Anda di halaman 1dari 11

M A K A L A H

Tentang : Standar Pelayanan Home Care

Disusun Oleh :
Sahlaa Athaya Ruhiyat
Siti Aminah
Nada Aulia
Siti Dainah

SMK FARMAKO MEDIKA PLUS


Jl. Raya Sukabumi KM 15 HE. Sukma Talang 2 Cimande Desa Lemah Duhur Kec.
Caringin Kab. Bogor
Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan rahmat-
Nya, karena akhirnya makalah yang berjudul “ Standar Pelayanan Homecare “ dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa batuan dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun
tidak langsung makalah ini tidak dapat terwujud.
Dengan segala keterbatasan, saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca pada
umumnya.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perawatan kesehatan dirumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
merupakan suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Meningkatnya penyakit kronis dan paling
banyak pada populasi lansia yang membutuhkan perawatan rutin dan jangka panjang menjadi
sesuai bila perawatan yang dilakukan adalah perawatan berbasis homecare (Markkanen, 2008; A
Lang, 2008, 2010). Pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instasi pemerintah di pusat, daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik
Negara/ Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang undangan
(Wijono, 1999).
Home Care adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien
individu dan atau keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan
klien dalam pemeliharaan kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan, upaya pencegahan
penyakit dan resiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan (Warhola dalam Bukit, 2008).
National Association for Home Care (1996) mendefinisikan, Home Care disediakan kapanpun
saat seseorang lebih memilih tinggal di rumah namun membutuhkan perawatan secara terus
menerus yang tidak mudah dan tidak efektif jika dilakukan sendiri oleh keluarga dan teman.
Selanjutnya yang perlu diperhitungkan untuk melakukan perawatan homecare ini adalah
mendekatkan akses pelayanan antara agensi penyedia pelayanan ini dengan pasien. Salah satu
yang bisa dilakukan adalah pelayanan homecare berbasis layanan elektronik (e-homecare
services). Penggunaan tehnologi ini juga akan menimbulkan manfaat signifikan dibidang
kesehatan dengan kecepatan aksesnya. (C Liddy, 2008; S V Hoecke, 2010; SH. Landers, 2010).
Terdapat tiga unsur utama dalam Home Care, yakni pengelola pelayanan, pelaksanaan
pelayanan dan klien. Pengelola pelayanan adalah agensi atau unit yang 8 bertanggung jawab
terhadap seluruh pengelolaan perawatan kesehatan dirumah, baik penyediaan tenaga, sarana dan
peralatan serta mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Pelaksanaan pelayanan
adalah pelaksana yang terdiri dari tenaga perawatan professional yang merupakan kolaborasi
praktisi kesehatan baik itu perawat, dokter, fisioterapi, ahli gizi dibantu dengan tenaga-tenaga
professional lain terkait dan tenaga non professional. Klien adalah penerima perawatan kesehatan
di rumah dengan melibatkan salah satu anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang
mewakili klien. Apabila diperlukan keluarga dapat juga menunjukkan seseorang yang akan
menjadi pengasuh (care–giver) yang melayani kebutuhan sehari – hari dari klien (Prasetyo,
2010).
1.2. Tujuan Home Care
Pelayanan home care menyediakan berbagai jenis pelayanan kesehatan dirumah klien.
Tujuan primer dari pari pelayanan home care adalah promosi kesehatan dan edukasi, tetapi saat
ini sebagian klien memperoleh pelayanan rumah karena adanya kebutuhan keperawatan atau
pelayanan medis. Fokusnya adalah pada kemandirian klien dan keluarganya (Potter & Perry,
2009).

1.3. Manfaat Home Care


Berbagai keuntungan dari pelayanan home care bagi klien menurut Setyawati (2004)
antara lain :
1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprehensif
2. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan legal dan
etik keperawatan
3. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan
asuhan keperawatan yang professional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Standar Pelayanan Home Care


Standar keperawatan di negara Indonesia mengacu pada pelaksana proses keperawatan,
dimana standar keperawatan bagi perawat yang melakukan home care dapat mengacu pada
standar yang dibuat oleh The American Nurses Association (ANA) 1986, dalam Mubarak
(2009). Standar tersebut adalah :
1. Standar 1
Organisasi pelayanan kesehatan dirumah yakni seluruh pemberi pelayanan kesehatan
termasuk perawat, dokter, psikoterapis, terapis okupasi, terapis berbicara serta pekerja sosial
perlu di organisasi dan diatur dengan system manajemen tertentu
2. Standar 2
Teori yaitu perawat mengaplikasikan konsep dan teori sebagai dasar pengambilan keputusan
dalam tugasnya
3. Standar 3
Pengumpulan data yaitu perawat secara terus menerus mengumpulkan data dan mencatat data
dengan teliti, sistematis, dan komprehensif
4. Standar 4
Diagnosis yaitu perawat menggunakan data hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis
keperawatan
5. Standar 5
Perencanaan yaitu perawat mengembangkan perencanaan keperawatan untuk mencapai tujuan.
Rencana perawatan didasarkan pada diagnosis keperawatan dan menggunakan tindakan tindakan
pencegahan, perawatan dan pemulihan
6. Standar 6
Intervensi yaitu perawat dengan pedoman rencana perawatan yang memberikan intervensi untuk
meningkatkan rasa nyaman, memulihkan, memperbaiki dan meningkatkan kesehatan, mencegah
komplikasi, serta meningkatkan hasil rehabilitasi
7. Standar 7
Evaluasi adalah perawat mengevaluasi respon klien dan keluarga terhdap intervensi perawatan
secara berkelanjutan untuk menentukan kemajuan terhadap pencapaian tujuan dan mereview data
dasaar, diagnosis keperawatan dan rencana keperawatan
8. Standar 8
Kesinambungan Perawatan yaitu perawat bertanggung jawab terhadap pemberian perawatan
yang tepat dan tidak terputus bagi klien, untuk itu digunakan rencana pulang, manajemen kasus,
dan koordinasi dengan sumber sumber di masyarakat
9. Standar 9
Kolaborasi Interdisiplin yaitu perawat memulai dan mempertahankan hubungan kerja sama
dengan pemberi pelayanan kesehatan yang tepat dan menjamin bahwa seluruh upaya dapat
melengkapi satu sama lainnya secara efektif
10. Standar 10
Pengembangan Profesional yakni perawat memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan
diri secara professional dan membantu perawat lain mengembangkan sikap professional
11. Standar 11
Riset yakni perawat berpartisipasi dalam berbagai riset dan berkontribusi dalam pengembangan
profesi dan ilmu dari pelayanan kesehatan dirumah
12. Standar 12
Etik yakni perawat menggunakan standar yang dikembangkan oleh ANA sebagai pedoman bagi
pengambilan keputusan dalam praktek keperawatan

2.2. Tahap dalam Home Care


Menurut Smith (1995), aktifitas asuhan keperawatan home care terbagi atas beberapa tahap,
meliputi :
1. Tahap perkenalan : pada tahap ini, perawat hendaknya mempersiapkan diri sebelum
mengunjungi keluarga dan klien dengan mempelajari dengan seksama data data klien yang
dibawa dari rumah sakit yang merawatnya dulu (discharge planning), mempersiapkan
kelengkapan peralatan yang perlu dibawa berdasarkan kebutuhan perawatan yang harus
dijalani klien. Pada tahap awal pertemuan, perawat harus dapat memperkenalkan diri dengan
jelas kepada klien dan keluarga, menjelaskan tujuan kedatangan dan intervensi yang akan
dilakukan pada klien. Sosialisasi dengan klien dan keluarga tentang keadaan umum,
lingkungan sosial dan keluarga saat dibutuhkan pada fase ini guna kelancaran proses home
care yang akan dijalani
2. Tahap Implementasi
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan sebagai prosedur awal dari implementasi. Pengkajian
dilakukan meliputi pengkajian fisik “head to toe”, pengkajian sistem tubuh, pengkajian nutrisi,
fungsi motorik dan sensorik, psikologis, juga kenyamanan lingkungan klien serta kebutuhan
kolaborasi tim medis
b. Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan prosedur keperawatan berdasarkan hasil
intervensi dan discharge planning yang ada, menetapkan masalah dan menentukan kebutuhan
pelayanan keperawatan serta melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
c. Pendidikan Kesehatan
Dibagian ini perawat hendaknya menjelaskan secara singkat dan sederhana baik kepada klien
maupun keluarga tentang prosedu prosedur khusus yang harus dijalankan, misalnya :
memberikan obat, membantu memenuhi kebutuhan klien dan pertolongan pertama dalam
keadaan darurat

3. Tahap Terminasi
Sebelum mengakhiri kunjungan, perawat berkewajiban mengevaluasi respon klien dan
merangkum kegiatan keperawatan bersama klien dan keluarganya serta tidak lupa membuat
kontrak kepada klien dengan keluarga untuk kunjungan berikutnya

4. Tahap Aktivitas “ post visit ”


a. Komunikasi
Komunikasi perlu dilakukan perawat apalagi bila klien memerlukan penanganan tenaga medis
maupun non medis lainnya sehingga dengan segera perawat dapat mengkoordinir pelayanan
untuk klien tersebut
b. Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan dengan lengkap, konsisten dan akurat sesuai dengan kenyataan
yang ada di lapangan. Pendokumentasian dapat digunakan sebagai bahan laporan atas
perkembangan dalam hal hal yang telah ditempuh klien dari segi hukum, dokumentasi yang
dapat melindungi hak hak klien maupun perawat itu sendiri.

Model Health Care bila dilihat sebagai sistem sebagai berikut :


1. Komponen masukan (input) lebih menekankan pada aspek struktur yaitu perlu dilihat
bagaimana komitmen organisasi profesi dalam mewujudkan model tersebut dalam suatu
bentuk peraturan yang memuat tentang lisensi praktik dengan model perawatan di rumah.
Di dalam pelayanan kesehatan di rumah, perawat memegang peranan sebagai pemimpin,
melalui perawatan di rumah akan memberi kesempatan dan mengetahui bagaimana
seharusnya memimpin (Christiansen, 1997 dalam Harris 1998)
2. Komponen proses harus jelas menggambarkan tentang pengaturan tenaga, sistem
pembayaran, penghitungan waktu untuk pelayanan, serta kategori tenaga yang boleh
melakukan pelayanan. Home care yang dikembangkan di luar negeri diterapkan pada
pelayanan keperawatan dengan metode penugasan perawatan primer. Seorang perawat
primer akan mengetahui dengan jelas perkembangan kesehatan klien dan meningkatkan
hubungan interpersonal yang terapeutik
3. Pada komponen keluaran (output) perlu dikaji persepsi masyarakat terhadap kualitas
pelayanan keperawatan, kepuasan perawat dalam menjalakan tugas serta kepuasan pasien
secara umum

VOL. V NO. 1 April 2012


Fioriglo (1999) mengungkapkan bahwa dalam melakukan aktivitas pelayanan keperawatan
dirumah sebagai berikut :
1. Pendidikan kesehatan jangan hanya diberikan kepada pasien tetapi keluarga dan
masyarakat juga punya hak tanggung jawab didalamnya
2. Bekerja berdasarkan lisensi yang diberikan
3. Lindungi pasien atas hak hak yang dimiliki dalam pelayanan kesehatan
4. Bentuk suatu kelompok yang dapat dijadikan tempat sosialisasi tentang masalah yang
dihadapi
5. Bekerja dengan staf untuk menemukan jalan terbaik/ ide kratif bagi kelangsungan
program
6. Bekerjasama dengan setiap orang yang memberi dukungan terhadap perawatan di rumah
Agar pelanggan loyal terhadap institusi Home Care, maka Home Care harus memperhatikan hal
berikut (Surhayati, 2003) :
1. Kemudahan (untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, untuk membuat janji)
2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi Home
Care
3. Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, hal ini merupakan ciri professional
4. Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien

Prinsip Prinsip Home Health Nursing


a. Memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada klien di lingkungan rumahnya
dengan waktu intermitten atau parttime
b. Keluarga/care giver, lingkungan rumah. Komunitas → elemen kritikal
keberhasilan rencana asuhan keperawatan.
c. Prinsip praktek : cost efektif dan kualitas pelayanan, tatanan lebih kondusif mencapai
kepuasan klien
d. Keberhasilan manajemen self care di rumah sangat ditentukan oleh kooperatif dan
kebulatan tekad klien dan care giver untuk hidup sehat
e. Kualitas asuhan klien → pendidikan multi displin → case manajer
f. Menyediakan restorasi, rehabilitasi, dan paliatif → self care manajemen
g. Mengembangkan kompetensi klien / care giver : pengambilan keputusan dan penilaian
dalam manajemen self care di rumah
h. Membantu penyesuaian, mekanisme koping terhadap perubahan gaya hidup, peran dan
konsep diri sebagai hasil dari sakit dan ketidakmampuan
i. Mengintegrasikan kembali klien / care giver dalam sistem pendukung keluarga,
masyarakat, sosial
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba
mengembangkan program homecare yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home
care merupakan suatu program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan
kualitas hidup baik dari kebutuhan pio-psiko sosial dan spiritual.

3.2. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care di
masyarakat selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan
partisipasinya dan untuk merawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan

Anda mungkin juga menyukai