Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini dikemudian hari.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................5
D. Manfaat.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAAN........................................................................ 6
A. Kesimpulan.......................................................................................23
B. Saran.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat
dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat
jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena
berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di
institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan
perawatan kesehatan di rumah adalah:
• Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi
apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker
stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan
untuk mencapai kesembuhan,
3
melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan pengobatan
lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis
Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day Care
atau pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu
pendek (relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hampir
70% rumah sakit Indonesia menerapkan sistem one day care. Pelayanan One
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya antara lain :
1. Apa defenisi, tujuan dan prinsip dari home care?
2. Bagaimana bentuk – bentuk layanan home care?
3. Bagaiamana aspek legal dan perizinan home care?
4. Bagaimana standar praktik pelayanan homecare?
5. Apa saja standar alat home care?
4
6. Bagaimana pendekatan interdisiplin dalam pelayanan home care?
7. Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
8. Bagaimana pro dan kontra home care di Indonesia?
9. Bagaimana kepercayaan dan kebudayaan dalam home care?
C. Tujuan
Agar pembaca mendapatkan pengetahuan lebih dan memahami mengenai
pelayanan kesehatan di rumah ( home care )
D. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
dibidang profesi agar dapat menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai
dalam home care. Pada mahasiswa, untuk dapat menjadi sarana belajar untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Pada masyarakat, agar lebih memahami
mengenai pelayanan kesehatan di rumah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Tujuan Khusus
• Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri
kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan
7
b. Layanan berbasis promotif dan preventif
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada
promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang
ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan
berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap
proses menua, serta tentag diet mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik
Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada
penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis
seperti diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan dan
asuhan pada anak.
2. Berdasarkan institusi penyelenggara
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home
Care (HC), antara lain :
a. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi
(baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh
tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Pasien yang
dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah.
Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
b. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela
dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau
organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur,
misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik
8
secara langsung dari pasien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga
(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak
berorientasi “not for profit service”
d. H ome Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (H ospital H ome Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumah
sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka
dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa
yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :
9
a. Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan
layanan kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di
Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
b. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan
semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat
dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik
dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat
memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
10
a. Aspek etik dalam home care
1. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak
pasien terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang
bersifat rahasia.
2. Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu perawat wajib
merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku (Muhamad Mu’in,
2015).
Didalam praktik harus memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu seperti akses ke
layanan atau alokasi sumber daya, menajement kasus menjadi semakin pragmatis,
Landasan Hukum :
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas
11
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal
perawat.
PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang
izin dan penyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/ 2013. Perizinan
diatur SSI peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat maupun
daerah (Fatchulloh, 2015). Perizinan yang menyangkut operasional
pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh
tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
• Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris
tentang yayasan di badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah
kepada Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi
b. Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Izin lingkungan
e. Izin usaha
f. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang
manajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana
komunikasi, dan sarana transportasi
g. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasi pelayanan kesehatan rumah.
3. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
4. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan
kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok
5. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
12
6. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
7. Mendapatkan rkomendasi dari PPNI
Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikasi secara
alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya. Hal ini terkait
13
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya
pelayanan keperawatan dirumah (home care nursing), maka pasien dan keluarga
berharap mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari
pelayanan keperawatan dirumah sakit. Adapun pasien dan keluarga memutuskan untuk
tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada
pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.
Dibawah ini terdapat tentang pro dan kontra home care, yaitu :
Pro home care berpendapat :
Home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh
pasien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit pasien akan merasa asing dan perlu
adaptasi.
Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus
pada satu pasien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi
pada beberapa pasien.
14
I
Standar Praktik Pelayanan Home Care
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh
setiap tenaga profesional. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi
harapan minimal bagi para perawat profesional dalam memberikan asuhan
keperawataan yang aman efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan
rumah yang dikembangkan oleh Amerikan Nurse Association(1986) yang
memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan standar praktik.
1. Standar I (Organisasi)
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh
perawat profesional tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk
memberi pelayanan kesehatan rumah dan mempunyai pengalaman baik
secara organisasi maupun diorganisasi kesehatan komunitas. Pimpinan dan
perawat pelaksana bekerja bersama-sama, untuk membuat rencana dan
program yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelayanan komunitas.
Perawat administrator (pengelola) membuat misi, filosofi, dan tujuan
agen yang akan memutuskan jenis pelayan yang dibutuhkan pasien dan
keluarganya di lingkungan mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan
metoda evaluasi terhadap program dan personal ditetapkan. Penetapan cara
16
memantau program kendali mutu untuk memperbaiki dan meningkat
pelayanan yang diberikan.
2. Standar II-IV (Teori)
Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk
pengkajian, intervensi, dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari
keperawatan, kesehatan masyarakat, fisik, sosial dan ilmu prilaku.
Perawatan pelayanan kesehatan rumah bertanggung jawab untuk mengkaji
pasien dan kluarga pada sat kunjungan rumah pertama kali dan kunjungan
teratur berikutnya. Informasi ynga diprileh dari pasien dan keluarga
di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
3. Standar V (Perencanaan)
Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek
dan jangka panjang. Tujuan berfokus pada unsur - unsur promosi dan
pemeliharaan kesehatan, pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi.
4. Standar VI (pelaksanaan / intervensi)
Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan
sesudah kunjungan rumah, bertanggung pada keperluan perawat pelayanan
kesehatan rumah bertanggung jawab membantu pasien kembali ketingkat
fungsi optimal dan kesehatannya dan menjamin pasien dan keluarga terlibat.
Dan partisipasi dalam pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan,
pengawasan terhadap obat-obat dan diet dan evaluasi terhadap Pengaturan
pasien dengan diabetes.
5. Standar VII (evaluasi)
Secara bersama-sama pasien , keluarga dan perawat pelayanan
kesehatan rumah melakukan penilaian terhadap status pasien dan kemajuan
yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada
kunjungan rumah yang pertama perawat telah menjelaskan kepada pasien
dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang yang
harusdicapai
17
6. Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)
Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan
yang menyediakan suatu transisi secara bertahap bag pasien dan keluarga,
dari rumah sakit kerumah. Hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan
sumber daya lain yang ada dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien.
7. Standar IX (kerja sama antar disiplin)
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup
penting karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan
rumah.agar kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-
sama merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan.
8. Standar X (pengembangan Profesional)
Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil
bagian) dalam menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi
terhadap kelompok, evaluasi diri sendiri yang merupakan bagian dari tim
kesehatan.
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya.
Pengembangan professional adalah suatu area pentiing karena pelayanan
kesehatan rumah sedang berkembang dengan pesat dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl dan ebutuhan peleyanan
kesehatan dirumah.
9. Standar XI (Riset)
Perawat pelayana kesehatan rumah berpartisipasi dalam berbagai
kesempatan dalam melakukan riset, walau belum pernah mempunyai
pengalaman riset keperawatan terutama dalam riset keperawatan komunitas,
namun jika sumber daya dan faktor pendukung dalam penelitian tersebut
memadai, perawat kesehatan rumah dapat dilibatkan.
10. Standar XII (Etika)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat
guna membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advoka
18
kilen, melakukan promosi kesehatan, memberikan informed consent dan
melakukan kontrak pertama untuk melihat sumber daya yang ada
dimasyarakat. Dilema dan konflik diselesaikan melalui suatu mekanisme
yang di rancang dan disepakati. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat
bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan
keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai
untuk pemberian pelayanan kesehatan.
19
b) Pemeriksaan fisik b) Perawatan luka
c) Set perawatan luka c) Suntik/ pengambilan darah
d) Set emergency d) Set infus
e) Set pemasangan selang lambung e) NGT dengan berbagai ukuran
f) Set huknah f) Huknah
g) Set memandikan g) Kateter
h) Set pengambilan preparat h) Sarung tangan, masker
i) Set pemeriksaan lab. Sederhana
j) Set infus/ injeksi 3. Sarana lain
k) Sterilisator a) Alat dan media pendidikan
l) Pot/ urinal kesehatan
m) Tiang infus b) Ruangan beserta
n) Tempat tidur khusus orang sakit perlengkapannya
o) Pengisap lendir c) Kendaraan
p) Perlengkapan oxigen d) Alat komunikasi
q) Kursi roda e) Dokumentasi
r) Tongkat/ tripot
s) Perlak/ alat tenun
L. Pendekatan Interdisiplin dalam Pelayanan Home Care
Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah.
Tanpa kerja sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang
berkesinambungan, sehingga akan terjadi kebingungan dan salah pengertian
pada pasien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan
rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang mengidentifikasi akan kebutuhan
pasien untuk pelayanan kesehatan rumah yang merencanakan bersama dengan
dokter untuk membuat program di rumah nanti. Peran dan fungsi profesi antar
disiplin bergantung beberapa faktor, faktor tersebut meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing-masing anggota tim harus
kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di bidang mereka.
20
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah
adalah dokter, Perawat, Apoteker, Ahli fisioterapi, ahli terapi wicara, ahli gizi,
pekerja sosial dan home health aide (pembantu kesehatan rumah)
1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter
harus sudah menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan
kepada pasien. Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe
pelayanan dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis,
kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan fungsional, aktivitas yang
diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.
2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan tidak
langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang
membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang
termasuk dalam direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka,
injeksi, pemasangan dan penggantian kateter, dan terapi intravena. Direct
care juga mencakup tindakan mengajarkan pada pasien dan keluarga
bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care terjadi
ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat. Tipe
perawatan ini terlihat saat perawat home care berperan sebagai konsultan
untuk personil kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia perawatan di
rumah sakit.
3. Apoteker
Program Home Health Care atau yang dikenal dengan Homecare banyak di
lakukan oleh apoteker guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada
pasien. Program Homecare adalah suatu bentuk pelayanan yang dilakukan
oleh apoteker dengan cara memberikan pelayanan konsultasi, informasi dan
edukasi kepada pasien langsung ke rumah pasien, memonitoring terapi
penggunaan obat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan
kepatuhan penggunaan obatnya.
21
4. Ahli fisioterapi ( Physical therapist )
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan
pada pasien di rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan
langsung dan tidak langsung. Perawatan langsung meliputi: penguatan otot,
pemulihan mobilitas, mengontrol spastisitas, latihan berjalan, dan
mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak langsung
meliputi konsultasi dengan petugas home care lain dan berkontribusi dalam
konferensi perawatan pasien.
5. Ahli gizi
Peran ahli gizi dalam home care antara lain : melakukan pengkajian
mendokumentasikan tindakan
6. Ahli terapi wicara ( Speech pathologist )
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien
mengembangkan dan memelihara kemampuan berbicara dan
berbahasa. Speech pathologist juga bertugas memberi konsultasi kepada
keluarga agar dapat berkomunikasi dengan pasien, serta mengatasi masalah
gangguan menelan dan makan yang dialami pasien.
7. Pekerja social (Social wolker)
Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri
dengan faktor sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada
kesehatan mereka.
8. Pembantu kesehatan rumah ( Homemaker/home health aide )
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level
kemandirian dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene.
Tugas tambahan meliputi pencahayaan rumah dan keterampilan rumah
tangga lain (Bukit, 2008).
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pasienpenyakitkronikatauterminaluntukmeningkatkandan
mempertahankan kemampuan optimal.
Dalam pelaksanaan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
seperti aspek legal dan etik dalam home care, perizinan pendirian home care,
kebijakan dalam home care, dan kepercayaan dan budaya dalam home care. Hal ini
di lakukan untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home
care sehingga tidak ada pihak yang saling merugikan. Sehingga pasien juga
mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam menjalankan home
care. Hal tersebut juga dapat menekan terjadinya pro dan kontra home care di
masyarakat.
Sebagai tenaga profesional, perawat harus mengerti standar pelayanan dan
peran serta fungsi perawat dalam home care sehingga perawat dapat memberikan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca
khususnya kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamanny
23
darah guna terwujudnya pelaksanaan proses belajar yang baik. Kami
menyadari Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu
kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali sumber-
sumber yang menunjang terhadap pembahasan yang akan datang
24
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.RI.2002. PengembanganModelPraktikPelayananMandiri
Marini,Hellen.2015. MakalahEtikdanLegalHomeCare.
25