F DENGAN
Oleh:
TAHUN 2021
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan.
Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak lagi apabila
akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan.
1
3. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan
komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu
dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan
lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna
2
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil: 97,7 % menyatakan
Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day Care atau
pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu pendek
(relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hampir 70% rumah
sakit Indonesia menerapkan sistem one day care. Pelayanan One Day Care
perlu di rawat lama di rumah sakit sehingga dapat menekan biaya yang
B. Rumusan Masalah
3
6. Bagaimana pendekatan interdisiplin dalam pelayanan home care?
C. Tujuan
D. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dibidang
profesi agar dapat menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai dalam home
care. Pada mahasiswa, untuk dapat menjadi sarana belajar untuk menambah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
5
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
6
a. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
b. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter,
bidan, perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
rehabilitaif.
pada anak.
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care
a. Institusi Pemerintah
8
oleh pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas biasanya
b. Institusi Sosial
kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
9
dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang
(misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga
tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam
1998)
10
6. Berdasarkan pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu:
a. Tenaga informal
lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender &
Spradley, 2001).
b. Tenaga formal
care apabila telah memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat ( SIPP).
11
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik
IV di rumah.
a. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak
rahasia.
12
dipercayakan kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
Didalam praktik harus memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu seperti
akses ke layanan atau alokasi sumber daya, menajement kasus menjadi semakin
mandiri.
Landasan Hukum:
5. Kemenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
13
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
Perkesmas
perawat.
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang
profesional dan non profesional diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan,
Persyaratan perizinan
14
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Izin lingkungan
e. Izin usaha
15
c.Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa
Hal ini terkait dengan sistem nilai dan kepercayaan yang mendasari interaksi
16
menyembuhkan anggota keluarga dari gangguan kesehatan dapat didasarkan
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya pasien, baik
dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari
tepat. Dibawah ini terdapat tentang pro dan kontra home care, yaitu:
17
Pro home care berpendapat:
komprehensif (biopsikososiospiritual).
tindakan yang berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
keperawataan yang aman efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan
18
a. Standar I (Organisasi)
agen yang akan memutuskan jenis pelayan yang dibutuhkan pasien dan
kluarga pada sat kunjungan rumah pertama kali dan kunjungan teratur
19
berikutnya. Informasi ynga diprileh dari pasien dan keluarga di tetapkan
menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
c. Standar V (perencanaan)
d. Standar VI (pelaksanaan/intervensi)
fungsi optimal dan kesehatannya dan menjamin pasien dan keluarga terlibat.
terhadap obat-obat dan diet dan evaluasi terhadap Pengaturan pasien dengan
diabetes.
yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada
20
kunjungan rumah yang pertama perawat telah menjelaskan kepada pasien dan
menyediakan suatu transisi secara bertahap bag pasien dan keluarga, dari
rumah sakit kerumah. Hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup
penting karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan
rumah.Agarkerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-
yang diberikan.
terhadap kelompok, evaluasi diri sendiri yang merupakan bagian dari tim
kesehatan.
21
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk
kesehatan dirumah.
i. Standar XI (Riset)
namun jika sumber daya dan faktor pendukung dalam penelitian tersebut
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat
fungsi:
dengan fungsi:
2. rencana keperawatan
efektif
11) Sterilisator
pada pasien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan
bersama dengan dokter untuk membuat program di rumah nanti. Peran dan
bidang mereka.
25
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan
rumah adalah dokter, Perawat, Apoteker, Ahli fisioterapi, ahli terapi wicara,
ahli gizi, pekerja sosial dan home health aide (pembantu kesehatan rumah).
a. Dokter
b. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan tidak
langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang
membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk
pemasangan dan penggantian kateter, dan terapi intravena. Direct care juga
menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care terjadi ketika pasien
tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat. Tipe perawatan ini
26
terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan untuk personil
kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit
c. Apoteker
Program Home Health Care atau yang dikenal dengan Homecare banyak di
gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak langsung meliputi konsultasi dengan
petugas home care lain dan berkontribusi dalam konferensi perawatan pasien.
e. Ahli gizi
27
Peran ahli gizi dalam home care antara lain: melakukan pengkajian
mendokumentasikan tindakan
dengan pasien, serta mengatasi masalah gangguan menelan dan makan yang
dialami pasien.
kesehatan mereka.
28
h. Pembantu kesehatan rumah (Homemaker/home health aide)
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level
29
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum
(Prawirahardjo, 2012).
Smeltzer dan Bare (2002) dalam buku Judha (2012) mendefinisikan nyeri
30
Menurut Internasional association for study of Pain (IASP), Nyeri adalah
Post partum dengan episiotomi adalah suatu masa yang dimulai setelah
partus selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu dimana pada waktu persalinan
didefinisikan sebagai nyeri yang terjadi pada badan perineum (perineal body),
daerah otot dan jaringan fibrosa yang menyebar dari simpisis pubis sampai ke
coccygisoleh krena adanya robekan yang terjadi baik di sengaja maupun yang
ruptur spontan. Kondisi nyeri ini dirasakan ibu berbeda dengan nyeri lainnya.
Nyeri perineum cenderung lebih jelas dirasakan oleh ibu dan bukan seperti
berbeda dengan dispareunia yaitu nyeri atau rasa tidaknyaman yang terjadi
31
Keterangan:
1) Vagina
32
2) Uterus
uterus menyerupai buah pir yang gepeng dan terdiri atas dua
bagian yaitu bagian atas berbentuk segitiga yang merupakan badan uterus
bagian fusiformosis yaitu serviks. Saluran ovum atau tuba falopi bermula
dari kornus (tempat masuk tuba) uterus pada pertemuan batas superior
dan lateral. Bagian atas uterus yang berada diatas kornus disebut fundus.
Bagian uterus dibawah insersi tuba falopi tidak tertutup langsung oleh
Titik semu serviks dengan korpus uteri disebut isthmus uteri. Bentuk dan
wanita multipara 9-10 cm. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan
melahirkan 80 gram atau lebih. Pada wanita muda panjang korpus uteri
33
kurang lebih setengah panjang serviks, pada wanita nulipara panjang
hanya sedikit lebih panjang dari sepertiga panjang total organ ini.
34
Bagian serviks yang berongga dan merupakan celah sempit
lubang kecil pada kedua ujungnya, yaitu ostium interna dan ostium
dan berjalan ke medial menuju sisi uterus. Arteri uterina terbagi menjadi
dua cabang utama, yaitu arteri serviko vaginalis yang lebih kecil
memperdarahi bagian atas serviks dan bagian atas vagina. Cabang utama
memperdarahi bagian bawah serviks dan korpus uteri. Arteri ovarika yang
35
berasal dari sitem saraf simpatis, tapi sebagian juga berasal dari
mensyarafi uterus, vesika urinaria serta bagian atas vagina dan terdiri dari
serabut dengan maupun tanpa myelin. Uterus disangga oleh jaringan ikat
36
ligamentum latum, ligamentum infundibolupelvikum, ligamentum
jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke
belakang, kiri dan kanan ke arah os sacrum kiri dan kanan, sedang
fundus uteri kiri dan kanan ke daerah ingunal kiri dan kanan.
3) Serviks Uteri
37
segmen vagina serviks yaitu portio vaginalis. Serviks yang
menyerupai bintang.
38
Serviks memiliki serabut otot polos, namun terutama terdiri
4) Korpus Uteri
a) Endometrium
39
menjaga rongga uterus tetap lembab.
b) Miometrium
fibrosa.
c) Peritonium
40
5) Organ Generatif Eksterna
Keterangan :
1) Mons Veneris
jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah dan
41
posterior.
Labia Minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir
besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu dan membentuk diatas klitoris
kedua bibir kecil bersatu dan membentuk fossa navikulare. Kulit yang
meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea dan urat saraf
4) Klitoris
klitoridis, terdiri atas glans klitoridis , korpus klitoridis, dan dua krura
jaringan yang dapat mengembang , penuh urat saraf dan amat sensitive.
5) Vulva
dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan
kemih) berbentuk membujur 4-5 mm dan .tidak jauh dari lubang kemih di
kiri dan kanan bawahnya dapat dilihat dua ostia skene. Sedangkan di kiri
Terletak di bawah selaput lendir vulva dekat ramus os pubis, panjang 3-4
cm, lebar 1-2 cm dan tebal 0,51- 1cm; mengandung pembuluh darah,
7) Introitus Vagina
(septum); konsistensi nya dari yang kaku sampai yang lunak sekali.
Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari
sampai yang mudah dilalui oleh 2 jari. Umumnya himen robek pada
koitus. Robekan terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan sampai dasar
8) Perineum
43
3. Fisiologi
a. Proses Involusi
konstraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir persalinan tahap III, uterus
minggu beratnya kira-kira 1000 gr. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
didalam panggul sejati lagi, beratnya kira-kira 500 gr, dua minggu beratnya
b. Konstraksi Uterus
44
konstraksi. Selama 1-2 jam I pascapartumintensitas konstraksi uterus bisa
c. Tempat Plasenta
d. Lochea
Lochea adalah rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula
berwarna merah lalu menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas
mengandung bekuan darah kecil. Selama 2 jam pertama setelah lahir, jumlah
cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang
desidua dan debris trofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah muda dan
45
coklat setelah 3-4 hari (lochea serosa). lochea serosa terdiri dari darah lama
(old blood), serum, leukosit dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah
bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih (lochea alba).
Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum dan
bakteri. Lochea alba bertahan selama 2-6 minggu setelah bayi lahir (Bobak,
2004: 494).
e. Serviks
mucosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang
akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah
bayi lahir . Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat
(Bobak, 2004:495).
g. Payudara
46
gonadotropin, prolaktin, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi
dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang dalam 24
jam sampai 36 jam. Apabila bayi belum menghisap (atau dihentikan), laktasi
terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu yang terisi
berubah dari hari kehari. Sebelum laktasi dimulai, payudara terasa lunak dan
Setelah laktasi dimulai, payudara terasa hangat dan keras waktu disentuh.
Rasa nyeri akan menetap selama 48 jam, susu putih kebiruan tampak
2004:498).
h. Laktasi
ari-ari lepas ,hormone placenta tak ada lagi sehingga terjadi produksi ASI.
payudara sudah terbentuk kolostrum yang bagus sekali untuk bayi, karena
47
mengandung zat kaya Gizi dan antibodi pembunuh kuman.
i. Sistem Endokrin
menurun pada masa puerperium. Pada wanita yang tidak menyusui, kadar
estrogen meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi
dari wanita yang menyusui pascapartum hari ke-17 (Bobak, 2004: 496).
j. Sistem Urinarius
bulan setelah wanita melahirkan. Trauma terjadi pada uretra dan kandung
dan edema. Kontraksi kandung kemih biasanya akan pulih dalam 5-7 hari
k. Sistem Cerna
48
mengkonsumsi makanan ringan. Penurunan tonus dan motilitas otot traktus
cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Buang air besar
secara spontan bisa tertunda selama tiga hari setelah ibu melahirkan yang
disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan
pada awal masa pasca partum. Nyeri saat defekasi karena nyeri diperinium
l. Sistem Kardiovaskuler
Pada minggu ke-3 dan 4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya turun
2004:499-500).
m.Sistem Neurologi
melahirkan. Rasa baal dan kesemutan pada jari dialami 5% wanita hamil
Lama nyeri kepala 1-3 hari dan beberapa minggu tergantung penyebab dan
49
efek pengobatan.
n. Sistem Muskuloskeletal
o. Sistem Integumen
paha, dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan
pembuluh darah seperti spider angioma (nevi), eritema palmar dan epulis
berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu
siap menerima pesan barunya dan belajar tentang hal-hal baru, pada fase
4. Klasifikasi Episiotomi
51
direparasi.
5. Klasfikasi Nyeri
a. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi) dari satu
detik sampai dengan kurang dari enam bulan yang pada umumnya
berat).
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari enam
persisten.
Ada beberapa cara untuk mengkaji intensitas nyeri yang biasanya digunakan
antara lain :
52
dialami, hal ini menyebabkan kesulitan (Tamsuri, 2007).
tingkat nyeri. Skala nyeri ini terdiri dari garis 0-10 cm yang telah
(Tamsuri, 2007).
Skala ini kombinasi antara verbal dan nilai numerik yang melekat
b. Gawat janin
c. Gawat ibu
a. Primigravida
a. Janin premature
54
c. Keadaan dimana ada indikasi untuk mempersingkat kala II seperti pada
a. Kerusakan jaringan
7. Patofisiologi
lama: gawat janin (janin prematur, letak sungsang, janin besar), tindakan
operatif dan gawat ibu (perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu,
sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu akan merasa cemas sehingga takut
55
persalinan ibu berada dalam masa nifas. Saat masa nifas ibu mengalami
terjadi uterus kontraksi. Kontraksi uterus bisa adekuat dan tidak adekuat.
lochea yaitu merupakan ruptur dari sisa plasenta sehingga pada daerah vital
pembentukan ASI dimana ASI keluar untuk pemenuhan gizi pada bayi,
apabila bayi mampu menerima asupan ASI dari ibu maka reflek bayi baik
kelainan pada bayi dan ibu yaitu bayi menolak, bibir sumbing, puting lecet,
fase Taking In kondisi ibu lemah maka terfokus pada diri sendiri
defisit perawatan diri.Pada fase Taking Hold ibu belajar tentang hal baru
56
dan mengalami perubahan yang signifikan dimana ibu butuh informasi
8. Manifestasi Klinis
a.Laserasi Perineum
b. Laserasi Vagina
dinding lateral (sulci) dan jika cukup dalam, dapat mencapai levator ani.
c.Cedera Serviks
Terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang keluar. Laserasi
serviks akibat persalinan Laserasi serviks akibat persalinan terjadi pada sudut
(Bobak,2004: 344-345).
57
9. Penatalaksanaan
a. Perbaikan Episiotomi
penjahitan.
2002).
biasanya dilakukan setelah mengkaji stabilitas fisik ibu, dan untuk 2 jam
buang air besar, ataupun pada saat personal higiene. Menurut Morison
58
lingkungan fisik, perawat dan bidan melakukan cuci tangan yang benar,
teknik pembalutan yang aseptik serta melindungi pasien yang rentan. Dalam
ada.
air hangat untuk membersihkan bagian vulva yang kotor karena lochea,
pasien.
berikut:
59
c. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
balutan
p. Mencuci tangan
60
fisik (Bernatzky, 2011). Pemberian melakukan intervensi dengan teknik
(Bobak 2014). Salah satu cara penanganan nyeri non farmakologi dengan
nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot-otot (Silviana, 2011).
NaCl 0,9% merupakan cairan isotonis yang bersifat fisiologis, non toksik dan
dalam kondisi apapun. NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk
penyembuhan.
Menurut Bashir dan Afzal (2010) bahwa pemberian kompres NaCl 0,9% pada
luka dapat menurunkan gejala edema karena cairan normal salin dapat
menarik cairan dari luka melalui proses osmosis. Selain itu dalam penelitian
Wawan (2015) mengatakan bahwa kompres NaCl 0,9% lebih efektif dari pada
mengurangi eritema dan edema. Sedangkan kompres alkohol 70% efektif pada
luka yang disebabkan oleh bakteri, namun perlu diperhatikan lama pemberian
kompres alkohol 70% karena apabila pemberian terlalu lama dengan frekuensi
11. Komplikasi
a. Pendarahan
b. Infeksi
c. Hipertensi
d. Gangguan Psikososial
62
B. Konsep Asuhan Keperawatan
ibu dan pasagannya selama masa transisi awal mengasuh anak. Fokus
a. Pengkajian
meliputi:
o Komplikasi antepartum
o Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir
(nilai APGAR)
kelahiran
63
o Medikasi lain yang diterima selama persalinan atau periode
immediate postpartum
(Emosi).
1. Pengkajian Payudara
64
pakaian yang nyaman, well-fitted bra (bra yang menyokong).
membersihkan putting.
2. Pengkajian Uterus
satu ruas jari per hari dan harus tidak bisa dipalpasi
65
(nonpalpable) oleh pemeriksa pada 10 hari pasca
melahirkan.
66
lebarnya. Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti
meliputi:
67
serius (misalnya, adanya sisa plasenta, perdarahan)
atasi.
68
hari kecoklatan darah dan
lebih banyak
serum, juga
terdiri dari
leukosit dan
robekan
laserasi
plasenta
Alba >14 putih Mengandung
hari leukosit
selaput
lendir
serviks dan
serabut
jaringan
yang mati
didasarkan pada data ibu sebelum hamil dan berat badan saat
69
Perawat harus mengkaji jumlah istirahat dan tidur, dan
5. Emosi
6. Pengkajian lainnya
a) Fital Signs
segera adalah:
kemungkinan infeksi.
o Pernapasan
epidural. Narkotika
o Nadi
71
berlebih atau syok hopovolemia, demam dan infeksi,
atau nyeri.
o Tekanan Darah
7. Integritas Neurologi
72
fungsi sensasi dan motorik adalah bagian integral dari
8. Nyeri
73
termasuk status insisi (sayatan luka operasi), nyeri,
edema dan drainase. Harus tidak ada drainase dari insisi. Jika
membersihkan paru-paru.
ini.
o Sakit kronis
o Migrain
o Depresi
75
o Kecemasan
b) Pengkajian
IPV terjadi antara suami dan istri, pacar dan pacar, dan
teman-teman.
76
Selain itu, adalah penting bahwa perawat mengajukan
Keperawatan Hasil
episiotomi post ST
1. Pasien
partum spontan 1.2 Observasi reaksi verbal dan
melaporkan
D.0077 non verbal
nyeri
3. Pasien
1.5 Ajarkan teknik relaksasi
tampak
nafas dalam
rileks
1.6 Tingkatkan istirahat
4. Pasien dapat
1.7 Kolaborasi pemberian analgetik
istirahat dan
dengan tepat
tidur
5. Tanda tanda
77
vital
tujuan
2.5 Monitor mual dan muntah
2. Berat badan ideal
2.6 Monitor pucat, kemerahan
sesuai dengan
2.7 Ajarkan pasien bagaimana
tinggi badan
membuat catatan makanan
3. Mampu
harian.
mengidentifikasi
2.8 Yakinkan diet yang dimakan
kebutuhan nutrisi
mengandung tinggi serat untuk
4. Tidak ada tanda
mencegah konstipasi
tanda malnutrisi
2.9 Kolaborasi dengan ahli gizi
5. Tidak terjadi
untuk menentukan jumlah
78
penurunan berat kalori dan nutrisi yang
tua menenangkan
1. Klien mampu
3.2 Identifikasi tingkat kecemasan
mengidentifikasi
79
mengungkapkan apa yang dirasakan selama
tehnik untuk
3.5 Temani pasien untuk
mengontol cemas
memberikan keamanan dan
3. Vital sign dalam
mengurangi takut
batas normal
3.6 Berikan informasi faktual
4. Postur tubuh,
mengenai diagnosis, tindakan
ekspresi wajah,
prognosis
bahasa tubuh dan
3.7 Dorong suami untuk
tingkat aktivitas
menemani pasien
menunjukkan
3.8 Dengarkan dengan penuh
berkurangnya
perhatian
kecemasan
3.9 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Gangguan NOC : NIC :
intergritas kulit bd Tissue Integrity : Skin 4.1 Kaji lingkungan yang dapat
80
(sensasi, elastisitas, 4.3 Monitor status nutrisi pasien
temperatur,
4.4 Monitor kulit akan adanya
hidrasi,pigmentasi)
kemerahan
4. Menunjukkan
4.6 Hindari kerutan padaa tempat tidur
pemahaman dalam
4.7 Jaga kebersihan kulit agar
proses perbaikan
tetap bersih dan kering
kulit dan mencegah
4.8 Mobilisasi pasien (ubah
terjadinya sedera
posisi pasien) setiap dua
berulang
jam sekali
5. Mampu melindungi
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
81
Resiko NOC : NIC :
82
penularan serta sebagai alat pelindung
kemampuan
5.7 Cuci tangan setiap sebelum
untuk mencegah
dan sesudah tindakan
timbulnya
kperawtan
infeksi
5.8 Pertahankan lingkungan
sehat
83
normal 6-8 minum dengan waktu tidur
jam/hari
6.3 Monitor/catat kebutuhan tidur
2. Pola tidur,
pasien setiap hari dan jam
kualitas dalam
6.4 Diskusikan dengan pasien dan
batas normal
keluarga tentang teknik tidur
3. Perasaan segar
pasien
sesudah tidur atau
yang adekuat
nyaman
obat tidur
84
kurang terpapar proces 7.2 Jelaskan tentang proses penyakit
pilihannya
pelayana
85
efektif bd Breast feeding 8.1Kaji kemampuan bayi untuk
suplai efektif
1. Pasien mengatakan
8.2Pantau kemampuan untuk
puas dengan
mengurangi kongesti
kebutuhan
payudara dengan benar
menyusui
8.3Pantau berat badan dan
2. Kemantapan
pola eliminasi bayi
pemberian ASI :
8.4Pantau keterampilan ibu
Bayi : pelekatan
dalam menempelkan bayi ke
bayi yang sesuai
puting
pada dan proses
8.5Pantau integritas kulit puting ibu
menghisap
8.6Tentukan Keinginan Dan
payudara ibu
Motivasi Ibu untuk menyusui
untuk memperoleh
8.7Evaluasi pola menghisap /
nutrisi selama 3
menelan bayi
minggu pertama
8.8Evaluasi pemahaman ibu tentang
3. Kemantapan
isyarat menyusui dan bayi
Pemberian ASI :
(misalnya reflex rooting,
IBU : kemantapan
menghisap dan terjaga)
ibu untuk membuat
Evaluasi pemahaman tentang
bayi melekat
86
dengan tepat dan sumbatan kelenjar susu dan mastitis
menyusui dan
memperoleh nutrisi
selama 3 minggu
pertama pemberian
ASI
4. Pemeliharaan
pemberian ASI :
keberlangsungan
pemberian ASI
untuk menyediakan
nutrisi
bagi bayi/todler
5. Penyapihan
Pembenian ASI
6. Diskontinuitas
progresif
pemberian ASI
Pengetahuan Pemberian
87
yang ditunjukkan
mengindikasikan
kepuasaan terhadap
tanda-tanda penurunan
suplai ASI
88
c. Implementasi Keperawatan
tahap, yaitu:
3. Mengidentifikasi bantuan
keperawatan:
keluarga.
90
c) Mengawasi dan mengevaluasi kerja anggota staf
d. Evaluasi Keperawatan
klien.
91
P: adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis
(episiotomi) yaitu:
perawatan payudara
nursing
telepon call
92
o Home visit perawat postpartum
BAB III
A.PENGKAJIAN
Karang ngkajian
NamaPerawatyangmengkaji Mahasiswa
IDENTITASKLIEN
&Telp Medik
93
Keluhan utama: Sirkulasi/Cairan Perkemihan Pernapasan
Pasien mengatakan lecet (-) Edema (v) PolaBAK (-) Sianosis
pada putting payudara Bunyi jantung: lup 5.x/hr,vol 1200 ml/hr (-) Sekret/Slym
dan tidur malam hari dup (-) Hematuri (-) Iramaireguler
terganggu (-) Asites (-) Poliuria (-) Wheezing
Akraldingin (-) Oliguria (-) Ronki
Pemeriksaanfisik
GCS: E4V5M6 (-) Tanda (-) Disuria (-)
TD:120/80 mm/Hg Perdarahan:purpura/ (-) Inkontinensia Ototbantunap
P : 20 x/menit hematom/petekie/he (-) Retensi as
S : 37 0
C matemesis/melena/ep (-) Nyeri saatBAK (-)
N : 90 x/menit istaksis* KemampuanBAK : Alatbantunaf
(-) Takikardia (-) Tanda Anemia : Mandiri/Bantuseba as
Pucat/Konjungtivapuc gian/Tergantung* (-) Dispnea
(-) Bradikardia
at/Lidahpucat/Bibir (-) Alat (-) Sesak
(-)Tubuh teraba
pucat/ Akralpucat* bantu:Tidak/Y (-) Stridor
hangat
(-) Tanda a tidak ada (-) Krepirasi
TB : 157 cm
Dehidrasi:mata (-) Gunakan
BB: 55 Kg
cekung/ turgorkulit Obat:Tidak/Ya*......
berkurang/ Kemampuan BAB
PenampilanUmum:
bibirkering* :Mandiri/Bantuseba
keadaan umum baik
(-) Pusing gian/tergantung
(-) Kesemutan *
(-) Berkeringat
(-) Rasa Haus
(-)
Pengisiankapilerd
etik
Catatan:
Lecet pada putting payudara, dan sering terbangun pada malam hari. Pemeriksaan fisik
pasien normal BB dan TB juga bagus keadaan umum pasien baik, sirkulasi cairan juga
baik, perkemihan juga tidak ada gangguan, begitupun di pernafasan tidak ada gangguan
94
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
(-) Mual (-) Tonusotot FungsiPenglihatan:
(-) Muntah (-) Kontraktur
(-) Kembung (-) Fraktur Fungsiperabaan:
Nafsu (-) Nyeriotot/tulang* (-) Buram
Makan (-) DropFootLokasi (-) Kesemutanpada...
:Berkurang/Tidak (-) Tremor Jenis (tidak ada.)..
* tidak ada. (-) Takbisamelihat (bisa)
(-) SulitMenelan (-) Malaise/fatique (-) Kebaspada (tidak ada)
(-) Disphagia (-) Atropi (-) Alatbantu (tidak ada)
(-) Bau Nafas Kekuatanotot (-) Disorientasi (tidak)
(-) Kerusakan ....….....5.....5. (-) Parese(tidak)
gigi/gusi/lidah/geraham 5 5 (-) Visus(tidak)
/rahang/palatum* (-) Posturtidaknormal (-) Halusinasi (tidak)
(-) DistensiAbdomen ................. (-) Disartria (tidak)
BisingUsus: 16x/ RPS Atas : Fungsipendengaran :
menit bebas/terbatas/kele (-)Amnesia (-) Paralisis
(-) Konstipasi mahan/kelumpuha (-) Kurang jelas
(-) Diare......tidak x/hr n(kanan/kiri)* (-) Reflekspatologis…normal
(-) Hemoroid, grade RPSBawah (-) Tuli
(-) Teraba : (-) Kejang: sifat…tidak ada…..lama ..…
Masaabdomen bebas/terbatas/kelemaha tidak ada…
(-) Stomatitis n/kelumpuhan(kanan/kir frekwensi........tidak ada............................
(-) Warna. i)* (-) Alatbantu.......tidak
(-) (v) Berdiri: ada..........................
Riwayatobatpen Mandiri/ (-) Tinnitus tidak ada
cahar....tidak Bantusebagian/terga FungsiPenciuman
ada..... ntung*
(v) Mampu (iya)
(-) Maag (v) Berjalan :
(-) Terganggu (tidak)
(-) Mandiri/
Bantusebagian/terga FungsiPerasa
Konsistensi......normal. (v) Mampu (iya) (-) Terganggu
ntung*
... (tidak)
(-) Alat
Diet Kulit
Bantu
Khusus:Tidak/Ya*... :Tidak/Ya*..........t (-) Jaringan parut tidak ada (-) Memar
............. idak .... (-) Laserasi
Kebiasaan makan- (-) Nyeri (-) UlserasiPus………
minum : :Tidak/Ya*..................... (-) Bulae/lepuh (-) Perdarahanbawah
Mandiri/Bantusebagia ..tidak (-) Krustae
n/Tergantung* (-) LukabakarKulit......Derajat......
(-) (-) Perubahan warna…….
95
Alergimakanan/minuma (-) Decubitus:grade…Lokasi ………..….
n TidurdanIstirahat
:Tidak/Ya*..........tidak.. (-) Susahtidur pada malam hari
......... (v) Waktutidurnormal 5 jam/hari
(-) Alat bantu (-) Bantuanobat
:Tidak/Ya*...........t
idak ..
Catatan: pasien tidak mual, muntah ataupun perutnya kembung, pencernaan bagus tidak
ada gangguan, bising usus 16x/menit, tidak diare, tidak memakai obat pencahar, kekuatan
otot normal, tidak menggunakan alat bantu, fungsi pendengaran juga normal, fungsi
penciuman juga normal, begitupun dengan fungsi peraba normal, kulitnya bersih tidak ada
jaringan parut dan tidak meminum obat apapun.
96
Mental Komunikasi KebersihanDiri Perawatan
(-)Cemas (-) danBudaya (-) Gigi- DiriSehari-hari
Denial (v) Interaksi Mulutkotor (v) Mandi
(-) Marah (-) Takut denganKeluarga:B (-) Matakotor :Mandiri/Bantusebagi
(-) Putusasa(-) aik/Terhambat* (-) Kulitkotor an/Tergantung*
Depresi ...................... (-) (v) Berpakaian
(-) Rendah diri (v) Berkomunikasi Perineal/genitalko :Mandiri/Bantusebagi
(-) Menarik diri Lancar/Terhambat* tor an/Tergantung*
(-) Agresif Kegiatan sosial sehari- (-) Hidungkotor (v) Menyisir
(-) Perilakukekerasan hari: berkegiatan seperti (-) Kukukotor Rambut
(-) biasanya (-) Telingakotor Mandiri/Bantusebagi
Responpascatrauma (-) Rambut- an/tergantung*
(-) Tidak mau Kepalakotor
melihatbagiantubuhy
ang
Rusak
Catatan: komunikasi dengan tetangga dan keluarga baik, perawatan dan kebersihan diri
juga dilakukan sendiri, dan mental pasien juga tidak terganggu
97
Keluhan tambahan
Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari karena bayinya selalu bangun, pasien
juga mengatakan tidak mengetahui cara membersihkan payudaranya dan putting payudara
pasien lecet. Riwayat kehamilan pertama pasien mengatakan hbnya normal dan tidak
transfuse dan kehamilan kedua hbnya turun dan sempat di transfuse, pasien juga merasa
pusing dan ada bekas jahitan.
98
99
A. DIAGNOSA
B. RENCANA
Nama Individu/keluarga/kelompok
101
C. TINDAKAN DAN EVALUASI
Nama Individu/keluarga/kelompok
Pasien tampak
aktif dalam
pengkajian dan
Anamnesa
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan:
1. Jelaskan tentang
teknik perawatan
payudara
2. Diskusikan
dengan klien
tentang gaya
hidup dalam
pemberian ASI
3. Anjurkan pasien
untuk control
sesuai anjuran
dokter
4. Evaluasi kembali
pada pasien
tentang pemahan
perawatan
payudara yang
sudah diajarkan
oleh petugas.
pasien tampak
memerhatikan
tentang
penyuluhan dan
demontrasi cara
perawatan
payudara
tampak pasien
aktif dalam
bertanya tentang
keluhan yang
dirasakan,
kemungkinan
hal-hal yang
akan terjadi,serta
kapan waktu
dilakukannya
perawatan
payudara dan
berapa kali
dilakukan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
104
19/03/202 II a. Kaji factor yang S :
1 menyebabkan gangguan
istirahat tidur pada ibu nifas O:
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
105
Home care merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ada beberapa bentuk pelayanan home
care di masyarakat sehingga home dapat menjadi upaya terbaik bagi pasien –
diperhatikan seperti aspek legal dan etik dalam home care, perizinan
pendirian home care, kebijakan dalam home care, dan kepercayaan dan
budaya dalam home care. Hal ini di lakukan untuk menghindari adanya saling
menyalahkan dalam home care sehingga tidak ada pihak yang saling
dan peran serta fungsi perawat dalam home care sehingga perawat dapat
Dalam home care juga diperlukan team kesehatan yang solid untuk
kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap
akan datang.
107
DAFTAR PUSTAKA
AbdulBariSaifuddin.2011.BukuPanduanPraktisPelayananKesehatanMaternalNeona
tal.Jakarta; PT BinaPustakasarwono Prawirohardjo
AiYeyeh,Rukiyah,dkk.etal.(2010).AsuhanKebidanan1.Jakarta:CV.Trans InfoMedia.
Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
MedikaAndarmoyo,Sulistyo.2013.KonsepdanProsesKeperawatanNyeri.Yogyakarta
:Ar-RuzzMedia
Anggraini,Yetti.2010.AsuhankebidananMasa
Nifas.Yogyakarta:PustakaRihamaAPN,(2014). BukuAcuan
PersalinanNormal. JNPK-KR: Jakarta
AriSulistyawati,(2009), BukuAjarAsuhanKebidananpadaIbuNifas,ANDI.Yogyakarta
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGCDepkes2017.PusatDataDanInformasiProfilKabupatenKotaSumateraBarat.On
line
Nurbaeti Irma,dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ibu PostPartum dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media
Priharjo,Robert.2008.Konsep&PerspektifPraktikKeperawatanProfesionalEdisi2.Jaka
rta:EGC
Rosyidi,K.2013.Muskuloskeletal.Jakarta:Trans InfoMedia.
108
Lampiran 1
PERAWATAN PAYUDARA
PENGERTIAN perawatan yang dilakukan pada ibu pasca persalinan atau post partum
- dua buah baskom yang berisi air hangat dan air dingin
- kapas secukupnya
PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi
109
PELAKSANAAN a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
dilakukan
C. Tahap Kerja
G. Pengurutan 1
110
kanan kearah sisi kanan. Selanjutnya diteruskan kearah bawah
30 kali.
1. Pengurutan II
30 kali
2. Pengurutan III
111
mengatur payudara dari pangkal menuju ke putting susu.
3. Pengurutan IV
dibereskan
menyangga payudara)
Penting;
D. TahapTerminasi
112
2. Berpamitan dengan pasien
4. Mencuci tangan
Lampiran 2
113
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
membantu ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya, karena dengan
Breast Care payudara menjadi terangsang dalam memproduksi air susu dan
114
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
benar
C. Materi
4. Pengertian ASI
5. Manfaat ASI
115
7. Teknik atau cara perawatan payudara
D. Pelaksanaan Kegiatan
E. Metode
1. Ceramah
116
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
F. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. SOP
4. Pantum Payudara
G. Evaluasi
- Tes awal
- Tes akhir
2. Observasi
117
LAMPIRAN MATERI
PERAWATAN PAYUDARA
1) Perawatan Payudara
Payudara
diatas otot dada.Payudara memiliki fungsi sebagai produksi ASI untuk nutrisi
bayi. Manusia memiliki sepasang payudara yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui mencapai 800 gram. Payudara
disebut pula glandula mamalia yang ada baik pada wanita maupun pria.Pada
1. letak setiap payudara terletak pada sternum dan meluas setinggi kosta ke
II dan ke VI. Payudara ini terletak pada fascia superfisialis pada dinding
mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau aksila.
118
3. Ukuran payudara berbeda pada setiap manusia, juga tergantung pada
ukurannya agak lebih besar daripada yang lainnya (Dewi dan Sunarsih,
2012).
pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).Post-natal breast care pada ibu nifas
ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap
2010).
119
mungkin yaitu 1 sampai 2 hari dan dilakukan 2 kali sehari (Dewi dan
Sunarsih, 2012).
antara lain:
bayi.
4. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
dan lancar.
120
5. Agar waktu menyusui, ASI dapat keluar dengan lancar dan
5) Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan – bulan pertama kehidupan yang mengandung berbagai zat yang
tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu,
6) Manfaat ASI
Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein,
dan energy selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6
bulan kedua dalam tahun pertama dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun
kedua.
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang
121
a) Lactobacsilus bifidus(mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam
pertumbuhan kuman
bakteri, terdapat dalam ASI dalam konsentrasi 5.000 lebih banyak dari
susu sapi
122
Mukosa usus bayi mudah ditembus oleh protein sebelum bayi berumur
6-9 bulan, sedangkan protein dalam susu sapi bisa bekerja sebagai
allergen
Pada masa bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman
dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan
Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik.
Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak
bayi
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak
ditempati oleh janin ibu, karena ibu menyusui maka perut ibu akan terasa
mulas, hal ini merupakan tanda kandungan ibu mulai menyusut dan akan
123
8. Menjalin kasih sayang antara ibu dan anak.
Persiapan Alat:
1. Baby oil
3. Waslap 2 buah
6. Bengkok
4. Membuka baju bagian atas dan bra, handuk kering diletakkan dibahu
124
7. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil
dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara
8. dan berakhir pada gerakan spiral pada daerah puting susu (dilakukan
10. Letakkan kedua telapak tangan diantara dua payudara. Urutlah dari
125
11. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan ibu
jari di atas dan empat jari lainnya di bawah peras dengan lembut
12. Sanggah payudara dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain
ke arah puting susu. Lakukan gerakan ini 20-30 kali. Setelah itu,
letakkan satu tangan disebelah atas dan satu lagi di bawah payudara.
Luncurkan kedua tangan secara bersamaa kea rah puting susu dengan
126
15. Persilahkan ibu untuk memakai bra dan baju
DAFTAR PUSTAKA
127
Lampiran 3
Dokumentasi
Melakukan pengkajian ulang Rabu 17 Maret 2021
128
129
Evaluasi dx 1jumat, 19 Maret 2021
130
Melakukan penyuluhan dx2 dan evaluasi
131