Dosen Pengampu:
Oleh:
NI LUH PUTU AYU INDRI ISTADEWATI (1607531091)
GEDE MAHAPUTRA CHRISANDITA (1607531095)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
ABSTRAK ...................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 4
1.3 TUJUAN ............................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................ 6
2.1 PENGERTIAN BADAN USAHA ............................................................ 6
2.2 KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA................................................. 6
2.3 TUJUAN DAN NILAI PERUSAHAAN ................................................... 7
2.4 MENDEFINISIKAN TUJUAN PERUSAHAAN KOPERASI .................... 11
2.5 KETERBATASAN TEORI PERUSAHAAN ........................................... 11
2.6 TEORI LABA..................................................................................... 12
2.7 FUNGSI LABA .................................................................................. 13
2.8 KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA............................................... 14
BAB III ......................................................................................................... 23
3.1 SIMPULAN ....................................................................................... 23
3.2 SARAN-SARAN ................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25
JAWABAN SOAL UJI MANDIRI ..................................................................... 26
2
KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
ABSTRAK
Koperasi dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya serta masyarakat sekitar pada umumnya. Koperasi
tidak hanya mencari laba, namun juga manfaat yang dapat diberikan kepada
anggota dan masyarakat sekitarnya. Makalah ini dibuat untuk mengetahui
pengertian badan usaha itu sendiri, koperasi sebagai badan usaha, tujuan
dan nilai perushaan, tujuan koperasi, keterbatasan teori perusahaan, serta
teori laba. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
dokumentasi dari buku dan artikel terkait. Kesimpulan dari makalah ini
adalah koperasi merupakan badan usaha yang aktivitasnya tidak sepenuhnya
tertuju pada laba, melainkan juga manfaat kepada anggota serta masyarakat
sekitar. Dalam aktivitasnya, koperasi berpatokan pada kaidah-kaidah
perusahaan sekaligus prinsip-prinsip dasar koperasi.
Kata kunci : badan usaha itu sendiri, koperasi sebagai badan usaha, tujuan
dan nilai perushaan, tujuan koperasi, keterbatasan teori perusahaan, teori
laba
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
5. Apa saja keterbatasan teori perusahaan?
6. Apa yang dimaksud dengan teori laba?
7. Bagaimanakah fungsi laba?
8. Bagaimanakah karakteristik koperasi sebagai badan usaha?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan badan usaha.
2. Menjelaskan bentuk koperasi sebagai badan usaha.
3. Menjelaskan apa yang menjadi tujuan dan nilai perusahaan.
4. Menjelaskan definisi tujuan perusahaan koperasi.
5. Menjelaskan apa saja keterbatasan teori perusahaan.
6. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori laba.
7. Menjelaskan fungsi laba.
8. Menjelaskan karakteristik koperasi sebagai badan usaha.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
demikian, anggota koperasi adalah orang sebagai individu yang merupakan
subjek hukum dan subjek ekonomi tersendiri. Mereka ini mempunyai
kepentingan ekonomi yang sama, yang diwadahi oleh koperasi dalam
memenuhi kepentingan ekonomi tersebut.
Badan usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonimi
dalam rangka mempertinggi efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
ekonomi individu anggotanya. Koperasi sebagai badan usaha dan unit
ekonomi, selain harus memiliki 4 (empat) sistem yang dimaksud di atas, juga
harus memasukkan sistem keanggotaan (membership system) sebagai
sistem yang kelima. Sistem keanggotaan ini sangat penting dimasukkan
sebagai sistem kelima ke dalam perusahaan koperasi, karena hal tersebut
merupakan jati diri dan nilai keunggulan koperasi. Selain itu, dapat bekerja
atau tidaknya koperasi sangat tergantung dari partisipasi anggotanya.
Koperasi sebagai badan usaha maka :
1. Tunduk pada kaidah & prinsip ekonomi yang berlaku
2. Mampu menghasilkan keuntungan & mengembangkan org.&usahanya
3. Anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa
4. Memerlukan sistem manajemen usaha (keuangan,teknik,organisasi &
informasi)
7
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.
Dengan menetapkan tujuan, maka perusahaan akan menarik orang
yang mengenali tujuan perusahaan sehingga mau bekerja untuk
mereka. Jadi, tujuan mendefinisikan perusahaan.
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan
keputusan. Tujuan yang dinyatakan mengarahkan perhatian karyawan
kepada norma perilaku yang dikehendaki. Tujuan dapat mengurangi
pertentangan dalam membuat keputusan apabila seluruh karyawan
mengetahui tujuan perusahaan.
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi
organisasi. Tujuan merupakan norma terakhir bagi organisasi dalam
menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak memiliki dasar yang
jelas untuk menilai keberhasilannya.
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.
Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan
keseimbangan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam
perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan
manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun efisiensi, tetapi
juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja,
konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat , dan pemerintah.
Pada awalnya, teori mengasumsikan bahwa tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan keuntungan jangka pendek. Meskipun demikian, pada
perkembangannya disadari bahwa keuntungan jangka panjang lebih penting.
Sehingga, teori yang sekarang dianut mengatakan bahwa tujuan primer
perusahaan adalah memaksimumkan nilai sekarang (net present value), yaitu
nilai dari laba yang diharapkan pada masa yang akan datang, yang dihitung
pada masa sekarang pada suatu tingkat bunga yang tertentu. Persoalannya
kemudian adalah bagaimana mencapai nilai perusahaan pada tingkat yang
telah ditetapkan oleh manajemen.
Dalam banyak kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Memaksimumkan keuntugan (maximize profit)
2. Memaksimumkan nilai perusahaan (maximize the value of the firm)
8
3. Meminimumkan biaya (minimize profit)
MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Agar konsep tujuan perusahaan ini lebih mudah dipahami, maka
pendekatan yang dilakukan adalah dari aspek ekonomi manajerial
(managerial economics). Seperti diketahui bahwa keuntungan (profit = P)
diperoleh dari penerimaan total (total revenue = TR) dikurangi dengan biaya
total (total cost = TC), dengan menggunakan model matematika sebagai
berikut :
P = TR - TC
Selanjutnya, penerimaan total (TR) dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Q x P
di mana Q = jumlah (quantity) dan P = harga (price). Penerimaan total
dipengaruhi oleh aktivitas :
1. Penjualan atau permintaan atas output perusahaan.
2. Harga.
Untuk memaksimumkan keuntungan maka variabel yang utama yang
harus diperhatikan adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan
itu sendiri. Maka jumlah dan harga output perusahaan menjadi variabel
utama.
Tanggung jawab bagian pemasaran (marketing department) adalah
sangat dominan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan asumsi bahwa
harga di pasar adalah bersaing sempurna. Bagian pemasaran harus bekerja
keras untuk dapat mengefisienkan biaya-biaya yang ada (mengoptimalkan
biaya pemasaran).
Kemudian, bagian produksi dan personalia (production and personnel
department) dapat merangsang penjualan (sales) dengan peningkatan
kualitas pelayanan dan pengembangan produk baru (memaksimumkan TR).
9
memaksimumkan nilai perusahaan adalah tujuan yang tepat untuk jangka
menengah atau jangka panjang.
Nilai perusahaan (value of firm) adalah nilai dari laba yang diperoleh
dan yang diharapkan pada masa yang akan datang, yang dihitung pada masa
sekarang dengan meperhitungkan tingkat resiko dan tingkat bunga yang
tepat. Menurut teori perusahaan atau teori investasi, nilai sekarang (net
present value) perusahaan ditulis sebagai berikut :
n
TRt ± TCt
Nilai perusahaan (value of firm) = ∑ t
(1 + r)
t=0
MEMINIMUMKAN BIAYA
Tujuan yang ketiga dari perusahaan secara umum adalah menyangkut
efisiensi atau lebih dikenal dengan meminumkan biaya, dengan
menggunakan model matematika sebagai berikut :
TC = FC + VC
di mana : TC = biaya total (total cost)
FC = biaya total (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
Biaya total bergantung pada :
1. Teknologi produksi yang digunakan perusahaan.
10
2. Harga sumber daya yang digunakan perusahaan.
Tanggung jawab utama dalam meminimasi biaya terletak pada bagian
produksi (production department) yang didukung oleh bagian personalia
(personnel department).
Dari ketiga kerangka teori tujuan perusahaan tersebut, dapat dilihat
faktor-faktor yang mana yang harus diprioritaskan dalam suatu
pengembangan organisasi.
11
diperkenalkan oleh oliver Williamson yang mengatakan bahwa sebagai
akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik (separation of
management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk
memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan
kompensasi seperti gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit),
pemberian saham (stock option), dan sebagainya, daripada
memaksimumkan keuntungan perusahaan.
3. Tujuan perusahaan adalah untuk memuaskan sesuatu dengan
berusaha keras (satisfying behavior). Postulat ini dikembangkan oelh
Herbet Simon. Didalam perusahaan modern yang sangat dan
kompleks, dimana tugas manajemen menjadi sangat rumit dan penuh
ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer tidak mampu
memaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang untuk
memuaskan beberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan (sales),
pertumbuhan (growth), pangsa pasar (market share), dan lain-lain.
Teori ini dikenal dengan nama Simon Satisfying Behaviour.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa teori perusahaan sangatlah
luas, namun tetap tidak memberikan alternatif yang memuaskan bagi
koperasi. Perusahaan koperasi nampaknya masih menggunakan pendapat
kedua dan ketiga sebagai acuan bagi pengelolanya. Koperasi harus
memuaskan anggotanya selaku pemilik perusahaan di mana koperasi
dituntut harus mampu menghasilkan keuntungan atau sisa hasil usaha,
namun di sisi lainnya koperasi harus dapat memberikan pelayananan yang
memuaskan kepada konsumen (anggota dan masyarakat sekitar) secara
optimal.
12
1. Teori Laba Menanggung Risiko (Risk-Bearing Theory of Profit). Menurut
Teori ini, keuntungan ekonomi diatas normal akan diperoleh
perusahaan dengan resiko diatas rata-rata.
2. Teori Laba Friksional (Frictional Theory of Profit). Teori ini menekankan
bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi
keseimbangan jagka panjang (long run equilibrium).
3. Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory of Profit). Teori ini mengatakan
bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat
membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi daripada
bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna.
Kekuatan monopoli ini dapat diperoleh melalui :
Penguasaan penuh atas supply bahan baku tertentu
Skala ekonomi
Kepemilikan hak paten
Pembatasan dari pemerintah
4. Teori Laba Inovasi (Innovation Theory of Profit). Menurut teori ini, laba
diperoleh karena keberhasilan perusahaan dalam melakukan inovasi.
5. Teori Laba Efisiensi Manajerial (Managerial Efficiency Theory of Profit).
Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara efisien
akan memperoleh laba diatas rata-rata laba normal.
Dari uraian teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa, sesuai dengan
konsep koperasi, maka koperasi akan memperoleh laba dari hasil efisiensi
manajerial, karena orientasi usahanya lebih menekankan pada pelayanan
usaha yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan bersama bagi para
anggotanya.
13
Laba memberikan pertanda krusial untuk realokasi sumber data yang
dimiiki masyarakat sebagai refleksi perubahan selera konsumen dan
permintaan sepanjang waktu.
Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang
menjadi tujuan manajemen, namun juga aspek pelayanan (benefit oriented).
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada
besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya.
Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat
yang diterima oleh anggota.
14
keanggotaan dan menetapkan kualitas minimal anggota. Calon anggota
paling tidak harus memenuhi 2 kriteria, yaitu :
1. Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan di
bawah garis kemiskinan, atau orang tersebut paling tidak mempunyai
potensi ekonomi ataupun kepentingan ekonomi yang sama. Artinya,
calon anggota koperasi harus memiliki aktivitas ekonomi. Konsekuensi
logisnya, orang yang menganggur (jobless) tidak dapat menjadi
anggota koperasi, dengan begitu anggota akan terdorong untuk
menjadi pengguna jasa koperasi yang baik.
2. Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan (income) yang
pasti, sehingga dengan dmikian mereka dapat dengan mudah
melakukan investasi pada usaha koperasi yang mempunyai prospek.
Saat koperasi membutuhkan permodalan untuk usahanya, maka
seharusnya sumber permodalan yang pertama berasal dari para
pemilik.
Dampak dari persyaratan tersebut adalah bahwa setiap orang yang
akan menjadi angoota koperasi anggota koperasi akan menjadikan
kebutuhan ekonomi sebagai motif dasarnya. Sulit bagi sebuah koperasi untuk
berkembang dan bersaing secara global jika kedua kriteria di atas tidak
dapat dipenuhi. Struktur permodalannya akan tetap lemah dalam
pengembangan usahanya, meskipun memiliki prospek yang sangat potensial.
Namun, kualitas yang telah dijabarkan sebelumnya merupakan kondisi
yang ideal, di mana dalam kenyataannya―terutama di negara-negara
berkembang seperti Indonesia―sebagian besar masyarakatnya belum
memenuhi kriteria tersebut. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan
terbuka, dengan demikian pengembangan organisasi dan usaha koperasi
akan lebih baik dan berkelanjutan.
KEGIATAN USAHA
Pada awalnya, koperasi dibentuk oleh beberapa orang untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, setiap usaha dari
koperasi baik yang bersifat bisnis tunggal (single-purpose cooperatives) atau
pun yang bersifat serba usaha (multi-purpose cooperatives) harus diartikan
15
dengan kepentingan atau pun kebutuhan ekonomi anggota. Hal tersebut
dapat dipahami karena badan usaha koperasi yang dimiliki tersebut
merupakan alat untuk memperbaiki atau mengurusi kepentingan ekonomi
mereka.
Kelompok koperasi
(rapat anggota)
K
E Sebagai
B pemilik
U
T
U
H Seba
S
A -gai Perusahan
Anggota A
N pem- koperasi
koperasi M
A akai
E
K Pasar
O
N
O
M
I
16
Apabila faktor pembentukan tersebut menjadi acuan utama dalam
pengembangan usaha koperasi, maka seluruh kegiatan usaha koperasi
didasarkan pada maksimisasi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan
ekonomi anggota. Kegiatan pelayanan ini juga diharapkan menjadi sumber
keuntungan bagi usaha koperasi.
Konsep diagram status ganda anggota memungkinkan usaha koperasi
untuk mengembangkan usaha di luar kebutuhan anggota, sepanjang
kebutuhan ekonomi para pemiliknya telah terpenuhi. Dengan kata lain,
apabila terdapat kelebihan kapasitas (excess capacity) sumber daya yang
dimiliki, maka koperasi dapat mengembangkan usaha lain dengan pihak
ketiga yang nonanggota, di mana usaha tersebut tidak terkait langsung
dengan kebutuhan ekonomi anggota.
Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan
pada UU No. 25/1992, pasal 43, yaitu :
1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan
kesejahteraannya.
2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi. Perlu
digarisbawahi bahwa, yang dimaksud dengan kelebihan kemampuan
disini adalah kelebihan kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh
koperasi untuk melayani anggotanya.
3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala
bidang kehidupan ekonomi rakyat.
PERMODALAN KOPERASI
Modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Adapun
pengertian kedua istilah ini adalah sebagai berikut :
1. Modal investasi adalah sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan
untuk pengadaan saranaoperasional suatu perusahaan, yang bersifat
tidak mudah diuangkan (unliquid) seperti tanah, mesin, bangunan,
peralatan kantor, dan lain-lain.
2. Modal kerja adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional
17
jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga
kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau sudut neraca, modal
kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva lancar
adalah harta perusahaan yang dalam jangka paling lama setahun dapat
dicairkan menjadi uang kas, seperti deposito jangka pendek, piutang-
piutang dagang, persediaan barnag, dan uang kas.
Modal kerja (working capital) selalu dibutuhkan selama usaha berjalan.
Modal kerja akan terus berputar di dalam perusahaan. Pengeluaran-
pengeluaran yang digunakan untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji
atau upah karyawan, dan lain-lainnya akan kembali lagi menjadi uang kas
melalui hasil penjualan dan selanjutkan akan kembali digunakan untuk
operasional perusahaan. Siklus ini disebut sebagai perputaran modal kerja.
Modal kerja
Operasi
Penjualan
perusahaan
Barang/jasa
18
Idealnya, modal kerja bersumber dari modal sendiri. Namun, aka nada
kondisi di mana perusahaan harus mendapatkan dana dari luar untuk
menutupi kebutuhan modal kerja. Karena itu, ada prinsip-prinsip dalam
perusahaan yang menyebutkan :
1. Modal yang diterima sebagai pinjaman jangka pendek sebaiknya
dipergunakan untuk pembiayaan modal kerja, dan
2. Modal yang diterima sebagai pinjaman jangka panjang dipakai untuk
modal investasi.
Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia
adalah UU No. 25/1992 pasal 41, bahwa modal koperasi terdiri dari :
1. modal sendiri
2. modal pinjaman.
Modal sendiri bersumber dari :
1. Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya,
yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi
pada saat masuk menjadi anggota.Simpanan pokok ini sifatnya
permanen, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
2. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi
pada periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota.
3. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi
bila diperlukan.
4. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai
tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan
atau kewajiban untuk mengembalikannya.
Sedangkan modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :
1. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi
yang bersangkutan
19
2. Koperasi lainnya atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya atau
anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara
koperasi
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pnjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Penerbitan dan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang
diperoleh dari penerbitan obligasi dansurat hutang lainnya
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota
yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
Modal sendiri :
1. Simpanan pokok Modal
2. Simpanan wajib kerja
3. Dana cadangan
4. Donasi.
SHU
Modal
koperasi
Modal luar :
1. Anggota
2. Koperasi
3. Bank Investasi
4. Lembaga keuangan
nonbank
5. Penerbitan obligasi
6. Sumber lain.
20
SISA HASIL USAHA
Pembagian SHU tentu tidak terlepas dari filosofi dasar koperasi, di
mana asas keadilan menjadi hal yang paling penting untuk dilaksanakan
dalam kehidupan berkoperasi. Karena itu, kerangka teori dan praktik cara
menghitung SHU bagian anggota ditempatkan menjadi bab tersendiri. Dari
pengamatan penulis di lapangan baik sebagai praktisi koperasi, pembina
koperasi, maupun pengajar mata kuliah di perguruan tinggi, ternyata masih
banyak yang tidak mengetahui bagaimana perhitungan SHU di setiap
koperasi. Terdapat koperasi yang SHU-nya yang dibagi rata kepada seluruh
anggotanya, ada juga yang hanya dalam pembukuannya saja, ada yang tidak
dibagi sama sekali.
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU
No. 25 tahun 1992).
Menurut UU No. 25/1992 pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah
sebagai berikut :
“Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.
Pembagian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1
mengatakan bahwa :
“Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan
modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini
merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai
berikut: cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana
karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan
lingkungan 5%.
Untuk dapat menumbuhkembangkan koperasi sebagai lembaga
ekonomi sebagaimana lembaga ekonomi dan lembaga keuangan lain yang
berorientasi pada profit motif namun tetap berwatak sosial, maka pembinaan
21
dan pemberdayaan koperasi tidak ada cara lain, yaitu dengan upaya
peningkatan pelayanan koperasi, sehingga koperasi benar-benar dapat
berperan sebagaimana tujuannya didalam peningkatan kesejahteraan
ekonomi anggota dan masyarakat dalam kerangka tatanan ekonomi
kerakyatan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Badan usaha atau perusahaan adalah suatu organisasi yang
mengkombinasikan dan mengkoordinasikan sumber – sumber daya untuk
tujuan memproduksi dan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual
(Dominick Salvatore, 1989. Badan usaha juga merupakan kombinasi dari
manusia, asset-aset fisik dan non fisik, informasi, dan teknologi. Dengan
demikian, organisasi badan usaha merupakan unit-unit ekonomi, dank arena
hal tersebut, setiap kegiatannya dianalisis dengan model-model ekonomi.
Koperasi adalah badan usaha (UU No. 25 tahun 1992). Badan usaha
koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonimi dalam rangka
mempertinggi efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan ekonomi individu
anggotanya. Koperasi sebagai badan usaha dan unit ekonomi, selain harus
memiliki 4 (empat) sistem yang dalam perusahaan, juga harus memasukkan
sistem keanggotaan (membership system).
Prof. William F. Glueck (1984), mendefinisikan tujuan perusahaan
sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan
operasinya. Glueck menjelaskan 4 (empat) alasan mengapa perusahaan
harus mempunyai tujuan : (1) tujuan membantu mendefinisikan organisasi
dalam lingkungannya; (2) tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan
pengambilan keputusan; (3) tujuan menyediakan norma untuk menilai
pelaksanaa prestasi organisasi; (4) tujuan merupakan sasaran yang lebih
nyata daripada pernyataan misi. Dalam banyak kasus perusahaan bisnis,
tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) : (1)
memaksimumkan keuntugan (maximize profit); (2) memaksimumkan nilai
perusahaan (maximize the value of the firm); (3) meminimumkan biaya
(minimize profit).
Tujuan koperasi sebagai badan usaha tidaklah semata-semata hanya
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat
(benefit oriented). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi
23
adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3).
Teori perusahaan sangatlah luas, namun tetap tidak memberikan
alternatif yang memuaskan bagi koperasi. Perusahaan koperasi nampaknya
masih menggunakan pendapat kedua dan ketiga sebagai acuan bagi
pengelolanya. Koperasi harus memuaskan anggotanya selaku pemilik
perusahaan di mana koperasi dituntut harus mampu menghasilkan
keuntungan atau sisa hasil usaha, namun di sisi lainnya koperasi harus dapat
memberikan pelayananan yang memuaskan kepada konsumen (anggota dan
masyarakat sekitar) secara optimal.
Dalam koperasi, laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori
laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada
setiap jenis industri. Koperasi akan memperoleh laba dari hasil efisiensi
manajerial, karena orientasi usahanya lebih menekankan pada pelayanan
usaha yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan bersama bagi para
anggotanya.
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan
output yang lebih dari industri atau perusahaan, begitupun sebaliknya.
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada
besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya.
Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat
yang diterima oleh anggota.
Dalam fungsinya sebagai badan usaha, maka koperasi tetap tunduk
pada prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi.
Ada 6 (enam) aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai
tujuan koperasi sebagai badan usaha : (1) status dan motif anggota koperasi;
(2) kegiatan usaha; (3) permodalan koperasi; (4) manajemen koperasi; (5)
organisasi koperasi; (6) sistem pembagian keuntungan (sisa hasil usaha).
3.2 SARAN-SARAN
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalh ini. Karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
JAWABAN SOAL UJI MANDIRI
26
3 Jelaskan dan berikan contoh bagaimana mengimplementasikan status
peran ganda anggota koperasi (sebagai pemilik dan sebagai
pelanggan) dalam system perkoperasian.
Dilihat dari cara kerjanya koperasi ialah suatu system yang
berorientasi pada tujuan, dan pemanfaatan pada sumber
dayanya yang unsur-unsurnya berupa angota-anggota atau
perseorangan, kelompok koperasi, perusahaan koperasi serta
hubungan kepemilikkan atau pelayanan koperasi kepada para
semua anggotanya.
Contohnya:
Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi
atau menanam modal dikoperasinya dalam bentuk simpanan
untuk memodali jalannya usaha koperasi itu sendiri. Sedangkan
sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara
maksimum pelayanan usaha yang diselenggrakan oleh koperasi
itu sendiri.
27
sendiri dengan merujuk pada undang-undang nomor 25 tahun
1992.
28