DISUSUN OLEH:
(22121123)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen Agribisnis” dengan baik.
Adapun maksud dari penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Manajemen Agribisnis", Universitas Patompo Makassar.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi materi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini kedepannya. Akhir kata
kami berharap semoga makalah imi dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memanjukan
ilmu pengetahuan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan…………………………………………………………………4
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………..12
3.2. Saran…………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perusahaan Perseorangan
b. Modal memulai usaha kecil. Seperti yang telah dijelaskan bahwa perusahaan
perseorangan cenderung merupakan perusahaan kecil yang didirikan dengan
5
menggunakan tenaganya sendiri atau mengikutsertakan anggota
keluarganya. Pada umumnya modal yang digunakan adalah berupa tabungan
yang dimiliki.
b. Modal terbatas. Modal permulaan dan modal operasi yang terbatas ini
mengurangi kemampuan untuk menghasilkan jumlah produksi yang besar.
Walaupun usahanya berjalan dengan baik, kemungkinan untuk memperoleh
pinjaman dari pihak lain seperti bank dan dari penjual bahan mentah masih
tetap terbatas.
6
2. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil
penjualan saham. Setiap pemegang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan
setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).
Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih, terutama untuk
bisnis – bisnis yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan kepada masyarakat
luas untuk menyertakan modalnya kedalam bisnis tersebut dengan cara membeli
saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan itu. Dengan membeli saham suatu
perusahaan masyarakat akan menjadi ikut serta memiliki perusahaan itu atau dengan
kata lain mereka menjadi Pemilik Perusahaan tersebut. Atas pemilikan saham itu
maka mereka para pemegang saham itu lalu berhak memperoleh pembagian laba atau
Deviden dari perusahaan tersebut. Para pemegang saham itu mempunyai tanggung
jawab yang terbatas pada modal yang disertakan itu saja dan tidak ikut menanggunng
utang – utang yang dilakukan oleh perusahaan.
7
2.2. Beberapa Badan Usaha Lain
b. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang terdiri dari kumpulan orang-
orang yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan yang bertujuan
mensejahterakan para anggotanya melalui penggabungan kegiatan dalam
koperasi dan dalam praktiknya koperasi juga melayani kepentingan umum.
Menurut undang-undang nomor 25 tahun 1995, “koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan”.
8
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan Masyarakat.
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33,
bidang- bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber
daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak.
1. Perusahaan Persekutuan
a. Firma
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Dalam persekutuan firma
umumnya seluruh sekutu memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap utang
perusahaan, sedangkan dalam persekutuan terbatas satu atau lebih pemilik
mungkin memiliki kewajiban terbatas.
Untuk mendirikan firma terdiri dari dua cara. Pertama melalui akta
resmi dan yang kedua akta dibawah tangan. Jika melalui akta resmi, maka
proses selanjutnya harus sampai di berita Negara. Namun jika memilih akta
9
di bawah tangan proses tersebut tidak perlu, cukup melalui kesepakatan
pihak-pihak terlibat.
1. Kebaikan Firma
2. Keburukan Firma
a. Pemilik firma memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang yang
dimilikinya.
b. Apabila salah satu pihak pemilik firma meninggal dunia atau
mengundurkan diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup
perusahaan.
c. Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan para
pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan sehingga
dapat mengancam kemajuan usahanya.
2. Persekutuan Komanditer
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu
persekutuan yang didirikan oleh 2 orang atau lebih.
Persekutuan komanditer mengenal 2 istilah yaitu :
1. Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan
bertanggung jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
2. Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan
modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional
perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai
batas modal yang ditanam.
10
a. Kebaikan CV
b. Keburukan CV
1. Maka tanggung jawab akan menjadi tanggung jawab pribadi apabila sekutu
komanditer menjadi sekutu aktif.
3. Status hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh pemilik modal atau
beberapa proyek besar.
3. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari
hasil penjualan saham. Setiap pemegang surat saham mempunyai hak atas
perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan
(dividen).
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Dalam berwirausaha sebelum memulai suatu usaha seharusnya kita memilih
atau menentukan terlebih dahulu jenis badan usaha bentuk apakah yang akan
dijalankan terutama usaha dalam skala yang besar. Kehati-hatian dalam
menentukan dan menjalan kan suatu badan usaha sangat di perlukan untuk
keberlangsungan badan usaha.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
September 2007.
13