OLEH : KELOMPOK 6
DENPASAR
2020
1
LATAR BELAKANG
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika'
(Bahasa inggris:statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data,
informasi, atau hasil penerapan algoritme statistika pada suatu data. Dari kumpulan
data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data;
ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika
mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara
lain: populasi,sample,unit sample dan probabilitas
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu
alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial
(termasuk sosiologi dan psikologi) maupun di bidang bisnis,ekonomi, dan industri.
Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam
tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal.
Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat
atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta hitung
cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi,
statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.
Kita sering menjumpai dalam majalah, brosur, buletin, monograf, dan buku
ilmiah adalah penyajian data. Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk
mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis
data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah pertama
dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Ada beberapa
dalam penyajian data, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Penyajian
Data: Tabulasi dan Grafik. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun
menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan
masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang dan kantor cabang) sehingga
memudahkan dalam pembuatan analisis data. Gafik merupakan gambaran-
gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin
2
juga dengan simbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah
di buat.
RUMUSAN MASALAH
1. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah skala pengukuran dan bentuknya itu
seperti apa?
2. Apa saja macam-macam data?
3. Berapa banyak ada macam data?
4. Apa itu skala ukur?
5. Apa saja bagian dari skala ukur?
6. Apa yang dimaksud Penyajian data?
3
A. DEFINISI DATA
Data Penelitian adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi (Suharsimi Arikunto, 2002 : 96).
Pengertian Data adalah: “The word data is the plural of Latin datum.
A large class of practically important statements are measurements or
observations of variable. Such statements may comprise numbers, words,
or images” (Wikipedia, 2005).
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan
penelitian (Dempsey dan Dempsey, 2002: 76).
Berdasarkan penjelasan para pakar di atas, maka dalam artikel kali
ini, penulis akan menyebutkan istilah data sebagai data penelitian. Sebab
dalam blog kami, lebih spesifik membahas perihal penelitian.
Menurut penulis, yang dimaksud dengan data dapat berarti secara
luas dan dapat pula berari secara sempit. Pengertian Data dalam arti luas
adalah sekumpulan informasi yang dapat diuat, diolah, dikirimkan dan di
analisis. Namun apabila kita mau mengartikan data dalam arti sempit
konteks penelitian, maka yang dimaksud dengan data adalah data penelitian.
Untuk pengertian yang kedua tersebut, maka sebaiknya kita merujuk kepada
data definisi penelitian yang sudah dikemukakan oleh para pakar di atas.
4
(1) Data Diskrit, adalah data yang diperoleh dari hasil
perhitungan hingga hasilnya selalu positif dan dapat
dipisahkan satu dengan yang lain secara jelas.
Ciri-ciri data Diskrit :
- Diperoleh dengan cara menghitung
- Bilangan angkanya/ bulat biasanya dinyatakan
dalam jumlah % atau proporsi.
(2) Data Kontinyu, yaitu data yang dihasilkan dari
pengukuran, dapat berupa bilangan desimal atau
bilangan bulat tergantung alat ukur yang digunakan.
Contoh : berat badan ; 20 kg, 50 kg, 77 kg. Ciri-ciri data
Kontinyu :
- Diperoleh dengan cara mengukur
- Bilangan cenderung decimal
- Biasanya dinyatakan dalam nilai rata-rata
b. Data Kualitatif: Data yang berupa kata-kata atau
pernyataan- pernyataan. Dapat pula diartikan sebagai data
kategorik, karena memang biasanya berupa kategori atau
pengelompokan-pengelompokan berdasarkan nama atau
inisial tertentu. Misalkan: Kelompok PNS, Petani, Buruh,
Wiraswasta, dll.
Berdasarkan Cara Memperolehnya:
a. Data Primer
Yaitu data asli atau data baru yang dikumpulkan langsung oleh
orang yang melakukan penelit ian.
b. Data Sekunder
Yaitu data tersedia yang dikumpulkan dari berbagai sumber
yang sudah ada sebelumnya. Misalnya; dari perpustakaan,
dokumen penelitian terdahulu, dan lain-lain.
5
Berdasarkan Sumbernya:
a. Data Internal
Data yang berasal dari lingkungan sendiri, seperti hasil penelitian
sebelumnya atau data dirumah sakit berupa medical records,
kapasitas tempat tidur dan lain-lain.
b. Data Eksternal
Data yang berasal dari luar lingkungan, seperti publikasi,
instansi, badan ilmiah, dan lain-lain.
6
dan rasio. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang keempat skala
pengukuran tersebut:
7
terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas,
3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya
dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya. Dalam
skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin menggant i
angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau
dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak
puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas,
3=kurang puas dan seterusnya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dari karakteristik skala ordinal
adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas yang jelas tetapi belum
memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan dari tidak
puas ke kurang puas. Dengan kata lain juga, walaupun sangat puas kita
beri angka 5 dan sangat tidak puas kita beri angka 1, kita tidak bisa
mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas lima kali lebih tinggi
dibandingkan yang sangat tidak puas. Sebagaimana halnya pada skala
nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat menerapkan operasi
matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan,
perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala
ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan)
jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan
beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
Contoh:
8
terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa Yuni adalah 4 kali
lebih cantik dari pada Astuti. Skor yang lebih tinggi hanya menunjukkan
skala pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat menunjukkan
kelipatan. Selain itu, selisih kecantikan antara Yuni dan Desi tidak sama
dengan selisih kecantikan antara Desi dan Ika meskipun keduanya
mempunyai selisih yang sama (1). Skala kecantikan pada (a) dapat digant i
dengan skala kecantikan (b) tanpa mempengaruhi hasil penelitian.
c. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh
skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu
berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian, skala interval
sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut
belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak
memiliki nilai nol mutlak. Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada
tiga daerah dengan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15 oC dan daerah
C=20oC. Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih
panas dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C dengan daerah
B adalah 5oC (Ini menunjukkan pengukuran interval sudah memiliki
jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah
C dua kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi
kelipatan). Kenapa? Karena dengan pengukuran yang lain, misalnya
dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah 50oF, di daerah B =
59oF dan daerah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit,
daerah C tidak dua kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini
terjadi karena dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan
dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0.
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat
menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali
yang berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.
9
Contoh:
Nilai Mata Skor Nilai Mata Kuliah
Data
Kuliah (a) (b)
Yuni A 4
Desi B 3
Ika C 2
Astuti D 1
Contoh:
10
Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan
pengukuran mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan
kelipatan antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai
contoh; Yuni mempunyai berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi
mempunyai tinggi 14,29% lebih tinggi dari pada Astuti. Skala pengukuran
interval dan rasio biasanya dikenai alat statistik parametric.
11
F. JENIS-JENIS PENYAJIAN DATA
Beberapa grafik yang disajikan antara lain sebagai berikut :
1. grafik garis (line chart);
2. grafik batang/balok (bar chart)
3. histogram
4. grafik lingkaran (pie chart);
5. grafik batang/balok (bar chart)
12
4. multiple precentage component line chart (grafik garis presentase
komponen berganda).
Kelebihan Penguunaan Line Chart adalah sebagai berikut :
13
1.2.Single Line Chart (Grafik Garis Tunggal)
Single line chart (grafik garis tunggal) adalah grafik yang terdiri dari
satu garis untuk menggambarkan perkembangan satu hal/kejadian.
Misalnya perkembangan hasil penjualan semen, pupuk, tekstil;
perkembangan ekspor karet, kopi, lada, teh, ternak, dan minyak
bumi.
Hasil
80 97.5 100 110 115 125 150
Penjualan
14
Grafik Hasil Penjualan Hipotetis Harapan Kita selama Tujuh Tahun
Hasil Penjualan
160
140
120
100
80
60
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
15
1.3.Multiple Line Chart (Grafik Garis Berganda)
Multiple line chart (grafik garis berganda) adalah grafik yang terdiri
dari beberapa garis untuk menggambarkan perkembangan beberapa
hal/kejadian sekaligus. Misalnya perkembangan ekspor menurut
perkembangannya
Jenis
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Barang
Televisi 20 30 35 40 50 65 70 85
Radio 25 45 50 60 65 75 80 90
Kulkas 30 50 60 75 85 90 95 100
16
1.4.Multiple Component Line Chart (Grafik Garis Komponen
Berganda)
Tabel Jumlah Pesawat Terbang menurut Kepemilikan selama Enam Tahun (Unit)
Grafik Jumlah Pesawat Terbang menurut Kepemilikan selama Enam Tahun (Unit)
17
1.5.Multiple Percentage Component Line Chart (Grafik Garis
Presentase Komponen Berganda)
Tabel Data Presentase Realisasi Kredit Kepemilikan Rumah melalui BTN selama
Enam Tahun
18
2. GRAFIK BATANG? BALOK (BAR CHART)
Bar chart (grafik batang) pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis
yaitu untuk menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari
grafik batang tunggal dan grafik batang ganda.
Jenis-jenis diagram grafik batang (bar chart) antara lain sebagai berikut
1. single bar chart (grafik batang tunggal);
2. multiple bar chart (grafik batang berganda);
3. multiple companent bar chart (grafik batang komponen berganda);
4. multiple precentage component bar chart (grafik batang presentase
komponen berganda); dan
5. net balanced bar chart (grafik batang berimbang netto).
19
160
140
120
100
Hasil
80 Penjualan
60
20
2.3.Multiple Bar Chart (Grafik Batang Berganda)
Televisi 20 30 35 40 50 65 70 85
Radio 25 45 50 60 65 75 80 90
Kulkas 30 50 60 75 85 90 95 100
21
2.4.Multiple Companent Bar Chart (Grafik Batang Komponen
Berganda)
Tabel 1. 1 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut
Indentitas Penduduk dan Wilayah
Grafik Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas
Penduduk dan Wilayah
22
2.5.Multiple Precentage Component Bar Chart (Grafik Batang
Presentase Komponen Berganda)
100%
90%
80%
70%
60% Kulkas
50% Radio
40% Televisi
30%
20%
10%
0%
Televisi 20 26,67
Radio 25 33,33
Kulkas 30 40
Jumlah 75 100
23
2.6.Net Balanced Bar Chart (Grafik Batangan Berimbang Netto)
Tabel Nilai Ekspor dan Impor termasuk Migas, Indonesia, 1992-1997 (Juta
US$)
24
Grafik Selisih Ekspor-Impor Indonesia (Juta US$)
3. HISTOGRAM
3.1.Pengertian Histogram
25
3.2.Kegunaan Histogram
26
3.3.Ciri- Ciri Histogram
27
Tabel Jumlah Harga Saham Tahun 1992
1 215 - 2122 14
2 2123 - 4030 3
3 4031 - 5938 1
4 5939 - 7846 1
5 7847 - 9754 1
Hasil Saham
15 14
10
5 4
1 1 1
0
28
4. GRAFIK LINGKARAN (PIE CHART)
29
4.2.Cartogram (Grafik Berupa Peta)
Tiap km2
Sumatera 59
Kalimantan 12
Sulawesi 55
Maluku 19
Nusa Tenggara 96
30
Grafik Peta Kepadatan Penduduk Indonesia
31
KESIMPULAN
1. Data sekumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan data
dibagi 3 antara lain kuantitatif,kualitatif dan interval.
2. Skala kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur.Setelah proses
pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif yang berupa angka-angka
tersebut baru lah kemudian ditentukan analisis statistik yang cocok untuk
digunakan
3. Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-
keterangan tentang suatu hal, dapat berupa suatu yang diketahui atau yang
dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka,
simbol, dan lain-lain. Data juga terdiri atas berbagai jenis. Jenis data secara
garis besarnya dapat dibagi atas dua macam, yaitu data dikotomi/ diskrit dan
data kontinum.
32
atas : grafik garis (line chart). grafik batangan (bar chart/ histogram), grafik
lingkaran (pie chart), grafik gambar, dan grafik berupa peta(cartogram).
1. Penyajian data dengan grafik dikatakan lebih komunikatif karena dalam
waktu singkat seseorang akan dapat dengan mudah memperoleh
gambaran dan kesimpulan mengenai suatu keadaan.
2. Dengan membaca data pada tabel dan grafik, para eksekutif akan
dengan cepat dan mudah mengetahui situasi dan kondisi perusahaannya
sehingga dapat diambil tindakan-tindakan atau keijakan-kebijakan yang
tepat.
SARAN
Jika suatu penelitian yang membutuhkan suatu data maka perlu mempelajari skala
pengukuran, perlu data statistic dan penyajian data.
Adapun saran yang penulis sampaikan adalah agar pembaca dapat
menggunakan pemecahan masalah secara statistik, lebih tepat jika mengikuti
tahapan yang ilmiah. Data yang baik tentu saja harus yang mutakhir, cocok
(relevan), dengan masalah penelitian dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, lengkap akurat, objektif dan konsisten. Pengumpulan data
sedapat mungkin di peroleh dari tangan pertama. Data yang baik sangat di perlukan
dalam penelitian, sebab bagaimanapun canggihnya suatu analisis data jika tidak di
tunjang oleh data yang baik, maka hasilnya kurang dapat di pertanggungjawabkan.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-data.html
http://mukhtarhabib.blogspot.com/2009/06/skala-skala-pengukuran-statistik.html
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-data.html
http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/skala-pengukuran-statistik.html
https://delfistefani.wordpress.com/2012/12/09/data-jenis-jenis-data-dan-skala-
pengukuran/
34