Anda di halaman 1dari 13

1

I.PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan dan teknologi, maka statistik tidak bisa


dipisahkan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Misalnya:
 Bagi Peneliti, menggunakan statistik sebagai alat bantu dalam
memahami gejala-gejala yang diamati. Dengan statistik temuan-
temuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan juga dapat
dikomunikasikan pada masyarakat secara kompak, singkat dan
akurat.
 Bagi seorang Manager, dengan waktu sangat terbatas tidak
mungkin membaca laporan anak buah yang panjang tebal,
sehingga tampilan yang kompak, singkat dan akurat membantu
mereka untuk mambaca keadaan obyektif dalam menentukan
keputusan dan kebijaksanaannya secara tepat.
 Bagi seorang Guru, mempunyai kuwajiban untuk melaporkan hasil
pembelajaran para siswanya kepada kepala sekolah (pimpinan
institusi) dan kepada orangtua siswa, baik melalui hasil tes, tugas-
tugas maupun hasil pengamatan sehari-hari seorang guru.
Dengan demikian supaya laporan ini mudah dipahami harus
dianalisis dan dilaporkan secara singkat dan akurat kepada siswa
yang bersangkutan orang tua dan fihak lain yang terkait.
 Bagi media massa, berbagai informasi pada majalah, koran atau
media lainnya seringkali disampaikan dalam bentuk tabel, grafik,
diagram atau ukuran –ukuran tertentu dalam bentuk angka maupun
kata-kata. Cara seperti ini menuntut kecakapan penulis dalam
menyajikan sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman atau
kekeliruan dalam membaca.
Penjelasan diatas mendukung suatu pendapat bahwa statistik
diperlukan bagi masyarakat secara umum, baik masyarakat yang
menghasilkan maupun yang menerima informasi. Menurut Jaeger
(1990), bahwa Statistik tidak bisa dipisahkan darikehidupan para peneliti,
pendidik, manajer, analisis olah raga, analisis politik, pengusaha dan
hampir semua orang yang terdidik.
2

1.1.Pengertian dan Jenis Statistik


Teori peluang merupakan dasar dari para ahli untuk dikembangkan
menjadi ilmu Statistik, sehingga pada ilmu statistik tidak bisa lepas dari
matematika secara umum.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Statistik adalah
bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara
pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis dan penafsiran data.
Cara pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu data yang berasal
dari keseluruhan data disebut Populasi dan pengambilan datanya disebut
dengan Sensus, sedangkan yang berasal dari sebagian populasi disebut
Sampel (contoh) dan cara pengambilan datanya disebut dengan Survei.
Data yang mempunyai kesamaan ciri-ciri disebut keragaman
(varian), dan ciri-ciri yang menunjukkan keragaman disebut peubah acak
atau variabel acak. Peubah acak dibedakan menjadi:
1. Peubah kualitatif, yaitu peubah yang tidak mungkin dilakukan
pengukuran numerik misalnya : warna bunga.
2. Peubah kuantitatif yaitu peubah yang dapat diukur (terukur), ada
dua macam yaitu peubah kontinyu dan peubah diskret.
1.2.Jenis Statistik
Statistik ditinjau dari jenisnya dibedakan menjadi lima jenis yaitu:
1.Statistik dibedakan berdasarkan orientasi pembahasannya ada dua
jenis yaitu:
 Statistik matematik (mathematical statistic) atau statistika teoritis
yang berorientasi pada pemahaman model dan teknik-teknik
statistik secara matematis teoritis.
 Statistik terapan (applied statistic), yang lebih berorientasi pada
pemahaman intuitif atas konsep dan teknik statistik serta
penggunaannya diberbagai bidang.
3

2, Statistik berdasarkan tahapan atau tujuan analisis dibedakan menjadi


dua yaitu:
 Statistik deskriptif, yaitu statistik untuk memperoleh gambaran
dengan data yang ada ditangan tanpa diolah. Data yang berasal
dari sampel dan menggambarkan populasi yang datanya disebut
statistik. Jika yang berasal dari populasi tak terhingga (misalnya
1000), maka hasilnya disebut parameter.
 Statistik inferensial (statistik induktif), yaitu untuk memperoleh
hasil suatu percobaan dari sampel ataupun populasi selanjutnya
dilakukan analisis dalam menguji suatu hipotesis. Dalam
menggunakan tahapan ini peneliti sering menggunakan sampel
untuk meminimalkan waktu, tenaga dan biaya penelitian.
3.Statistik berdasarkan asumsi sebaran data yang dianalisis dibedakan
menjadi:
 Statistik Parametrik, didasarkan pada model distribusi normal.
 Statistik Non Parametrik, tidak didasarkan pada suatu sistribusi
tertentu. Statistik Non Parametrik ini sering disebut Statistik Bebas
Distribusi(Distribution Free Statistic)
4.Statistik berdasarkan jumlah peubah tidak bebas (terikat) dibedakan:
 Statistik Univaried, yaitu suatu teknik analisis yang melibatkan
hanya satu peubah terikat saja tanpa memperhatikan peubah tidak
bebasnya.
 Statistik multivaried, yaitu meliputi semua teknik analisis yang
melibatkan paling tidak melibatkan dua peubah terikat sekaligus.
5. Statistik berdasarkan bidang kajian dimana suatu analisis itu digunakan.
Terlalu banyak apabila disebutkan satu-persatu bidang ilmu yang ada.
Namun perbedaan ini ada pada penekanan tertentu pada setiap bidang
dan secara konseptual sama. Misalnya: biostatistik, statistik ekonomi,
statistik pendidikan dan lain-lain.
1.3. Pengkuran dan Data Statistik
1.3.1. Pentingnya Pengukuran dalam Statistik
4

Dengan bantuan peralatan elektronik yang ada, menganalisis data


bukan merupakan sesuatu yang sulit jika penelitinya mampu
mengoperasikan alat-alat tersebut. Namun yang perlu diperhatikan
adalah pengambilan data yang tepat untuk memperoleh hasil yang bisa
diandalkan. Kekeliruan dalam pengambilan data akan berakibat fatal jika
hasil tersebut merupakan anjuran. Pengambilan datamerupakan langkah
awal dari suatu kegiatan, sehingga pada data yang baik (valid) sangat
menentukan hasil yang bermanfaat. Jika data kurang baik yang sering
kali diistilahkan sampah, maka sampah tidak akan bisa dirubah menjadi
kertas putih yang baik.
1.3.2. Jenis Data dan Skala Pengukuran
Data digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Data Deskrit yaitu data yang bersifat terkotak-kotak tidak
dikonsepsikan adanya nilai-nilai diantara data (bilangan) yang
satu dengan data (bilangan) lainnya yang terdekat.
Misalnya:jumlah anak dalam suatu keluarga, jumlah keluarga
dalam satu desa, jumlah mobil di kantor dan lain-lainnya.
Jumlah anak dalam suatu keluarga adalah 2, 3, 4. Tidak pernah
dikonsepsikan bahwa jumlah anak pada suatu keluarga adalah
2.2, 2.4 dan lain-lainnya.
2. Data Kontinyu adalah suatu data yang dikonsepsikan adanya
sejumlah nilai dengan jumlah yang tidak terhingga. Misalkan :
apabila angka tersebut diatas merupakan berat suatu benda
maka diantara 2 dan 3 pasti ada 2.001, 2.002, 2.003 dan
sebagainya.
1.3.3. Berdasarkan skala pengukuran yang digunakan, data dibagi
menjadi empat jenis yang bersifathierarkhis yaitu:
1. Data Nominal yaitu data yang memiliki skala yang bersifat
kategorik atau pengelompokan. Misalnya: jenis kelamin, warna
kulit. Disini bahwa subyek masuk kedalam kategori. Wanita
tidak lebrendah dari pada pria, kulit hitam tidak memiliki nilai
lebih rendah dari pada kulit putih.
5

2.Data Ordinal, adalah data yang memiliki skala yang


menunjukkan perbedaan tingkatan subyek secara kuantitatif.
Contohnya : ranking/peringkat pada kelas. Selain subyek pada
kelompok tertentu (seperti pada data nominal) bedanya pada
data ordinal kita tidak dapat mengatakan bahwa subyek yang
menduduki peringkat tertentu memiliki nilai yang lebih tinggi dari
pada subyek yang mempunyai peringkat dibawahnya.
3.Data Interval. Data ini mempunyai ciri-ciri seperti diatas
(menunjukkan klasifikasi dan kedudukan subyek dalam
kelompok), data interval mempunyai sifat kesamaan / jarak
(equality of interval) antara nilai yang satu dengan nilai yang lain.
Skor mentah yang dihasilkan dari suatu test hasil belajar atau
data kecerdasan sering disebut sebagai data berskala interval
(data interval).
4.Data Rasio, data rasio berbeda dengan interval karena yang
pertama data rasio memiliki data mutlak nol. Sesuai dengan
asumsi adanya data sama dengan nol kita dapat membuat
perbandingan (rasio) antara skor-skor yang berskala rasio.
Contoh: 20 kg adalah 2 x 10 kg. 15 m = 3 x 5 m dan
sebagainya. Data seperti ini kita tidak dapat menyemakan
dengan data interval, juga tidak dapat disamakan seperti data
ordinal seperti IQ, Misalnya seorang anak yang memiliki IQ =
150 tidak sama dengan 2 orang anak yang mempunyai IQ = 100
dan IQ=50. Tetapi berat badan 80 kg sama dengan dua kali
berat badan dua orang yang masing-masing 40 kg.
1.4. Penelitian Kuantitatif
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi sekarang ini sangat merubah
peradapan dan perikehidupan manusia kearah negatif dan positif.
Kemajuan yang positif dapat memudahkan yang dulu dianggap mustahil
sekarang menjadi hal yang biasa. Dengan demikian akan menimbulkan
kenikmatan bagi kehidupan manusia. Kenikmatan dan kemudahan ini
bisa dicapai melalui alih teknologi, pengembangan dan penelitian ataupun
6

riset yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan yang mengabdikan sebagian


besar hidupnya untuk memajukan riset di bidangnya.
Pennelitian mungkin merupakan ciri yang membedakan antara
masyarakat modern dengan masyarakat tradisional atau masyarakat
awam. Bagi Perguruan Tinggi penelitian merupakan ciri yang menonjol
dan tolok ukur terpenting untuk akreditasi dan krdibilitas Lembaga
Pendidikan tersebut beserta tenaga pengajarnya. Menurut Sukadji (1992)
bahwa kemajuan pesat pada negara industri maju dan industri baru
ternyata lebih tergantung pada mutu sumberdaya manusia, kegiatan
peneltian serta inovasi teknologi dari pada sumberdaya alam. Atas dasar
itukegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh dosen merupakan salah
satu tolok ukur penting dalam nenentukan mutu suatu perguruan tinggi.
1.5.Penggolongan Penellitian
Nasution (1992) mengatakan bahwa definisi yang lebih
menggambarkan sifat-sifat penelitian yaitu: “Peneltitian adalah suatu
upaya pengkajian yang cermat dan tekun mengenai suatu masalah”. Eliti
Definisi tersebut menggambarkan bahwa penelitian dengan cermat (teliti),
tidak ceroboh engan menggunakan aturan (prosedur) tertentu, juga
menuntuk ketelitian para peneliti pada setiap langkahnya.
Untuk keperluan diskusi Penelitian digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Penelitian eksperimental: termasuk ekperimen semu yang tidak
melakukan random assignment. Karakteristiknya dari penelitian ini
adalah adanya peubah bebas yang disebut perlakuan atau
treatment.
2. Penelitian korelasional : adalah penelitian yang peubah bebasnya
tidak dimanipulasi, tidak hanya terbatas pada penelitian yang
menggunakan teknik korelasi dalam analisis datanya.
Berdasarkan kegunaannya Penelitian dibedakan:
1. Penelitian Murni (basic/pure research): adalah penelitian untuk
memperoleh temuan yang berguna bagi Ilmu Pengetahuan.
7

2. Penelitian Terapan (Applied research) : adalah suatu penelitian


untuk memperoleh temuan bagi perbaikan keadaan yang mungkin
berlangsung.
Penggolongan peubah penelitian
Peubah merupakan salah satu konsep kunci dalam penelitian
kuantitatif. Setiap peubah yang dikaji harus diidentifikasi dan didefinisikan
secara gamblang sampai ketingkat yang operasional, sehingga dapat
diukur (measurable). Dengan demikian pemahaman atas konsep peubah
yang dikaji dan teknik pengukurannya menjadi esensial.
Peubah digolongkan memnjadi beberapa jenis, tergantung dari
kedudukan dalam permasalahan yang dikaji. Beberapa jenis peubah
yang sangat penting antara lain:
a) Peubah terikat (dependent variable), yaitu peubah yang
dipengaruhi oleh peubah lain. Dalam berbagai kontek penelitian,
peubah ini dikenal dengan sebutan yang beragam, misalnya
peubah keluaran (output), peubah kriteria, peubah respon,.
Penelitian dilakukan untuk mengkaji bagaimana atau sejauh
mana peubah ini dipengaruhi, ditentukan atau dujelaskan oleh
peubah lain.
b) Peubah bebas (independent variable) :yaitu peubah yang
mempengaruhi peubah lain. Seperti peubah terikat, peubah
inipun dikenal dengan berbagai sebutan, seperti peubah
pendahulu, peubah masukan (input), peubah prediktor dan
treatment (dalam penelitian eksperimental).
c) Peubah kontrol (control variable): yaitu peubah yang pengaruhnya
kepada peubah terikat dikendalikan. Peubah ini merupakan
peubah yang secara konseptual akan mempengaruhi peubah
terikat (semacam peubah bebas) namun penelitian yang
bersangkutan tidak bermaksud mengatahuinya, melainkan
mengendalikannya sedemikian rupa sehingga keragaman yang
terdapat pada peubah terikat tidak lagi berkaitan dengan keragam
peubah kontrol.
8

d) Peubah moderator (moderator variable): yaitu peubah yang


mempengaruhi hubungan antara peubah bebas dengan peubah
terikat. Peubah ini dilibatkan dalam suatu penelitian manakala
peneliti menduga bahwa hubungan antara peubah bebas dengan
peubah terikat tergantung pada peubah lain.
Ketika peubah telah didefinisikan, maka tugas peneliti adalah
mengklasifikasikan peubah yang terikat sesuai dengan kedudukannya
masing-masing dalam permasalahan yang dikaji. Kemudian
mendefinisikan setiap peubah yang diteliti dan merencanakan bagaimana
setiap peubah itu akan diukur. Pengukuran merupakan suatu proses
mengkuantifikasikan (meng-angkakan) gejala yang diamati dengan
menggunakan aturan tertentu. Kemampuan mengukur peubah adalah
esensial dalam penelitian kuantitatif karena validitas data yang diperoleh
merupakan prasyarat mutlak bagi validitas hasil penelitian. Pepatah yang
berbunyi “garbage in garbage out” (masuk sampah keluar sampah)
menegaskan data yang tidak valid (sahih) adalah sampah dan hanya akan
menghasilkan penelitian yang tidak berguna (tidak sahih). Proses analis
data tidak dapat mengubah sampah menjadi hasil penelitian yang sahih.
1.4. Hubungan antara Peubah Penelitian
Tujuan penelitian biasanya untuk mengkaji hubungan kausal antara
dua peubah atau lebih. Misalnya: Penelitian yang menguji hubungan
antara motif dengan prestasi belajar pada dasarnya ingin mengetahui
pengaruh motif terhadap prestasi.
Pemahaman kita tentang berbagai kemungkinan yang dapat terjadi
telah mengajarkan bahwa peneliti perlu hati-hati dalam membuat suatu
pernyataan. Pemahaman dan ajaran seperti itu kemudian melahirkan
sejumlah pedoman bilamana kemudian kita dapat menyatakan adanya
hubungan kausal. Karena banyaknya peubah yang terlibat dalam suatu
permasalahan dan kompleknya hubungan diantara peubah, penelitian
yang dilakukan seringkali sulit untuk menyatakan secara tegas hubungan
kausal antara peubah yang diteliti.
9

Atas dasar pemikiran diatas, sementara penulis ada yang


menggambarkan tiga jenis hubungan dalam penelitian yaitu:
a) Hubungan kausal.
b) Hubungan korelasional.
c) Hubungan perbandingan.
Jenis pengelompokan jenis hubungan diatas tampaknya lebih
didasarkan kepada teknik yang digunakan dalam analisis data dan
penyajian hasilnya, bukan kepada pemikiran yang lebih mendasar.
Kebanyakan peneliti bermaksud untuk mengkaji apakah suatu atau
sejumlah peubah berkaitan dengan peubah yang lain, dan bagaimana
peubah-peubah itu berhubungan. Hubungan antara peubah mungkin
bersifat searah (X mempengaruhi Y, tetapi tidak sebaliknya) atau bersifat
interaktif (X dan Y saling mempengaruhi).
1.5. Validitas Penelitian
Mutu penelitian terutama dinilai dari validitas hasil yang diperoleh.
Validitas penelitian diklasifikasikan menjadi validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkaitan dengan keyakinan peneliti tentang
kesahihan hasil penelitian, sedangkan validitas eksternal berkaitan
dengan tingkat generalisasi hasil penelitian yang diperoleh. Ketika
penelitian ditujukan untuk menguji hubungan kausal antara dua peubah
atau lebih, maka banyak hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti yaitu
hal-hal yang mengancam (threats) validitasnya.
Dalam penelitian validitas internal merupakan tolok ukur yang
paling utama karena kalau kita sudah meragukan validitashasil penelitian
yang diperoleh, maka semua konsekuensi berikutnya menjadi tidak
bermakna lagi, Oleh karena itu peneliti harus memberikan perhatian
khusus terhadap validitas internal hasil penelitian yang dilakukan.
Validitas internal dapat ditingkatkan melalui berbagai cara yang bersifat
kumulatif, antara lain:
a) Melakukan pengukuran yang valid dan andal (reliable) atas
seluruh peubah yang dikaji. Pemahaman konsep, prinsip-prinsip
10

dan prosedur pengukuran membantu peneliti untuk dapat


memperoleh data yang valid.
b) Mengontrol peubah-peubah yang hendak dikaji pengaruhnya
terhadap peubah terikat (peubah bebas). Hal ini dapat dilakukan
antara lain dengan (1) random assignment pada penelitian
eksperimen, (2) menyeragamkan nilai peubah yang dikontrol, (c)
melakukan penyesuaian dalam analisis statistik, dan (4)
menggunakan desain penelitian dan teknik analisis data yang
tepat.
Validitas eksternal merupakan hal lain yang perlu diperhatikan oleh
peneliti. Jika kita memilih subyek yang memiliki karakteristik tertentu,
misalnya. Penelitian yang menggunakan pretest hasilnya juga hanya
berlaku pada program yang melaksanakan pretest, kecuali informasi yang
kuat bahwa program yang dilakukan tidak bekaitan dengan ada tidaknya
pretest.
Salah satu upaya yang mendukung validitas eksternal suatu
penelitian adalah pemilihan subyek secara acak(random selection),
sehingga sampel yang diteliti dapat mewakili populasi yang diharapkan.
Pengacakan dalam subyek suau penelitian merupakan langkah esensial,
namun cara ini saja belum memberikan jaminan bagi generalisasi hasil-
hasil penelitian. Berbeda dengan validitas internal, validitas eksternal
biasanya lebih mudah dikendalikan pada penelitian lapangan daripada
penelitian laboratoris. Oleh karena itu penelitian laboratoris perlu
memberikan perhatian ekstra terhadap sejumlah faktor yang mengancam
validitas eksternal.
1.6. Prosedur Penelitian
Penelitian merupakan suatu upaya sistematik untuk memecahkan
suatu masalah. Oleh karena itu prosedur penelitian terdiri atar
serangkaian kegiatan yang sejalan dengan langkah-langkah pemecahan
masalah (problem solving) diantaranya adalah (a) Perumusan masalah,
(b)Perumusan hipotesis, (c)Identifikasi peubah dan definisi operasional,
11

(d)Rencana penelitian,(e) Pengumpulan data, (f) Analisis data dan


(g) pengumpulan hasil serta kesimpulan penelitian.
a.Perumusan Masalah
Setiap penelitian dimulai dari adanya suatu masalah yang dirasakan
atau diamati peneliti. Oleh karena itu kemampuan dan kepekaan peneliti
terhadap adanya masalah merupakan syarat utama bagi suatu penelitian.
Nasution (1992) menggambarkan bahwa perumusan masalah merupakan
tugas yang paling dalam keseluruhan proses penelitian.
Untuk menemukan dan merumuskan masalah penelitian yang baik
peneliti harus menguasai dua hal yaitu: (a) bidang (substansi) keilmuan
yang hendak dikaji dan (b) metodologi penelitian. Mempelajari dan
menguasai hanya salah satu dari dua hal tersebut tidak dapat diharapkan
untuk mampu untuk merumuskan masalah yang baik.
Masalah didefinisikan sebagai suatu kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada. Masalah dapat berupa
kesenjangan teoritis konsepsional dan kesenjangan praktikal, baik yang
layak dipecahkan atau dijawab melalui penelitian. Beberapa
pertimbangan yang mungkin dapat dijadikan panduan dalam memilih
masalah penelitian telah dirumuskan oleh Best (1981) antara lain:
1. Apakah masalah itu dapat dipecahkan melalui penelitian?
2. Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian atas masalah itu?
3. Apakah masalah itu merupakan sesuatu yang baru?
4. Apakah penelitian atas masalah tersebut fisible jika dikaitkan
dengan kompetensi peneliti, waktu dan dana yang tersedia?
b. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Setelah peneliti merumuskan masalah, maka peneliti kemudian menelaah
dan mengkaji berbagai sumber (teori/konsep/asumsi dan temuan
terdahulu) yang relevan. Atas dasar kajian itu, hipotesis dirumuskan, yaitu
prediksi tentang hasil penelitian yang akan diperoleh. Merumuskan
hipotesis dalam kegiatan penelitian merupakan kebiasaan yang baik untuk
mendorong peneliti melakukan kajian yang intensif.
12

c. Identifikasi Peubah dan Definisi Operasional


Langkah ketiga dalam penelitian adalah mengidentifikasi dan
merumuskan peubah yang terlibat pada setiap hipotesis. Setiap peubah
kemudian dirumuskan secara operasional sehingga jelas aspek-aspeknya
yang hendak diteliti.
d. Rencana Penelitian
Rencana penelitian merupakan uraian rinci mengenai metode
penelitian (bagaimana penelitian akan dilakukan), desain eksperimen (jika
penelitian ekperimental), populasi dan sampel (dari mana data akan
dikumpulkan), teknik dan alat pengumpul data, serta teknik analisis dan
penyajian data.
Langkah ini juga mencakup pengembangan alat pengumpul data,
seperti kuesioner, tes, pedoman, observasi dan sebagainya. Dalam
menyusun alat pengumpul data perlu diperhatikan jenis data apa yang
diperlukan dan bagaimana data itu akan dikuantifikasikan. Uji coba dan
analisis kuesioner (alat lainnya) merupakan kegiatan yang penting untuk
meningkatkan validitas data penelitian.
e. Pengumpulan Data
Dalam penelitian eksperimental, langkah ini disebut pelaksanaan
eksperimen. Data penelitian dikumpulkan dari sumber data dan dengan
alat yang telah direncanakan dengan matang. Setiap data perlu dicatat
secermat mungkin, termasuk kondisi yang terjadi pada waktu itu (bila
diperlukan). Misalnya, kuesioner yang dijawab secara tidak sungguh-
sungguh perlu ditandai untuk kemudian tidak disertakan pada analisis.
f. Analisis Data dan Penafsiran Hasilnya
Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian serta jenis data yang dianalisis. Hal yang perlu ditekankan
disini adalah bahwa teknik statistik harus diperlukan sebagai alat bantu
dalam memahami data penelitian, bukan sebagai pengganti kemampuan
dan kearifan peneliti.
13

Beberapa implikasi dari pernyataan tersebut adalah:


1.Analisis data harus mengacu kepada masalah penelitian dan informasi
yang diperlukan untuk memecahkan masalah itu. Jadi, kecepatan
analisis data tidak dinilai dari kecanggihan teknik statistik yang
digunakan, melainkan kepada apakah informasi yang dihasilkan sesuai
dan cukup memadai untukmenjawab pertanyaan penelitian atau
menguji hipotesis.
2.Peneliti tidak menggantungkan diri, secara buta kepada angka atau
koefisien yang diperoleh dari penggunakan teknik statistik. Alih-alih
angka atau analisis statistik harus dugunakan untuk membantu
memahami data yang diperoleh sesuai dengan masalah penelitian.
Peneliti dapat saja meragukan hasil analisis data, jika tidak sesuai
dengan kerangka berfikir dan teori yang digunakan. Misalnya :
penelitian yang menghasilkan koefisien korelasi antara motovasi belajar
dengan prestasi sebesar 0.95 perlu dipertanyakan.
g.Kesimpulan Penelitian
Hal analisis data yang harus ditafsirkan dengan merujuk pada
pertanyaan/hipotesis penelitian yang dikaji, teori yang digunakan, dan
temuan lain yang relevan. Berfikir reflektif semacam ini harus terus
dilakukan sampai peneliti secara yakin akan kesahihan temuannya.
Kesimpulan penelitian merupakan hasil berfikir reflektif peneliti atas hasil
analisis data (temuan yang diperoleh), bukan rangkuman hasil analisis
data atau temuan yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai