Disusun oleh :
ALVIAN ADETIA RIYANTO ( 04 )
Kelas :
X IPS 1
Koperasi: badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
nilai dan prinsip koperasi.
Koperasi didirikan dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Artinya, dalam menjalankan usahanya koperasi harus tunduk pada aturan dalam Pancasila dan
UUD ’45.
Koperasi dijalankan dengan asas kekeluargaan. Artinya, koperasi tidak bertujuan untuk
menguntungkan satu orang saja, tetapi mencapai keuntungan bersama. Hal ini membedakan
koperasi dengan badan usaha lainnya.
Koperasi simpan pinjam berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum
lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan
dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya. Koperasi
simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali
dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia, koperasi simpan
pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah
pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.
Untuk mencapai tujuannya, berarti koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai
peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi
sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya
organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya. Menurut UU no.25 tahun 1992, pasal 39,
pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada
koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Yang ketiga,
manajernya koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki
ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan
kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus
mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22
sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992.
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya, koperasi
memerlukan modal.
Modal Koperasi Simpan Pinjam
Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri meliputi
sumber modal sebagai berikut:
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya
sama untuk setiap anggota.
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan
jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan pokok merupakan dana yang memiliki besaran nilai yang sama yang dibayarkan pada
saat pertama kali mendaftar menjadi anggota. Simpanan ini tidak bisa diambil selama menjadi
anggota. Aturan pada koperasi simpanan pokok tidak begitu rumit. Ketika masyarakat telah
menjadi anggota, cukup memberikan dana awal yang sudah ditetapkan dan berdasarkan
kesepakatan bersama. Kemudian, dalam masa menjadi anggota, dana tersebut tidak bisa diambil,
tetapi ketika masa anggota selesai, dana akan disalurkan pada anggota secara bertahap sesuai
dengan pengembalian dana.
Simpanan wajib merupakan dana yang perlu disetorkan kepada koperasi pada batas waktu yang
telah ditentukan. Jumlah dana untuk simpanan wajib ini tidak ditentukan besarannya. Dengan
begitu, anggota bisa menyimpan sesuai dengan keinginan dan kesanggupan. Jenis simpanan ini
bisa diambil kapan saja selama menjadi anggota. Simpanan wajib tidak ada aturan yang begitu
ketat, hanya saja anggota perlu menyalurkan dana sebelum melewati batas ketentuan, jumlahnya
pun sesuai kemampuan.
3. Tabungan Koperasi
Tabungan koperasi merupakan dana yang disetorkan secara berangsur-angsur kepada koperasi
selama menjadi anggota. Nantinya anggota akan mendapatkan buku tabungan dan semua dana
tercatat di dalam buku tabungan tersebut. Dana bisa diambil kapanpun dan hanya boleh diambil
oleh anggota atau kuasanya. Pengambilan dana juga bisa dilakukan setiap saat pada jam kerja
koperasi tersebut.
Melakukan perjanjian antara anggota dan pihak koperasi untuk menetapkan jumlah dana
penarikan. Hal ini untuk mengamankan dana simpanan tersebut.
Memberikan dana tambahan dalam bentuk bunga simpanan yang diterima oleh anggota
berdasarkan perjanjian.
Memberikan dana bagi hasil dari usaha koperasi pada akhir tutup buku setiap tahunnya.
Selain itu, koperasi juga melibatkan anggota untuk ikut mengambil keputusan yang ingin
diambil atau program kerja. Hal ini untuk menempatkan anggota lebih istimewa
dibandingkan menabung di bank.
Menetapkan jumlah minimal pada setoran pertama dan jumlah minimal pada setoran
selanjutnya.
Pengambilan tabungan hanya bisa dilakukan oleh pemilik tabungan atau kuasanya.
Sebagai imbalan, koperasi memberikan saldo tambahan kepada penyimpan. Saldo
tambahan tersebut ialah dana bagi hasil usaha dari koperasi tersebut.
Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dan dimasukkan ke dalam tabungan
anggota.
Simpanan berjangka merupakan simpanan yang diberikan untuk jangka waktu yang terlah
disepakati dan dana tidak bisa diambil sampai batas waktu tersebut. Sebelum melakukan
simanan berjangka, perjanjian telah dilakukan antara penyimpan dengan pihak koperasi. Dari
perjanjian-perjanjian tersebut juga memiliki atura, seperti:
Koperasi memiliki syarat pada penyimpan bahwa calon penyimpan harus menjadi
penabung terlebih dahulu sebelum memlih simpanan berjangka.
Koperasi menetapkan jumlah setoran minimal setiap waktu pembayarannya.
Koperasi akan memberikan bunga atau imbalan pada simpanan berdasarkan jangka waktu
tersebut.
Bunga simpanan yang akan diberikan merupakan jumlah bunga setiap bulannya.
Koperasi akan membayarkan bunga setiap akhir bulan dan langsung ditambahkan ke
dalam saldo tabungan.
Bunga tidak bisa diambil secara berkala. Bunga hanya bisa diambil pada waktu habis
jangkanya.
Itulah empat aturan koperasi berdasarkan jenisnya. Sudah diketahui bahwa ada beberapa jenis-
jenis pengelolaan dan penyaluran dana. Sistem dari setiap jenis juga berbeda, sehingga memiliki
aturan yang berbeda pula dalam penyaluran dananya. Meskipun memiliki perbedaan pada sistem
penyaluran, tetapi koperasi simpan pinjam tetap bisa membantu perekonomian masyarakat dalam
bentuk pinjaman. Bagi anggota, yaitu penyimpan, dana simpanan juga bisa bertambah dengan
bunga yang diberikan setiap bulan. Penambahan bunga tabungan tersebut merupakan dana bagi
hasil dari usaha koperasi yang dijalankan.
Contoh Koperasi Simpan Pinjam
Adapun contoh lembaga koperasi simpan pinjam di Indonesia ini antara lain
adalah:
3. Koperasi pasar
Contoh lembaga koperasi simpan pinjam yang satu ini tergolong unik. Keberadaan
koperasi pasar memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai pemersatu guyub
pedagang pasar dan afiliasinya termasuk penarik becak dan kuli panggul, sebagai
sarana simpan pinjam modal dan hasil usaha, dan juga sebagai sarana penyedia
kebutuhan usaha seperti menjual kebutuhan pokok untuk para pedagang dengan
harga murah yang kemudian dijual kepada konsumen.
4. Koperasi kredit
Jenis koperasi ini dikelola dan dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya yang bertujuan
mensejahterakan anggota. Jadi ini semacam arisan tapi sifatnya tidak wajib. Anda
bisa melakukan simpan pinjam kapan saja.