Assalamualaikum Wr. Wb
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “GANGGUAN
Tak lupa sholawat serta salam selalu terlimpah kepada junjungan kita nabi agung nabi
besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menjadi terang
benderang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca,
agar Makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan seprofesi maupun bagi pembaca pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB I (Pendahuluan)
4. BAB II (Isi)
II.1 Hipertiroid
II.1.1 Definisi
II.1.2 Etiologi
II.1.3 Patofisiologi
II.1.6 Penatalaksanaan
II.1.7 Komplikasi
II.2 Hipotiroid
II.2.1 Definisi
II.2.2 Etiologi
II.2.3 Patofisiologi
II.2.6 Penatalaksanaan
II.2.7 Komplikasi
II.3 Goiter
II.3.1 Definisi
II.3.2 Etiologi
II.3.3 Patofisiologi
II.3.6 Penatalaksanaan
II.3.7 Komplikasi
III.1 Kesimpulan
7. Lampiran
8. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Kasus gangguan kelenjar tiroid menempati urutan kedua setelah DM namun dalam
Riskesdas tahun 2007 tidak dilakukan penelitian sehingga jumlah pastinya tidak diketahui.
Seperti halnya dengan DM, gangguan kelenjar tiroid juga terlambat untuk dideteksi. Pasien
menjadi lebih buruk. Kedua kelainan sistem endokrin ini membutuhkan penangganan
komprehensif yang melibatkan provider kesehatan dan pasien. Kebutuhan utama yang
diperlukan pasien adalah pengetahuan, pasien yang mendapat informasi cukup akan menjadi
pasien yang baik karena pasien memahami perubahan yang terjadi dalam tubuhnya
sebagai berikut:
goiter)?
goiter)
goiter)
hipotiroid, goiter)
hipotiroid, goiter)
hipotiroid, goiter)
hipotiroid, goiter)
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain:
2. Sebagai bahan penilaian bagi ibu dosen mata kuliah keperawatan medikal bedah II,
ISI
II.1 Hipertiroid
II.1.1 Definisi
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
II.1.2 Etiologi
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
e. Kanker pituitari
II.1.3 Patofisiologi
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-
sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin
reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan
tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang
panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang
hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid
Katekolamin.
7. Gangguan reproduksi
9. Cepat lelah
11. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam
orbit mata.
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
indikasi:
pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
c. Persiapan tiroidektomi
mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan
sebaiknya tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit
sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa
laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air
susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara
II.1.7 Komplikasi
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid,
II.2 Hipotiroid
II.2.1 Definisi
II.2.2 Etiologi
tahun)
II.2.3 Patofisiologi
kelenjar tiroid yang semuanya merupakan bagian dalam mekanisme umpan balik
negative yang sama. Akan tetapi, gangguan pada hipotalamus dan hipofisis jarang
proses autoimun ini tidak diketahui kendati hereditas memainkan peranan dan subtype
antigen leukosit manusia yang spesifik dikaitkan dengan resiko yang lebih besar.
Di luar kelenjar tiroid, antibody dapat mengurangi efek hormone tiroid melalui
Hormone) dan mencegah produksi TSH. Kedua, antibody antitiroid yang sitotoksik
Tiroiditis sub akut, tiroiditis tanpa rasa nyeri, dan tiroiditis pascapartum
merupakan keadaan yang sembuh sendiri dan biasanya akan diikuti episode
kemungkinan akan menjadi nyata dengan insiden sebesar 5% hingga 20% per tahun.
II.2.4 Manisfestasi Klinis
pergelangan kaki.
6. Konstipasi.
8. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan rambut tubuh yang tipis
dan rapuh.
5. Peningkatan kolesterol
II.2.6 Penatalaksanaan
Penanganan meliputi:
tiroid.
II.2.7 Komplikasi
3. Ada juga resiko yang berkaitan dengan terapi defisiensi tiroid. Resiko ini
II.3 Goiter
II.3.1 Definisi
kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau
II.3.2 Etiologi
(zat atau bahan ini dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak,
kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali,
kelenjar tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi lebih
tiroid stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti dengan TSH, TSI merangsang kelenjar
b. Defisiensi Yodium
tersebut diantaranya Choroid, Ciliary body, Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air
Sebagaian besar unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar
penyakit gondok.
tiroid.
yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin tampil sebagai
3) Kehamilan
II.3.3 Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah
untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid
cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium
individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan
mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating hormone (TSH).
Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid
dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran
juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada
menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor
TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH, seperti
kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis untuk tiroid terlibat, suatu
hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Jika
hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium,
dan goitrogens.
Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong
reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid
hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi hormone
tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat dalam plasma
sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar – kadar
hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar
Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang
medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Goiter dapat mengarah ke dalam
sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan
bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen,
nutrisi serta cairan dan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara
Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. Tentu dampaknya
lebih ke arah estetika atau kecantikan. Perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi
berat badan, lemah, dan pengecilan otot. Biasanya ditemukan goiter multi nodular
pada pasien-pasien tersebut yang berbeda dengan pembesaran tiroid difus pada pasien
penyakit Graves.
(melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan mata berkurang) akibat aktivitas simpatis
infiltrat seperti yang terlihat pada penyakit Graves (Price dan Wilson, 1994). Gejala
disfagia dan sesak napas mungkin dapat timbul. Beberapa goiter terletak di
retrosternal
Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan ketakutan
akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan struma nodosa besar,
mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada esophagus (disfagia) atau
trakea (sesak napas) Gejala penekanan ini data juga oleh tiroiditis kronis karena
konsistensinya yang keras. Biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul
parau (Tim penyusun, 1994). Kadang-kadang penderita datang dengan karena adanya
benjolan pada leher sebelah lateral atas yang ternyata adalah metastase karsinoma
tiroid pada kelenjar getah bening, sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya
masih kecil. Atau penderita datang karena benjolan di kepala yang ternyata suatu
Gejala utama :
terhadap katekolamin
e. Mata melotot
batang tenggorokan).
l. Suara serak.
21 – 54 tahun 0,7 – 4
Dewasa 4,6 – 11
Binding Globulin (TGB) diperiksa bila ada dugaan defisiensi TGB yaitu
c. Pemeriksaan radiologis
struma retrosternal yang pada umumnya secara klinis pun sudah bisa
pilihan.
jaringan kanker yang tidak menangkap iodium dan bisa dilihat dengan
scanning tiroid.
hasil scanning tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu cold nodule bila
sama dengan bagian tiroid lain. Terakhir adalah hot nodule bila uptake
neoplasma.
II.3.6 Penatalaksanaan
1. Operasi/Pembedahan
dibandingkan dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien
hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat
diterapi dengan obat-obat anti tiroid. Reaksi-reaksi yang merugikan yang dialami dan
untuk pasien hamil dengan tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil
atau wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik atau pil KB), kadar
hormon tiroid total tampak meningkat. Hal ini disebabkan makin banyak tiroid yang
terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar T4 sehingga dapat
pembedahan tidak perlu pengobatan dan sesudah pembedahan akan dirawat sekitar 3
hari. Kemudian diberikan obat tiroksin karena jaringan tiroid yang tersisa mungkin
tidak cukup memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat dan pemeriksaan
pembedahan.
2. Yodium Radioaktif
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar
tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka
pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium
terhadap jaringan tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker,
leukimia, atau kelainan genetik Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau
cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat
bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk
menekan TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan
tiroid. Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU)
dan metimasol/karbimasol
II.3.7 Komplikasi
a. Jantung
b. Hiperkalsemia
c. Nefrokalsinosis
d. Penurunan libido
e. Impotensi
g. Ginekomastia
h. Oftalmopati graves
i. Dermopati graves
1. Suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
b. Hipotiroid d. Hipoglikemi
Jawaban : A
1) Penyakit Grave
a. 1 d. Salah e. Benar
b. 2 semua semua
c. 3
Jawaban : E
Jawaban : A
c. hipotalamus
jawaban : A
kaki.
5) Gangguan reproduksi
7) Cepat lelah
a. 1,2,3,4 d. 3,4,5,6
b. 1.3.5.7 e. 1.2.3,7
c. 2,4,5,6
Jawaban :A
6. situasi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan eksaserbasi (perburukan) semua
b. Koma e. Goiter
c. Hipotiroid
Jawaban A
7. suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat
kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan
b. Koma e. Goiter
c. Hipotiroid
Jawaban : E
1) defisiensi yodium
4) Auto-imun
c. 1,2
Jawaban A
katekolamin
kaki.
Jawaban E
1) Jantung
2) Hiperkalsemia
3) Nefrokalsinosis
4) Penurunan libido
5) Impotensi
a. 1 c. 1,2,3 e. 1,2,3,4,5
b. 1,2 d. 1,2,3,4
Jawaban : E
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau
III.2 Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang belum Penulis bahas tentang Gangguan
Sistem Endokrin (Hipertiroid, Hipertiroid, dan Goiter). Oleh karna itu, diharapkan
kepada Penulis lain yang ingin mengangkat tema yang sama, yaitu tentang Gangguan
Sistem Endokrin (Hipertiroid, Hipertiroid, dan Goiter), agar lebih baik dan lebih detail
lagi dalam membuat makalah tentang Penyakit, karena masih ada bahkan masih
banyak pembahasan tentang makalah saya ini yang penulis belum sampaikan dalam
Makalah ini.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Jakarta : EGC.
Jakarta : EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipertiroidisme
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta.
Interna Publishing.
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses