Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI

“LANDASAN DAN PRINSIP”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. FINALIA LUBIS
2. ARI ADI
3. FIRLIANTO CENRA
4. TRI UTAMI

SEMESTER : IV EB
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


PUSPA DEWI, S.E., M.M.
HASANAH YASPITA, S.E., M.M.
GILANG RAMADAN, S.E., M.M.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI (STIE-I)

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Landasan
Dan Prinsip Koperasi dalam sebuah mata kuliah Manajemen Koperasi.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata
– kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Untuk perbaikan dan
peningkatan tulisan ini, kami sangat mengharapakan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan khususnya pembaca.

Rengat, 24 Maret 2020

Finalia Lubis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................4
1.3  TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN KOPERASI..........................................................................6
2.2 AZAS-AZAS KOPERASI.............................................................................7
2.3 LANDASAN-LANDASAN KOPERASI......................................................8
2.4 PRINSIP-PRINSIP KOPERASI....................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................5
3.2 SARAN..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dilihat dari era globalisasi sekarang masyarakat berusaha untuk terus meningkatkan
kemampuannya dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai, dengan
menggunakan waktu yang seefektif dan seefisien mungkin dan dengan biaya yang relatif
murah.Koperasi merupakan badan usaha dalam rangka membangun ekonomi rakyat
berdasarkan asas kekeluargaan. Di lihat dari sejarah, koperasi dilahirkan sebagai usaha
yang berperan dalam memajukan kepentingan perekonomian anggota koperasi tersebut.
Dalam koperasi anggota sebagai pemilik dan pelanggan mempunyai posisi kekuasaan
yang tertinggi, mereka mendirikan dan mengembangkan perusahaan koperasi untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.

Pertumbuhan koperasi relatif mengalami kemunduran yang mana salah satu


penyebabnya adalah konsep pengembangan strategi dalam koperasi untuk dapat
merespon persaingan dan pasar yang terus berkembang dengan cepat. Perkembangan
yang cenderung  liberalisme membuat koperasi semakin sulit untuk tumbuh lebih maju
dalam persaingannya. Permasalahannya yang penting adalah dimana koperasi yang
didirikan benar-benar dibutuhkan dan dapat memberikan pelayanan kepada para anggota
dan masyarakat sekitar, dan menjadikan hidup anggota menjadi lebih baik. Dengan
demikian dalam memajukan koperasi, diperlukannya kerja sama atas semua unsur-unsur
koperasi dengan sesuai fungsi-fungsi dari unsur-unsur tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Pengertian dari Koperasi?
2. Apa saja Azas-Azas Koperasi?
3. Apa saja Landasan-Landasan Koperasi?
4. Apa saja Prinsip-Prinsip Koperasi?
1.3  TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul “ Landasan dan Prinsip Koperasi “
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Apakah Pengertian dari Koperasi
2. Untuk mengetahui Apa saja Azaz-Azas Koperasi
3. Untuk mengetahui Apa saja Landasan-Landasan Koperasi
4. Untuk mengetahui Apa saja Prinsip-Prinsip Koperasi

 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOPERASI


Pengertian koperasi secara umum adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan
keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Koperasi


adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Istilah “Organisasi Koperasi” mulai dikenal dilingkungan ekonomi dan sosiologi.


Berdasarkan hal itu maka menurut Hans H. Muenkner pengertian organisasi Koperasi
dapat dibedakan dalam arti ekonomi dan arti sosiologi, sebagai berikut:

1. Dalam arti ekonomi, Koperasi adalah organisasi ekonomi yang anggotanya


memiliki sekurang-kurangnya satu kepentingan ekonomi yang sama, bermotivasi
swadaya dalam perusahaan yang dibiayai dan diawasi bersama dengan sasaran
meningkatkan kemajuan perusahaan rumah tangga anggota (promosi anggota).
(1989:39-40, diringkas).

2. Dalam arti sosiologi


Organisasi Koperasi adalah perkumpulan orang yang sepakat bekerjasama selama
satu periode tertentu atas dasar persamaan dan dibawah suatu kepemimpinan yang
diawasi secara demokratis, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi bersama.
(1989:42).
2.2 AZAS-AZAS KOPERASI
Azas Koperasi Indonesia adalah  kekeluargaan dan kegotong- royongan. Selain itu
juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa Azas atau Prinsip
koperasi, yaitu:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


2.  Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa
4. usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
5. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
6. Kemandirian
7. Pendidikan perkoprasian
8. kerjasama antar koperasi

Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan.Hal ini secara jelas tertuang di dalam


ketentuan Bab II, bagian pertama, Pasal (2) Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.Asas kekeluargaan ini adalah asas yang memang sesuai dengan jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia dan telah berurat-berakar dalam jiwa bangsa Indonesia.

Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa Indonesia, koperasi Indonesia harus


menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian sebagai pencerminan kehidupan
yang dipengaruhi oleh keadaan, tempat, lingkungan waktu, dengan suatu ciri khas
adanya unsur ke-Tuhanan yang Maha Esa, kegotong royongan dalam arti bekerja sama,
saling bantu membantu, kekeluargaan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Koperasi sebagai suatu usaha bersama, harus mencerminkan ketentuan-ketentuan


seperti lazimnya dalam suatu kehidupan keluarga.Usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ini bisanya disebut dengan istilah gotong-royong, yang mencerminkan
semangat bersama.

Gotong royong dalam pengertian kerja sama pada koperasi mempunyai pengertian
luas, yaitu:

1. Gotong royong dalam ruang lingkup organisasi;


2. Bersifat terus menerus dan dinamis;
3. Dalam bidang atau hubungan ekonomi;
4. Dilaksanakan dengan terencana dan berkesinambungan.

Dengan perkataan lain, koperasi dalam menjalankan kegiatan usaha melibatkan


seluruh anggota yang ada secara gotong-royong seperti lazimnya dalam kegiatan suatu
keluarga, sehingga berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Semangat kebersamaan ini
tidak saja dalam bentuk gotong royong sama-sama ikut bertanggung jawab atas kegiatan
usaha koperasi.Tetapi juga dalam bentuk ikut memiliki modal bersama.

2.3 LANDASAN-LANDASAN KOPERASI


Koperasi berlandaskan pancasila dan Undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas
azas kekeluargaan.

1. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila dari Pancasila,
yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan , Kebangsaan, Kedaulatan
Rakyat, dan Keadilan Sosial harus dijadikan dasar serta dilaksanakan dalam
kehidupan koperasi, karena sila-sila tersebut memang menjadi sifat dan tujuan
koperasi dan selamanya merupakan aspirasi anggota koperasi.

2. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan geraknya
adalah pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya.  Pasal 33 ayat (1)
berbunyi: ” Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan”. Dari rumusan tersebut pasal 33 tercantum dasar demokrasi
ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu, perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.

3. Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi
(rasa harga diri). Setia kawan telah ada dalam masyarakat Indonesia dan tampak
keluar sebagai gotong-royong. Akan tetapi landasan setia kawan saja hanya dapat
memelihara persekutuan dalam masyarakat yang statis, dan karenanya tidak dapat
mendorong kemajuan. Kesadaran berpribadi, keinsyafan akan harga diri dan
percaya pada diri sendiri adalah mutlak untuk menunaikan derajat kehidupan dan
kemakmuran.
2.4 PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela.

Artinya, sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna


bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapa pun. Sifat
kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota koperasi dapat
mengundurkan diri atau keluar dari koperasinya karena tidak lagi menyenangi
koperasinya dapat mengajukan permintaan keluar sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti
bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam
bentuk apapun. Siapa pun boleh menjadi anggota tidak membedakan suku, ras,
agama, dan jabatan diperlakukan sama, demikian juga terhadap hak dan kewajibannya
sebagai anggota koperasi.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Artinya, prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi


dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi melalui rapat anggota. Hak suara
setiap anggota sama, setiap anggota memiliki hak suara satu dan tidak boleh
diwakilkan kepada siapa pun. Demikian juga sebagai anggota koperasi tidak boleh
mewakili aliran, golongan, dan paham politik.

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan jasa usaha
masing-masing anggota.

Pemahaman prinsip ini mencerminkan koperasi berwatak nonkapitalis, dan oleh


karena koperasi bukan merupakan kumpulan modal maka sisa hasil usaha sebagai
istilah keuntungan dalam koperasi, bila dibagikan tidak berdasarkan besar kecilnya
modal yang dimiliki seseorang anggota, tetapi berdasarkan besar kecilnya jasa yang
disumbangkan anggota itu kepada koperasi. Bila ada keuntungan atau sisa hasil usaha
yang diperoleh koperasi bukan berasal dari anggota koperasi tidak dibagikan kepada
anggota, dapat digunakan untuk:

1. cadangan koperasi,
2. dana pengurus,
3. dana pegawai atau karyawan,
4. dana pendidikan koperasi,
5. dana sosial, dan

6. dana pembangunan daerah kerja.

4. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal

Modal merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam
kegiatan badan usaha seperti halnya pada koperasi. Modal koperasi diperoleh dari
simpanan-simpanan anggota berupa simpanan pokok yang dibayarkan pada saat awal
masuk menjadi anggota koperasi, dan simpanan wajib yang dibayar anggota pada
setiap periode tertentu, misalnya tiap hari, tiap minggu, atau tiap bulan sesuai
ketentuan pada anggaran dasar koperasi. Selain itu, juga dikenal simpanan sukarela
bagi anggota koperasi yang ingin berpartisipasi menyimpan uangnya pada koperasi.
Sebab koperasi saat ini dapat digolongkan sebagai lembaga nonbank. Modal dalam
koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk
sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal yang
diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata atas
besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam
arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.

5. Kemandirian

Kemandirian, pada prinsip kemandirian ini, kemandirian mengandung arti


dapat berdiri sendiri, tanpa tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh
kepercayaan kepada kemampuan dan usaha sendiri serta berani
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri. Prinsip ini merupakan faktor pendorong
untuk percaya pada diri sendiri bahwa dengan melalui koperasi dapat mengubah
tingkat hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tanpa adanya keyakinan dan
kepercayaan anggota pada koperasi, tidak mungkin koperasi akan maju namun
sebaliknya hanya tinggal nama saja yang tadinya sebagai tumpuan harapan.
Kemandirian sebagai prinsip maka setiap kegiatan koperasi harus mendasarkan
kepada swadaya, swakerta, dan swasembada. Artinya, swadaya berarti kekuatan atau
usaha sendiri. Swakerta berarti bekerja atau membuat sendiri. Swasembada berarti
kemampuan sendiri. Dengan demikian, prinsip ini merupakan faktor pendorong bagi
setiap cipta, karya, dan karsa koperasi.

Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip :

1. Pendidikan Perkoperasian
Secara umum, pengertian pendidikan dan pelatihan Perkoperasian adalah
pendidikan bagi anggota koperasi agar lebih memahami tentang seluk beluk
koperasi, melalui penyuluhan, pelatihan dan studi banding ke koperasi yang lain.
Pendidikan dan pelatihan perkoperasian merupakan kegiatan penularan ilmu /
pengetahuan perkoperasian serta peningkatan keterampilan teknis yang dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan oleh koperasi dan atau pihak-pihak di
luar koperasi yang terarah kepada unsur-unsur gerakan koperasi dan masyarakat
dengan tujuan agar anggota koperasi dapat meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran, keperilakuan dan keterampilannya dalam berkoperasi
serta masyarakat menjadi tahu, mengerti dan termotivasi menjadi anggota
koperasi secara sukarela. Pendidikan dalam hal ini menggambarkan tentang
proses, frekuensi, materi, kelompok sasaran, agen-agen pelaksanaan dan tujuan
yang ingin dicapai.

Pendidikan dan pelatihan perkoperasian merupakan hal yang penting dalam


pembinaan dan pengembangan koperasi karena keberhasilan atau kegagalan
koperasi banyak bergantung pada tingkat pendidikan yang dampaknya akan
meningkatkan partisipasi anggota. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan
sangat diperlukan untuk memberikan bekal yang memadai kepada anggota, agar
anggota dapat berperan secara aktif dan dinamis.

2. Kerja sama antar koperasi


Koperasi di Indonesia bekerjasama dengan baik dengan sesama koperasi
maupun dengan badan usaha lain yang bukan koperasi. Kerjasama dibidang usaha
antar koperasi dapat dilakukan dengan cara membentuk organisasi baru yang
berbadan hukum. Banyak dilakukan oleh koperasi tingkat sekunder, contoh :
koperasi Asuransi Indonesia (KAI), Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI). Dan
dalam bentuk proyek kemitraan usaha tanpa membentuk organisasi baru yang
berbadan hukum. Dalam hal ini adalah salah satu pihak sebagai pelaksana
sedangkan yang lain sebagai pengawas. Kerjasama tersebut dalam surat perjanjian
kerjasama yang saling mengikat atas dasar prinsip saling menguntungkan.
Disamping itu juga banyak kerjasama antara koperasi dilakukan oleh koperasi
primer, dalam segala bentuk.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Koperasi adalah badan  usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
dengan melandaskan kegiatannya berdsarkan prinsip  koperasi .

Landasan Koperasi diantaranya terdiri atas landasan idiil, landasan stuktural, dan
landasan mental, sedangkan  Azas koperasi berdasarkan  kekeluargaan dan kegotong-
royongan . Adapun tujuan dari koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya,serta ikut membangun perekonomian
nasional.
3.2 SARAN
Koperasi di Indonesia secara umum masih tidak dapat mandiri secara ekonomi.
Dengan dibuatnya badan hukum koperasi banyak pengurus koperasi justru menjadi
manja terhadap kebijakan pemerintah. Hanya sedikit koperasi yang sudah mandiri.

Saran dari kelompok kami adalah koperasi yang tidak bisa mandiri dibuatlah kerja
sama dengan koperasi yang telah mandiri. Agar kemandirian koperasi dapat tertular pada
koperasi kecil (tidak mandiri). Dan juga sering melakukan sosialisasi mengenai
pendidikan tentang koperasi agar pengurus koperasi menjadi professional dan tidak
bergantung pada pemerintah saja.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, Puspa, dan Syafrizal.2015.Manajemen Koperasi (Seri Perguruan Tinggi).


Jakarta: Baduose Media.
2. Hendrojogi. 1998. Koperasi Asas-Asas, Teori, dan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
3. Ign. Sukamdiyo, 1996. Manajemen koperasi. Jakarta : Erlangga,

Anda mungkin juga menyukai