Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN DENGAN MYASTHENIA GRAVIS

OLEH:

NI KADEK YUNI PURNAMAYANTI

17.321.2730

A11B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYASTHENIA GRAVIS

I.       PENGKAJIAN
1.       Identitas
a.      Identitas Pasien
Nama                        : Ny. A
Umur                        : 26 th
Agama                      : Hindu
Jenis Kelamin           : Perempuan
Status                        : Menikah
Pendidikan                : SMA
Pekerjaan                  : Buruh Pabrik
Suku Bangsa             : Indonesia
Alamat                      : Br. Balegede, Desa Datah, Kec. Abang, Kab. Karangasem
Tanggal Masuk         : 2 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian   : 3 Oktober 2020
No. Register              : 130713
Diagnosa Medis        : Myasthenia Gravis

b.      Identitas Penanggung Jawab


Nama                        : Tn. I
Umur                        : 28 th
Hub. Dengan Pasien : Suami Pasien
Pekerjaan                  : Wiraswasta
Alamat                      : Br. Balegede, Desa Datah, Kec. Abang, Kab. Karangasem

2.      Status Kesehatan
a.      Status Kesehatan Saat Ini
1)      Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh lemas.
2)      Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Keluarga Pasien mengatakan pasien pada awalnya selama 3 hari terakhir
nafsu makan pasien menurun, demam, lidah terasa pahit saat menelan, lalu
pada hari berikutnya pasien merasakan kedua kakinya merasa lemas. Lalu
pada hari berikutnya deman pasien berangsur turun, namun lama kelamaan
kaki pasien tidak bias digerakan dan pasien tidak mampu lagi untuk
melakukan aktivitas apapun. Kondisi ini semakin meburuk sehingga pasien
merasakan lidahnya kaku dan kesulitan dalam berkomunikasi. Pada akhirnya
keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit pada
tanggal 02 Oktober 2020. Pada saat pengkajian didapatkan data : pasien
berkomunikasi dengan menulis dengan bantuan pulpen dan kertas, pasien
mengatakan (menulis dikertas) tidak mampu bernapas,merasa badan panas,
kondisi lemah, tingkat kesadaran komposmentis, terdapat sekret pada jalan
napas, suara napas wheezing pada kedua lapang paru, kelemahan pada
ekstermitas atas. Pasien diberikan tindakan pemberian alat bantu napas
(ventilator), dan pemasangan kateter urin.
3)      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Keluarga pasien mengatakan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
dengan memijat kakinya seadanya.

b. Riwayat penyakit dahulu


1) Penyakit yang pernah dialami
Keluarga Pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun
dan sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti yang dideritanya
sekarang.
2) Pernah dirawat
Keluarga Pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat sebelumnya.
3) Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan,
obat, maupun cuaca.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki kebiasaan minum kopi setiap
pagi.

c.       Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit keurga
seperti hipertensi, DM, dll.
d.      Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa : Myasthenia gravis
Therapy :
Nama obat Dosis Rute
Mentinon 3x60 mg IV
Ceftriaxon 2x1 gr IV
Imipenen 4x500mg IV

3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sehat adalah saat ia bisa beraktivitas dengan mandiri
dan sakit saat ia tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Pasien
mengatakan menjaga kesehatannya dengan mandi 1 kali sehari dan makan 3x
sehari, pasien mengatakan bila sakit biasanya berobat ke puskesmas.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit ia makan 3x sehari, dengan
makanan seperti nasi, ikan dan sayur. Biasanya habis 1 porsi. Pasien
mengatakan minum air putih 8-9 gelas/ hari (1600-1800 cc/ hari).
 Saat sakit  : Klien mendapatkan nutrisi enteral cair tiap 3 jam sekali melalui
NGT, berupa diet cair (susu) 3 x 200 kkal, diet BSB 3 x 300 kkal. Diet cair
sebanyak 200 kkal diberikan pada pukul 07.00, 10.00, 22.00 , diet BSB 300
kkal diberikan pada pukul 13.00. 15.00, 19.00. Total pemberian diet cair
sebanyak 1500 kkal
c. Pola Eliminasi
1)   BAB
 Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1-2x/ hari, dengan konsistensi
lembek, warna coklat kekuningan.
 Saat sakit : pasien menggunakan pampers, biasanya ganti 1-2x/hari.
2)   BAK
 Sebelum sakit       : pasien mengatakan BAK 4-5x/hari, dengan warna
kekuningan, bau khas urin
 Saat sakit              : pasien Klien BAK menggunakan cateter, dengan warna
urine kuning. Output urin 300 ml.
d. Pola aktivitas dan latihan
1)   Aktivitas

Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

2)  Latihan
 Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan biasanya asine dapat beraktivitas secara
mandiri tanpa dibantu orang lain dan pasien tidak pernah berolahraga.
 Saat sakit          
Pasien tidak mampu beraktivitas secara mandiri karena tubuhnya lemas.
e.  Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mampu berorientasi dengan baik, pasien berkomunikasi dengan
menggunakan pulpen dan kertas karena tidak mampu berbicara saat dilakukan
pengkajian. Pasien dapat melihat dan mendengar dengan baik. Pasien mengatakan
paham dengan penyakit yang dideritanya.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien berperan sebagai seorang istri dan seorang anak.
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit          :
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 WITA dan bangun pukul 05.00
WITA, Pasien mengatakan jarang tidur siang.
 Saat sakit                 :
Pasien mengatakan tidur pukul 20.00 WITA dan bangun pukul 06.00 WITA,
pasien mengatakan jarang tidur siang.
h. Pola Peran-Hubungan
Keuluarga pasien mengatakan pasien berperan sebgai seorang istri dan memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga maupun orang-orang disekitarnya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ia seorang wanita, belum memiliki anak, pasien
mengatakan menstruasi teratur, pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit reproduksi.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan polaseksual reproduksinya.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Keluarga pasien mengatakan bila ada masalah pasien biasanya akan bercerita
pada suaminya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Keluarga pasien mengatakan pasien dan keluarga beragama Hindu. Pasien selalu
beribadah dengan keyakinan agama Hindu. Pasien rutin sembahyang 1 kali/ hari
pada sore hari.

4.  Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS           : verbal : 5 Motorik: 6 Mata : 4
b.  Tanda-tanda Vital :
Nadi : 68x/ menit
Suhu : 38,80 C
TD :100/60 mmHg
RR :-
c. Keadaan fisik
1) Kepala  dan leher       :
 Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut hitam panjang, tidak ada
ketombe, persebaran rambut merata, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
 Mata
Inspeksi : mata simetris, sclera anikterik, konjungtiva ananemis.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
 Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, .
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
 Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, lidah kaku, tidak ada sianosis, gigi
lengkap.
 Leher
Inspeksi: Tidak ada pemebesaran vena jugularis, tidak ada
hiperpigmentasi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Dada  :
 Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada hiperpigmentasi,warna kulit
merata, tidak ada pertumbuhan rambut, bentuk dada normal
Palpasi : ekspansi dada kanan dan kiri simetris, taktil fremitus simetris
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : wheezing pada kedua lapang paru
 Jantung
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada ada massa, bentuk dada normal
Palpasi: iktus kordis teraba pada interkostalis ke 5, 2 cm dari
midklavikularis kiri.
Perkusi : suara dullness
Auskultasi : s1s2 tunggal reguler
3) Payudara dan ketiak   :
Inspeksi : payudara dan ketiak bersih, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
4) abdomen        :
Inspeksi : tidak ada distensi, tidak ada lesi, tidak ada hiperpigmentasi
Auskultasi : peristaltik usus : 15x/ menit
Perkusi : tympani
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
5) Genetalia        :
Tidak terkaji
6) Integumen :
Inspeksi : warna kulit kecoklatan, kulit bersih, tidak ada lesi.
Palpasi : akral teraba hangat, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis.
7) Ekstremitas     :
 Atas
Tangan simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedem.
 Bawah
Bentuk kaki simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedem, CRT>3 detik.

4 4
4 4
4 4
1 1
8) Neurologis      : 1 1
1 1
 Status mental dan emosi :
Tidak ada masalah
 Pengkajian saraf kranial :
 Pengkajian saraf kranial.
a. N I Nervus olfaktorius : Tidak ditemukan kelainan
b. N II Nervus optikus : Tidak ditemukan kelainan
c. N III Nervus okulomotorius : Tidak ditemukan kelainan
d. N IV Nervus troklearis : Tidak ditemukan kelainan
e. N V Nervus trigeminus : Tidak mampu mengunyah
f. N VI Nervus Abdusen : Tidak ditemukan kelainan
g. N VII Nervus fasialis : Tidak ditemukan kelainan
h. N VIII Nervus statoakustikus : Tidak ditemukan kelainan
i. N IX Nervus glosofaringeus : ketidakmampuan dalam menelan
j. N X Nervus vagus : ketidakmampuan dalam menelan
k. N XI Nervus asesorius : Tidak ditemukan kelainan
l. N XII Neurvus hipoglosus : lidah pasien kelu, sulit
menggerakkan lidah
   Pemeriksaan refleks :

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan:
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
DARAH RUTIN
Hemoglobin 14.8 11.7 – 15.5 g/dL
Leukosit 6.8 3.6 – 11.0 ribu
Eritrosit 4.3 3.8 - 5.2 juta
Hematokrit 41.5 35 - 47 %
MCV 94 82 – 98 fl
MCH 39.3 27 - 32 pg
MCHC 32.8 32 -37 g/dL
RDW 13.5 10 -16 %
Trombosit 300 150 - 400 ribu
Limfosit 1.8 1.0 – 4.5
Monosit 0.4 0.2 -1.0
Granulosit 4.1 2-4
Liimfosit% 20.5 (L) 25 - 40 %
Monosit% 6.9 2–8%
Granulosit% 69.5 50 – 80 %

b. Pemeriksaan radiologi :-
c. Hasil konsultasi :-
d. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain:
A. Analisa Data
Data Interpretasi Masalah
Ds: Bersihan jalan nafas
Gangguan auto imun
tidak efektif
Do:
Simplikasi konduksi
Terdapat Sekret pada jalan neuromuskuar
nafas
Whezzing di kedua lapang Gangguan pada
transmisi impuls saraf
paru.

Gangguan potensial
aksi sel saraf

Kelemahan otot
pernafasan

Ketidakmampuan batuk
efektif

Sekresi sputum
meningkat

Bersihan jalan nafas tidak


efektif
DS : Hipertermi
Myasthenia Gravis
Keluarga pasien mengatakan
pasien sebelum masuk rumah Kelaianan Autoimun
sakit mengalami demam
selama 3 hari
Peningkatan Leukosit
DO :
Suhu : 38,8o C
Kompensasi Termoregulasi
Kulit pasien teraba panas Tubuh

Demam

Peningkatan suhu tubuh,


kulit teraba hangat

Hipertermi

Ds: Gangguan auto imun Gangguan mobilitas


Pasien tidak dapat beraktivitas fisik
secara mandiri karena merasa Simplikasi konduksi
lemas. neuromuskuar

Gangguan pada
Do : transmisi impuls saraf
ADL dibantu keluarga dan alat.

444 444 Gangguan potensial


aksi sel saraf

111 111
Gangguan kontraksi
serabut otot

Kelemahan otot

Gangguan mobilitas fisik


DS :- Gangguan auto imun Gangguan Komunikasi
Do: verbal
Pasien berkomunikasi dengan Simplikasi konduksi
menggunakan kertas dan neuromuskuar

pulpen karena tidak dapat


Gangguan pada
berbicara. transmisi impuls saraf

Gangguan potensial
aksi sel saraf

Gangguan kontraksi
serabut saraf

Gangguan otot wajah

Disatria

Hambatan komunikasi
verbal

B.     Tabel Daftar  Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan


Prioritas
NO TANGGAL/ DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD
JAM TERATASI
DITEMUKAN
03 Oktober 2020 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d disfungsi
1. neuerosuskular d/d sputum berlebih wheezing
pada kedua lapang paru
03 Oktober 2020 Hipertermi b/d proses perjalanan penyakit d/d

2. suhu diatas normal (38,8oC), badan teraba hangat

03 Oktober 2020 Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan


3.
otot d/d kekuatan otot menurun, pasien lemah.
03 Oktober 2020 Gangguan komunikasi verbal b/d gangguan
4.
neuromuskuler d/d pasien tidak mampu berbicara

C.     Rencana Tindakan  Keperawatan

Hari/tg No Rencana perawatan Ttd


Tujuan dan kriteria
l dx Intervensi Rasional
hasil
03 1 Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas 1. Adanya bunyi napas
Oktober asuhan keperawatan (I.01011) yang tidak normal
20202 selama 3x24 jam 1. Monitor bunyi nafas seperti Wheezing
diharapkan masalah 2. Monitor sputum menandakan adanya
keperawatan 3. Lakukan penghisapan sumbatan pada jalan
bersihan jalan nafas lendir napas pasien
pasien teratasi 4. Lakukan hiperoksigenasi 2. Sputum yang
dengan kriteria hasil: sebelum penghisapan terdapat pada jalan
Bersihan jalan endrotrackeal napas dapat
nafas ( L.01001) menyebabkan
1. Produksi sputum sumbatan pada jalan
menurun napas pasien.
2. Wheezing Sumbatan jalan
menurun napas menyebabkan
O2 yang masuk ke
dalam tubuh
menjadi berkurang
yang dapat
menyebabkan pasien
mengalami
kekurangan oksigen
dalam tubuh dan
akan berdampak
kematian pada sel-
sel tubuh
3. Penghisapan
dilakukan agar
lendir yang terdapat
pada jalan napas
tidak menyumbat
jalan napas pasien.
Dilakukan selama
15 detik
4. Hiperoksigenasi
sebelum dilakukan
suction untuk
menjaga saturasi
oksigen pasien

2 Termoregulasi (I.15506) Manajemen 1. Suhu tubuh yang


(L.14134) Hipertermia tinggi akan
Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tubuh menyebabkan
asuhan keperawatan 2. Longgarkan atau pasien mengalami
selama 3x24 jam lepaskan pakaian dehidrasi dan
diharapkan masalah 3. Kompres hangat pada merusak organ lain
keperawatan dahi, leher, dada, seperti otak
hipertermi pasien abdomen, aksila 2. Melepaskan pakaian
teratasi dengan 4. Kolaborasi pemberian membuat kulit bisa
kriteria hasil : cairan dan ekelktrolit bernapas lebih lega
1. Suhu tubuh intravena,jika perlu sehingga suhu tubuh
dalam batas akan bernagsur-
normal (36,5o C - angsur menurun
37,5o C) 3. Kompres hangat
2. Suhu kulit yang digunakan
membaik pada bagian tubuh
seperti dahi akan
membuat tubuh
bereaksi dengan
mengirimkan sinyal
bahwa tubuh
memerlukan suhu
yang lebih dingin
4. Kebutuhan cairan
yang terpenuhi
dalam tubuh akan
mencegah terjadinya
dehidrasi
3 (L.05042) (I.05173) Dukungan
Mobilitas Fisik Mobilisasi 1. Dengan melihat
Setelah dilakuakan 1. Monitor kondisi umum kondisi umum
asuhan keperawatan saat melakukan mobilisasi pasien kita dapat
3x24 jam diharapkan 2. Fasilitasi melakukan mengetahui apakah
masalah keperawatan pergerakan pasien mampu
klien teratasi dengan 3. Fasilitasi mobilisasi untuk melakukan
kriteria hasil: dengan alat bantu mobilisasi/tidak
1. Kekuatan otot 4. Jelaskan tujuan dan 2. Memfasilitasi
meningkat (dari prosedur mobilisasi pasien melakukan
derajat 4 menjadi 5. Libatkan keluarga untuk pergerakan seperti
derajat 5) membantu pasien dalam latihan ROM dapat
2. Kelemahan fisik meningkatkan pergerakan melatih pasien
menurun meningkatkan
3. ROM meningkat kekuatan otot
3. Alat bantu akan
memudahkan
pasien dalam
latihan mobilisasi
4. Pasien dan
keluarga perlu
mengetahui tujuan
dari prosedur yang
diberikan agar
keluarga dan
pasien bisa
menumbuhkan rasa
saling percaya
dengan perawat
5. Rasa kekeluargaan
antara keluarga dan
pasien akan
membuat pasien
termotivasi untuk
melakukan
pergerakan dan
kegiatan kecil
4 (L.13118) (I.13492) Promosi 1. Menggunakan
Komunikasi Verbal Komunikasi Defisit Bicara metode komunikasi
Setelah dilakukan 1. Gunakan metode alternative
asuhan keperawatan komunikasi alternative memudahkan
selama 3x24 jam (mis. Menulis, mata perawat
diharapkan masalah berkedip, papan mengetahui
keperawatan klien komunikasi dengan kebutuhan pasien
teratasi dengan gambar dan huruf, dan perawat dapat
Kriteria hasil : isyarat tangan, dan memenuhi
1. Kemampuan computer) kebutuhan
berbicara berdasarakan
meningkat 2. Sesuaikan gaya keadaan defisit
2. Kesesuaian komunikasi dengan yang mendasarnya.
ekspresi wajah kebutuhan (mis. Berdiri 2. Menyesuaikan
dan tubuh di depan pasien, gaya
3. Pelo menurun dengarkan dengan berkomunikasi
4. Gagap menurun seksama, tunjukkan satu pasien membantu
gagasan atau pemikiran pasien
sekaligus, bicara dengan berkomunikasi
perlahan sambil dengan perawat,
menghindari teriakan, dan tidak
gunakan komunikasi memaksakan gaya
tertulis, atau meminta komunikasi yang
bantuan keluarga untuk sulit dilakukan
memahami ucapan oleh pasien, serta
pasien) membantu pasien
3. Ulangi apa yang agar tidak
disampaikan pasien mersakan tekanan
4. Berikan dukungan ketika melakukan
psikologis komunikasi
5. Anjurkan berbiara 3. Pengulangan
perlahan dilakukan agar apa
yang disampaikan
pasien tidak terjadi
kekeliruan
4. Dukungan dari
perawat/keluarga
dapat memotivasi
pasien dalam
proses terapi dan
penyembuhan
5. Berbicara secara
perlahan membuat
perawat memiliki
waktu untuk
mencoba mengerti
dengan apa yang
sedang
disampaikan pasien
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tgl No Implementasi Evaluasi


dx
Minggu 2 Memonitor suhu tubuh Ds : -
4 Oktober Do :
2020 Suhu : 38,6 o C

1 Memonitor bunyi nafas Ds :


Do : wheezing di kedua lapang paru

4 menggunakan metode komunikasi Ds : -


alternative (Menulis) Do : pasien dapat berkomunikasi dengan
menulis.
Memonitor kondisi umum saat
3 melakukan mobilisasi Ds :-
Do: pasien belum dapat melakukan
Libatkan keluarga untuk membantu mobilisasi.
3 pasien dalam meningkatkan
Ds: -
pergerakan
Do :
Keluarga pasien membantu dalam memenuhi
ADL paasien.
Senin 1 Melakukan penghisapan lendir Ds : Pasien mengatakan merasa lebih
5 Oktober nyaman setelah dilakukan suction
2020 Do: sputum kental, warna putih.

1 Memonitor sputum Ds:


Do : sputum kental, warna putih

Melakukan kompres hangat pada dahi Ds:-


2
Do :
suhu : 38,10C
Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi Ds : Pasien mengatakan paham dengan apa
3
yang dijelaskan perawat
Do : Pasien mendengarkan apa yang
dijelaskan perawat

Meibatkan keluarga untuk


Ds :-
3 membantu pasien dalam
Do : Keluarga memebantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.
pemenuhan ADL

Menggunakan metode komunikasi


Ds : -
4 alternative (Menulis)
Do : Pasien dapat berkomunikasi dengan
menulis
Selasa 06 1 Melakukan penghisapan lendir Ds : Pasien mengatakan merasa lebih
Oktober nyaman stelah dilakukan suction
2020 Do : sputum kental, warna putih
1 Memonitor suara nafas Ds :
Do

2 Melakukan kompres hangat pada dahi Ds : -


Do : 38o C

Memonitor kondisi umum saat


3 Ds : Pasien mengatakan tubuhnya masih
melakukan mobilisasi
terasa lemas
Do : Pasien tampak lemas dan belum bisa
melakukan mobilisasi secara mandiri.
Ds : -
Do : Keluarga membantu pasien memenuhi
Melibatkan keluarga untuk
3 ADL
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Ds :-
Ds : Pasien berkomunikasi dengan menulis
Menggunakan metode komunikasi
4
alternative (mis. Menulis)
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ tgl Diagnose Evaluasi
Selasa 1 S:-
06 O : suara nafas wheezing di kedua lapang paru
oktober A : masalah belum teratasi
2020 P : lanjutkan intervensi
Selasa 2 S:-
06 O: suhu 38 0 C
oktober A : Masalah belum teratasi
2020 P : Lanjutkan Intervensi
Selasa 3 S : Pasien mengatakan badannya masih lemas
06 O : Pasien belum bisa melakukan mobilisasi secara mandiri, ADL
oktober dibantu keluarga
2020 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Selasa 4 S :-
06 O : Pasien berkomunikasi dengan menulis
oktober A : Masalah belum teratasi
2020 P : Lanjutkan intervensi

Kasus

Jika menggunakan alat bantu ventilator maka mode apa yang paling tepat
digunakan pada pasien tersebut!

Mode ventilator yang digunakan : SIMV

SIMV adalah mode yang sama dengan VC, jika bantuan penuh maka SIMV
sebagian. SIMV memberikan triger sensitif terhadap respon nafas spontan
pasien,tapi jika usaha nafas pasien tidak mampu mntrigermesin maka ventilator
akan emberikan bantuan dengan frekuensi yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai