Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BENTUK- BENTUK BADAN USAHA

Oleh :
Femella Dwi Berlianna (22441953)
MT. Zahra Syafa Al Salsabila (22441954)
Adinda Prita Kharisma Putri (22441955)

Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis


Titin Eka Ardiana, S.E, M.Si

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan usaha merupakan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha pada umumnya berbentuk badan hukum.
Disebut kesatuan ekonomi karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya
alam, modal, dan tenaga kerja digabungkan untuk menghasilkan keuntungan atau
memberikan layanan kepada masyarakat.
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan pengenalian atas faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi berdirinya suatu unit usaha adalah krisis ekonomi yang terjadi, tingginya
jumlah pengangguran, tingkat kesejahteraan masyarakat dan krisis kemiskinan. Peranan
badan usaha sangat penting dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat serta
penyelesaian faktor-faktor yang menghambat perkembangan perekonomian Indonesia.
Terdapat berbagai jenis bisnis di Indonesia, badan usaha yang terbagi dalam dua
kategori besar dari sudut pandang hukum, yaitu badan usaha yang berbadan hukum dan
badan usaha yang tidak berbadan hukum. Badan usaha yang berbadan hukum adalah
Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi. Sedangkan badan usaha yang tidak berbadan
hukum adalah Persekutuan Firma, Persekutuan Komaditer (CV), Usaha Perseorangan,
atau Usaha Dagang (UD). Dalm sistem hukum Indonesia, badan usaha jenis ini memiliki
peraturan yang lebih ketat dan peraturan perundang-undangan tersendiri untuk setiap jenis
badan hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Badan Usaha
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Badan Usaha
3. Karakteristik dari Setiap Bentuk- Bentuk Badan Usaha
4. Proses Pendirian dan Pembubaran Badan-Badan Usaha
5. Syarat-Syarat Mendirikan Badan Usaha
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari badan usaha.
2. Untuk memahami bentuk-bentuk dari badan usaha.
3. Untuk mengetahui Karakteristik dari Bentuk- Bentuk Badan Usaha
4. Untuk Mengetahui Proses Pendirian dan Pembubaran Badan-Badan Usaha
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Syarat-Syarat Yang Harus Dipenuhi Untuk Mendirikan
Badan Usaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Badan Usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis atau badan hukum, teknis dan ekonomis yang
memiliki tujuan untuk mencari suatu keutungan. Badan usaha sering disamakan dengan
perusahaan, padahal kenyataannya berbeda. Badan usaha yaitu lembaga, sedangkan
perusahaan adalah tempat dimana badan usaha mengolah faktor-faktor produksi. Disebut
sebagai yuridis karena badan usaha biasanya mempunyai badan hukum. Sedangkan
disebut entitas ekonomi karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam.
Modal, dan tenaga kerja yang digabungkan untuk menghasilkan keuntungan atau
memberikan jasa kepada masyarakat.
Badan usaha memiliki beberapa fungsi yang dilakukan untuk mencapai tujuannya
dalam memperoleh keuntungan, diantaranya yaitu :
1) Fungsi Komersial
Usaha menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga bersaing atau
memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan. Fungsi komersial dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pelaksanaan fungsi operasional dan
manajerial.
1) Fungsi Operasional
Fungsi yang memungkinkan suatu badan usaha untuk berkinerja baik. Meliputi
fungsi pembelian dan produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi sumber
daya manusia, fungsi akuntansi, fungsi administrasi, fungsi teknologi informasi,
serta fungsi konversi dan komunikasi.
2) Fungsi Manajerial
Fungsi yang menyatakan bagaimana suatu badan usaha dikelola. Terdiri dari
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi penggerakan, dan fungsi
pengendalian.
2) Fungsi Sosial
Fungsi sosial berhubungan langsung atau tidak langsung dengan manfaat badan usaha
dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, perusahaan lebih memilih menggunakan
tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan. Setiap pekerja suatu
perusahaan seharusnya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai
bidangnya, baik pada saat bekerja di perusahaan tersebut ataupun setelah keluar. Tentu
saja aktivitas perusahaan juga menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
3) Fungsi Ekonomi Sosial
Badan usaha memiliki banyak peran yang dapat dilakukan untuk membantu
pemerintah, antara lain meningkatkan ekspor dan menjadi perpanjangan tangan
pemerintah dalam pemerataan pendapatan masyarakat. Di sisi lain, negara dapat
memungut pajak dari para badan usaha tersebut.
B. Bentuk-Bentuk Badan Usaha
1. Perusahaan Perseorangan
Merupakan perusahaan yang dimiliki oleh satu individu. Akan tetapi, dalam
praktiknya bisnis ini sering kali merupakan bisnis keluarga, yaitu usaha yang
memanfaatkan seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk mengelolanya.
Walaupun terkesan sederhana, di Indonesia banyak digunakan perusahaan individual
dengan omset tahunan yang cukup besar hingga puluhan miliar, seperti perusahaan
komersial yang memproduksi beras dan gula.
Perusahaan perseorangan memiliki beberapa karakteristik antara lain:
1) Relatif mudah untuk didirikan
Perusahaan ini dikatakan relatif mudah untuk didirkan karena dalam
mendirikannya ditentukan oleh satu orang saja yaitu pemiliknya, yang bertindak
sebagai pemberi modal serta pemimpin usaha. Sebagai bisnis yang dimiliki oleh
satu orang, semua peraturan dapat dengan mudah dibentuk atau ditemukan. Selain
itu, karena lingkup usahanya kecil, modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Dengan demikian, perencanaan bisnis dan persiapan modal yang diperlukan tidak
membutuhkan waktu yang lama.
2) Minim pajak
Perusahaan perseorangan yang dimiliki satu orang diklasifikasikan sebagai
usaha kecil dan tidak dikenakan pajak. Namun, jika perusahaan perseorangan
memiliki tempat usaha, pemiliknya harus membayar pajak bangunan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
3) Tidak memiliki badan hukum resmi
Tidak memiliki izin resmi adalah ciri lain dari perusahaan perorangan.
Perusahaan jenis ini tidak membutuhkan izin, sehingga dalam proses berdirinya
cepat dan dapat segera beroperasi. Perusahaan perorangan biasanya berskala
rumahan. Bisnis laundry, katering, bengkel, salon kecantikan, dan sebagainya
adalah contohnya.
4) Kelangsungan usaha tergantung pemiliknya
Perusahaan perorangan memiliki modal dari pemilik individu. Sebagai pemilik dan
pemimpin usaha, mereka bertanggung jawab atas semua tindakan perusahaan.
Perusahaan akan benar-benar berhenti produksi jika pemiliknya tidak melanjutkan
produksinya. Tidak mengherankan bahwa perusahaan perorangan dianggap
sebagai jenis bisnis yang mudah dibubarkan.
Perusahaan perseorangan ini memiliki suatu kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Dari perusahaan perseorangan, yaitu :
1) Mudah didirikan. Setiap orang dapat mengembangkan usaha milik perorangan.
Usaha ini biasanya tidak perlu izin kepada lembaga pemerintah untuk
menjalankan.
2) Modal kecil dalam membuka usaha. Perusahaan ini cenderung sebagai perusahaan
kecil yang didirikan dengan menggunakan modal sendiri atau mengikut sertakan
anggota keluarganya dan modal dari tabungan.
3) Pengelolaannya bebas dan fleksibel.
4) Rahasia pada suatu perusahaan terjamin. Sebagai perusahan yang dijalankan
sendiri, komplikasi kegiatan usaha dapat dirahasiakan dan tidak perlu diketahui
oleh orang lain.
Selain kelebihan, perusahaan perseorangan juga memiliki kekurangan, yaitu :
1) Pertanggungjawaban yang tidak terbatas.
Apabila perusahaan memiliki kewajiban membayar utang maka tanggung jawab
ini secara otomatis akan menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan.
2) Modal yang terbatas
Dalam perusahaan ini biasanya menggunakan modal dari tabungan pemilik jadi
modal sangat terbatas dan ini akan mengurangi peluang suatu perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta kesempatan dalam mendapatkan
pinjaman juga menjadi terbatas.
3) Kualitas manajerial dan pekerja terbatas.
Kemampuan manajerial yang terbatas dapat menjadikan perusahaan sulit untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik.
4) Kelangsungan operasi yang terbatas.
Apabila pemilik berhalangan untuk mengelola perusahaan dengan sendirinya,
maka kelangsungan operasi perusahaan akan terhambat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Modal


Dasar Perseroan Serta Pendaftaran Pendirian, Perubahan, Dan Pembubaran Perseroan
yang Memenuhi Kriteria Untuk Usaha Mikro Dan Kecil selanjutnya disebut “PP No. 8
Tahun 2021”. Pada pasal 6 menyebutkan syarat pendirian perusahaan, yakni:

1) Perseroan perorangan didirikan oleh warga negara indonesia dengan mengisi


pernyataan pendirian dalam bahasa indonesia.
2) Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan: berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun dan cakap hukum.
3) Perseroan perorangan memperoleh status badan hukum setelah didaftarkan kepada
Menteri dan mendapatkan sertipikat pendaftaran secara elektronik.
4) Perseroan perorangan yang telah memperoleh status badan hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diumumkan oleh Menteri dalam laman resmi direktorat
jenderal yang menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang administrasi hukum
umum.
Terdapat beberapa proses dalam pedirian perusahaan perseorangan antara lain:
1) Menyiapkan dokumen seperti NPWP dan juga KTO.
2) Menyiapkan persyaratan yang akan dicantumkan dalam surat pernyataan pendirian
perseroan perorangan.
3) Setelah persyaratan terpenuhi, kamu bisa langsung membuat surat pernyataan
perseroan perorangan.
4) Mengajukan e-NPWP Perusahaan di Kantor Pajak, perusahaan yang kamu jalani
nantinya harus memiliki NPWP. Pembuatan NPWP juga bisa dilakukan
secara online
5) Setelah membuat akta pendirian di notaris untuk mendapatkan bukti status badan
hukum harus didaftarkan ke Kemenkumham, biasanya notaris juga yang akan
melakukan pendaftaran ini.
6) Cara pendirian usaha perorangan selanjutnya adalah kamu harus mengurus Nomor
Induk Berusaha melalui lembaga Online Single Submission (OSS). NIB ini
berguna sebagai tanda daftar perusahaan, akses kepabeanan, dan angka pengenal
impor.
7) Langkah terakhir cara pendirian usaha perorangan adalah membuat Surat Izin
Usaha atau SIUP, syarat pembuatan SIUP adalah domisili usaha dan juga tanda
daftar perusahaan yang dikeluarkan bersamaan dengan NIB.

Terdapat berbagai alasan dari pemilik perusahaan jika ingin menyudahi bisnis
yang dikelolanya. Entah karena hamper bangkrut atau sudah tidak ingin menjalankan
perusahaan. Namun, pemerintah memberikan syarat logis yang mengatur mengenai
pembubaran perusahaan. Pembubaran perseroan perorangan ditetapkan dengan
keputusan pemegang saham perseroan perorangan yang mempunyai kekuatan hukum
sama dengan rapat umum pemegang saham yang dituangkan dalam pernyataan
pembubaran dan diberitahukan secara elektronik kepada menteri.Pasal 13 PP No. 8
Tahun 2021 syarat pembubaran perseroan perorangan dapat terjadi karena:

1) Berdasarkan keputusan Perseroan perorangan kekuatan hukum sama pemegang


saham.
2) Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam pernyataan pendirian atau
perubahannya telah berakhir.
3) Berdasarkan penetapan pengadilan.
4) Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
5) Harta pailit perseroan perorangan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan;
harta pailit perseroan perorangan yang telah dinyatakan pailit berada dalam
keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai kepailitan
dan penundaan kewajiban pembayaran utang;
6) Dicabutnya perizinan berusaha perseroan perorangan sehingga mewajibkan
perseroan perorangan melakukan likuidasi dengan mengisi pernyataan
pembubaran.
2. Perusahaan Perkongsian
Perusahaan yang memiliki dua pemodal atau lebih. Pembentukan perusahaan
ini bisa berdasarkan kontrak tertulis atau kesepakatan yang legal. Perusahaan
Perkongsian terdiri dari Firma, dan persekutuan komanditer/CV.
Comanditaire Venootschap (CV) atau Persekutuan Komanditer adalah suatu
badan usaha yang tidak berbadan hukum yang pendiriannya didasarkan kepada
ketentuan-ketentuan dalam KUHD dan didaftarkan di Pengadilan Negeri tempat
dimana CV tersebut didirikan sebelum berlakunya Permenkumham No.17 Tahun
2018.
Menurut pasal 16 dan 18, KUHD, "firma" adalah setiap perseroan yang
didirikan untuk menjalankan bisnis di bawah satu nama bersama, dengan masing-
masing anggota bertanggung jawab secara keseluruhan. Karena tidak ada pemisah
materiil, firma bukan badan usaha yang berbadan hukum. Namun, tidak ada peraturan
perundang-undangan yang mewajibkan pengesahan atau pengakuan negara. Inilah
yang membuat Persekutuan Firma tidak berbadan hukum: itu bukan harta kekayaan
antara persekutuan dan sekutu-sekutu; setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi.
Selain itu, karena firma telah memenuhi syarat untuk dianggap berbadan hukum, firma
tidak dapat dianggap berbadan hukum(Muslih and Perdana 2023).
Kelebihan dari perusahaan persekutuan, yaitu :
1) Mudah dalam pembentukannya
2) Dalam beberapa aspek perusahaan ini lebih ungul dari perusahaan perseorangan,
yaitu dalam hal modal yang dimiliki lebih banyak.
3) Keahlian yang diperoleh lebih banyak. Perusahaan ini didirikan oleh orang yang
memiliki keahlian yang sama sehingga dapat menaikkan nilai mutu dari barang
dan jasa yang mereka hasilkan.
4) Umur usaha lebih panjang.
Kekurangan dari perusahaan persekutuan, yaitu :
1) Dalam perusahaan ini juga terdapat masalah tanggung jawab tanpa batas. Tetapi
hal ini hanya berlaku terhadap anggota aktif yang harus menanggung utang
perusahaan baik harta perusahaan maupun harta pribadi.
2) Tenggang waktu operasi yang terbatas.
3) Perselisihan diantara partner.
4) Terdapat halangan untuk membubarkan karena ada komitmen untuk berpartner.

Untuk dapat mendirikan sebuah badan usaha berbentuk firma, ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi. Berikut adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sesuai
dasar hukum pendirian usaha.

1) Didirikan oleh minimal 2 orang


2) Menentukan nama yang akan dipakai dan didaftarkan
3) Mempunyai badan pengurus dan anggota yang akan terlibat
4) Mempunyai tujuan usaha yang jelas dan terarah
5) Telah menentukan domisili usaha firma
3. Perusahaan Perseroan Terbatas
Suatu unit kegiatan usaha yang didirikan sebagai institusi badan hukum yang
pendiriannya dilakukan melalui akta notaris. Pemegang saham dalam perusahaan ini
dianggap sebagai pemilik saham, tetapi tidak ikut campur dalam menjalankan kegiatan
usaha. Karena Persero merupakan perseroan terbatas, maka Persero harus
tundukkepada konsekuensi hukum yang melekat pada prinsip-prinsip hukum
perseroanterbatas dan ketentuan hukum mengenai perseroan terbatas sebagaimana
diatur didalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas(selanjutnya disebut UU No. 40 Tahun 2007). Adanya pemisahan kekayaan
adalah konsekuensi hukum yang paling mendasar dari badan hukum perseroan
terbatas. Modal perseroan terbatas berasal dari pemegang saham dan dipisahkan dari
kekayaan pribadi mereka. Dengan demikian, semua kekayaan yang dimiliki perseroan
terbatas bukan lagi milik pemegang saham, tetapi menjadi kekayaan perseroan
terbatas(Khairandy 2013). Perusahaan Perseroan Terbatas terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Perseroan Terbatas Tertutup
Pada umunya saham akan dijual pada orang yang telah dikenal.
b. Perseroan Terbatas Terbuka
Pada umunya saham dilakukan melalui perantara di pasar modal.
Perusahaan Perseroan Terbatas memiliki kelebihan, diantaranya yaitu :
1) Tanggung jawab terbatas
Pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas nilai saham yang
dibayarkannya. Kerugian dan utang perusahaan tidak perlu ditanggung oleh harta
pribadi
2) Saham Perusahaan mudah ditunaikan.
3) Lebih mudah memperoleh modal.
Secara hukum Perseroan Terbatas diwajibkan menerbitkan laporan keuangan dari
waktu ke waktu. Adanya laporan keuangan ini dapat mempermudah dalam
mendapatkan modal.
4) Pengelolaan yang lebih profesional.

Secara umum, karakteristik Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut:

1) PT didirikan untuk mencari keuntungan.


2) PT mempunyai fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi.
3) Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi.
4) Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara.
5) RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham akan menentukan kekuasaan tertinggi
perusahaan PT.
6) Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak
modal saham yang ditanamkan.
7) Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen
8) Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT

Dalam pendiriannya, harus melalui beberapa syarat dan prosedur pendirian Perseroan
Terbatas:

1) Pengajuan nama Perseroan Terbatas


Pengajuan nama perusahaan ini didaftarkan oleh notaris melalui Sistem
Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kemenkumham.
Adapun persyaratan yang dibutuhkan sebagai berikut:

a. Melampirkan asli formulir dan pendirian surat kuasa;


b. Melampirkan photocopy Kartu Identitas Penduduk (“KTP”) para pendirinya
dan para pengurus perusahaan;
c. Melampirkan photocopy Kartu Keluarga (“KK”) pimpinan/pendiri PT.

Proses ini bertujuan untuk akan melakukan pengecekan nama PT, dimana
pemakaian PT tidak boleh sama atau mirip sekali dengan nama PT yang sudah ada
maka yang perlu siapkan adalah 2 (dua) atau 3 (tiga) pilihan nama PT, usahakan
nama PT mencerminkan kegiatan usaha anda. Disamping itu, pendaftaran nama
PT ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dari instansi terkait
(Kemenkumham) sesuai dengan UUPT dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian
Nama Perseroan Terbatas.

2) Pembuatan akta pendirian Perseroan Terbatas


Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh
wilayah negara Republik Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan
dari Menteri Kemenkumham. Patut untuk dipahami, terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan akta ini, yaitu: Kedudukan PT, yang mana PT harus
berada di wilayah Republik Indonesia dengan menyebutkan nama Kota dimana PT
melakukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat;

a. Pendiri PT minimal 2 orang atau lebih;


b. Menetapkan jangka waktu berdirinya PT: selama 10 tahun, 20 tahun atau lebih
atau bahkan tidak perlu ditentukan lamanya artinya berlaku seumur hidup;
c. Menetapkan Maksud dan Tujuan serta kegiatan usaha PT;
d. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia;
e. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka
peleburan;
f. Modal dasar minimal Rp.50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) dan modal
disetor minimal 25% (duapuluh lima perseratus) dari modal dasar;
g. Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris; dan
h. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia, kecuali PT dengan Modal Asing atau biasa disebut PT
PMA.

3) Pembuatan SKDP
Permohonan SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) diajukan kepada
kantor kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor PT anda berada, yang
mana sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan (domisili gedung,
jika di gedung). Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah: photocopy Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) tahun terakhir, Perjanjian Sewa atau kontrak tempat usaha
bagi yang berdomisili bukan di gedung perkantoran, Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Direktur, Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung
perkantoran.
4) Pembuatan NPWP
Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak sesuai dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan lain yang dibutuhkan,
adalah: NPWP pribadi Direktur PT, photocopy KTP Direktur (atau photocopy
Paspor bagi WNA, khusus PT PMA), SKDP, dan akta pendirian PT.
5) Pembuatan anggara dasar Perseroan Terbatas
Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untuk mendapatkan
pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian) sebagai badan hukum PT
sesuai dengan UUPT. Persyaratan yang dibutuhkan antara lain:
a. Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian;
b. Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai pembayaran berita
acara negara;
c. Asli akta pendirian.
6) Mengajukan SIUP (SuratIzin Usaha Perdagangan)
SIUP ini berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun perlu
untuk diperhatikan bahwa setiap perusahaan patut membuat SIUP, selama kegiatan
usaha yang dijalankannya termasuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLUI) sebagaimana Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor
57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Permohonan pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili PT. Adapun
klasifikasi dari SIUP berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.39/M-
DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Perdagangan No.36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan adalah sebagai berikut:
a. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha;
b. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat Usaha;
c. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
7) Mengajukan Tanda Daftar Perusahaan(TDP)
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili perusahaan. Bagi
perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat TDP sebagai bukti bahwa
perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007
tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan.
8) Berita Acara Republik Indonesia
Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka harus di umumkan dalam BNRI
dari perusahaan yang telah diumumkan dalam BNRI, maka PT telah sempurna
statusnya sebagai badan hukum

Penutupan atau pembubaran suatu perusahaan maupun PT merupakan langkah


akhir untuk mengatasi situasi kompleks yang menyangkut nasib bisnis. Sayangnya,
banyak pelaku usaha yang tidak paham terkait pembubaran perusahaan yang perlu
melibatkan hukum ini. Proses hukum pembubaran juga harus dilakukan sampai tuntas
agar tidak timbul masalah di kemudian hari. Sesuai dengan Pasal 143 ayat (1) UU PT,
pembubaran perseroan bisa diakui jika sudah menyelesaikan proses likuidasi. Karena
prosedur menutup perusahaan di Indonesia terbilang rumit, inilah beberapa tahapan
yang harus dilakukan oleh sebuah PT berdasarkan Undang Undang nomor 40 tahun
2007.

1) Pengumuman pembubaran oleh likuidator


Mengumumkan pembubaran oleh likuidator lewat surat kabar dan juga Berita
Negara Republik Indonesia. Dalam pengumuman ini terdapat informasi terkait
pembubaran perusahaan atas dasar hukum, nama likuidator, alamat lengkap,
prosedur yang ditujukan untuk mengajukan tagihan serta tenggat periode
penagihan.
2) Mendaftarkan pembubaran kepada kemenkumham
Mendaftarkan pembubaran perusahaan pada Kemenkumham (Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan tenggang waktu 30 hari setelah
dijatuhkan pembubaran
3) Pendaftaran aset oleh likuidator
Likuidator lantas mendaftarkan semua aset perusahaan dan likuidator
berkewajiban melakukan penyelesaian pada kreditur
4) Pelaporan likuidasi ke kemenkumham yang diratifikasi
Laporan likuidasi selanjutnya diratifikasi kepada Kemenkumham yang
selanjutnya keluarlah pengumuman melalui surat kabar ataupun media lain dalam
waktu 30 hari setelah jatuh tanggal ratifikasi
5) Memberikan laporan akhir hasil likuidasi
Memberi laporan hasil akhir likuidasi kepada pengadilan atau RUPS untuk
disahkan.
6) Pencatatan masa berakhiran oleh kemenkumham
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) selanjutnya
mencatat berakhirnya masa status hukum, sementara nama PT ataupun perusahaan
tersebut akan segera dihapus.
C. Badan- Badan Usaha Lainnya
1. Badan Usaha Milik Negara

Di Indonesia, badan usaha ini cukup penting peranannya. Walaupun beberapa


Badan Usaha Milik Negara sudah dialihkan menjadi Perseroan Terbatas, tetapi tidak
ada salahnya jika kita mengulik atau membahas kembali bentuk dasar BUMN yang
ada di Indonesia.

1) Perusahaan jawatan atau Perjan


Perusahaan yang termasuk atau tegolong Perjan yang diawasi atau dikelola
oleh Departemen tertentu. Orang-orang yang bekerja di perusahaan ini adalah
karyawan pemerintah. Tujuan dari perusahaan ini adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Saat ini, hampir semua Perjan telah mengubah statusnya
menjadi perusahaan, seperti PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api).
2) Perusahaan Umum atau Perum
Badan usaha milik negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
termasuk yang berasal dari Perum. Alasan perbedaannya dengan jasa adalah
bahwa perusahaan umum seharusnya dapat terus beroperasi tanpa subsidi
pemerintah karena fungsi jasa tidak terlalu penting. Bahkan para pelaku usaha
menganggap hal semacam ini bisa menghasilkan keuntungan dan memberikan
pendapatan bagi negara.
3) Perusahaan Perseroan Terbatas Milik Negara
Saat ini mayoritas badan usaha milik negara berbentuk Perseroan Terbatas.
Pemerintah memiliki sebagian saham perseroan terbatas ini, sementara sebagian
lagi dimiliki swasta. Pemerintah biasanya memilih dewan komisaris untuk
mewakili pemerintah sebagai pemangku kepentingan terbesar dan memegang
otoritas kepemilikan saham. Orang lain yang bekerja untuk perusahaan akan
dipilih secara internal.

Karakteristik Badan Usaha Milik Negara antara lain:

1) Kekuasaan penuh ditangan pemerintah


Pemerintah mengawasi, mengawasi, dan mengawasi semua operasi
perusahaan BUMN. Kekuasaan penuh ini diberikan untuk menjaga stabilitas dan
mencegah tindakan yang tidak bermoral.
2) Sumber pemasukan negara
BUMN adalah sumber pendanaan utama negara. Bahkan, sebagian besar
biaya pelayanan dan penyediaan barang yang dilakukan oleh BUMN untuk
masyarakat merupakan bagian dari pemasukan rutin negara. Dengan adanya
BUMN, ekonomi Indonesia masih dapat berjalan. Pendapatan perusahaan akan
dimasukkan ke dalam kas negara.
3) Segala resiko ditanggung pemerintah
Pemerintah memiliki kekuasaan penuh atas perusahaan, sehingga
pemerintah juga bertanggung jawab atas segala risikonya. Ini adalah ciri ketiga
BUMN, di mana pemerintah memiliki semua tanggung jawab dan hak, termasuk
bagaimana bisnis berjalan. Sehingga BUMN merupakan perusahaan di mana
tanggung jawab dan hak sepenuhnya bagi pemerintah, termasuk bagaimana
berjalannya perusahaan ditentukan bagaimana pemerintah memerhatikannya.
4) Saham bisa dimiliki oleh masyarakat
Meskipun sebagian besar saham adalah milik negara, namun ada pihak lain
yang juga berhak melakukan intervensi terhadap kinerja perusahaan. Akan tetapi
perlu diketahui bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar ada batasannya yakni
tidak boleh melebihi 50 persen dari saham yang dimiliki oleh BUMN.

2. Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan hukum yang berdasarkan kekerabatan yang
anggotanya terdiri dari sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi sering kali dijalankan secara kolaboratif
oleh seluruh anggotanya, dengan masing-masing anggota mempunyai hak suara yang
sama dalam semua keputusan yang dibuat oleh koperasi. Pembagian keuntungan
biasanya dihitung berdasarkan andil, yang juga dikenal sebagai sisa hasil usaha, atau
SHU(McLeish 2009).
Sesuai dengan peraturan hukum koperasi, apabila terdapat dua puluh orang
atau lebih sepakat untuk membentuk suatu koperasi, maka koperasi tersebut dapat
dioperasikan. Oleh karena itu perlu diadakan rapat untuk memutuskan anggaran dasar
koperasi dan menyusun akta pendiriannya setelah tercapai kesepakatan. Hasil dari
pertemuan dan kegiatan ini berupa pengaturan dan yang selanjutnya akan
dikembangkan lalu dikirim untuk disahkan ke Dinas Koperasi. Setelah mendapat
persetujuan dari Departemen Koperasi, koperasi yang direncanakan tersebut dikatakan
telah terealisasi dan kini menjadi organisasi hukum yang diakui.
Berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya, koperasi memiliki
karakteristik tersendiri, yaitu:
1) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya satu
kepentingan ekonomi yang sama
2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk
menolong serta bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan,
persamaan, dan demokrasi. Selain itu percaya pada nilai2 etika kejujuran,
keterbukaan, tanggung jawab sosial, & kepedulian terhadap orang lain.
3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta dimanfaatkan
sendiri oleh anggota.
4) Tugas Pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi
anggotanya dalam rangka menunjang kesejahteraan anggota
5) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya, maka
kelebihan tsb. dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
bukan anggota koperasi.

Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM
No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.

Pertama, pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian


yang dihadiri para pendiri dan dihadiri oleh pejabat (Kementerian Koperasi dan UKM
dan/atau Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota sesuai wilayah keanggotaannya)
untuk melakukan penyuluhan terkait koperasi. Untuk koperasi primer dihadiri oleh 20
orang bagi pendirian koperasi primer dan untuk koperasi sekunder dihadiri paling
sedikit tiga koperasi yang diwakili oleh pengurus atau anggotanya. Rapat pendirian
tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar. Adapun isi dari anggaran dasar
dalam akta pendirian koperasi, yaitu: Daftar nama pendiri; Nama dan tempat
kedudukan; Maksud dan tujuan serta bidang usaha; Ketentuan mengenai keanggotaan;
Ketentuan mengenai Rapat Anggota; Ketentuan mengenai pengelolaan; Ketentuan
mengenai permodalan; Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya; Ketentuan
mengenai pembagian sisa hasil usaha; Ketentuan mengenai sanksi.

Kedua, setelah rapat pendirian selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi
(NPAK) dapat membuat akta pendirian koperasi.

Ketiga, setelah dibuatnya akta pendirian koperasi maka para pendiri atau kuasa
pendiri dapat mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari setelah koperasi mendapat persetujuan nama koperasi dari
SISMINBHKOP. Apabila dalam jangka waktu tersebut koperasi tidak mengajukan
akta pendirian koperasi, maka persetujuan nama koperasi melalui SISMINBHKOP
kadaluarsa. Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus
menentukan apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi sekunder,
karena cara pendirian koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.

Pasal 46 UU 25/1992 mengatur bahwa terdapat 2 (dua) cara pembubaran koperasi,


yaitu keputusan rapat anggota dan keputusan pemerintah.

1) Keputusan Rapat Anggota


Apabila koperasi bubar karena adanya keputusan rapat anggota hal ini
dikarenakan jangka waktu koperasi telah berakhir. Dalam hal ini, dalam rangka
pembubaran koperasi, pengurus koperasi mengirim undangan rapat anggota paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat anggota diselenggarakan. Pelaksanaan
rapat anggota terkait pembubaran koperasi dapat dikatakan sah apabila mencapai
kuorum yang dihadiri paling sedikit ¾ anggota koperasi. Keputusan rapat anggota
terkait pembubaran koperasi dapat dikatakan sah apabila disetujui oleh 2/3 dari
jumlah suara sah. Apabila telah didapat keputusan rapat pembubaran koperasi,
maka keputusan rapat tersebut diberitahukan secara tertulis oleh kuasa rapat
anggota kepada Menteri dan semua kreditur.
2) Keputusan Pemerintah
Pasal 47 UU 25/1992 mengatur hal-hal yang menyebabkan pembubaran
koperasi oleh pemerintah, yaitu: Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan
tidak memenuhi ketentuan UU 25/1992; Kegiatan koperasi bertentangan dengan
ketertiban umum dan/atau kesusilaan; Kelangsungan koperasi sudah tidak dapat
lagi diharapkan.
3. Organisasi Non Profit (Nirlaba)
Menurut PSAK no.45 pengertian dari organisasi Non Profit adalah organisasi
yang memperoleh sumber daya yang berasal dari sumbangan pihak anggota. Para
penyumbang ini tidak mengharapkan keuntungan yang akan diperoleh pada saat
organisasi ini berkembang. Namun perkembangan selanjutnya, organisasi ini
menerima hasil pendapatan jasa yang diberikan publik atau dari kegiatan investasi.

Menurut ruang lingkup PSAK NO.45 organisasi non profit/nirlaba memiliki ciri-
ciri seperti dibawah ini.

1) Sumber daya utamanya berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan laba
atau keuntungan yang sebanding dengan sumber daya yang mereka dikorbankan.
2) Organisasi tersebut mampu menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan untuk
menuntut laba atau keuntungan. Jika entitas menghasilkan laba maka nominalnya
tidak akan pernah dibagikan kepada penyumbang atau pemilik entitas.
3) Di organisasi ini tidak ada kepemilikan yang jelas seperti organisasi lain. Artinya
dalam organisasi non profit ini tidak dapat dijual, dialihkan atau dikembalikan
sumbangannya. Pada dasarnya organisasi ini tidak mencerminkan adanya proporsi
pembagian laba atau keuntungan pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi.
Organisasi ini akan dikembangkan kembali saat pembubaran instansi.

Anda mungkin juga menyukai