Anda di halaman 1dari 15

BAB 7

PERMODALAN
KOPERASI

NAMA : ALDA MARIANA


NPM : 191071006
PENDAHULUAN

Koperasi sebagai bentuk badan usaha tentunya dalam melakukan kegiatan


usahanya tidak terlepas dari masalah permodalan. Mengapa modal koperasi penting,
karna tanpa modal maka suatu organisasi atau perusahaan tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Pada umumnya modal koperasi berasal dari iuran dari para
anggotanya. Namun dalam perkembangannya modal koperasi bisa juga berasal dari
pinjaman, baik dari anggota sendiri, dari luar anggota seperti perbankan. Bahkan
skarang koperasi dimungkinkan untuk menerbitkan sertifikat obligasi.
Modal koperasi penting karena dengan adanya modal yang cukup maka koperasi
akan mampu untuk bersaing dengan usaha-usaha lain di luar koperasi.
Sumber permodalan dan dana cadangan koperasi diatur dalam UU no. 25/1992
tentang perkoperasian. Untuk itu pada bab ini akan di bahas tentang sumber-sumber
permodalan koperasi.
Sumber Permodalan Bagi
Koperasi
Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam kaitannya dengan permodalan
ini, yaitu sebagai berikut :
1. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada di tangan anggota dan tidak perlu
dikaitkan dengan jumlah modal yg dapat ditanamkan oleh seseorang anggota dalam koperasi
dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara
2. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yg bermanfaat dan meningkatkan
kesejahteraan bagi anggota
3. Kepada modal hanya diberikan balas jasa yg terbatas
4. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup utk membiayai usahanya secara
efisien
5. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru.
Menurut UU no. 25 tahun 1995 tentang Perkoperasian pasal 41 bahwa modal koperasi
terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal Sendiri

Yang dimaksud modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU No.25/1992
adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yg sama banyaknya yg wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok
tidak dapat diambil kembali selama yg bersangkutan masih menjadi anggota.

b. Simpanan Wajib
Sejumlah simpanan tertentu yg tidak harus sama yg wajib dibayar oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak
dapat diambil kembali selama yg bersangkutan masih menjadi anggota.
c. Dana Cadangan
Sejumlah uang yg diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yg dimaksudkan
untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan. Dana cadangan koperasi tidak boleh dibagikan kepada anggota,
meskipun terjadi pembubaran koperasi.

d. Hibah
Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya.
Hibah ini dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tsb diucapkan/ditulis oleh
seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak terakhir sebelum meninggal
dunia dan baru berlaku setelah dia meninggal dunia
2. Modal Pinjaman

Pengembangan kegiatan usahanya, koperasi dapat menggunakan modal


pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal
pinjaman dapat berasal dari :
a. Anggota, yaitu suatu pinjaman yg diperoleh dari anggota, termasuk calon
anggota yg memenuhi syarat,
b. Koperasi lain/anggotanya, pinjaman dari koperasi lain dari/atau anggotanya
didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga
keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yg berlaku.
d. Penerbitan Obligasi dan surat utang lainnya, dalam rangka mencari tambahan
modal, koperasi dapat mengeluarkan obligasi ( surat pernyataan utang ) yg dapat
dijual ke masyarakat.
e. Sumber lain yg sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yg dilakukan tidak
melalui penawaran secara hukum.

Sumber permodalan dari anggota tampaknya sulit diharapkan oleh koperasi-


koperasi primer karena keterbatasan kemampuan para anggotanya. Demikian juga
halnya dengan sumber permodalan dari koperasi lain, tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa koperasi sekunder dari jenis koperasi yg bersangkutan bisa jadi
sumber permodalan bagi koperasi primer, meskipun dalam jumlah yg terbatas
sebagaimana dalam kenyataan kehidupan koperasi dewasa ini.
Dalam kaitan ini dapat dipahami mengapa IKPRI ( dulu IKPN ) dan beberapa
induk koperasi lainnya mendirikan bank. Dengan memiliki bank sendiri, diharapkan
bahwa induk-induk tersebut bisa membantu para anggotanya, dengan menyediakan
dana yg diperlukan oleh anggota, baik yg digunakan untuk mengembangkan
usahanya maupun untuk membantu menunjang kebutuhan hidup para anggota
secara individu.
Kemungkinan menghimpun modal koperasi melalui penerbitan obligasi,
tampaknya masih sulit untuk dilakukan mengingat kondisi koperasi dewasa ini.
Banyak persyaratan yg masih sulit untuk dipenuhi oleh koperasi. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya :
1. Emiten harus mempunyai modal telah di setor penuh minimal Rp 200 juta.
2. Dalam dua tahun buku terakhir secara beruturut-turut memperoleh laba,
3. Laporan keuangan telah diperiksa oleh akuntan publik/negara untuk dua tahun
terakhir secara berturut-turut dengan persyaratan wajar tanpa syarat untuk
tahun terakhir,
4. Memiliki rekomendasi dari bank Indonesia mengenai jumlah obligasi yg dapat
diterbitkan, jika perusahaan tsb berupa bank.

Selain pernyataan tersebut, dalam proses obligasi perlu dilibatkan beberapa


unsur berikut ini.
5. Pemodal, yaitu perorangan dan/atau lembaga yg akan menanamkan modalnya.
6. Penerbitan prospektus yg memuat keterangan lengkap dan jujur mengenai
keadaan perusahaan dan bagaimana prospeknya.
7. Penjamin emisi efek ( underwriter ) yaitu lembaga perantara emisi yg menjamin
penjualan efek ( obligasi )
8. Wali amanat ( trustee ) yaitu lembaga yg ditunjuk emiten yg diberi kepercayaan
untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi
9. Penganggung ( garantor ) lembaga yg menanggung pelunasan kembali
pinjaman pokok obligasi dan pembayaran bunga bila emiten cedera janji.
Selain modal sendiri dan modal pinjaman, koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yg berasal dari modal penyertaan. Pemupukan modal dari modal
penyertaan, baik yg bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat dilaksanakan
dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koprasi terutama yg berbentuk investasi.
Dalam hubungan ini, modal ventura merupakan cara yg terbaik bagi pemupukan
modal koperasi. Modal ventura adalah merupakan salah satu bentuk dari penyertaan
modal di mana setelah selang waktu yg telah ditentukan, modal harus ditarik kembali
oleh pemilik modal penyertaan. Pembatasan waktu yg diberikan kepada modal ventura
untuk di Indonesia adalahn 10 tahun.
Sumber Permodalan yg lain bagi koperasi adalah dana penyisihan 1-5% dari laba
BUMN/BUMD. Per 1 November 1989 Menteri Keuangan telah mengeluarkan SK Nomer
1232/KMK/613/989 tentang “pedoman pembinaan pengusaha ekonomi lemah dan
koperasi melalui BUMN”, di mana diantaranya di putuskan bahwa pembiayaan yg
diperlukan untuk melaksanakan pembinaan tersebut disediakan dan bagian laba BUMN
yg besarnya 1-5% dapat berupa peningkatan kemampuan modal kerja, antara lain
pengadaan bahan baku dan modal usaha.
Pada tanggal 27 Juni 1994 dikeluarkan SK Menkeu No. 316/KHK/616/1994 tentang
Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dan Bagian Laba
BUMN, dimana dalam SK tersebut (pasal 4) dikatakan bahwa bantuan BUMN tersebut
dapat berupa :
1. Pendidikan, pelatihan, penelitian dan penanganan untuk meningkatkan kemampuan
kewirausahaan, manajemen serta keterampilan teknis produksi,
2. Pinjaman modal kerja dan investasi dengan tingkat bunga yang disesuaikan dengan
kemampuan mitra binaan untuk meningkatkan produksi dan penjualan/omzet yang
ditetapkan oleh direksi BUMN,
3. Pemasaran dan promosi hasil produksi,
4. Pemberian jaminan dalam rangka memperoleh kredut perbankan dan atau transaksi
dengan pihak ketiga,
5. Penyertaan pada perusahaan modal ventura di daerah tingkat I yg membantu
permodalan dan pinjaman kepada usaha kecil dan koperasi.
Strategi Penurunan Biaya dan
Keunikan Produk
Faktor-faktor objektif dan kebijakan yg memperkuat strategi penurunan biaya terdiri dari :
1. Yg berhubungan dengan usaha ; Fokus usaha koperasi kepada usaha inti ( core business )
dalam struktur pasar persaingan monopolistik/monopoli, fokus koperasi kepada single
purpose cooperative ( usaha tunggal ) dengan multi komoditi.
2. Yg berhubungan dengan skala-skala ekonomis/Merger/Amalgamasi.
3. Yg berhubungan dengan keanggotaan.
4. Yg berhubungan dengan permodalan, Anggota sebagai pemilik koperasi bersedia
melaksanakan konsep proporsionalistis dan menanggung resiko, beersedia untuk
memasok modal tambahan apabila diperlukan,
5. Yg berhubungan dengan pendidikan/pelatihan : Pendidikan/pelatihan yg terfokus
sehingga meningkatkan efisiensi usaha anggota, keterampilan pengurus, pengelola, dan
karyawan.
Perbedaan Saham Koperasi
dengan Saham PT
Kepustakaan koperasi Indonesia tidak mengenal istilah saham atau share. Sebaliknya, di
negara lain seperti AS dan Canada, tidak merinci modal koperasi dalam simpanan-simpanan
seperti di Indonesia. Dalam literatur dan praktik kehidupan koperasi di negara-negara
tersebut diatas hanya dijumpai istilah saham atau share sebagai bukti dari modal equity yg
mereka tanam dalam koperasi, seperti halnya kalau di Indonesia kita menanamkan modal
dalam PT. Dari segi penanggungan resiko dan simpanan wajib yg ekuivalen dengan saham PT.
Saham koperasi tidak boleh diperjual belikan. Koperasi hanya membayar bunga yg
terbatas pada modal saham ( share capital ) sesuai dengan asas Rochdale : “limited interest
on capital” dan bahkan dalam praktiknya banyak koperasi yang sama sekali membayar bunga
atas modal/saham yg ditanam anggota dalam koperasi. Jadi, jelas bahwa saham koperasi
tidak dapat dipakai untuk investasi spekulatif. Saham koperasi lebih merupakan sumbangan
atau suatu pembayaran uang di muka yg akan digunakan untuk pembiayaan usaha koperasi
yg karenanya saham koperasi oleh beberapa buku disebut sebagai contribution share.
Kebanyakan anggota koperasi adalah golongan ekonomi lemah, seperti
petani, nelayan, pengrajin, buruh/karyawan pegawai negeri dan sebagainya,
dan sukar untuk diajak menghimpun modal dan menanggung resiko. Untuk
mengatasi persoalan ini atau untuk mendapatkan jumlah modal yg sesuai
dengan kebutuhan dapat ditempuh dua cara ( tahun 50-an ), yaitu sebagai
berikut :
1. Mengusahakan agar volume atau lingkup usaha koperasi harus
berdasarkan kebutuhan di masa dekat (actual need). Jangan dulu
mendasar pada perhitungan-perhitungan utk masa depan.
2. Koperasi harus mau menerima jasa buruh sebagai pengganti pembayaran
tunai untuk modal.
3. Membolehkan anggota membayar simpanan pokok dengan cicil.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bahwa pada PT jumlah modal


atau saham yg akan dijual sudah dapat ditentukan dan dapat
diperjualbelikan. Jumlah modal daei koperasi dapat berubah-ubah dan tidak
dapat diperjualbelikan. Jumlah modal equity akan bertambah, jika ada
tambahan anggota baru dan jumlah tersebut akan menurun juka :
4. Ada anggota yg meninggal dunia.
5. Ada anggota yg mengundurkan diri/dikeluarkan.
Dana Cadangan

Penjelasan pasal 41 UU No 25/1992 dana cadangan adalah sejumlah uang yg


diperoleh dari penyisihan SHU yg dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Jumlah bagian SHU yg akan
disisihkan untuk cadangan ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.
Dilihat dari fungsinya, ada dua jenis cadangan, yaitu valuation reserve dan
capital reserve. Termasuk dalam valuation reserve adalah cadangan untuk
penyusutan (depretiation), keusangan (obsolescence), dan pinjaman macet (bad
debts). Capital reserve dipupuk dengan dua cara, yaitu :
1. Menahan net margin dari usaha, baik atas dasar yg dialokasikan maupun yg
tidak dialokasikan.
2. Melalui penahanan modal.
Dana cadangan ini diperlukan untuk :
1. Memenuhi kewajiban tertentu seperti membayar suatu hipotek (mortgage).
2. Meningkatkan jumlah operating capital koperasi atau memperbaiki ratio
antara current assets dengan current liability.
3. Sebagai jaminan untuk kemungkinan rugi di masa yg akan datang.
4. Untuk perluasan usaha.

Dilihat dari cara pembentukannya, maka ada dua jenis cadangan, yaitu
cadangan koletif ( collective reserve ) dan cadangan individual ( individual
reserve ). Cadangan koletif adalah cadangan yg tidak ditulis atas nama anggota,
jadi murni dipotong dari SHU untuk cadangan. Sedangkan cadngan individual
adalah cadangan yg dapat dibagi-bagikan kepada anggota, jika kelak koperasi
dibubarkan. Cadangan individual ini dikumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai