OLEH:
17.321.2730
A11B
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYASTHENIA GRAVIS
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 26 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Balegede, Desa Datah, Kec. Abang, Kab. Karangasem
Tanggal Masuk : 2 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 3 Oktober 2020
No. Register : 130713
Diagnosa Medis : Myasthenia Gravis
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh lemas.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Keluarga Pasien mengatakan pasien pada awalnya selama 3 hari terakhir
nafsu makan pasien menurun, demam, lidah terasa pahit saat menelan, lalu
pada hari berikutnya pasien merasakan kedua kakinya merasa lemas. Lalu
pada hari berikutnya deman pasien berangsur turun, namun lama kelamaan
kaki pasien tidak bias digerakan dan pasien tidak mampu lagi untuk
melakukan aktivitas apapun. Kondisi ini semakin meburuk sehingga pasien
merasakan lidahnya kaku dan kesulitan dalam berkomunikasi. Pada akhirnya
keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit pada
tanggal 02 Oktober 2020. Pada saat pengkajian didapatkan data : pasien
berkomunikasi dengan menulis dengan bantuan pulpen dan kertas, pasien
mengatakan (menulis dikertas) tidak mampu bernapas,merasa badan panas,
kondisi lemah, tingkat kesadaran komposmentis, terdapat sekret pada jalan
napas, suara napas wheezing pada kedua lapang paru, kelemahan pada
ekstermitas atas. Pasien diberikan tindakan pemberian alat bantu napas
(ventilator), dan pemasangan kateter urin.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Keluarga pasien mengatakan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
dengan memijat kakinya seadanya.
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan biasanya asine dapat beraktivitas secara
mandiri tanpa dibantu orang lain dan pasien tidak pernah berolahraga.
Saat sakit
Pasien tidak mampu beraktivitas secara mandiri karena tubuhnya lemas.
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mampu berorientasi dengan baik, pasien berkomunikasi dengan
menggunakan pulpen dan kertas karena tidak mampu berbicara saat dilakukan
pengkajian. Pasien dapat melihat dan mendengar dengan baik. Pasien mengatakan
paham dengan penyakit yang dideritanya.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien berperan sebagai seorang istri dan seorang anak.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 WITA dan bangun pukul 05.00
WITA, Pasien mengatakan jarang tidur siang.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidur pukul 20.00 WITA dan bangun pukul 06.00 WITA,
pasien mengatakan jarang tidur siang.
h. Pola Peran-Hubungan
Keuluarga pasien mengatakan pasien berperan sebgai seorang istri dan memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga maupun orang-orang disekitarnya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ia seorang wanita, belum memiliki anak, pasien
mengatakan menstruasi teratur, pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit reproduksi.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan polaseksual reproduksinya.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Keluarga pasien mengatakan bila ada masalah pasien biasanya akan bercerita
pada suaminya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Keluarga pasien mengatakan pasien dan keluarga beragama Hindu. Pasien selalu
beribadah dengan keyakinan agama Hindu. Pasien rutin sembahyang 1 kali/ hari
pada sore hari.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal : 5 Motorik: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi : 68x/ menit
Suhu : 38,80 C
TD :100/60 mmHg
RR :-
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut hitam panjang, tidak ada
ketombe, persebaran rambut merata, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Mata
Inspeksi : mata simetris, sclera anikterik, konjungtiva ananemis.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, .
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, lidah kaku, tidak ada sianosis, gigi
lengkap.
Leher
Inspeksi: Tidak ada pemebesaran vena jugularis, tidak ada
hiperpigmentasi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Dada :
Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada hiperpigmentasi,warna kulit
merata, tidak ada pertumbuhan rambut, bentuk dada normal
Palpasi : ekspansi dada kanan dan kiri simetris, taktil fremitus simetris
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : wheezing pada kedua lapang paru
Jantung
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada ada massa, bentuk dada normal
Palpasi: iktus kordis teraba pada interkostalis ke 5, 2 cm dari
midklavikularis kiri.
Perkusi : suara dullness
Auskultasi : s1s2 tunggal reguler
3) Payudara dan ketiak :
Inspeksi : payudara dan ketiak bersih, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
4) abdomen :
Inspeksi : tidak ada distensi, tidak ada lesi, tidak ada hiperpigmentasi
Auskultasi : peristaltik usus : 15x/ menit
Perkusi : tympani
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
5) Genetalia :
Tidak terkaji
6) Integumen :
Inspeksi : warna kulit kecoklatan, kulit bersih, tidak ada lesi.
Palpasi : akral teraba hangat, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis.
7) Ekstremitas :
Atas
Tangan simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedem.
Bawah
Bentuk kaki simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedem, CRT>3 detik.
4 4
4 4
4 4
1 1
8) Neurologis : 1 1
1 1
Status mental dan emosi :
Tidak ada masalah
Pengkajian saraf kranial :
Pengkajian saraf kranial.
a. N I Nervus olfaktorius : Tidak ditemukan kelainan
b. N II Nervus optikus : Tidak ditemukan kelainan
c. N III Nervus okulomotorius : Tidak ditemukan kelainan
d. N IV Nervus troklearis : Tidak ditemukan kelainan
e. N V Nervus trigeminus : Tidak mampu mengunyah
f. N VI Nervus Abdusen : Tidak ditemukan kelainan
g. N VII Nervus fasialis : Tidak ditemukan kelainan
h. N VIII Nervus statoakustikus : Tidak ditemukan kelainan
i. N IX Nervus glosofaringeus : ketidakmampuan dalam menelan
j. N X Nervus vagus : ketidakmampuan dalam menelan
k. N XI Nervus asesorius : Tidak ditemukan kelainan
l. N XII Neurvus hipoglosus : lidah pasien kelu, sulit
menggerakkan lidah
Pemeriksaan refleks :
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan:
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
DARAH RUTIN
Hemoglobin 14.8 11.7 – 15.5 g/dL
Leukosit 6.8 3.6 – 11.0 ribu
Eritrosit 4.3 3.8 - 5.2 juta
Hematokrit 41.5 35 - 47 %
MCV 94 82 – 98 fl
MCH 39.3 27 - 32 pg
MCHC 32.8 32 -37 g/dL
RDW 13.5 10 -16 %
Trombosit 300 150 - 400 ribu
Limfosit 1.8 1.0 – 4.5
Monosit 0.4 0.2 -1.0
Granulosit 4.1 2-4
Liimfosit% 20.5 (L) 25 - 40 %
Monosit% 6.9 2–8%
Granulosit% 69.5 50 – 80 %
b. Pemeriksaan radiologi :-
c. Hasil konsultasi :-
d. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain:
A. Analisa Data
Data Interpretasi Masalah
Ds: Bersihan jalan nafas
Gangguan auto imun
tidak efektif
Do:
Simplikasi konduksi
Terdapat Sekret pada jalan neuromuskuar
nafas
Whezzing di kedua lapang Gangguan pada
transmisi impuls saraf
paru.
Gangguan potensial
aksi sel saraf
Kelemahan otot
pernafasan
Ketidakmampuan batuk
efektif
Sekresi sputum
meningkat
Demam
Hipertermi
Gangguan pada
Do : transmisi impuls saraf
ADL dibantu keluarga dan alat.
111 111
Gangguan kontraksi
serabut otot
Kelemahan otot
Gangguan potensial
aksi sel saraf
Gangguan kontraksi
serabut saraf
Disatria
Hambatan komunikasi
verbal
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Kasus
Jika menggunakan alat bantu ventilator maka mode apa yang paling tepat
digunakan pada pasien tersebut!
SIMV adalah mode yang sama dengan VC, jika bantuan penuh maka SIMV
sebagian. SIMV memberikan triger sensitif terhadap respon nafas spontan
pasien,tapi jika usaha nafas pasien tidak mampu mntrigermesin maka ventilator
akan emberikan bantuan dengan frekuensi yang sudah ditentukan.