Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BENTUK-BENTUK USAHA

Dosen Pengampu: Dr. Syihabudin M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
1. Annisa Yasmina Jannata (5554220009)
2. Ahmad Nurudin Siddiq (5554220018)
3. Mardiana (5554220056)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur Kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada Kami sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Tak lupa shalawat serta
salam Kami sampaikan kepada tokoh dan teladan Kita semua Nabi Muhammad
Saw.

Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Aspek Hukum. Terselesaikannya penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari dukungan juga bimbingan berbagai pihak sehingga makalah ini dapat
rampung penyusunannya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, Kami
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada para pihak yang telah
membantu juga membimbing penyusunan makalah ini.

Alhamdulillah, dengan iman dan kehendak-Nya, makalah yang berjudul


“Bentuk Bentuk Usaha” ini dapat Kami selesaikan. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan juga
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun, sehingga kedepannya akan semakin baik.

Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan banyak


manfaat bagi para pembaca.

Serang, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia terdapat berbagai perusahaan yang terdiri dari berbagai
unit bisnis. Tentu saja, ketika kita mendefinisikan sebuah perusahaan, kita
juga perlu tahu persis apa yang harus diproduksinya. Demikian juga perlu
dipahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
bisnis yang ada. Tujuannya adalah agar para pelaku ekonomi siap menerima
semua peluang di masa depan sebagai peluang yang layak, serta risiko dan
tantangan. Peluang dan resiko, serta tantangan dalam berbisnis, tugas dan
tanggung jawab pengusaha untuk menjalankannya dengan benar juga
menjadi dasar betapa pentingnya mengetahui perusahaan yang dikelola.
Wirausahawan yang mengelola atau mengelola perusahaan sebenarnya
berasal dari orang-orang yang masih kuliah. Hal ini disebabkan adanya
beberapa peluang bisnis baru. Gaya hidup para trendsetter muda juga
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengevaluasi peluang bisnis
yang ada. Oleh karena itu, penting juga bagi mereka untuk mengetahui
berbagai jenis perusahaan sebagai dasar untuk mendirikan perusahaan
mereka sendiri. Ada kemungkinan peluang bisnis kecil bisa berkembang
menjadi sesuatu yang lebih besar di masa depan. Juga bagi masyarakat
umum yang sudah memiliki pekerjaan tetap, ada yang berminat atau berniat
untuk memulai usaha. Para profesional di bidangnya sendiri pun perlu
mengetahui dan memahami wawasan dan informasi dari dunia bisnis jika
ingin menerapkannya.
I.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan paragraf diatas, penulis merumuskan beberapa poin yang akan
dibahas, sebagai berikut:

1. Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing yang ada di Indonesia?


2. Apa saja tugas badan hukum?
3. Jenis perusahaan apa yang cocok untuk mahasiswa dan perusahaan?

I.3 Tujuan
Tujuan ini didasarkan pada rumusan masalah diatas, yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan berbagai perusahaan di Indonesia.


2. Mengetahui tanggung jawab lembaga perusahaan.
3. Mengenal perusahaan yang cocok untuk mahasiswa dan kelompok
profesional lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................7
2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)......................................7
2.1.1 Tujuan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).....................................7
2.1.2 Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)...............................8
2.1.3 Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)...................................8
2.2 Perusahaan Perseorangan..........................................................................9
2.3 Pengertian Persekutuan Firma...................................................................9
2.3.1 Keuntungan Firma sebagai berikut:...................................................9
2.3.2 Kekurangan firma sebagai berikut:....................................................9
2.4 Persekutuan Komanditer (CV)................................................................10
2.4.1 Keuntungan CV sebagai berikut:.....................................................10
2.4.2 kekurangan CV sebagai berikut:......................................................10
2.5 Perseroan Terbatas..................................................................................10
2.5.1 Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas (PT)............................11
2.6 Usaha Negara..........................................................................................12
2.6.1 Ciri—Ciri Sengketa Tata Usaha Negara..........................................12
2.7 Koperasi...................................................................................................13
BAB III PENUTUP...........................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) merupakan suatu badan usaha yang
semua pendalamannya berasal dari pihak swasta, badan usaha milik swasta ini bisa
dimiliki oleh seseorang atau beberapa orang dalam bentuk kerja sama penanaman
modal.
Badan usaha swasta dibedakan atas badan usaha swasta dalam negeri dan
badan usaha swasta asing. Badan usaha swasta dalam negeri yaitu suatu badan
usaha yang modlnya dipunyai oleh masyarakat dalam negeri. Sedangkan badan
usaha swasta asing yaitu suatu badan usaha yang modalnya dimiliki oleh masyaraat
luar negeri.

II.1.1 Tujuan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


BUMS didirikan tentu memiliki suatu tujuan, tujuan utama dibentuknya
BUMS adalah untuk meraih keuntungan dan mengembangkan modal yang
dimiliki. Semakin berkembang modal yang dimiliki BUMS maka semakin banyak
keuntungan yang diperoleh.

Tujuan ini didirikannya BUMS yaitu untuk mengembangkan usahanya


untuk menjadi lebih besar sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
didirikannya BUMS sebagai berikut:

a) Mengembangkan usahanya agar menjadi lebih besar dan dapat membuka


cabang yang baru.
b) Mengembangkan modal yang ada sehingga dapat menanam saham di
berbagai perusahaan, guna melakukan kerja sama yang saling
menguntungkan.
c) Membuka lowongan pekerjaan baru untuk membantu mengurangi jumlah
pengangguran.
d) Memperoleh keuntungan dengan seoptimal mungkin.
II.1.2 Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Jenis-Jenis perusahaan swasta ada 3 (tiga), yaitu:

1) Perusahaan Swasta Nasional


Sebuah perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak
masyakat lokal dari dalam negeri. Contoh perusahaan swasta
nasional adalah PT Djarum, PT Indofood Sukses Makmur,
PT Agung Podomoro Group.
2) Perusahaan Swasta Asing
Sebuah perusahaan yang modal usahanya berasal dari pihak
masyarakat luar negeri. Misalnya dari Jepang menanamkan
modal serta impelementasi perusahaanya di Indonesia.
Contoh perusahaan swasta asing adalah PT Chevron, PT
Mitsubishi, PT Astra.
3) Perusahaan Swasta Campuran
Sebuah bentuk koorporasi perusahaan yang modal usahanya
didapatkan dari kerja sama antar pengusaha nasional (dalam
negeri) dan pengusaha dari luar negeri. Contoh perusahaan
campuran multinasional adalah PT Al Axiata Group.

II.1.3 Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dalam perekonomian
Indonesia, diantaranya yaitu:

1) Sebagai mitra BUMN (Badan Usaha Milik Negara)


2) Sebagai penambah produksi nasional.
3) Sebagai pembuka kesempatan kerja.
4) Sebagai penambah kas negara dan pemacu pendapatan
nasional.
5) Membantu pemerintah dalam pengelolaan dna
mengusahakan kegiatan ekonomi yang tidak ditangani oleh
pemerintah dan membantu pemerintah dalam usaha dalam
pemerataan pendapatan.
II.2 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang dimiliki oleh satu
orang. Satu orang pengusaha yang menjadi pemilik badan usaha itu yang
menjalankan perusahaan. Didalam badan usaha perseorangan ini yang menjadi
pengusaha hanya satu orang. Dengan demikian modal usaha tersebut hanya
dimiliki satu orang juga. Jika di dalam perusahaan tersebut banyak orang
bekerja, mereka hanyalah membantu pengusaha dalam perusahaan berdasarkan
perjanjian kerja atau pemberian kuasa.

II.3 Pengertian Persekutuan Firma


Persekutuan Firma adalah Persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Nama perusahaan ditentukan
bersama oleh para sekutu.

II.3.1 Keuntungan Firma sebagai berikut:


1) Memiliki sistem pembagian kerja, yang menjadikan pengelolaan lebih
profesional.
2) Keahlian yang dimiliki tiap anggota dapat menjadi faktor penentu untuk
memilih pemimpinnya persekutuan.
3) Perusahaan dimiliki oleh semua anggota firma dan dikelola bersama oleh
semua anggota pula.
4) Adanya akta notaris membuat perusahaan lebih mudah dalam meminjam
modal.

II.3.2 Kekurangan firma sebagai berikut:


1) Tanggung Jawab anggota termasuk pada harta pribadi.
2) Jika satu anggota melakukan pelanggaran hukum, akan membuat seluruh
anggota lainnya menanggung akibatnya.
3) Kerugian ditanggung bersama meskipun hanya disebabkan oleh satu
anggota.
4) Hak milik perusahaan tidak terpisah dari harta pribadi.
II.4 Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer adalah Perseroan yang telah dibentuk dengan
cara pinjaman dan didirikan antara bebarapa perusahaan bersama-sama yang
bertanggung jawab untuk bisnis, dan satu orang atau lebih pemberi pinjaman.

II.4.1 Keuntungan CV sebagai berikut:


1) Dalam CV dapat mengumpulkan modal yang lebih besar.
2) Manajemen perusahaan pun lebih besar.
3) Pendirian CV lebih mudah dibandingkan PT.
4) Kelangsungan usaha lebih terjamin.

II.4.2 kekurangan CV sebagai berikut:


1) Persero pasif tidak turut dalam pengelolaan usaha, dan hanya
mempercayakan modal pada persero aktif.
2) Tanggung jawab yang diemban oleh persero aktif bersifat tidak terbatas.
3) Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, harta kekayaan persero aktif
dapat disita.
4) Modal yang sudah di setor sulit ditarik kembali.
5) Keuntungan dibagi antar anggota.

II.5 Perseroan Terbatas


Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya.

Perseroan Terbatas memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1) Pemegang saham memiliki tanggung jawab yang setara terhadap utang


perusahaan sebagaimana jumlah modal yang telah disetorkan.
2) Saham dapat diperjualbelikan, sehingga apabila terdapat kekurangan
modal untuk ekspansi usaha, perusahaan dapat menjual sahamnya.
3) Jika pemilik perusahaan menemukan manajemen perusahaan tidak baik,
maka pemilik dapat mengganti manajemen tersebut.
Adapun kekurangan dari PT adalah sebagai berikut:

1) PT dalam pendiriannya memiliki syarat-syarat yang lebih rumit


dibandingkan bentuk badan usaha lain. Untuk mendirikan PT juga
dibutuhkan akta notaris dan izin khusus usaha tertentu.
2) Modal pendirian PT terbilang cukup tinggi.
3) Ketentuan perundang-undangan yang mengatur PT lebih ketat.
4) Setiap aktivitasnya haru dilaporkan secara terbuka kepada pemegang
saham, termasuk mengenai laba perusahaan, sehingga dianggap kurang
memiliki privasi bagi sebagian pihak terkait.
5) Jenis pajak yang harus dibayarkan relatif lebih bervariasi atau lebih
banyak.

II.5.1 Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas (PT).


Sebuah PT memiliki organ yang masing-masing bertnaggung jawab terhadap
perusahaan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Organ tersebut ialan sebagai
berikut:

1) Rapat Umum Pemegang Saham


RUPS merupakan organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini atau anggaran dasar. Kekuasaan
tertinggi pada perseroan juga dimiliki oleh RUPS setelah terpenuhinya
beberapa syarat tertentu yang telah tertera dalam peraturan perundang-
undangan.
2) Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenng dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan perseroan serta mewakili perseroan, baik didalam
maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Dengan kata lain, tanggung jawab kepengurusan perusahaan diemban oleh
direksi berdasarkan pada ketentuan yang telah diatur. Ada beberapa tugas
direksi sebagaimana diatur dalam pasal 92 sampai dengan Pasal 103
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas, antara
lain:
a) Direksi ditugaskan untuk melaksanakan kepengurusan perseroan.
b) Baik didalam maupun diluar pengadilan, perwakilan perseroan
diamanahkan kepada direksi.
c) Daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah
rapat direksi dibuat dan dipelihara oleh direksi.
d) Laporan tahunan dan dokumen keuangan disusun oleh direksi.
3) Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran dasar seta
memberi nasihat kepada direksi. Dalam Pasal 116 Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa dewan
komisaris memiliki beberapa kewajiban sebagai berikut:
a) Risalah rapat dewan komisaris dan salinannya disusun oleh Dewan
Komisaris.
b) Dewan Komisaris berkewajiban agar kepemilikan sahamnya atau
keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain dilaporkan
dengan sebenar-benarnya.
c) Laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau wajib dilaporkan oleh dewan
komisaris kepada RUPS.

II.6 Usaha Negara


Tata usaha negara adalah Administrasi Negara yang melaksanakan fungsi
untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik pusat maupun di daerah.
Tujuan dibentuknya tata usaha negara untuk menyelesaikan sengketa antara
pemerintah dengan warga negaranya.

II.6.1 Ciri—Ciri Sengketa Tata Usaha Negara


1. para pihak yang bersengketa, yaitu orang atau badan hukum perdata
dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di
daerah. Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang
mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau
yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum
berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009.
2. penyelesaiannya di Pengadilan Tata Usaha Negara, baik Pengadilan Tata
Usaha Negara maupun Pengadilan Tinggi Tata Usaha, yang bertugas
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Negara.
3. keputusan tata usaha negara sebagai Objek Sengketa sesuai Undang-
undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
berupa keputusan tata usaha negara diatur dalam Pasal 1 Angka 9.
4. gugatan diajukan dengan tertulis yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata
Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah,
dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.

II.7 Koperasi
Koperasi yang dimaksud dapat berupa koperasi simpan pinjam, dan dapat
dimanfaatkan sebagai modal. Dalam koperasi ini, para anggotanya dimudahkan
dalam pemenuhan kebutuhan harian dengan harga yang lebih murah dari toko
lain, dan sebagai produsen (yang mana anggota memiliki hak milik koperasi),
anggota dapat memperoleh keuntungan dari penjualan barang-barang koperasi.
Intinya adalah dengan adanya koperasi ini, dapat membantu anggota untuk
mengelola keuangan agar lebih terkendali dari sifat konsumtif.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Setiap jenis badan usaha di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangn
yang berbeda. Secara umum perbedaan tersebut terletak pada sumber dana yang
dibutuhkan sebagai modal, teknis pendirian, dan aturan tekait pelaksanaan usaha
yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan anggaran dasar masing-masing
badan usaha. Begitu pula antara badan usaha berbadan hukum dengan badan
usaha bukan berbadan hukum, di mana status hukumnya dapat menjadi nilai plus
maupun minus bagi badan usaha tersebut. Salah satunya ialah, badan usaha
berbadan hukum memiliki jaminan lebih kuat secara hukum, hal ini berlaku juga
apabila badan usaha mengalami kerugian yang disebabkan wanprestasi oleh
sebagian pihak. Namun demikian, bukan berarti badan usaha bukan berbadan
hukum menjadi lebih inferior, karena justru dengan status tersebut badan usaha
bukan berbadan hukum bisa menjadi lebih sederhana atau tidak rumit.

III.2 Saran
Semangat usaha atau jiwa wirausaha yang dimiliki oleh calon pelaku usaha
hendaknya direalisasikan dengan terlebih dahulu memahami pengetahuan dan
wawasan tentang dunia usaha. Ada baiknya para calon pelaku usaha juga
mengikuti seminar dan pelatihan tentang dunia usaha serta turut dalam kompetisi-
kompetisi khusus wirausaha. Peluang memenangkan hadiah modal usaha dalam
kompetisi juga sangat bermanfaat untuk nantinya menambah modal untuk
meningkatkan usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Is, Muhammad Sadi. Huum Perusahaan di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2016.
Muhammad, Abdul kadir. Hukum Perusahaan Indonesia. Lampung: Citra Aditya
Bakti, 2010.
Purba, Orinton. Panduan Praktis Mendirikan Berbagai Badan Usaha(PT, CV,
Firma, Yayasan Koperasi). Jakarta: Raih Asa Sukses, 2015.
Rastuti, Tuti. Sekuk Beluk Perusahaan dan Hukum Perusahaan. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2015.
Thian, Alexander. Hukum Dagang. Yogyakarta: Andi (Anggota IKAPI) , 2021.

Anda mungkin juga menyukai