin resmi adalah ciri lain dari perusahaan perorangan.
Perusahaan jenis ini tidak membutuhkan izin, sehingga dalam proses berdirinya
cepat dan dapat segera beroperasi. Perusahaan perorangan biasanya berskala
rumahan. Bisnis laundry, katering, bengkel, salon kecantikan, dan sebagainya
adalah contohnya.
4) Kelangsungan usaha tergantung pemiliknya
Perusahaan perorangan memiliki modal dari pemilik individu. Sebagai pemilik dan
pemimpin usaha, mereka bertanggung jawab atas semua tindakan perusahaan.
Perusahaan akan benar-benar berhenti produksi jika pemiliknya tidak melanjutkan
produksinya. Tidak mengherankan bahwa perusahaan perorangan dianggap
sebagai jenis bisnis yang mudah dibubarkan.
Perusahaan perseorangan ini memiliki suatu kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Dari perusahaan perseorangan, yaitu :
1) Mudah didirikan. Setiap orang dapat mengembangkan usaha milik perorangan.
Usaha ini biasanya tidak perlu izin kepada lembaga pemerintah untuk
menjalankan.
2) Modal kecil dalam membuka usaha. Perusahaan ini cenderung sebagai perusahaan
kecil yang didirikan dengan menggunakan modal sendiri atau mengikut sertakan
anggota keluarganya dan modal dari tabungan.
3) Pengelolaannya bebas dan fleksibel.
4) Rahasia pada suatu perusahaan terjamin. Sebagai perusahan yang dijalankan
sendiri, komplikasi kegiatan usaha dapat dirahasiakan dan tidak perlu diketahui
oleh orang lain.
Selain kelebihan, perusahaan perseorangan juga memiliki kekurangan, yaitu :
1) Pertanggungjawaban yang tidak terbatas.
Apabila perusahaan memiliki kewajiban membayar utang maka tanggung jawab
ini secara otomatis akan menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan.
2) Modal yang terbatas
Dalam perusahaan ini biasanya menggunakan modal dari tabungan pemilik jadi
modal sangat terbatas dan ini akan mengurangi peluang suatu perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta kesempatan dalam mendapatkan
pinjaman juga menjadi terbatas.
3) Kualitas manajerial dan pekerja terbatas.
Kemampuan manajerial yang terbatas dapat menjadikan perusahaan sulit untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik.
4) Kelangsungan operasi yang terbatas.
Apabila pemilik berhalangan untuk mengelola perusahaan dengan sendirinya,
maka kelangsungan operasi perusahaan akan terhambat.
Terdapat berbagai alasan dari pemilik perusahaan jika ingin menyudahi bisnis
yang dikelolanya. Entah karena hamper bangkrut atau sudah tidak ingin menjalankan
perusahaan. Namun, pemerintah memberikan syarat logis yang mengatur mengenai
pembubaran perusahaan. Pembubaran perseroan perorangan ditetapkan dengan
keputusan pemegang saham perseroan perorangan yang mempunyai kekuatan hukum
sama dengan rapat umum pemegang saham yang dituangkan dalam pernyataan
pembubaran dan diberitahukan secara elektronik kepada menteri.Pasal 13 PP No. 8
Tahun 2021 syarat pembubaran perseroan perorangan dapat terjadi karena:
Untuk dapat mendirikan sebuah badan usaha berbentuk firma, ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi. Berikut adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sesuai
dasar hukum pendirian usaha.
Dalam pendiriannya, harus melalui beberapa syarat dan prosedur pendirian Perseroan
Terbatas:
Proses ini bertujuan untuk akan melakukan pengecekan nama PT, dimana
pemakaian PT tidak boleh sama atau mirip sekali dengan nama PT yang sudah ada
maka yang perlu siapkan adalah 2 (dua) atau 3 (tiga) pilihan nama PT, usahakan
nama PT mencerminkan kegiatan usaha anda. Disamping itu, pendaftaran nama
PT ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dari instansi terkait
(Kemenkumham) sesuai dengan UUPT dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian
Nama Perseroan Terbatas.
3) Pembuatan SKDP
Permohonan SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) diajukan kepada
kantor kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor PT anda berada, yang
mana sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan (domisili gedung,
jika di gedung). Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah: photocopy Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) tahun terakhir, Perjanjian Sewa atau kontrak tempat usaha
bagi yang berdomisili bukan di gedung perkantoran, Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Direktur, Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung
perkantoran.
4) Pembuatan NPWP
Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak sesuai dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan lain yang dibutuhkan,
adalah: NPWP pribadi Direktur PT, photocopy KTP Direktur (atau photocopy
Paspor bagi WNA, khusus PT PMA), SKDP, dan akta pendirian PT.
5) Pembuatan anggara dasar Perseroan Terbatas
Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untuk mendapatkan
pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian) sebagai badan hukum PT
sesuai dengan UUPT. Persyaratan yang dibutuhkan antara lain:
a. Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian;
b. Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai pembayaran berita
acara negara;
c. Asli akta pendirian.
6) Mengajukan SIUP (SuratIzin Usaha Perdagangan)
SIUP ini berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun perlu
untuk diperhatikan bahwa setiap perusahaan patut membuat SIUP, selama kegiatan
usaha yang dijalankannya termasuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLUI) sebagaimana Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor
57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Permohonan pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili PT. Adapun
klasifikasi dari SIUP berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.39/M-
DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perdagangan No.36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan adalah sebagai berikut:
a. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha;
b. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat Usaha;
c. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
7) Mengajukan Tanda Daftar Perusahaan(TDP)
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili perusahaan. Bagi
perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat TDP sebagai bukti bahwa
perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007
tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan.
8) Berita Acara Republik Indonesia
Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka harus di umumkan dalam BNRI
dari perusahaan yang telah diumumkan dalam BNRI, maka PT telah sempurna
statusnya sebagai badan hukum
2. Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan hukum yang berdasarkan kekerabatan yang
anggotanya terdiri dari sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi sering kali dijalankan secara kolaboratif
oleh seluruh anggotanya, dengan masing-masing anggota mempunyai hak suara yang
sama dalam semua keputusan yang dibuat oleh koperasi. Pembagian keuntungan
biasanya dihitung berdasarkan andil, yang juga dikenal sebagai sisa hasil usaha, atau
SHU(McLeish 2009).
Sesuai dengan peraturan hukum koperasi, apabila terdapat dua puluh orang
atau lebih sepakat untuk membentuk suatu koperasi, maka koperasi tersebut dapat
dioperasikan. Oleh karena itu perlu diadakan rapat untuk memutuskan anggaran dasar
koperasi dan menyusun akta pendiriannya setelah tercapai kesepakatan. Hasil dari
pertemuan dan kegiatan ini berupa pengaturan dan yang selanjutnya akan
dikembangkan lalu dikirim untuk disahkan ke Dinas Koperasi. Setelah mendapat
persetujuan dari Departemen Koperasi, koperasi yang direncanakan tersebut dikatakan
telah terealisasi dan kini menjadi organisasi hukum yang diakui.
Berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya, koperasi memiliki
karakteristik tersendiri, yaitu:
1) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya satu
kepentingan ekonomi yang sama
2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk
menolong serta bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan,
persamaan, dan demokrasi. Selain itu percaya pada nilai2 etika kejujuran,
keterbukaan, tanggung jawab sosial, & kepedulian terhadap orang lain.
3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta dimanfaatkan
sendiri oleh anggota.
4) Tugas Pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi
anggotanya dalam rangka menunjang kesejahteraan anggota
5) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya, maka
kelebihan tsb. dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
bukan anggota koperasi.
Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM
No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
Kedua, setelah rapat pendirian selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi
(NPAK) dapat membuat akta pendirian koperasi.
Ketiga, setelah dibuatnya akta pendirian koperasi maka para pendiri atau kuasa
pendiri dapat mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari setelah koperasi mendapat persetujuan nama koperasi dari
SISMINBHKOP. Apabila dalam jangka waktu tersebut koperasi tidak mengajukan
akta pendirian koperasi, maka persetujuan nama koperasi melalui SISMINBHKOP
kadaluarsa. Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus
menentukan apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi sekunder,
karena cara pendirian koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.
Menurut ruang lingkup PSAK NO.45 organisasi non profit/nirlaba memiliki ciri-
ciri seperti dibawah ini.
1) Sumber daya utamanya berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan laba
atau keuntungan yang sebanding dengan sumber daya yang mereka dikorbankan.
2) Organisasi tersebut mampu menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan untuk
menuntut laba atau keuntungan. Jika entitas menghasilkan laba maka nominalnya
tidak akan pernah dibagikan kepada penyumbang atau pemilik entitas.
3) Di organisasi ini tidak ada kepemilikan yang jelas seperti organisasi lain. Artinya
dalam organisasi non profit ini tidak dapat dijual, dialihkan atau dikembalikan
sumbangannya. Pada dasarnya organisasi ini tidak mencerminkan adanya proporsi
pembagian laba atau keuntungan pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi.
Organisasi ini akan dikembangkan kembali saat pembubaran instansi.