Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

KOPERASI

Dosen Pengampu:
Idwal B, Ma

Disusun Oleh:
1. Dendi Sopoano Wahyudi (2223130113)
2. Deri Kuwar Tisen ( 2223130133)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah yang berjudul “Koperasi”. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan kepada pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Idwal B, Ma. yang telah
membimbing penulis sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah ini. Penulis menyadari, makalah
yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurana. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi................................................................................ 3
B. Sejarah dan Dasar Hukum Koperasi....................................................... 6
C. Operasional Koperasi Kendala dan Strategi Pengembangan Koperasi... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Koperasi merupakan usaha bersama dari sekolompok orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang
dengan pesat karena para anggota-anggotanya yang terdiri dari masyarakat
umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut, yang dapat
membantu perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing
anggota. Upaya dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi
masyarakat untuk lebih memahami koperasi. Ciri utama dari koperasi yang
membedakannya dengan badan usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi
anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna
jasa koperasi.
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha
bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas.
Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan
Koperasi.
Sebuah Koperasi dikatakan berhasil atau sukses jika mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi dapat mensejahterahkan
anggotanya, karena ia menciptakan nilai tambah dari usaha mereka. Dalam hal
ini, semakin baik kinerja Koperasi, maka semakin besar kemampuan Koperasi
mensejahterakan anggotanya. Semakin besar peran Koperasi memperbaiki
kesejahteraan anggotanya, semakin tinggi partisipasi mereka dalam kegiatan
Koperasi. Jadi, hubungan antara kinerja Koperasi, partisipasi anggota dan
kesejahteraan anggota adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Anggota
Koperasi mempunyai makna yang sangat strategis bagi pengembangan
Koperasi, anggota dapat berfungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pengguna jasa sebagai karakteristik utama Koperasi yang tidak dimiliki oleh
bentuk perusahaan lain. Sebagai pemilik harus berpartisipasi dalam penyetoran
modal, pengawasan, dan pengambilan keputusan, dengan harapan akan
memperoleh pembagian SHU yang memadai, kesuksesan koperasi juga dapat
dilihat dari kemampuan dalam mempromosikan ekonomi anggotanya. Oleh
karna itu dapat dikatakan bahwa peranan koperasi sangat besar bagi
anggotanya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian asuransi dan asuransi syariah?
2. Sebutkan jenis dan bentuk asuransi?
3. Sebutkan landasan hukum dan operasional asuransi syariah?
4. Sebutkan prinsip-prinsip asuransi syariah?
5. Bagaimana konsep mudharabah dalam asuransi syariah?
6. Sebutkan perbedaan asuransi dan asuransi syariah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian asuransi dan asuransi syariah.
2. Untuk mengetahui jenis dan bentuk asuransi.
3. Untuk mengetahui landasan hukum dan operasional asuransi syariah.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip asuransi syariah.
5. Untuk mengetahui konsep mudharabah dalam asuransi syariah.
6. Untuk mengetahui perbedaan asuransi dan asuransi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi
Ditinjau dari arti bahasa kata koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
kata co-operation yang berarti usaha bersama. Koperasi merupakan suatu
perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat manusia,
dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk,
untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas
tanggungan bersama.1
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Dalam melaksanakan kegiatannya Koperasi berdasarkan prinsip
Koperasi yang merupakan esensi dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha
dan merupakan cirri khas dan jati diri Koperasi yang membedakannya dari
badan usaha lain.2 Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang
tumbuh di kalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian
nasional sekaligus sebagai soko guru dalam perekonomian di Negara
Indonesia.3
Munker mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong menolong
yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep
tolong menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi,
bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong.4
Abdulah menjelaskan koperasi adalah setiap badan usaha bersama yang
dimiliki oleh sekelompok orang yang dioperasika berdasarkan prinsip-prinsip
1
Hendrojogi, Koperasi Asasa-asas, Teori dan Praktek, (Jakarta: Rajawali. Pers, 2010),
h.22.
2
Meidya Anugrah, “Tinjauan Hukum Pendirian Badan Hukum Koperasi “, Jurnal Ilmu
Hukum Legal Opinion Vol.5 No.1 (2013), h.1.
3
Yelsha Dwi Pasca, “Pengaruh Jumlah Anggota, Simpanan, Pinjaman dan Modal Kerja
Terhadap Shu Pada Koperasi Kpri Mitra Kabupaten Majalengka”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol.8 No.2 (2021), h.322.
4
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek, (Jakarta : Erlangga,
2001), h.18.
kerjasama. Sebagai badan usaha, maka tujuan koperasi diarahkan untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang dasar 1945 (Pasal 3 UU RI No. 25 Tahun1992).5
Koperasi merupakan suatu usaha atau binis terdiri kelompok, organisasi,
atau perkumpulan yang dikelola guna mencapai tujuan bersama. Koperasi
biasannya mengadung landansan prinsip kekeluargaan. Hadirnya koperasi
mampu mengubah taraf ekonomi dan sejahtera masyarakat. Koperasi
merupakan suatu badan hukum usaha atau bisnis yang didirikan oleh kelompok
yang aktif.6
Definisi koperasi di Indonesia termuat dalam UU No. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasiaan yang menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan unsur-unsur penting koperasi
yaitu:
1. koperasi merupakan badan usaha.
2. Koperasi dapat didirikan oleh orang seorang dan atau badan hukum koperasi
yang sekaligus sebagai anggota koperasi yang bersangkutan.
3. Koperasi dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
4. Koperasi dikelola berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas koperasi dapat diartikan sebagai


perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki tujuan yang sama yaitu
mencapai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan asas kekeluargaan.

5
Abdulah Safe’i, “Koperasi Syariah: Tinjauan Terhadap Kedudukan dan Peranannya dalam
Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan”, Jurnal Media Syari’ah Vol.14 No.1 (2012), h.45..
6
Muhammad Wandisyah R. Hutagalung dan Sarmiana Batubara, “Peran Koperasi Syariah
Dalam Meningkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia”, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam Vol.7 No.3 (2021), h.1495.
Koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu menjadi penopang perekonomian.
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat memiliki peran dan fungsi
yang sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya khususnya dan
masyarakat Indonesia pada umumnya. Diharapkan koperasi berperan aktif
sesuai peran dan fungsinya dalam upaya mempertinggi kualitas hidup
masyarakat. Koperasi Indonesia memiliki fungsi dan peranan yang sangat
penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia, fungsi dan peran koperasi
antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia
Koperasi adalah satu - satu bentuk perusahaan yang dikelola secara
demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat
memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh
perekonomian rakyat.Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga
agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan
cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar
kekuatandan ketahanan perekonomian nasional.
2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia
Dengan adanya koperasi diharapkan peningkatan ekonomi untuk
dapat dirasakan semua masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia
Melalui koperasi rakyat Indonesia bercita cita membangunekonomi
nasioanalnya yang akan membawa kemakmuran serta kesejahteraan. Rakyat
Indonesia sudah bertekad bulat untuk mewujudkan demokrasi ekonomi, jadi
individualisme dan egoisme harus dibuang jauh - jauh.
4. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi. Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi
fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan
kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat
mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggotaanggotanya serta masyarakat disekitarnya.
B. Sejarah dan Dasar Hukum Koperasi
1. Sejarah Koperasi
Gerakan koperasi timbul karena adnya inspirasi dari para pembaharu
sosial pada abad ke-14 di Eropa. Perkembangan Koperasi mengalam tiga
masa periode, yaitu:
a. Periode Penjajahan Belanda
1) Masa tahun 1896-1908
Masa ini merupakan titik awal dikenalnya koperasi di bumi
Indonesia ini. Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja bernama R.
Aria Wiria Atmaja di Purwokerto merintis sebuah Bank Simpanan
(Hulp Spaarbank) dengan tujuan untuk menolong para pegawai negeri
yang terjerat tindakan dalam soal riba dari kaum lintah darat.
Usahanya ini mendapat bantuan dari seorang Residen Asisten Belanda
yang bertugas di Purwokerto bernama E. Sieburgh. Tindakan politik
pemerintah penjajah yang merintangi usaha R. Aria Wiria Atmadja
pada waktu itu, dapat dibuktikan disini dengan didirikannya
Algemene Nallescrediet Bank, Rumah Gadai, Bank Desa (sekarang
menjadi BRI), dan sebagainya.
2) Masa tahun 1908- 1927
Bersamaan dengan lahirnya Kebangkitan Nasional, tepatnya
antara tahun 1908-1913, Boedi Oetomo mencoba memasukka
Koperasi koperasi Rumah Tangga, Koperasi Toko yang Kemudian
menjadi Koperasi Konsumsi yang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi Koperasi Batik.

3) Masa tahun 1927-1942


Dengan keluarnya UU Koperasi tahun 1927 yaitu Regeling
Indlandsche Cooperative Verenegingen, koperasi di Indonesia mulai
bangkit lagi. Pada tahun 1935 Jawatan Koperasi dipindahkan dari
Departemen Dalam Negeri ke Departemen Ekonomi, karena
banyaknya kegiatan di bidang ekonomi pada waktu itu dan
dirasakannya bahwa koperasi lebih sesuai berada di bawah
Departemen Ekonomi. Kemudian pada tahun 1937 dibentuklah
koperasi-koperasi Simpan Pinjam yang diberi bantuan modal oleh
Pemerintah dengan tujuan untuk memberantas hutang rakyat terutama
kaum tani, yang tidak terlepas dari kaum lintah darat.
b. Periode Pendudukan Jepang
1) Masa tahun 1942 – 1945
Sejak Bala tentara Jepang mendarat di Indonesia pada tahun
1942, peranan koperasi menjadi berubah lagi. Karena pada masa itu
koperasi dijadikan sebagai alat pendistribusian barang-barang
keperluan tentara Jepang Koperasi-koperasi yang ada kemudian
diubah menjadi Kumiai, yang berfungsi sebagai pengumpul barang
untuk perang. Pada masa ini, koperasi tidak mengalami perkembangan
bahkan semakin hancur. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan
dari penguasa jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus
mendapatkan izin dari pemerintah setempat, dan biasanya izin tersebut
sangat dipersulit.
c. Periode Kemerdekaan
1) Masa tahun 1945-1958
Sejak diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 agustus 1945 dan sehari kemudiannUndangUndang Dasar
1945 disahkan, maka timbul semangat baru untuk menggerakkan
koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi sudah mendapat landasan
hukum yang kuat di dalam UUD 1945, yaitu pada pasal 33 ayat (1)
UUD 1945 beserta penjelasannya. Pada tanggal 12 juli 1947 gerakan
koperasi mengadakan kongres yang pertama di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Dari beberapa keputusan penting yang diambil dalamn kongres
tersebut, salah satunya adalah menetapkan bahwa tanggal 12 juli
dijadikan sebagai Hari Koperasi, yang bermakna sebagai hari bertekad
dari seluruh bangsa indonesia untuk melaksanakan kegiatan
perekonomian melalui koperasi.
2) Masa tahun 1958-1965
Pada periode ini jawatan koperasi langsung bertanggungjawab
atas perkembangan koperasi Indonesia. Segala aktivitas pemerintah
dalam perekonomian dan perkoperasian, disalurkan melalui jawatan
koperasi baik dari pusat sampai ke daerah-daerah. Pada periode ini
juga banyak berdiri KUD, yang tersebar di hampir seluruh wilayah di
Indonesia. Maka pemerintah mulai membina secara khusus KUD-
KUD tertentu, yang ditunjuk sebagai KUD percontohan.7
2. Dasar Hukum Koperasi
Landasan hukum koperasi mengacu pada Undang-undang nomor 25
tahun 1992, dinyatakan sebagai berikut: koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum yang
mengaturnya. Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah Undang – Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Didalamnya mengatur
tentang fungsi, peran dan prinsip koperasi. Undang – undang ini disahkan di
Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto, presiden Republik Indonesia pada masa itu
dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dan
demikian dengan terbitnya Undang –Undang Nomor 25 Tahun 1992 maka
Undang-Undang nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok – Pokok
Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23 dan Tambahan
Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832, yang sebelumnya
dipergunakan dinyatakan tidak berlaku lagi. Koperasi Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dipandang sebagai suatu badan
7
R.T. Sutantya Rahardja Hardhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2005), h.14-17.
usaha, yang dibentuk oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan
usaha, menunjang kepentingan ekonomi anggotanya sehingga mencapai
kesejahteraan anggotanya.
Adapun Dasar Hukum Koperasi di Indonesia, yaitu:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah.
d. Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal
Penyertaan pada Koperasi.
f. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM RI Nomor
36/Kep/MII/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan
Peleburan Koperasi.
g. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor
19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman Kelembagaan dan Usaha
Koperasi.
h. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor
01/Per/M.KUKM/I/ 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
i. UU No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
j. UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
k. PP No.9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam
Oleh Koperasi
l. PP No.5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
m. PP No.7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Kegiatan Simpan Pinjam oleh koperas
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Nomor :
11 tahun 2018 tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Nomor 5 tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Koperasi dan usaha Kecil dan Menengah Nomor 11 tahun 2018
tentang Perzinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi
Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 49
Tahun 2021 tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 4
tahun 20201 Tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko dan Fasilitas Penanaman Modal.8
Berdasarkan landasan dan asas koperasi di atas dapat disimpulkan
bahwa koperasi sebagai badan usaha bersama yang seluruh kegiatannya
merupakan tujuan serta cita-cita bersama dengan tidak mengesampingkan
falsafah serta moral bangsa dimana seluruh peraturan yang ditetapkan
semata-mata dengan mengutamakan kepentingan bersama.
C. Operasional Koperasi Kendala dan Strategi Pengembangan Koperasi
Pemahaman tentang pentingnya pengembangan koperasi sebagai badan
usaha yang tangguh yang secara nyata mampu dalam ikut serta
mengembangkan aktivitas ekonomi bagi masyarakat perlu dibahas dari dua sisi
yang saling terkait yaitu pengembangan bidang ekonomi itu sendiri serta arah
pengembangan koperasi. Pengembangan bidang ekonomi secara tegas sangat
menginginkan terwujudnya demorkasi ekonomi untuk kemakmuran seluruh
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi harus juga mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat dan menghindari terjadinya ketimpangan. Dalam
rangka itu diperlukan perhatian yang lebih besar bagi pengembangan ekonomi
rakyat. Selaras dengan arahan pembangunan ekonomi seperti yang dikehendaki
ini koperasi diarahkan agar dapat berperan sebagai wadah ekonomi rakyat.

8
MEIDYA ANUGRAH, “Tinjauan Hukum Pendirian Badan Hukum Koperasi”, Jurnal
Ilmu Hukum Legal Opinion Vol.5 No.1 (2013), h.2-3.
Koperasi diarahkan agar dapat berkembang sebagai badan usaha yang sehat
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat.
Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di
bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri.
Masalahmasalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun
dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam
masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah
keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi.
Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan instansi
pemerintah.9
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
sebagaimanan telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang No
9 Tahun 2015, kewenangan daerah dalam pembagian urusan pemerintahan
bidang koperasi, usaha kecil dan menengah meliputi izin usaha simpan pinjam,
pengawasan dan pemeriksaan, penilaian kesehatan KSP/USP koperasi,
pendidikan dan latihan perkoperasian, permberdayaan dan perlindungan
koperasi, pemberdayaan usaha menengah kecil dan mikro (UMKM),
pengembangan UMKM, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar
membentuk dinas pembina dan pengawas koperasi yang berdasarkan pada
Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Karanganyar yaitu Dinas Perdagangan, Tenaga
Kerja, Koperasi & Usaha Kecil Menengah (Disdagnakerkop & UKM).
Disdagnakerkop & UKM merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di
bidang perindustrian, perdagangan koperasi dan usaha mikro, kecil dan
menengah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Khusus mengenai arah pengembangan koperasi di pedesaan kiranya
sangat relevan untuk dibahas karena sebagian aktivitas ekonomi masyarakat
lapisan bawah masih berada di pedesaan. Di sini terlihat jelas bahwa
9
Fitrianingsih Dwi Lestari dan Munawar Kholil, “Efektifitas Pembinaan Dan Pengawasan
Koperasi Oleh Pemerintah Daerah (Studi di Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Kabupaten Karanganyar)”, Jurnal Privat Law Vol.6 No.1 (2018), h.48.
pengembangan koperasi di pedesaan sebagai badan usaha yang selama ini
dikenal dengan program pengembangan koperasi pedesaan atau KUD sangat
erat kaitannya dengan konsepsi dan orientasi pengembangan agribisnis yang
memerlukan sentuhan profesionalisme dalam rangka menghadapi perubahan
tatanan perekonomian.
Kondisi selama ini, memperlihatkan bahwa banyak faktor termasuk yang
inheren sifatnya, mengakibatkan petani yang berada pada subsistem produksi
memiliki posisi yang paling lemah bargaining power-nya karena struktur pasar
yang memang mendorong terjadinya kondisi seperti ini. Petani pada umumnya
terperangkap pada sistem usaha tani berskala kecil dan teknologi dengan
efisiensi yang relatif rendah, modal kerja dan investasi yang terbatas, serta
pengembangan agribisnis dari luar juga relatif rendah. Dalam kondisi seperti
itu rekayasa kelembagaan menjadi salah satu kunci yang cukup penting untuk
mendapat perhatian. Rekayasa tersebut paling tidak harus mampu menentukan
batas yuridiksi yaitu apa dan siapa yang harus ada dalam sistem agribisnis
tersebut, property rights yang menjelaskan pembagian hak dan kewajiban yang
proporsional serta aturan representasi yang menentukan siapa dan sebagai apa
peran masing-masing pelaku yang harus berpartisipasi dalam sistem agribisnis
dan dalam proses pengambilan keputusan yang mana mereka harus terlibat.
Mengacu pada kondisi tersebut di atas, maka rekayasa kelembagaan yang
diperlukan adalah kelembagaan yang bukan saja mampu mendorong
perkembangan agribisnis memasuki pasar terbuka, melainkan juga yang
mampu memberi makna yang lebih besar bagi upaya peningkatan
kesejahteraan para petani. Agribisnis sebagai bisnis yang berbasis pedesaan
melalui rekayasa kelembagaan seharusnya secara proporsional lebih besar
dimiliki dan dinikmati hasilnya oleh masyarakat pedesaan. Secara konsepsi
rekayasa kelembagaan yang seperti inilah yang sesuai dengan konsepsi
pengembangan koperasi di pedesaan.10

10
Iman Suhartono, “Strategi Pengembangan Koperasi Berorientasi Bisnis”, Jurnal Among
Makarti Vol.4 No.7 (2011), h.37-39.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ditinjau dari arti bahasa kata koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
kata co-operation yang berarti usaha bersama. Koperasi merupakan suatu
perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat manusia,
dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk,
untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas
tanggungan bersama.
Landasan hukum koperasi mengacu pada Undang-undang nomor 25
tahun 1992, dinyatakan sebagai berikut: koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi Indonesia memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting
dalam kegiatan perekonomian Indonesia, fungsi dan peran koperasi antara lain
sebagai berikut :
1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia
2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesi
4. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Hendrojogi. 2010. Koperasi Asasa-asas, Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali.


Pers.
Pasca, Yelsha Dwi. 2021. “Pengaruh Jumlah Anggota, Simpanan, Pinjaman dan
Modal Kerja Terhadap Shu Pada Koperasi Kpri Mitra Kabupaten
Majalengka”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis 8(2): 322.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta:
Erlangga.
Safe’i, Abdulah. 2012. “Koperasi Syariah: Tinjauan Terhadap Kedudukan dan
Peranannya dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan”, Jurnal Media
Syari’ah 14(1): 45..
Hutagalung, Muhammad Wandisyah R. dan Sarmiana Batubara. 2021. “Peran
Koperasi Syariah Dalam Meningkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan
Masyarakat di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 7(3): 1495.
Lubis, Hilman. 2020. “Pengaruh Pengembalian Kredit Nasabah Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Koperasi Serba Usaha Modern Kota Medan Tahun 2016-
2020”, Jurnal Ilmiah Maksitek 5(3): 194.
Rudianto. 2010. Akuntasi Koperasi (Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan). Jakarta: Erlangga.
Aristawati, Salma Bugi dan Sri Hartati. 2022. “Perkembangan Koperasi Di
Indonesia Sebagai Implementasi Ekonomi Pancasila”, Jurnal Ekonomi &
Bisnis 7(2): 99.
Fadliansyah, dkk. 2015. “Peran Koperasi Simpan Pinjam dalam Upaya
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kabupaten
Aceh Barat (Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mandiri
Jaya Meulaboh)”, Jibes: Jurnal Ilmiah Basis 11(1): 75.
Astiti, Ni Nyoman Adi. 2016. “Tanggung Jawab Pengurus Terhadap Pelanggaran
Prinsip-Prinsip Koperasi”, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai 11(1): 16.

Anda mungkin juga menyukai