Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH (HOME CARE)”

OLEH:

NI KADEK YUNI PURNAMAYANTI 17.321.2730


A11-B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2020
1. Definisi Dan Tujuan Keperawatan Dirumah
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2010).
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit ( Depkes, 2002 ).
Neis dan Mc Ewen (2001) dalam Avicenna (2008) menyatakan
home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau
orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992
pelayanan kesehatan di rumah (home care) adalah perpaduan perawatan
kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat
spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.
Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalam
mengoptimalkan fungsi dan kemampuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan, mengoptimalkan, dan mempertahankan status
kesehatan anggota keluarganya. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :
1) Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan menangani masalah kesehatan, meliputi :
(1) Mengenal masalah kesehatan keluarga.
(2) Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat utuk mengatasi
masalah kesehatan keluarga.
(3) Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada
anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh
dan/keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan
kemampuan keluarga.
(4) Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik,
psikis, dan social) sehingga dapat meningkatkan kesehatan
keluarga.
(5) Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga.
2) Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan.
3) Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat
anggota keluarganya.

2. Hubungan Perawat-Klien Dengan Keluarga

Hubungan antara perawat, klien, dan keluarga merupakan salah satu


aspek yang mendasari proses keperawatan keluarga. Perawat keluarga
melakukan kunjungan ke rumah pasien secara langsung sehingga dapat terjadi
hubungan melalui komunikasi yang terarah. Hubungan yang dibentuk bersifat
terapeutik dan bukan merupakan hubungan sosial atau interpersonal. Tujuan
utama hubungan tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah klien.Selama
menjalin hubungan tersebut, perawat keluarga menggunakan pengetahuan
komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
Hubungan antara perawat-klien dan keluarga secara umum dijelaskan
dalam model konseptual Albrecth (1990) dalam Efendi (2009) yang
merupakan salah satu model perawatan kesehatan di rumah. Model tersebut
menjelaskan bahwa interaksi dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati diantara ketiga pihak tersebut serta mendukung
kemampuan klien dan keluarga dalam mempertahankan kesehatannya.
Prinsip hubungan perawat-klien dan keluarga menurut Maurer (2013) :
1) Fokus intervensi perawat adalah keluarga.
2) Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan
kesehatan dan meliputi 3 level pencegahan :
(1) Prevensi primer, ditujukan bagi orang-orang yang termasuk
kelompok risiko tinggi, yakni mereka yang belum menderita tetapi
berpotensi untuk menderita. Perawat harus mengenalkan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya dan upaya yang perlu
dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Sejak masa
prasekolah hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang
pentingnya latihan jasmani teratur, pola, dan jenis makanan yang
sehat, menjaga badan agar tidak terlalu gemuk dan risiko merokok.
(2) Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan
intervensi keperawatan sejak awal penyakit. Dalam mengelola, sejak
awal harus diwaspadai dan dicegah untuk kemungkinan terjadinya
penyulit menahun. Penyuluhan mengenai penyakit dan
pengelolaannya secara mandiri memegang peranan penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien. Sistem rujukan yang baik akan
sangat mendukung pelayanan kesehatan primer yang merupakan
ujung tombak pengelolaan.
(3) Prevensi tersier. Apabila sudah penyulit menahun maka perawat
harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan atau komplikasi lebih
lanjut, dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan
tersebut menetap. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi
upaya rekonstitusi, yaitu mendorong untuk patuh mengikuti
program, pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk mencegah
hipoglikemia terulang dan memelihara stabilitas klien. (Allender&
Spradley, 2005)
3) Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap
kesehatannya.
4) Perawat adalah tamu di rumah keluarga.
Perawat yang melakukan kunjungan rumah berkewajiban untuk
mempertimbangkan etika dan kebudayaan yang berlaku di keluarga
tersebut. Perawat dapat menunjukkan sikap-sikap sebagi seorang tamu dan
menghargai jamuan yang telah disediakan oleh klien. Sikap tersebut dapat
mendekatkan hubungan antara perawat, klien, dan keluarga. Selain itu,
perawat sebaiknya selalu membuat kontrak sebelum melakukan
kunjungan.

3. Standar Dan Tanggung Jawab


Standar keperawatan di negara Indonesia mengacu pada pelaksanaan
proses kepeawatan, diman standar keperawatan bagi perawat yang
melakukan home care dapat mengacu pada standar yang di buat oleh The
American Nurses Association (ANA), (1986) dalam Mubarak (2009).
Standar tersebut adalah sebagi berikut:
1) Standar 1
Organisasi pelayanan kesehatan dirumah yakni seluruh pemberi
pelayanan kesehatan termasuk perawat, dokter, psikoterapis, terapis
okupasi, terapis berbicara serta pekerja sosial perlu diorganisasi dan
diatur dengan sistem manajemen tertentu.
2) Standar 2
Teori yaitu perawat mengaplikasikan konsep dan teori sebagai dasar
pengambilan keputusan dan tugasnya.
3) Standar 3
Pengumpulan data yaitu perawat secara terus menerus mengumpulkan
data dan mencatat data dengan teliti, sistematis, dan komprehensif.
4) Standar 4
Diagnosis yaitu perawat menggunakan data hasil pengkajian untuk
menentukan diagnosis keperawatan.
5) Standar 5
Perencanaan yaitu perawat mengembangkan perencanaan keperawatan
untuk mencapai tujuan. Rencana keperawatan didasarkan pada diagnosis
keperawatan dan menggunakan tindakan-tindakan pencegahan,
perawatan dan pemlihan.
6) Standar 6
Intervensi yaitu perawat dengan pedoman rencana perawat yang
memberikan intervensi untuk meningkatkan rasa nyaman, memulihkan,
memperbaiki, dan meningkatkan kesehatan, mencegah kompikasi, serta
meningkatkan hasil rehabilitasi.
7) Standar 7
Evaluasi adalah perawat mengevaluasi respon klien dan keluarga
terhadapa intervensi perawatan secara berkelanjutan untuk menentukan
kemajuan terhadap pencapaian tujuan dan meriview data dasar, diagnosis
keperaatan dan rencana keperawatan.
8) Standar 8
Kesinambungan perawat yaitu perawat bertanggung jawab terdahap
pemberian perawatan yang tepat dan tidak terputus bagi klien, untuk itu
digunakan rencana pulang, manajemen kasus, dan koordinasi dengan
sumber-sumber di masyarakat.
9) Standar 9
Kolaborasi interdisiplin yaitu perawat memulai dan mempertahankan
hubungan kerjasama dengan pemberi pelayanan kesehatan yang tepat dan
menjamin bahwa seluruh upaya dapat melengkapi satu sama lainnya
secara efektif.
10) Standar 10
Pengembangan profesional yakni perawat memiliki tanggungjawab untuk
mengembangkan diri secara profesional dan membantu perawat lain
mengembangkan sikap profesional.
11) Standar 11
Riset yakni perawat berpartisipasi dalam berbagai riset dan berkontribusi
dalam pengembangan profesi dan ilmu dari pelayanan kesehatan di
rumah.
12) Standar 12
Etik yakni perawat menggunakan standar yang dikembangkan oleh ANA
sebagai pedoman bagipengambilan keputusan dalam praktek
keperawatan.

Tanggung Jawab Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah :

1) Pemberian pelayanan secara langsung.


2) Dokumentasi.
3) Koordinasi anatara pelayanan dan manajemen kasus.
4) Menentukan frekuensi dan lama perawatan.
5) Advocasi.

DAFTAR PUSTAKA

Allender & Spradley. 2005. Community Health Nursing: Concept and Practice. (5
th ed). Philadelhia: Lippincott.
Depkes, R.I. (2002). Pedoman Penerapan Home Care. Jakarta : Dirjen Pelayanan
Medik.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta : EGC
Maurer, Frances A & Claudia M. Smith. 2013. Community / Public Health
Nursing Practice: Health for Families and Populations. Missouri:
Elsevier Saunders
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai