Seiring dengan kemajuan dan teknologi, maka statistik tidak bisa
dipisahkan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Misalnya: Bagi Peneliti, menggunakan statistik sebagai alat bantu dalam memahami gejala-gejala yang diamati. Dengan statistik temuan- temuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan juga dapat dikomunikasikan pada masyarakat secara kompak, singkat dan akurat. Bagi seorang Manager, dengan waktu sangat terbatas tidak mungkin membaca laporan anak buah yang panjang tebal, sehingga tampilan yang kompak, singkat dan akurat membantu mereka untuk mambaca keadaan obyektif dalam menentukan keputusan dan kebijaksanaannya secara tepat. Bagi seorang Guru, mempunyai kuwajiban untuk melaporkan hasil pembelajaran para siswanya kepada kepala sekolah (pimpinan institusi) dan kepada orangtua siswa, baik melalui hasil tes, tugas- tugas maupun hasil pengamatan sehari-hari seorang guru. Dengan demikian supaya laporan ini mudah dipahami harus dianalisis dan dilaporkan secara singkat dan akurat kepada siswa yang bersangkutan orang tua dan fihak lain yang terkait. Bagi media massa, berbagai informasi pada majalah, koran atau media lainnya seringkali disampaikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram atau ukuran –ukuran tertentu dalam bentuk angka maupun kata-kata. Cara seperti ini menuntut kecakapan penulis dalam menyajikan sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman atau kekeliruan dalam membaca. Penjelasan diatas mendukung suatu pendapat bahwa statistik diperlukan bagi masyarakat secara umum, baik masyarakat yang menghasilkan maupun yang menerima informasi. Menurut Jaeger (1990), bahwa Statistik tidak bisa dipisahkan darikehidupan para peneliti, pendidik, manajer, analisis olah raga, analisis politik, pengusaha dan hampir semua orang yang terdidik. 2
1.1.Pengertian dan Jenis Statistik
Teori peluang merupakan dasar dari para ahli untuk dikembangkan menjadi ilmu Statistik, sehingga pada ilmu statistik tidak bisa lepas dari matematika secara umum. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Statistik adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis dan penafsiran data. Cara pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu data yang berasal dari keseluruhan data disebut Populasi dan pengambilan datanya disebut dengan Sensus, sedangkan yang berasal dari sebagian populasi disebut Sampel (contoh) dan cara pengambilan datanya disebut dengan Survei. Data yang mempunyai kesamaan ciri-ciri disebut keragaman (varian), dan ciri-ciri yang menunjukkan keragaman disebut peubah acak atau variabel acak. Peubah acak dibedakan menjadi: 1. Peubah kualitatif, yaitu peubah yang tidak mungkin dilakukan pengukuran numerik misalnya : warna bunga. 2. Peubah kuantitatif yaitu peubah yang dapat diukur (terukur), ada dua macam yaitu peubah kontinyu dan peubah diskret. 1.2.Jenis Statistik Statistik ditinjau dari jenisnya dibedakan menjadi lima jenis yaitu: 1.Statistik dibedakan berdasarkan orientasi pembahasannya ada dua jenis yaitu: Statistik matematik (mathematical statistic) atau statistika teoritis yang berorientasi pada pemahaman model dan teknik-teknik statistik secara matematis teoritis. Statistik terapan (applied statistic), yang lebih berorientasi pada pemahaman intuitif atas konsep dan teknik statistik serta penggunaannya diberbagai bidang. 3
2, Statistik berdasarkan tahapan atau tujuan analisis dibedakan menjadi
dua yaitu: Statistik deskriptif, yaitu statistik untuk memperoleh gambaran dengan data yang ada ditangan tanpa diolah. Data yang berasal dari sampel dan menggambarkan populasi yang datanya disebut statistik. Jika yang berasal dari populasi tak terhingga (misalnya 1000), maka hasilnya disebut parameter. Statistik inferensial (statistik induktif), yaitu untuk memperoleh hasil suatu percobaan dari sampel ataupun populasi selanjutnya dilakukan analisis dalam menguji suatu hipotesis. Dalam menggunakan tahapan ini peneliti sering menggunakan sampel untuk meminimalkan waktu, tenaga dan biaya penelitian. 3.Statistik berdasarkan asumsi sebaran data yang dianalisis dibedakan menjadi: Statistik Parametrik, didasarkan pada model distribusi normal. Statistik Non Parametrik, tidak didasarkan pada suatu sistribusi tertentu. Statistik Non Parametrik ini sering disebut Statistik Bebas Distribusi(Distribution Free Statistic) 4.Statistik berdasarkan jumlah peubah tidak bebas (terikat) dibedakan: Statistik Univaried, yaitu suatu teknik analisis yang melibatkan hanya satu peubah terikat saja tanpa memperhatikan peubah tidak bebasnya. Statistik multivaried, yaitu meliputi semua teknik analisis yang melibatkan paling tidak melibatkan dua peubah terikat sekaligus. 5. Statistik berdasarkan bidang kajian dimana suatu analisis itu digunakan. Terlalu banyak apabila disebutkan satu-persatu bidang ilmu yang ada. Namun perbedaan ini ada pada penekanan tertentu pada setiap bidang dan secara konseptual sama. Misalnya: biostatistik, statistik ekonomi, statistik pendidikan dan lain-lain. 1.3. Pengkuran dan Data Statistik 1.3.1. Pentingnya Pengukuran dalam Statistik 4
Dengan bantuan peralatan elektronik yang ada, menganalisis data
bukan merupakan sesuatu yang sulit jika penelitinya mampu mengoperasikan alat-alat tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah pengambilan data yang tepat untuk memperoleh hasil yang bisa diandalkan. Kekeliruan dalam pengambilan data akan berakibat fatal jika hasil tersebut merupakan anjuran. Pengambilan datamerupakan langkah awal dari suatu kegiatan, sehingga pada data yang baik (valid) sangat menentukan hasil yang bermanfaat. Jika data kurang baik yang sering kali diistilahkan sampah, maka sampah tidak akan bisa dirubah menjadi kertas putih yang baik. 1.3.2. Jenis Data dan Skala Pengukuran Data digolongkan menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Deskrit yaitu data yang bersifat terkotak-kotak tidak dikonsepsikan adanya nilai-nilai diantara data (bilangan) yang satu dengan data (bilangan) lainnya yang terdekat. Misalnya:jumlah anak dalam suatu keluarga, jumlah keluarga dalam satu desa, jumlah mobil di kantor dan lain-lainnya. Jumlah anak dalam suatu keluarga adalah 2, 3, 4. Tidak pernah dikonsepsikan bahwa jumlah anak pada suatu keluarga adalah 2.2, 2.4 dan lain-lainnya. 2. Data Kontinyu adalah suatu data yang dikonsepsikan adanya sejumlah nilai dengan jumlah yang tidak terhingga. Misalkan : apabila angka tersebut diatas merupakan berat suatu benda maka diantara 2 dan 3 pasti ada 2.001, 2.002, 2.003 dan sebagainya. 1.3.3. Berdasarkan skala pengukuran yang digunakan, data dibagi menjadi empat jenis yang bersifathierarkhis yaitu: 1. Data Nominal yaitu data yang memiliki skala yang bersifat kategorik atau pengelompokan. Misalnya: jenis kelamin, warna kulit. Disini bahwa subyek masuk kedalam kategori. Wanita tidak lebrendah dari pada pria, kulit hitam tidak memiliki nilai lebih rendah dari pada kulit putih. 5
2.Data Ordinal, adalah data yang memiliki skala yang
menunjukkan perbedaan tingkatan subyek secara kuantitatif. Contohnya : ranking/peringkat pada kelas. Selain subyek pada kelompok tertentu (seperti pada data nominal) bedanya pada data ordinal kita tidak dapat mengatakan bahwa subyek yang menduduki peringkat tertentu memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada subyek yang mempunyai peringkat dibawahnya. 3.Data Interval. Data ini mempunyai ciri-ciri seperti diatas (menunjukkan klasifikasi dan kedudukan subyek dalam kelompok), data interval mempunyai sifat kesamaan / jarak (equality of interval) antara nilai yang satu dengan nilai yang lain. Skor mentah yang dihasilkan dari suatu test hasil belajar atau data kecerdasan sering disebut sebagai data berskala interval (data interval). 4.Data Rasio, data rasio berbeda dengan interval karena yang pertama data rasio memiliki data mutlak nol. Sesuai dengan asumsi adanya data sama dengan nol kita dapat membuat perbandingan (rasio) antara skor-skor yang berskala rasio. Contoh: 20 kg adalah 2 x 10 kg. 15 m = 3 x 5 m dan sebagainya. Data seperti ini kita tidak dapat menyemakan dengan data interval, juga tidak dapat disamakan seperti data ordinal seperti IQ, Misalnya seorang anak yang memiliki IQ = 150 tidak sama dengan 2 orang anak yang mempunyai IQ = 100 dan IQ=50. Tetapi berat badan 80 kg sama dengan dua kali berat badan dua orang yang masing-masing 40 kg. 1.4. Penelitian Kuantitatif Dengan kemajuan ilmu dan teknologi sekarang ini sangat merubah peradapan dan perikehidupan manusia kearah negatif dan positif. Kemajuan yang positif dapat memudahkan yang dulu dianggap mustahil sekarang menjadi hal yang biasa. Dengan demikian akan menimbulkan kenikmatan bagi kehidupan manusia. Kenikmatan dan kemudahan ini bisa dicapai melalui alih teknologi, pengembangan dan penelitian ataupun 6
riset yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan yang mengabdikan sebagian
besar hidupnya untuk memajukan riset di bidangnya. Pennelitian mungkin merupakan ciri yang membedakan antara masyarakat modern dengan masyarakat tradisional atau masyarakat awam. Bagi Perguruan Tinggi penelitian merupakan ciri yang menonjol dan tolok ukur terpenting untuk akreditasi dan krdibilitas Lembaga Pendidikan tersebut beserta tenaga pengajarnya. Menurut Sukadji (1992) bahwa kemajuan pesat pada negara industri maju dan industri baru ternyata lebih tergantung pada mutu sumberdaya manusia, kegiatan peneltian serta inovasi teknologi dari pada sumberdaya alam. Atas dasar itukegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh dosen merupakan salah satu tolok ukur penting dalam nenentukan mutu suatu perguruan tinggi. 1.5.Penggolongan Penellitian Nasution (1992) mengatakan bahwa definisi yang lebih menggambarkan sifat-sifat penelitian yaitu: “Peneltitian adalah suatu upaya pengkajian yang cermat dan tekun mengenai suatu masalah”. Eliti Definisi tersebut menggambarkan bahwa penelitian dengan cermat (teliti), tidak ceroboh engan menggunakan aturan (prosedur) tertentu, juga menuntuk ketelitian para peneliti pada setiap langkahnya. Untuk keperluan diskusi Penelitian digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Penelitian eksperimental: termasuk ekperimen semu yang tidak melakukan random assignment. Karakteristiknya dari penelitian ini adalah adanya peubah bebas yang disebut perlakuan atau treatment. 2. Penelitian korelasional : adalah penelitian yang peubah bebasnya tidak dimanipulasi, tidak hanya terbatas pada penelitian yang menggunakan teknik korelasi dalam analisis datanya. Berdasarkan kegunaannya Penelitian dibedakan: 1. Penelitian Murni (basic/pure research): adalah penelitian untuk memperoleh temuan yang berguna bagi Ilmu Pengetahuan. 7
2. Penelitian Terapan (Applied research) : adalah suatu penelitian
untuk memperoleh temuan bagi perbaikan keadaan yang mungkin berlangsung. Penggolongan peubah penelitian Peubah merupakan salah satu konsep kunci dalam penelitian kuantitatif. Setiap peubah yang dikaji harus diidentifikasi dan didefinisikan secara gamblang sampai ketingkat yang operasional, sehingga dapat diukur (measurable). Dengan demikian pemahaman atas konsep peubah yang dikaji dan teknik pengukurannya menjadi esensial. Peubah digolongkan memnjadi beberapa jenis, tergantung dari kedudukan dalam permasalahan yang dikaji. Beberapa jenis peubah yang sangat penting antara lain: a) Peubah terikat (dependent variable), yaitu peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain. Dalam berbagai kontek penelitian, peubah ini dikenal dengan sebutan yang beragam, misalnya peubah keluaran (output), peubah kriteria, peubah respon,. Penelitian dilakukan untuk mengkaji bagaimana atau sejauh mana peubah ini dipengaruhi, ditentukan atau dujelaskan oleh peubah lain. b) Peubah bebas (independent variable) :yaitu peubah yang mempengaruhi peubah lain. Seperti peubah terikat, peubah inipun dikenal dengan berbagai sebutan, seperti peubah pendahulu, peubah masukan (input), peubah prediktor dan treatment (dalam penelitian eksperimental). c) Peubah kontrol (control variable): yaitu peubah yang pengaruhnya kepada peubah terikat dikendalikan. Peubah ini merupakan peubah yang secara konseptual akan mempengaruhi peubah terikat (semacam peubah bebas) namun penelitian yang bersangkutan tidak bermaksud mengatahuinya, melainkan mengendalikannya sedemikian rupa sehingga keragaman yang terdapat pada peubah terikat tidak lagi berkaitan dengan keragam peubah kontrol. 8
d) Peubah moderator (moderator variable): yaitu peubah yang
mempengaruhi hubungan antara peubah bebas dengan peubah terikat. Peubah ini dilibatkan dalam suatu penelitian manakala peneliti menduga bahwa hubungan antara peubah bebas dengan peubah terikat tergantung pada peubah lain. Ketika peubah telah didefinisikan, maka tugas peneliti adalah mengklasifikasikan peubah yang terikat sesuai dengan kedudukannya masing-masing dalam permasalahan yang dikaji. Kemudian mendefinisikan setiap peubah yang diteliti dan merencanakan bagaimana setiap peubah itu akan diukur. Pengukuran merupakan suatu proses mengkuantifikasikan (meng-angkakan) gejala yang diamati dengan menggunakan aturan tertentu. Kemampuan mengukur peubah adalah esensial dalam penelitian kuantitatif karena validitas data yang diperoleh merupakan prasyarat mutlak bagi validitas hasil penelitian. Pepatah yang berbunyi “garbage in garbage out” (masuk sampah keluar sampah) menegaskan data yang tidak valid (sahih) adalah sampah dan hanya akan menghasilkan penelitian yang tidak berguna (tidak sahih). Proses analis data tidak dapat mengubah sampah menjadi hasil penelitian yang sahih. 1.4. Hubungan antara Peubah Penelitian Tujuan penelitian biasanya untuk mengkaji hubungan kausal antara dua peubah atau lebih. Misalnya: Penelitian yang menguji hubungan antara motif dengan prestasi belajar pada dasarnya ingin mengetahui pengaruh motif terhadap prestasi. Pemahaman kita tentang berbagai kemungkinan yang dapat terjadi telah mengajarkan bahwa peneliti perlu hati-hati dalam membuat suatu pernyataan. Pemahaman dan ajaran seperti itu kemudian melahirkan sejumlah pedoman bilamana kemudian kita dapat menyatakan adanya hubungan kausal. Karena banyaknya peubah yang terlibat dalam suatu permasalahan dan kompleknya hubungan diantara peubah, penelitian yang dilakukan seringkali sulit untuk menyatakan secara tegas hubungan kausal antara peubah yang diteliti. 9
Atas dasar pemikiran diatas, sementara penulis ada yang
menggambarkan tiga jenis hubungan dalam penelitian yaitu: a) Hubungan kausal. b) Hubungan korelasional. c) Hubungan perbandingan. Jenis pengelompokan jenis hubungan diatas tampaknya lebih didasarkan kepada teknik yang digunakan dalam analisis data dan penyajian hasilnya, bukan kepada pemikiran yang lebih mendasar. Kebanyakan peneliti bermaksud untuk mengkaji apakah suatu atau sejumlah peubah berkaitan dengan peubah yang lain, dan bagaimana peubah-peubah itu berhubungan. Hubungan antara peubah mungkin bersifat searah (X mempengaruhi Y, tetapi tidak sebaliknya) atau bersifat interaktif (X dan Y saling mempengaruhi). 1.5. Validitas Penelitian Mutu penelitian terutama dinilai dari validitas hasil yang diperoleh. Validitas penelitian diklasifikasikan menjadi validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkaitan dengan keyakinan peneliti tentang kesahihan hasil penelitian, sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan tingkat generalisasi hasil penelitian yang diperoleh. Ketika penelitian ditujukan untuk menguji hubungan kausal antara dua peubah atau lebih, maka banyak hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti yaitu hal-hal yang mengancam (threats) validitasnya. Dalam penelitian validitas internal merupakan tolok ukur yang paling utama karena kalau kita sudah meragukan validitashasil penelitian yang diperoleh, maka semua konsekuensi berikutnya menjadi tidak bermakna lagi, Oleh karena itu peneliti harus memberikan perhatian khusus terhadap validitas internal hasil penelitian yang dilakukan. Validitas internal dapat ditingkatkan melalui berbagai cara yang bersifat kumulatif, antara lain: a) Melakukan pengukuran yang valid dan andal (reliable) atas seluruh peubah yang dikaji. Pemahaman konsep, prinsip-prinsip 10
dan prosedur pengukuran membantu peneliti untuk dapat
memperoleh data yang valid. b) Mengontrol peubah-peubah yang hendak dikaji pengaruhnya terhadap peubah terikat (peubah bebas). Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan (1) random assignment pada penelitian eksperimen, (2) menyeragamkan nilai peubah yang dikontrol, (c) melakukan penyesuaian dalam analisis statistik, dan (4) menggunakan desain penelitian dan teknik analisis data yang tepat. Validitas eksternal merupakan hal lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Jika kita memilih subyek yang memiliki karakteristik tertentu, misalnya. Penelitian yang menggunakan pretest hasilnya juga hanya berlaku pada program yang melaksanakan pretest, kecuali informasi yang kuat bahwa program yang dilakukan tidak bekaitan dengan ada tidaknya pretest. Salah satu upaya yang mendukung validitas eksternal suatu penelitian adalah pemilihan subyek secara acak(random selection), sehingga sampel yang diteliti dapat mewakili populasi yang diharapkan. Pengacakan dalam subyek suau penelitian merupakan langkah esensial, namun cara ini saja belum memberikan jaminan bagi generalisasi hasil- hasil penelitian. Berbeda dengan validitas internal, validitas eksternal biasanya lebih mudah dikendalikan pada penelitian lapangan daripada penelitian laboratoris. Oleh karena itu penelitian laboratoris perlu memberikan perhatian ekstra terhadap sejumlah faktor yang mengancam validitas eksternal. 1.6. Prosedur Penelitian Penelitian merupakan suatu upaya sistematik untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu prosedur penelitian terdiri atar serangkaian kegiatan yang sejalan dengan langkah-langkah pemecahan masalah (problem solving) diantaranya adalah (a) Perumusan masalah, (b)Perumusan hipotesis, (c)Identifikasi peubah dan definisi operasional, 11
(d)Rencana penelitian,(e) Pengumpulan data, (f) Analisis data dan
(g) pengumpulan hasil serta kesimpulan penelitian. a.Perumusan Masalah Setiap penelitian dimulai dari adanya suatu masalah yang dirasakan atau diamati peneliti. Oleh karena itu kemampuan dan kepekaan peneliti terhadap adanya masalah merupakan syarat utama bagi suatu penelitian. Nasution (1992) menggambarkan bahwa perumusan masalah merupakan tugas yang paling dalam keseluruhan proses penelitian. Untuk menemukan dan merumuskan masalah penelitian yang baik peneliti harus menguasai dua hal yaitu: (a) bidang (substansi) keilmuan yang hendak dikaji dan (b) metodologi penelitian. Mempelajari dan menguasai hanya salah satu dari dua hal tersebut tidak dapat diharapkan untuk mampu untuk merumuskan masalah yang baik. Masalah didefinisikan sebagai suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang ada. Masalah dapat berupa kesenjangan teoritis konsepsional dan kesenjangan praktikal, baik yang layak dipecahkan atau dijawab melalui penelitian. Beberapa pertimbangan yang mungkin dapat dijadikan panduan dalam memilih masalah penelitian telah dirumuskan oleh Best (1981) antara lain: 1. Apakah masalah itu dapat dipecahkan melalui penelitian? 2. Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian atas masalah itu? 3. Apakah masalah itu merupakan sesuatu yang baru? 4. Apakah penelitian atas masalah tersebut fisible jika dikaitkan dengan kompetensi peneliti, waktu dan dana yang tersedia? b. Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Setelah peneliti merumuskan masalah, maka peneliti kemudian menelaah dan mengkaji berbagai sumber (teori/konsep/asumsi dan temuan terdahulu) yang relevan. Atas dasar kajian itu, hipotesis dirumuskan, yaitu prediksi tentang hasil penelitian yang akan diperoleh. Merumuskan hipotesis dalam kegiatan penelitian merupakan kebiasaan yang baik untuk mendorong peneliti melakukan kajian yang intensif. 12
c. Identifikasi Peubah dan Definisi Operasional
Langkah ketiga dalam penelitian adalah mengidentifikasi dan merumuskan peubah yang terlibat pada setiap hipotesis. Setiap peubah kemudian dirumuskan secara operasional sehingga jelas aspek-aspeknya yang hendak diteliti. d. Rencana Penelitian Rencana penelitian merupakan uraian rinci mengenai metode penelitian (bagaimana penelitian akan dilakukan), desain eksperimen (jika penelitian ekperimental), populasi dan sampel (dari mana data akan dikumpulkan), teknik dan alat pengumpul data, serta teknik analisis dan penyajian data. Langkah ini juga mencakup pengembangan alat pengumpul data, seperti kuesioner, tes, pedoman, observasi dan sebagainya. Dalam menyusun alat pengumpul data perlu diperhatikan jenis data apa yang diperlukan dan bagaimana data itu akan dikuantifikasikan. Uji coba dan analisis kuesioner (alat lainnya) merupakan kegiatan yang penting untuk meningkatkan validitas data penelitian. e. Pengumpulan Data Dalam penelitian eksperimental, langkah ini disebut pelaksanaan eksperimen. Data penelitian dikumpulkan dari sumber data dan dengan alat yang telah direncanakan dengan matang. Setiap data perlu dicatat secermat mungkin, termasuk kondisi yang terjadi pada waktu itu (bila diperlukan). Misalnya, kuesioner yang dijawab secara tidak sungguh- sungguh perlu ditandai untuk kemudian tidak disertakan pada analisis. f. Analisis Data dan Penafsiran Hasilnya Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik statistik sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian serta jenis data yang dianalisis. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa teknik statistik harus diperlukan sebagai alat bantu dalam memahami data penelitian, bukan sebagai pengganti kemampuan dan kearifan peneliti. 13
Beberapa implikasi dari pernyataan tersebut adalah:
1.Analisis data harus mengacu kepada masalah penelitian dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah itu. Jadi, kecepatan analisis data tidak dinilai dari kecanggihan teknik statistik yang digunakan, melainkan kepada apakah informasi yang dihasilkan sesuai dan cukup memadai untukmenjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. 2.Peneliti tidak menggantungkan diri, secara buta kepada angka atau koefisien yang diperoleh dari penggunakan teknik statistik. Alih-alih angka atau analisis statistik harus dugunakan untuk membantu memahami data yang diperoleh sesuai dengan masalah penelitian. Peneliti dapat saja meragukan hasil analisis data, jika tidak sesuai dengan kerangka berfikir dan teori yang digunakan. Misalnya : penelitian yang menghasilkan koefisien korelasi antara motovasi belajar dengan prestasi sebesar 0.95 perlu dipertanyakan. g.Kesimpulan Penelitian Hal analisis data yang harus ditafsirkan dengan merujuk pada pertanyaan/hipotesis penelitian yang dikaji, teori yang digunakan, dan temuan lain yang relevan. Berfikir reflektif semacam ini harus terus dilakukan sampai peneliti secara yakin akan kesahihan temuannya. Kesimpulan penelitian merupakan hasil berfikir reflektif peneliti atas hasil analisis data (temuan yang diperoleh), bukan rangkuman hasil analisis data atau temuan yang diperoleh.