Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Data yang yang telah diolah baik pengelolahan secara manual maupun menggunakan
bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis. Menganalisis data tidak
sekedar mendeskripsikan dan menginterprestasikan data yang telah diolah.keluaran akhir dari
analisis data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi
data mempunyai dua sisi yag luas. Interpretasi data dari sisi yang sempit ,hanya sebatas pada
masalah penelitian yang akan dijawab melalui data yang diperoleh tersebut.

Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap


variabel penelitian. Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis datanya. Untuk data
numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi. Pada umunya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi responden berdasarkan : jenis
kelamin. Umur, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Demikian juga penyebaran penyakit-
penyakit yang ada di daerah tertentu, distribusi pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi kasus
malanutrisi pada anak balita dan sebagainya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah membahas makalah, “Studi Deskriptif dan Analisis Data Dasar” mahasiswa
mampu mengetahui metode analisis deskriptif dan klasifikasi deskriptif secara tepat.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mahasiswa mengtahui metode analisis deskriptif
2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi deskriptif

1
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Analisa data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data
menjadi informasi. Data yang telah diolah baik pengelolahan secara manual maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis. Menganalisis data
tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterprestasikan data yang telah diolah.keluaran akhir
dari analisis data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut.
Interpretasi data mempunyai dua sisi yag luas. Interpretasi data dari sisi yang sempit ,hanya
sebatas pada masalah penelitian yang akan dijawab melalui data yang diperoleh tersebut.
Sedangkan dari sisi yang lebih luas, interprestasi data berarti mencari makna data hasil penelitian
tersebut, tetapi juga melakukan inferensi atau generalisasi dari data yang diperoleh melalui
penelitian tersebut.

Oleh sebab itu secara rinci tujuan dilakukan analisis data adalah:

a. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan
penelitian
b. Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan
c. Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan kontribusi dalam
pengembangan ilmu yang bersangkutan.

Data adalah kumpulan huruf/kata, kalimat atau angka yang dikumpulkan melalui proses
pengumpulan data. Data dari satu penelitian saja, sangat bervarisi sekali, mulai dari karakteristik
responden (umur,jenis kelamin,pendidikan,pekerjaan,dan sebagainya) sampai dengan variabel-
variabel yang dirumuskan dalam tujuan penelitian dan kerangka konsep. Berdasarkan skala
pengukurannya variabel dikelompokkan menjadi empat, yakni: nominal, ordinal, interval, dan
rasio.

2
Untuk kepentingan analisis statistik, di samping pembagian jenis data seperti tersebut,data juga
dikelompokkan menjadi dua, yakni data kategorik dan numerik.

1. Data kategorik
Data kategorik atau data kualitatif, merupakan data dari hasil penggolongan atau
pengklasifikasikan data, misalnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan.
Data atau variabel kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala nominal dan
ordinal.
2. Data numeric
Data numerik (kuantitaf) merupakan variabel hasil penghitungan dan pengukuran,
misalnya tekanan darah, tinggi badan,berat badan, dan sebagainya. Variabel numerik
dikelompokkan lagi mejadi dua macam, yakni deskrit dan kontinu. Data deskrit
merupakan hasil penghitungan, seperti jumlah anak, jumlah kunjungan pasien rawat
jalan, dan sebaginya. Sedangkan data kontinu merupakan data hasi pengukuran, misalkan
tekanan darah, denyut nadi, Hb, dan sebagaianya. Data numerik ini mencakup ariabel-
variabel dengan skala pengukuran interval dan rasio.
Dalam analisis data menggunakan metode statistik, biasanya data jenis numerik diubah
menjadi data kategorik dengan cara melakukan pengelompokkan atau pengklasifikasikan.
Misalnya variabel tekanan darah yang data riilnya numerik, dapat dikategorikan
menjadi :<120/80, 121/90-140/95, >141/95 dan sebagainya (data kategorik).

Jenis data kategorik berbeda cara analisisnya bila dibandingkan dengan data numerik.
Sebuah analisis dengan uji statistic hanya cocok untuk jenis data tertentu saja. Misalnya nilai
proporsi atau persentase pada analisis univarite (analisis deskriptif) biasanya hanyak cocok untuk
menjelaskan jenis data kategorik, sedangkan untuk data jenis numeric hanya dapat menggunakan
nilai rata-rata untuk menjelaskan karakteristik variable yang bersangkutan. Untuk analisis
hubungan dua variable (analisis bivariate), uji Kai Kuadrat hanya dapat dipakai untuk
mengetahui hubungan data kategorik dengan data kategorik.

2.2 Analisa Data Penelitian Deskriptif

3
Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan
meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Data- data yang disajikan meliputi
frekuensi, proporsi dan rasio, ukuran-ukuran kecenderungan pusat ( rata-rata hitung, median,
modus), maupun ukuran-ukuran variasi (simpangan baku, variasi, rentang, dan kuartil). Salah
satu pengamatan yang dilakukan pada tahap deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel
frekuensi. Tabel frekuensi terdiri atas kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentase untuk
setiap kategori.

Beberapa ukuran frekuensi kejadian yang dapat dianalisis dengan deskrptif adalah:

1) Jumlah mutlak kejadian. Misal jumlah penderita AIDS pada tahun 2002 di jawa timur
adalah 4000 orang.
2) Proporsi. Disebut proporsi apabila pembilang merupakan bagian dari penyebut. Misal
proporsi perawat yang menggunakan sarung tangan di instalasi rawat darurat adalah 20
%, berarti 20 orang dari 100 perawat yang menggunakan sarung tangan saat memberikan
asuhan keperawatan pada klien gawat darurat.
3) Rasio . rasio adalah perbandingan dari dua bilangan. Misalnya rasio pendidikan perawat di
Rumah Sakit X adalah 1,3, berarti perbandingan banyaknya pendidikan Ners
dibandingkan Akper adalah 13: 10.
4) Angka (rate). Rate dipakai untuk menyatakan banyaknya kejadian pada suatu populasi
dalam jangka waktu tertentu. Misal angka kejadian demam berdarah di Indonesia 0,25%
menggambarkan bahwa perkembangan penyakit demam berdarah di Indonesia
munculnya 25 kasus baru per 10.000 orang dalam setahun.

2.3 Metode Analisis Deskriptif

Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komperatif, atau


eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik secara manual
maupun dengan menggunakan jasa computer. Apapun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang
bersifat eksploratif atau develop-mental, cara dapat sama saja karena data yang diperoleh
wujudnya juga sama. Yang beda adalah cara menginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.

4
Apabila datanya telah terkumpulkan, maka lalu diklafikasihkan menjadi dua kelompok
data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan
dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk
sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang
diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang di peroleh dari angket atau ceklis, di jumlahkan
atau di kelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang di gunakan. Jika pilihan jawaban
dari angket berbentuk ‘’ Ya’’ dan ‘’Tidak’’, peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak
jawaban ‘’Ya’’ dan ‘’Tidak’’. Menjumlah saja belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih
perlu menjelaskan atau mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “Ya” dan apa saja yang
dijawab “Tidak”. Dalam hal ini identitas responden juga dapat digunakan untuk menelusuri lebih
jauh siapa saja yang memberikan jawaban “Ya”, misalnya latar belakang responden atau hal-hal
lain yang dapat menerangkan posisi responden, dan siapa pula yang memberikan jawaban
“Tidak”.

Contoh

Tabel Cuplikan Instrumen untuk Mengukur Etos Kerja Karyawan Kantor Pemasaran
Produk X

NO Hal-hal yang Menjadi Kebiasaan Ya Tidak Keterangan/Alasan


Karyawan
1. Datang ke kantor lebih awal di 
bandingkan yang lain.
2. Sebelum mulai bekerja, omong-omong 
dulu deanga kawan.
3. Waktu di kantor tidak mencukupin 
untuk menyelesaikan pekerjaan yang di
tugaskan.
4. Apabila pekerjaan belum selesai, 
dikerjakan dirumah

Data dalam cuplikan contoh ceklis di atas mengandung data kuantitatif, yaitu banyaknya
centangan yang terdapat dalam kolom, dan data kualitatif yang di tuliskan oleh responden dalam

5
kolom ‘’Keterangan/ Alasan’’. Kolom seperti itu sangat penting kedudukannya karena memberi
keleluasaan kepada responden untuk mengisi apa saja yang mereka pandang perlu dikemukakan.

Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan
4, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut.

1. ‘’Sangat banyak’’, ‘’ Sangat sering’’, ‘’ Sangat setuju’’, dan lain-lain menunjukan gradasi
paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4.
2. ‘’Banyak’’, ‘’Sering’’,’’ Kurang setuju’’ dan lain-lain, menunjukkan peringkat yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang di tambah kata’’Sangat’’. Oleh karena itu kondisi
tersebut diberi nilai 3.
3. ‘’Sedikit’’,’’Jarang’’, ‘’Kurang setuju’’ dan lain-lain, karena berada di bawah ‘’Setuju’’
dan sebagainya, di beri nilai 2.
4. ‘’ Sangat sedikit ‘’ dan ‘’ Sedikit sekali’’ , ‘’Sangat jarang’’ , Sangat kurang setuju’’,
yang berada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1.

Kembali pada alternative jawaban yang bergradasi atau menggunakan peringkat. Setiap
kolom dalam table menunjukkan letak nilai, maka sebagai konsekuensinya setiap centangan pada
kolom jawaban menujukkan nilai tertentu. Dengan demikian, maka analisis data dilakukan
dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya tersebut,
lalu mengalihkan prekuensi pada masing-masing kolom denagan nilai kolom yang bersangkutan.
Agar dapat lebih memahami bagaimana cara menghitung nilai sebuah tabel, berikut ini di sajikan
tabel yang sudah disajikan, tetapi dengan empat alternatif jawaban dengan klafikasi jawaban ‘’
Sering sekali’’ (nilai 3), ‘’ Sering’’ ( nilai 2), ‘’Jarang’’ (nilai 1 ), dan ‘’Tidak pernah’’ ( nilai 0).
Banyaknya orang yang memilih jawaban pada kolom tertentu harus dikalikan dengan nilai
kolom, sehingga diperoleh nilai untuk tiap-tiap kolom. Kemudian nilai tersebut dijumlahkan,
diperoleh nilai untuk butir-butir pertanyaan. Untuk mengetahui peringkat nilai akhir untuk butir
yang bersangkutan, jumlah nilai tersebut harus di bagi dengan banyaknya responden yang
menjawab angket tersebut. Misalnya banyaknya responden ada 20 orang.

Tabel Sebaran Kondisi Etos Kerja Karyawan Kantor Pemasaran Produk

6
No Hal-hal yang Menjadi Kebiasaan 3 2 1 0 Jml Keterangan
Karyawan
1. Datang ke kantor lebih awal dibandingkan 3 10 5 2 20
yang lain
2. Sebelum mulai bekerja , omong-omong 1 2 13 4 20
dulu dengan kawan
3. Waktu di kantor tidak mencukupin untuk 5 5 5 5 20
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan
4. Apabila pekerjaan belum selesai, 5 13 1 1 20
dikerjakan di rumah

Cara menghitung nilai adalah sebagai berikut.

Butir 1 : menunjukkan tingkat kerajinan kaeryawan, karena datang ke kantor lebih awal dari
yang lain. Nilai butir tersebut adalah (3 x 3) + (10 x 2) + (5 x 1) + (2 x 0) =
9+20+5+0=34. Oleh karena respondennya ada 20, maka nilai rata-rata butir tersebut
adalah 34 : 20 = 1,7.

Butir 2 : menunjukkan lawan dari etos kerja positif. Karyawan diukur kerajinan bekerja dengan
harapan langsung bekerja begitu datang ke kantor. Pertanyaan seperti ini adalah
pertanyaan inverse, artinya terbalik. Maka nilai yang diberikan juga terbalik, bukan urut
dari besar ke kecil tetapi dari kecil ke besar. Urutan nilainya menjadi 0, 1, 2, 3.

Nilai butir tersebut adalah (1 x 0) + (2 x 1) + (13 x 2) + (4 x 2) = 0 + 2 + 26 + 8 + 36.


Rata-rata nilai butir adalah 36 : 20 = 1,8.

Butir 3 : menunjukkan tingkat kerajinan karyawan, karena di kantor selalu sibuk sehingga tidak
terasa waktunya lekas habis dan berharap waktu di kantor lebih banyak dari yang sudah
ada. Nilai bitur tersebut adalah (5 x 3) + (5 x 2) + (5 x 1) + (5 x 0) = 15 + 10 + 5 + 0 = 30.
Rata-rata nilai butir adalah 30 : 20 = 1,5.

Butir 4 : menunjukkan tingkat tingginya etos kerja, karena secara etis karyawan terdorong untuk
menyelesaikan pekerjaanya lebih cepat, apabila tidak selesai di kantor akan diselesaikan

7
di rumah. 15 + 26 + 1 + 0 = 42. Rata-rata nilai butir nomor 4 tersebut adalah 42 : 20 =
2,1.

Dari hasil analisis terhadap nilai keempat butir indicator etos kerja tersebut dapat disampaikan
bahwa yang paling tinggi adalah butir 4 = (2,1), kemudian disusul nomor 2 = (1,8), lalu nomor 1
= (1,7), dan yang paling kecil nilainya adalah butir nomor 3 = (1,5).

2.4 Klasifikasi deskriptif

Analisis deskriptif berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasi, dan menyajikan data.


Analisis ini merupakan langkah awal untuk melakukan analisis dan uji statistic lebih lanjut.

Macam-macam bentuk analisis deskriptif :

1. Rata-rata hitung (mean)


Mean digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan (ungrouped data) maupun data
yang dikelompokkan (grouped data).
a. Rumus untuk data yang tidak dikelompokkan :

Rata-rata hitung ( X́ ) =
∑ Xi
n
Keterangan:
( X́ ) = rata-rata hitung sampel
x i = nilai dalam suatu sampel
n = total banyaknya pengamatan dalam suatu sampel
b. Rumus untuk data yang dikelompokkan :
Metode langsung
∑ f i.x
Rata-rata hitung ( X́ ) = i

∑ fi
Keterangan :
x i = tanda kelas atau nilai tengah interval (bila merupakan interval)
f i = frekuensi yang sesuai dengan nilai tengah interval x i (bila merupakan interval)

8
2. Median (nilai tengah)
Median merupakan nilai yang terletak di tengah dari suatu set nilai atau pengamatan yang
disusun menurut Array.
a. Untuk data tidak dikelompokkan ( Ungrouped data ).
Terdapat 2 (dua) rumus untuk menentukan letak atau posisi median :
 Bila banyaknya pengamatan gasal, median terletak pada urutan ke :
n+1
n = banyak pengamatan
2
 Bila banyaknya pengamatan genap, median terletak pada urutan ke :
n n+2
dan
2 2
b. Untuk data yang dikelompokkan
Rumus median :
n

( )
Median = Lo + C 2−∑ f
f
Keterangan :
Lo = batas bawah kelas median yaitu kelas di mana median terletak
C = panjang kelas median
n = banyak data atau pengamatan
∑ f = jumlah semua frekuensi dari semua kelas di bawah kelas median
f = frekuensi kelas median

3. Modus
Modus digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi, dan secara
tidak sadra paling banyak digunakan dan sering dipakai untuk menyatakan rata-rata data
kualitatif. Misalnya : penyebab kematian terbanyak dan jenis penyakit terbanyak.
a. Untuk data tidak dikelompokkan (Ungrouped Data)
Modus ditentukan dengan jalan menentukan frekuensi terbanyak di antara data itu.
b. Untuk data yang dikelompokkan
Rumus modus :

9
d1
M 0=L0 + C
( d 1 +d 2 )
Keterangan :
Lo = batas bawah kelas modal yaitu kelas dengan frekuensi terbanyak
C = panjang kelas
d 1 = selisih frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval sebelum kelas
d 1 = selisih frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval sesudah kelas

4. Simpan baku (standar deviasi)


a. Data tidak dikelompokkan (Ungrouped Data)
Rumus :

∑ (X − X́ )2
SD =
√ n−1

b. Data dikelompokkan ( Grouped data )


Cara langsung (Direct method)
Rumus :

∑ f ( X i− X́ ) 2
SD =
√ ( n−1 )

5. Varians
Untuk mengetahui variasi data.
Rumus :

S2 = ∑ f ¿ ¿ ¿

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menganalisis data tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterprestasikan data yang telah
diolah.keluaran akhir dari analisis data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil
penelitian tersebut. Tujuan dilakukan analisis data adalah:

a. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian


b. Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan
c. Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian

Data terbagi menjadi dua yaitu data kategorik (kualitatif ) dan data numeric (kuantitatif).

Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan
meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Data- data yang disajikan meliputi
frekuensi, proporsi dan rasio, ukuran-ukuran kecenderungan pusat ( rata-rata hitung, median,
modus), maupun ukuran-ukuran variasi (simpangan baku, variasi, rentang, dan kuartil).

Macam-macam bentuk analisis deskriptif :

1. Rata-rata hitung (mean)


Mean digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan (ungrouped data) maupun data
yang dikelompokkan (grouped data).
2. Median (nilai tengah)
Median merupakan nilai yang terletak di tengah dari suatu set nilai atau pengamatan yang
disusun menurut Array.
3. Modus
Modus digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi, dan secara
tidak sadra paling banyak digunakan dan sering dipakai untuk menyatakan rata-rata data
kualitatif. Misalnya : penyebab kematian terbanyak dan jenis penyakit terbanyak.
4. Simpan baku (standar deviasi)
5. Varians

11
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo.(2018).Metodologi Penelitian kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.

Hidayat, A.(2009).Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Jakarta:salemba


Medika.

Arikunto, Suharsimi.(2013).Prosedur penelitian.Jakarta:Rineka Cipta.

Nursalam.(2014).Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta:salemba Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai