DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. Inka Milenia Apriyanti (1032181005)
2. Pramudja Wardana (1032181006)
3. Putri Hidayanti (1032181007)
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Tiroid” dapat diselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang asuhan keperawatan pada gangguan tiroid, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari individual kelompok maupun dari luar, namun penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan. Tim kelompok juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing
kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Kelenjar tiroid yang terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea, mensekresi tiroksin (T4),
triiodotironi (T3), yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin;
suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium. Tidak adanya sekresi tiroid sama sekali biasanya menyebabkan laju
metabolisme turun sekitar 40% di bawah normal dan sekresi tiroksin yang berlebihan sekali dapat menyebabkan laju
metabolisme basal meningkat setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal. Sekresi tiroid terutama di atur oleh hormon
perangsang tiroid yang di sekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasanya
karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang,
yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk
hormon tiroid terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism. Perempuan lebih
mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria.
Hipotiroid adalah suatu keadaan dimana tiroid tidak mampu menghasilkan hormon tiroid (T3 dan T4) yang cukup untuk
mempertahankan kadar hormon tiroid dalam darah dan untuk memenuhi kebutuhan jaringan perifer.
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-
kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar
tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak
memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai makalah tentang asuhan keperawatan pada gangguan tiroid
ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
2. Apa etiologi dari Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
3. Bagaimana patoflodiagram dariHipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
4. Bagaimana manifestasi klinis dariHipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
5. Apa saja Pemeriksaan Penunjang/DiagnostikHipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
6. Bagaimana cara Penatalaksanaan medis dariHipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
7. Apa saja komplikasi dariHipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
8. Bagaimana Cara memberikan Asuhan Keperawatan dengan gangguan tiroid Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme?
1.3 TUJUAN
Mahasiswa memahami pedoman asuhan keperawatan pada gangguan tiroid Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme.
Mahasiswa mampu menerapkan/mempraktekkan asuhan keperawatan pada gangguan tiroid Hipertiroidisme dan
Hipotiroidisme di lahan pekerjaan.
BAB II
POKOK BAHASAN
2.1 Definisi
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid
berlebihan.
Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi
kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296)
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid
yang berlebihan (Price & Wilson:337)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan.
(Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan
oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis
kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Hipotiroidisme
Hipotiroid adalah suatu keadaan dimana tiroid tidak mampu menghasilkan hormon tiroid (T3 dan T4) yang cukup untuk
mempertahankan kadar hormon tiroid dalam darah dan untuk memenuhi kebutuhan jaringan perifer.
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-
kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar
tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak
memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
Hipertiroidisme
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa
bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan
umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu
diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a) Hashimoto's thyroiditis
b) Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c) Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d) Penyakit pituitari atau hipotalamus
e) Obat-obatan
f) Kekurangan yodium yang berat
2.3 Patoflodigram
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler
perifer resisten, tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal jantung,
edema.
2. Sistem pernafasan
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya output urin.
2. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan
adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen.
3. Sistem muskuloskeletal
4. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin
terjadi kerontokan rambut.
5. Sistem endokrin
Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
6. Sistem saraf
Meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan
emosional.
7. Sistem reproduksi
8. Eksoftalmus
Yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan
karbohidrat kompleks yang menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan sehingga bola mata
nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga
mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
Hipotiroidisme
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang
metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat,
lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi
kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik
negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH
dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh
malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala
hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
1) Thioamide
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan
tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12
minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah
4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta
Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah
tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid,
walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
b. Tiroidektomi.
Hipotiroidisme
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala
hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma
miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat
mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari
kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa
menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism
berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
2.7 Komplikasi
Hipertiroidisme
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung
yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, delirium, dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem.
Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan
dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan,
trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan
yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan
takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah yang
sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan
kematian.
Hipotiroid
Hipertiroidisme
A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroidTarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat pengobatan dengan radiasi dileher,
adanya tumor, adanya riwayat trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti thionamide,
lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
Penurunan berat badan
Peningkatan suhu tubuh
Kelelahan
Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
Cepat lelah
Intoleransi aktivitas
Tremor
Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
Iritabilitas
Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung
1. Anamnesis
Identitas klien :
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama klien
Mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
1. Sistem pulmonary : Hipovenilasi, efusi pleura, dipsnea
2. Sistem pencernaan : anoreksia, opstipasi, distensi abdomen
3. Sistem kardiovaslkuler : Bradikardi, distrimia, cardiomegali
4. Sistem musculoskeletal : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot lambat
5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis : fungsi intelektual lambat, berbicara lambat dan terbata – bata, gangguan
memori
6. Sistem reproduksi : perubahan ovulasi, anovulasi, dan penurunan libido
7. Metabolik : penurunan metabolism basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin
b. Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis kelenjar teroid yang mengalami atrofi. Perawat harus
menanyakan dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk.
c. Riwayat penyakit dahulu
Kaji riwayat penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya hubungan atau menjadi predisposisi.
d. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
e. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti :
1. Pola makan
2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
3. Pola aktivitas.
f. Riwayat Psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya, mengurung diri. Keluarga mengeluh klien sangat malas
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.
2. Pemeriksaan Fisik
Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah
kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh pendek. Kulit
kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun. Perbesaran jantung. Disritmia dan
hipotensi. Parastesia dan reflek tendon menurun
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
b. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang
sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertiroidisme
1. Resiko tinggi teradap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi minus dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolism (eningkatan
nafsu makan atau pemasukan dengan penurunan berat badan ).
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
5. Minus pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhanpengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
Hipotiroidisme
a. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) b/d gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.
b. Penurunan curah jantung b/d perubahan volume sekuncup
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
e. Hipotermi b/d penyakit.
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
g. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
h. Sindrom gangguan Interpretsasi lingkungan berhubungan dengan depresi
D. RENCANA KEPERAWATAN
Hipertiroidisme
Fluid Management
· Berikan cairan
Fluid Monitoring
Nutrition Monitoring
Hipotiroidisme
Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.
Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi trauma/cedera pada mata.
Intervensi :
Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.
R/ untuk mengurangi trauma pada mata
Basahi mata dengan borwater steril
R/ untuk memberi rasa nyaman pada mata
Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi.
R/ memudahkan pasien untuk tidur
Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter memberikan obat-obat untuk
mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
R/ mengurangi edema dan cairan
E. Implementasi Keperawatan
Hipertiroidisme
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk
kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Hipotiroidisme
Diagnosa I : Intoleran aktifitas berhubungan dengan penurunan metabolism sekunder terhadap
Tindakan :
Tindakan :
a. Berikan makanan yang kaya serat.
b. Ajarkan pada pasien tentang jenis – jenis makanan yang banyak mengandung air.
c. Kolaborasi pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.
Tindakan :
F. Evaluasi Keperawatan
Hipertiroidisme
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy.
c. Klien akan menunjukkan berat badan stabil.
d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus.
e. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi.
f. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya.
g. Klien dapat mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor
penyebabnya.
Hipotiroidsime
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan
sesama tenaga kesehatan (Nasrul Effendi, 1995). Evaluasi pada pasien dengan gangguan system endokrin
hipotiroidsme adalah :
1. Perbaikan dan pola nafas normal.
2. Tolerasi aktivitas membaik.
3. Klien dapat beraktivitas kembali
4. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.Kedua sistem
ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan
dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau
hipotalamus. Kelenjar tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut kelenjar hipofisis.Pada gilirannya,
kelenjar hipofisis diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada
kelenjar hipofisis) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak. Pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
Hipotiroidism adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormone
tiroid.Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid
dalamdarah.Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan tiroidhipertiroidisme dan
hipotiroidisme ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang cara
pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan tiroid hipertiroidisme dan
hipotiroidisme.
DAFTAR PUSAKA
https://www.scribd.com/document/397257731/ASUHAN-KEPERAWATAN-hipertiroid
https://www.scribd.com/document/390232882/Askep-Hipertiroid-Fix
https://www.academia.edu/9585603/ASKEP_HIPERTIROID_MATERI_KLINIK2_STIKES_MAJAPAHIT_SI
NGARAJA
file:///C:/Users/acer/Downloads/611-1144-1-SM.pdf