Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

DISUSUN OLEH

NAMA LENGKAP : ARDIANA PRISCALIA AKOIT

NIM :-

PRODI : AKUNTANSI

MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS

UNIVERSITAS ARYASATYA DEO MURI

FAKULTAS EKONOMI & HUKUM

KUPANG

2023

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Kasih-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, ataupun pedoman bagi pembaca

dalam memahami bentuk – Bentuk Badan Usaha. Penyusun berharap dengan adanya

makalah ini bisa memberikan dampak positif dan juga menjadi pembelajaran,panduan

untuk para pembaca. Makalah ini juga masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya

harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 18 September 2023

Penulis

DAFTAR ISI

2
Cover.................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar isi...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A.Latar Belakang..................................................................................4
B.Rumusan Masalah.............................................................................4
C.Tujuan...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
1.Pengertian Badan Usaha................................................................................5
1.1.PT Kimia Farma Tbk......................................................................5
1.2.PT Kereta Api Indonesia................................................................5
1.3.PT Indofood Sukses Makmur Tbk..................................................5
2.Jenis Badan Usaha.........................................................................................6
2.1.Berdasarkan Jenis Kegiatan............................................................6
2.2.Berdasarkan Kepemilikan Modal...................................................6
2.3.Berdasarkan Wilayah Negara.........................................................7
3.Bentuk Badan Usaha di Indonesia.................................................................7
3.1.Koperasi..........................................................................................7
3.2.Badan Usaha Milik Negara (BUMN).............................................7
3.2.1.Perusahaan Jawatan.....................................................................7
3.2.2.Perusahaan Umum.......................................................................8
3.2.3.Perseroan Terbatas.......................................................................8
3.2.3.1.Ciri-ciri Persero............................................................8
3.2.3.2.Contoh perusahaan dengan status Persero....................9
3.3.BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)..........................................................10
3.3.1.Perusahaan Persekutuan...............................................................10
3.3.2.Firma............................................................................................10
3.3.3.Persekutuan Komanditer..............................................................10
3.3.4. Perseroan Terbatas (PT).............................................................10
3.3.5.Yayasan........................................................................................10
3.4.Perusahaan Perorangan...............................................................................11
4.BAB PENUTUP............................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
Referensi...........................................................................................................13

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beroperasi, perusahaan haruslah memiliki badan hukum/ usaha tertentu
agar perusahaan tersebut memiliki legalitas untuk menjalankan kegiatannya.
Keberadaan badan hukum perusahaan akan melindungi perusahaan dari segala
tuntutan akibat aktivitas yang dijalankannya. Karena badan hukum perusahaan
memberikan kepastian berusaha, sehingga kekhawatiran atas pelanggaran hukum
akan terhindar, mengingat badan hukum perusahaan memiliki rambu-rambu yang
harus dipatuhi. Dengan memiliki badan hukum, maka perusahaan akan memenuhi
kewajiban dan hak terhadap berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan, baik
yang ada di dalam maupun di luar perusahaan.
Badan usaha itu sendiri didefinisikan sebagai kesatuan yuridis dan ekonomi
yang menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan
tujuan untuk mencari laba. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berdirinya
suatu badan usaha antara lain, Krisis ekonomi yang terjadi saat ini, banyaknya
pengangguran, tingkat kesejahteraan masyarakat terhambat, dan krisis kemiskinan.
Peranan badan usaha jelas sangat penting dan berkontribusi terhadap kemakmuran
rakyat, dan untuk menyelesaikan faktor penghambat majunya perekonomian
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian badan usaha dan bagaimana proses pendiriannya?
2. Apa saja bentuk-bentuk badan usaha?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing- masing badan usaha?
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian badan usaha dan bagaimana proses pendiriannya.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk badan usaha.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing- masing badan usaha.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Badan Usaha
Badan Usaha merupakan entitas hukum dan ekonomi yang menggunakan
modal dan tenaga kerja untuk mencari keuntungan. Beberapa faktor penting dalam
pendirian badan usaha meliputi produk dan jasa yang akan diperdagangkan, strategi
pemasaran, penetapan harga, kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi internal,
pendanaan, dan pilihan jenis badan usaha. Beberapa contoh badan usaha yang umum
ditemui mencakup:
1.1. PT Kimia Farma Tbk
Sebenarnya, apotek dengan banyak cabang ini dimiliki oleh negara. PT Kimia
Farma Tbk. merupakan salah satu perusahaan farmasi tertua di Indonesia yang
didirikan pada tahun 1817. Perusahaan ini telah menghasilkan berbagai produk yang
membantu kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti obat-obatan, multivitamin, dan
kosmetik.
1.2. PT Kereta Api Indonesia
PT Kereta Api Indonesia adalah perusahaan negara yang menyediakan
layanan transportasi kereta api. Layanan yang diberikan oleh PT KAI meliputi
angkutan penumpang dan barang. Sejak berdiri pada tanggal 28 September 1945, PT
KAI terus meningkatkan kinerjanya dalam menyediakan layanan transportasi yang
aman dan terjangkau bagi masyarakat.
1.3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Jika contoh di atas merupakan perusahaan milik negara, maka berikut ini adalah
perusahaan swasta. Indofood pertama kali didirikan pada tahun 1968 dengan nama
awal Lima Satu Sankyu. PT Indofood adalah pelopor dalam menciptakan makanan
instan legendaris asal Indonesia, yaitu Indomie, yang juga dikenal di berbagai negara
di luar Indonesia.

5
2. Jenis Badan Usaha
Setelah memahami konsep dasar, selanjutnya penting untuk mengenal berbagai jenis
badan usaha. Terdapat beberapa variasi badan usaha yang perlu dipahami, sebagai
berikut:
2.1 Berdasarkan Jenis Kegiatan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis kegiatan usaha dapat bervariasi.
Terdapat lima jenis badan usaha berdasarkan jenis kegiatan yang perlu dipahami:
 Ekstraktif: Melibatkan pengambilan hasil dari sumber daya alam,
seperti produk hutan atau hasil laut.
 Agraris: Berhubungan langsung dengan bidang pertanian.
 Perdagangan: Melibatkan pembelian dan penjualan kembali barang
tanpa mengubah bentuknya, contohnya perdagangan beras.
 Industri: Melibatkan pengolahan bahan baku menjadi produk setengah
jadi atau jadi, seperti sepatu atau pakaian.
 Jasa: Memberikan layanan dan kemudahan untuk memenuhi
kebutuhan, seperti jasa angkut barang atau perbankan.
2.2 Berdasarkan Kepemilikan Modal
Modal memiliki peran krusial dalam mendirikan usaha. Modal yang cukup adalah
kunci kesuksesan suatu usaha. Jenis kepemilikan modal beragam dan tergantung pada
pemiliknya. Beberapa jenis badan usaha berdasarkan kepemilikan modal yang perlu
dipahami:
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Modal sepenuhnya dimiliki oleh
pemerintah atau negara.
 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS): Seluruh modal dimiliki oleh
individu swasta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Modal dimiliki oleh pemerintah
daerah.
 Badan Usaha Campuran: Mendapatkan modal dari pemerintah dan
swasta.

6
2.3 Berdasarkan Wilayah Negara
Globalisasi ekonomi telah membawa berbagai jenis usaha yang beroperasi di luar
negeri atau usaha asing yang beroperasi di dalam negeri. Terdapat beberapa jenis
badan usaha berdasarkan wilayah negara:
 Penanaman Modal Dalam Negeri: Modal perusahaan dimiliki oleh
masyarakat dari negara tersebut.
 Penanaman Modal Asing: Perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah Indonesia atau dalam negeri.

3. Bentuk Badan Usaha di Indonesia


Di bawah ini terdapat berbagai bentuk badan usaha yang ada di Indonesia:

3.1 Koperasi
Koperasi adalah bentuk badan usaha yang didasarkan pada prinsip-prinsip
kekeluargaan dan dioperasikan untuk kepentingan bersama, Koperasi dimiliki dan
dijalankan oleh anggotanya guna memenuhi kebutuhan ekonomi secara bersama-
sama. Ini mencakup aktivitas ekonomi yang berfokus pada masyarakat.

3.2 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dikenal juga sebagai badan usaha
pemerintah, adalah entitas bisnis yang kepemilikannya sepenuhnya atau sebagian
dimiliki oleh Pemerintah. Status karyawan dalam badan usaha semacam ini adalah
sebagai karyawan BUMN, bukan sebagai pegawai negeri. Saat ini, BUMN terbagi
menjadi tiga jenis utama: perusahaan jawatan, perusahaan umum, dan persero.

3.2.1 Perusahaan Jawatan


Perusahaan jawatan merupakan bentuk BUMN di mana seluruh modalnya
dimiliki oleh pemerintah. Fokus perusahaan jawatan adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat, walaupun seringkali mengalami kerugian. Model bisnis

7
perusahaan jawatan telah ditinggalkan karena biaya pemeliharaan yang signifikan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Sebagai
contoh, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) telah berubah menjadi PTKAI.

3.2.2 Perusahaan Umum


Perusahaan umum merupakan salah satu jenis perusahaan yang dimiliki atau
berada dalam kepemilikan BUMN. Pemerintah negara tetap memiliki kepemilikan
modal dalam perusahaan umum. Tujuan pendirian perusahaan umum tidak semata-
mata mencari laba finansial. Keuntungan dari perusahaan umum dikembalikan ke
negara sebagai pendapatan untuk anggaran belanja pemerintah.

3.2.3 Perseroan Terbatas


Perusahaan perseroan (Persero) merupakan salah satu bentuk badan usaha
yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda dari perusahaan umum atau
perusahaan jawatan, tujuan utama pendirian Persero adalah mencari keuntungan
sambil memberikan layanan kepada masyarakat. Modal pendirian Persero berasal dari
kekayaan negara dalam bentuk saham. Persero dikepalai oleh direksi, dan
pegawainya memiliki status sebagai pegawai Persero. Untuk membedakan Persero
dengan jenis perseroan terbatas lainnya, ditambahkan kata “(Persero)” pada nama
perusahaan. Perusahaan ini tidak menerima fasilitas dari pemerintah.

3.2.3.1 Ciri-ciri Persero


Tujuan utamanya adalah mencari laba (berorientasi komersial) Modal berasal
sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan dalam bentuk saham
Dipimpin oleh direksi Pegawai memiliki status sebagai pegawai Persero Nama badan
usaha ditulis PT (nama perusahaan) (Persero) Tidak menerima fasilitas dari
pemerintah

8
3.2.3.2 Contoh perusahaan dengan status Persero
 PT Pertamina (Persero)
 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
 PT Brantas Abipraya (Persero)
 PT Garuda Indonesia (Persero)
 PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
 PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko
 PT Angkasa Pura I
 PT Angkasa Pura II
 PT Hotel Indonesia Natour
 PT Sarinah
 PT Perusahaan Pertambangan dan Minyak Negara (Persero)
 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
 PT Pos Indonesia (Persero)
 PT Kereta Api Indonesia (Persero)
 PT Adhi Karya (Persero)
 PT Perusahaan Perumahan (Persero)
 PT Waskita Karya (Persero)
 PT Wijaya Karya (Persero)
 PT Nindya Karya (Persero)
 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

9
3.3 BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) merujuk pada badan usaha yang didirikan dan
dibiayai oleh individu atau sekelompok individu. Menurut UUD 1945 Pasal 33,
sektor-sektor ekonomi yang diberikan kepada sektor swasta melibatkan pengelolaan
sumber daya ekonomi yang bukan vital dan strategis, serta tidak mempengaruhi
kebutuhan dasar masyarakat. BUMS memiliki beberapa bentuk hukum yang
dibedakan:

3.3.1 Perusahaan Persekutuan


Bentuk ini melibatkan setidaknya 2 pemodal. Ada 3 jenis perusahaan
persekutuan:
3.3.2 Firma
Terdiri dari minimal 2 anggota yang masing-masing bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap perusahaan. Modal diperoleh dari anggota pendiri dan
keuntungan dibagikan sesuai dengan perjanjian pendirian.
3.3.3 Persekutuan Komanditer
Melibatkan 2 orang atau lebih. Sekutu aktif mengelola dan bertanggung jawab
penuh, sementara sekutu pasif hanya menyediakan modal dengan tanggung
jawab terbatas.
3.3.4 Perseroan Terbatas (PT)
Modal berasal dari penjualan saham kepada pemegang saham. Keuntungan
dibagikan sesuai kepemilikan saham.
3.3.5 Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha sosial yang berbadan hukum, tidak mencari
keuntungan, dan didirikan untuk tujuan sosial.
Dalam BUMS, anggota bertanggung jawab terhadap risiko dan keuntungan
sesuai dengan bentuk hukum yang dipilih. Sementara BUMS bukan

10
perusahaan, berbagai bentuk ini menawarkan cara berbeda dalam mengelola
dan membagi tanggung jawab serta keuntungan dalam usaha bersama.

3.4 Perusahaan Perorangan


Individu memiliki kebebasan untuk mendirikan badan usaha perseorangan
tanpa memerlukan izin khusus atau prosedur tertentu. Setiap orang diberi kesempatan
untuk mengembangkan bisnis pribadi tanpa adanya batasan yang menghalangi
pendiriannya. Maksud dari mendirikan perusahaan perseorangan adalah semata-mata
untuk mencapai tujuan laba. Kekayaan perusahaan sejalan dengan kekayaan pribadi
pengusaha tanpa adanya pemisahan.
Keuntungan dari perusahaan perseorangan mencakup aspek pembagian laba,
pengambilan keputusan, dan transparansi keuangan. Dalam struktur perusahaan ini,
laba tidak dibagi-bagi, melainkan seluruhnya diterima oleh pemilik usaha, mengingat
hanya ada satu kepemilikan. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan merupakan
aspek positif lainnya, dimana keputusan bisa diambil tanpa konsultasi dengan pihak
lain. Kemandirian ini memberikan kebebasan kepada pemilik usaha tanpa keterikatan.
Kelebihan lainnya adalah tidak diperlukan penyusunan laporan keuangan, sehingga
kerahasiaan terkait keuangan perusahaan tetap terjaga. Sebaliknya, perusahaan
perseorangan juga memiliki kelemahan terutama dalam hal tanggung jawab, modal,
tenaga kerja, dan kelangsungan usaha. Tanggung jawab dalam perusahaan
perseorangan tidak memiliki batas. Apabila terjadi utang besar dalam perusahaan,
seluruh kekayaan pribadi pemilik dapat digunakan sebagai jaminan pembayaran
utang.
Sumber keuangan perusahaan perseorangan terbatas pada pemilik perusahaan,
sehingga nilainya terbatas dan terkadang minim. Selain itu, pemilik usaha juga harus
menangani setiap tugas dalam perusahaan secara pribadi. Kekhawatiran akan risiko
kebangkrutan pun meningkat, terutama karena kondisi individu pengusaha yang
sangat memengaruhi seluruh proses usaha. Risiko tertinggi dalam konteks ini

11
melibatkan kejadian mendadak seperti kematian atau kecelakaan yang dapat terjadi
pada pengusaha.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Badan usaha memiliki variasi yang mencakup koperasi, badan usaha milik negara
(BUMN), dan perusahaan perseorangan. Koperasi didasarkan pada asas kekeluargaan
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. BUMN terdiri
dari perusahaan jawatan, perusahaan umum, dan perusahaan perseroan, dimana
permodalan sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pemerintah. Sementara itu,
perusahaan perseorangan dijalankan oleh individu dengan kebebasan dan fleksibilitas,
tetapi juga memiliki risiko tanggung jawab dan keberlanjutan usaha yang tinggi.
Setiap bentuk badan usaha memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, dan
pemilihan tergantung pada tujuan, sumber daya, dan risiko yang dihadapi.

12
REFERENSI

“Manajemen BUMN” oleh A. Adhar Dana M.Si.


“Panduan Hukum BUMN” oleh Teguh Santosa
“Manajemen Strategik BUMN” oleh Dr. Imam Ghozali
“Kinerja Badan Usaha Milik Negara: Suatu Analisis Ekonomi dan Keuangan”
oleh Tulus Tambunan
“Kebijakan BUMN: Antara Praktik dan Realitas” oleh Dr. Ir. Nenny Sri Utami,
M.Si.
“Kewirausahaan BUMN” oleh Iswandi Hamid, Achmad Fedyani Saifuddin, dan
Triyana Farid
“Reformasi BUMN: Suatu Kajian Implementasi Prinsip Good Corporate
Governance (GCG)” oleh Prof. Dr. A. Rozak, S.H., M.H.
https://www.gramedia.com
https://id.wikipedia.org

13

Anda mungkin juga menyukai