Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ryan Maulana Yusuf

NRP : C1180292
Kelas : Manajemen G
Manajemen Pembelanjaan Koperasi
Dilihat dari struktur koperasi, masalah pembelanjaan merupakan bagian dari sistem yang
dianut oleh koperasi itu sendiri yang bersumber pada dua hal yang saling berkaitan, yaitu :
1. Pelanggan koperasi yang merupakan para anggota dan juga sekaligus sebagai pemilik
koperasi (prinsip identitas)
2. Sendi dasar dan asas koperasi ; Indonesia yang membedakan koperasi dengan badan
usaha lainnya.
Umumnya anggota koperasi adalah kaum ekonomi lemah, sehingga mereka sulit untuk
menghimpun modal dalam jumlah besar dan menanggung risiko yang mungkin timbul. Di sini
koperasi yang mereka biayai juga lemah dan kecil. Sendi dasar dan asas-asas koperasi yang
menyusun tata kerja perkoperasian adalah sebagai berikut :
1. Koperasi tidak mengejar dan berorientasi kepada keuntungan sehingga modal yang
dikeluarkan untuk menutup biaya utama saja, agar dapat memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada anggota.
2. Bunga atas modal dibatasi hanya sebesar yang diikutkan dalam koperasi saja.
3. Pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh anggota yang ditunjuk dengan cara
demokratis, yaitu 1 anggota adalah satu suara, bukan tergantung pada modal yang disetor
(pasal 24, ayat 3 UU no. 25, tahun 1992).
4. Keanggotaannya bersifat terbuka, yaitu boleh keluar, boleh masuk, dan anggota harus
bersedia menyimpan uangnya di koperasi.
5. Bagian SHU yang tidak dibagi kepada anggota biasanya yang berjumlah kecil,
tergantung pada volume usaha dan suksesnya usaha yang dilakukan pada periode
bersangkutan.
6. Usahanya bersifat mandiri dengan mendasarkan pada modal dari dalam di mana modal
dari luar (pinjaman) hanya sebagai pelengkap saja.
7. Terdapat prinsip yang lainnya seperti kerja sama antarkoperasi dan Pendidikan koperasi.

A. PEMBELANJAAN INTERNAL KOPERASI


Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi yang penting dalam menjalankan roda
perusahaan. Bahkan sering didengar pameo bahwa semakin besar modal semakin berhasil
perusahaan menjalankan usahanya. Secara umum pembelanjaan berarti semua aktivitas
perusahaan untuk mencari atau memperoleh dana yang dibutuhkan dan menggunakannya secara
efesien. Oleh karenanya, permasalahan dalam pembelanjaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
pembelanjaan pasif dan aktif. Pembelanjaan aktif menyangkut usaha menggunakan dana yang
diperoleh dengan cara seefisien mungkin. Dalam penggunaan dananya haruslah sesuai.
Pembelanjaan pasif meliputi semua usaha perusahaan untuk mencari dana yang dibutuhkan
secara efisien yang dapat dilihat dalam laporan keuangan berbentuk neraca sebelah kredit. Bila
besarnya pembelanjaan aktif dan pasif seimbang maka keadaan keuangan perusahaan
menunjukan suatu pembelajaan yang efisien.
Dilihat dari pembelanjaan pasif, sumber modal dapat dibedakan menjadi dua, modal
eksternal dan modal internal yang tentunya merupakan usaha yang dilakukan secara efisien agar
pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi perusahaan dapat terpenuhi. Modal internal
koeprasi tentu saja bagian dari SHU yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukan
sebagai cadangan. Jumlah ini akan kumulatif dengan modal yang sudah ada, sehingga modal
koperasi semakin lama semakin besar.
B. MODAL SENDIRI KOPERASI
Modal sendiri dapat diklasifikasikan sebagai modal internal. Sifat dari modal ini adalah
tertanam untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Sepanjang koperasi hidup maka jenis modal ini
pasti ada walaupun jumlah modalnya dinamis. Jenis modal sendiri koperasi :
1. Simpanan wajib dan simpanan pokok.
2. SHU yang tidak dibagikan dan cadangan yang digunakan untuk pengembangan usaha.
3. Hibah, modal yang diterima koperasi secara cuma-cuma dari pihak lain.
4. Simpanan wajib khusus, simpanan wajib yang dikaitkan dengan hasil usaha.
5. Simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan oleh pemilik di mana dia secara suka
rela menitipkan sejumlah uang kepada koperasi.

C. PEMBELANJAAN EKSTERNAL KOPERASI


Pembelanjaan eksternal koperasi adalah usaha pemenuhan kebutuhan dana dari sumber luar
perusahaan di mana jenisnya cukup bervariasi. Modal koperasi dapat diperoleh dari beberapa
sumber berikut :
1. Pinjaman dari perbankan (bank pasar atau umum, bank swasta ataupun bank pemerintah).
2. Pinjaman dari induk koperasi.
3. Pinjaman dari pembeli, penjual dan sejawat koperasi yang dipercaya.
4. Pinjaman dari Lembaga keuangan lainnya.
5. Pinjaman dari perusahaan swasta.
6. Perusahaan dalam bentuk saham atau uang dari BUMN atau BUMS yang besar.
7. Penerbitan obligasi
8. Pinjaman dari sumber lainnya.
Besarnya modal eksternal ini disebut juga dengan modal asing atau kredit atau pinjaman
sehingga keberadaanya di koperasi hanya bersifat sementara sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.

D. MODAL ASING PADA KOPERASI


Modal asing termasuk klasifikasi modal eksternal. Modal asing adalah sejumlah modal yang
digunakan oleh perusahaan koperasi yang berasak dari eksternal. Karena sifatnya sementara
maka keberadaan modal ini hanya saat diperlukan saja. Pemilik modal menanamkan modal pada
koperasi dengan harapan mengambil keuntungan atau penghasilan yaitu bunga atas modal yang
dipinjamkan. Manajer ditutut menggunakan modal ini secara efektif sesuai dengan kebutuhan.
Dalam kondisi dewasa ini, banyak kesempatan koperasi untuk memperoleh kredit lunak,
yaitu kredit yang diberikan pemerintah dalam rangka pembingaan dan pengembangan
perkoperasian di Indonesia. Fasilitas kredit lunak adalah sebagai berikut :
1. KUT atau Kredit Usaha Tani, untuk keperluan pengolahan lahan tani.
2. Kredit PIR rosela,PIR tebu, perkebunan dan sejenisnya.
3. Kredit pembelian jeruk, cengkeh, dan gula kelapa yang pelaksanaannya sesuai dengan
program yang ditunjuk.
4. Kredit untuk pengelolaan hasil pascapanen, bagi nelayan, pengrajin petani gula kelapa
dan sebagainya.
5. Kredit yang bersumber dari BUMN
6. Kredity yang diberikan secara khusus seperti pelistrikan desa dan perumahan bagi
karyawan buruh pabrik kecil dll.
7. Jenis kredit produktifitas untuk pengusaha kecil anggota koperasi.

E. CARA MENGATASI PERMODALAN KOPERASI


Dalam menghadapi semakin besarnya usaha dan semakin berkembangnya kegiatan yang
ditangani sebagian besar koperasi di Indonesia jelas membutuhkan dukungan modal yang besar
juga. Biasanya semakin luas dan besar cakupan koperasi dan bidang usaha di dalamnya maka
sebakin besar pula modal yang dibutuhkan. Guna memenuhi kebutuhan modal yang cukup besar
tersebut maka berikut ini ditawarkan beberapa peluang untuk menggali potensi yang ada di
koperasi. Disini dijelaskan bahwa masing-masing koperasi menghadapi kondisi yang tidaklah
sama dan koperasi haruslah menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
a. Pemanfaatan Modal Koperasi
Modal sediri terdiri dari simpanan wajib dan simpanan pokok, cadangan dan sisa hasil usaha.
Cara memanfaatkan seoptimal mungkin dari masing-masing jenis tersebut
1. Simpanan pokok
Semakin besar jumlah modal koperasi yang berasal dari simpanan pokok apabila jumlah
anggota bertambah maka semakin terbuka kesempatan untuk mengejar omzet usaha yang lebih
besar lagi
2. Simpanan wajib
Semakin besar jumlah anggota maka semakin besar jumlah modal dari simpanan wajib
tersebut.
3. Simpanan wajib khusus
Apabila ada transaksi usaha yang dilakukan oleh anggota kepada koperasi, maka anggota
bersangkutan dapat diminta untuk memberikan simpanan wajib khusus.
4. Sisa Hasil Usaha
Modal sendiri yang berasal dari SHU yang tidak dibagi kepada para anggota jumlahnya
tergantung pada besar kecilnya SHU. Pengurus memberikan pengertian dan menanamkan
kesadaran juga kesepakatan dalam pembagian SHU yang dibagi, tidak dibagi, atau dibagi dengan
jumlah yang kecil.
5. Cadangan-cadangan
Besar kecil jumlah cadangan tidak sama dan semuanya tergantung pada masing-masing
koperasi serta pengurus. Cadangan dapat dimanfaatkan sebagai dana pada waktu masih
menganggur.
b. Pemanfaatan Modal Asing
Modal asing sangatlah bermanfaat jika keberadaannya membawa rentabilitas usaha bagi
koperasi atau persentase rentabilitas lebih tinggi dari persantase suku bunga yang harus dibayar.
1. Kredit penjual
Penjual bahan baku biasanya membutuhkan pembeli dan bila koperasi dapat bertindak
sebagai pemebeli yang baik yaitu selalu menepati janji maka pemasok bahan baku biasanya tidak
keberatan untuk memberikan kredit.
2. Kredit pembeli
Apabila barang yang dijual koperasi bermutu baik dan banyak diminta oleh konsumen
sedangkan barang tersebut sulit dicari di pasar, maka pembeli dapat membayar atau memesan
lebih dulu dengan uang muka, atau bahkan dengan jumlah uang muka seharga barang yang akan
dibeli.
3. Simpanan sukarela anggota
Simpanan ini bersifat sementara, namun fungsinya sangat besar dalam mendukung keperluan
modal koperasi. Pengumpulannya tergantung kepada kesadaran anggota untuk menyimpan di
koperasi.
4. Modal bapak angkat atau anak asuh
Koperasi dapat memanfaatkan kredit lunak dari bapak angkatnya sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Namun biasanya menjadi terikat seperti ini dapat merugikan koperasi.
5. Kredit atau dana
Dana yang disediakan oleh koperasi pusat, gabungan koperasi dll. Ada juga bank khusus
yang melayani kredit bagi koperasi (bukopin). Namun yang jadi masalah belum jelasnya tujuan
pemberi kredit untuk membantu koperasi seperti memberikan bunga yang rendah dibandingkan
dengan memberikan pada nonkoperasi.
6. Cara pembelanjaan modern
Leasing adalah sistem sewa-beli alat-alat produksi, dan mempunyai hak untuk membeli
apabila masa sewa telah berakhir. Manajemen modal pinjaman bersifat mendukung juga
bermanfaat bagi koperasi seperti dapat menimbulkan penghematan (pajak), tidak banyak camput
tangan pihak luar, bunga pinjaman kecil dari tingkat SHU yang diperolehnya, dan penggunaan
pinjaman benar-benar dirasakan oleh anggota.
Jika penggunaan modal asing tidak memenuhi salah satu point manfaat ini maka kehadiran
modal asing tidak diperlukan karena hanya akan menjadi beban koperasi. Maka, jangan jadikan
tambahan modal sebagai faktor penentu dalam pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai