Anda di halaman 1dari 2

Sumber modal koperasi

Dalam undang-undang No. 25 tahnun 1992 tentang Perkoperasian yang mengatakan bahwa modal
koperasi itu terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

Dalam UU no. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perkoperasian pasla 32 ayat 1 ditentukan bahwa
modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-
penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain, kemudian dalam ayat 2
dikatakan bahwa simpanan anggota didalam koperasi terdiri dari : simpanan pokok, simpanan wajib dan
simpanan sukarela. Masing-masing jenis simpanan tersebut mempunyai tanggung jawab yang berbeda-
beda terhadap kerugian yang mungkin terjadi atau bilamana koperasi itu kemudian dibubarkan.

Dalam Undang-undang No. 12 tahun 1967 diberikan definisi sebagai berikut :

a. Simpanan Pokok ialah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada
koperasi pada waktu seorang masuk menjadi anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk
semua anggoata. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota,
simpanan pokok ini ikut menanggung kerugian.

b. Simpanan Wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya
kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu. Simpanan wajib ini tidak ikut menanggung kerugian.

c. Simpanan Sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan perjanjian-
perjanjian atau peraturan-peraturan khusus.

Disamping itu Undang-undang No. 25 tahun 1992 dengan tegas telah membagi modal koperasi menjadi
modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (debt capital). Modal ekuiti adalah modal yang
disediakan oleh pemilik modal, dalam hal ini anggota sebagai dasar bagi penanaman modal yang
memungkinkan koperasi melakukan usaha. Modal ini merupakan resiko (risk capital) karena pemilik
modal tersebut merupakan pemilik dari koperasi yang bersangkutan.

Di Indonesia sebagaimana tercantum dalam pasal 41 dari UU no. 25 tahun 1992, modal ekuiti itu terdiri
dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Selain diwujudkan dalam simpanan
pokok, simpanan wajib dan cadangan dan hibah, modal ekuiti dapat pula bersumber pada modal
penyertaan (pasal 42) : pemupukan dari modal penyertaan baik yang bersumber dari pemerintah
maupun dari masyarakat dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi terutama
yang berbentuk investasi. Modal pernyetaan ikut menanggung resiko.

Undang-undang koperasi No. 25 tahun 1992 ini sengaja tidak menyebut-nyebut adanya simpanan
sukarela dalam permodalan koperasi. Karena jenis simpanan ini sudah tersirat dalam modal pinjaman,
seperti yang tertera dalam pasal 41 ayat 3, yang mengatakan bahwa modal pinjaman dapat berasal dari :

1. Anggota

2. Koperasi lainnya / anggotanya


3. Bank dan lembaga keuangan lainnya

4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

5. Sumber lain yang sah

Penggunaan modal koperasi

Pada prinsipnya ada empat penggunaan modal koperasi :

1. Modal untuk organisasi

Modal semacam ini sangat diperlukan terutama bagi koperasi yang akan didirikan dan bagi koperasi
yang sedang dalam proses didirikan, pada tahap ini dibutuhkan dana untuk beberapa keperluan
seperti : membuat undangan rapat calon anggota, untuk mencetak rencana anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, biaya untuk menarik simpanan pokok dan simpanan wajib. Untuk itu pendiri
koperasi sebaiknya dapat meramalkan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang akan timbul pada waktu
permulaan koperasi berdiri.

2. Moda untuk alat perlengkapan

Semua organisasi selalu mebutuhkan alat-alat perlengkapan untuk keperluan operasional organisasi
tersebut. Perlengkapan yang dibutuhkan sangat bervariasi, tergantung pada macam usaha yang
dilakukan.

3. Modal kerja atau modal lancar

Modal ini dibutuhkan untuk operasi perusahaan seperti upah buruh, jasa, pengurus, gaji pegawai pajak,
pembelian alat-alat tulis, pembelian barang dagangan dan sebagainya.

4. Modal untuk uang muka

Uang ini digunakan untuk membayar barang-barang yang dipercayakan Anggota untuk dijualkan
koperas. Misalnya karet, kopra dan lain-lain. Modal semacam ini biasanya dibutuhkan oleh koperasi
produksi.

Anda mungkin juga menyukai