PEMBAHASAN
A. Konsep Home Care
1. Defenisi Home Care
Di beberapa negara maju “home care”(perawatan dirumah) bukan merupaka
konsep yang bar,tapi telah di kembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859
yang dia namakan perawatan dirumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan
kerumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa literatur pengertian “home care”adalah
1) Perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit
yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas
dimana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan
dirumah.
2) Perawatan dirumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai
tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
3) Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keper
awatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada in
dividu dan keluargadi tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kema
ndirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
4) Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncana
kan, dikoordinasikan dan disedikan oleh pemberi pelayanan yang di organisir unt
uk memberi pelayanan dirumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanji
an kerja (kontak) (warola,1980 dalam pengembangan Model Praktik Mandiri Kep
erawatan dirumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes).
5) Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pe
layanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan ked
apa individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk mening
katkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingka
t kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang
direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc ewen (2001)
menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang
yang harus tinggal di rumah kerena kondisi kesehatannya.
Sedangkan menurut Allender (1997) pemberi pelayanan dalam home health care
meliputi:
2) Prosedur Adapun prosedur dari tindakan teknik relaksasi otot progresif adalah
sebagai berikut :
a. Gerakan 1 ini ditujukan untuk melatih otot tangan.
Dengan cara genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
Kemudian buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
Lakukan gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
Kemudian lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
b. Gerakan 2 yaitu ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Dengan menekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang.
Dan selanjutnya Jari-jari menghadap ke langit-langit.
c. Gerakan 3 yaitu ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian
atas pangkal lengan).
Dengan cara menggengnggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
d. Gerakan 4 yaitu ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga
menyentuh kedua telinga.
Memfokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di
bahu punggung atas, dan leher.
e. Gerakan 5 dan 6 ini ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti
dahi, mata, rahang dan mulut).
Menggerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
otot terasa kulitnya keriput.
Lalu tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
f. Gerakan 7 yaitu ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh
otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot rahang.
g. Gerakan 8 yaitu ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut.
Dengan cara bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.
h. Gerakan 9 yaitu ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
Gerakan ini diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian
otot leher bagian depan.
Lalu letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
Kemudian tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan
punggung atas.
i. Gerakan 10 yaitu ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
Dengan cara gerakan membawa kepala ke muka.
Kemudian benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka.
j. Gerakan 11 yaitu ditujukan untuk melatih otot punggung
Angkat tubuh dari sandaran kursi.
Punggung dilengkungkan
Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.
k. Gerakan 12 yaitu ditujukan untuk melemaskan otot dada.
Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak
banyaknya.
Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega. Ulangi sekali
lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.
l. Gerakan 13 yaitu ditujukan untuk melatih otot perut
Tarik dengan kuat perut kedalam
Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
o. Gerakan 14 sampai 15 yaitu ditujukan untuk melatih otot-otot kaki ( seperti
paha dan betis ).
Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
Kemudian lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehinggaa
ketegangan pindah ke betis.
Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu lepas.
Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
Dengan melakukan pemberian relaksasi otot progresif secara fisiologis
dapat menimbulkan efek rileks yang melibatkan saraf simpatis dalam system saraf
pusat. Fungsi salah satu saraf simpatis adalah menurunkan produksi hormone
adrenalis atau efinefrin (hormone stress) asumsi dasar lain pemilihan relaksasi
otot progresif selain mempengaruhi kerja system saraf simpatis dan saraf
parasimpatis adalah bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada otot-otot
ketika stress maka otot-otot pada beberapa bagian tubuh menjadi menegang
seperti otot, leher, punggung, dan lengan. Semakin melemasnya otot maka
mengurangi strukturasi ketegangan dan individu yang dalam kondisi rileks secara
otomatis dapat memudahkan proses terjadinya pengubahan pola pikirnya yang
tidak logika atau keyakinan yang rasional menjadi pola pikir yang rasional atau
keyakinan yang rasional, ( Subandi & Irma, 2015 ).