Anda di halaman 1dari 16

KUMPULAN TUGAS STATISTIKA

Dosen Pengampu : Nonong Rahimah, M.Pd

Nama : Nazmi Herliani

NPM : 3062156011

Kelas/Semester : 01/II

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI BANJARMASIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021/2022
Nama : Nazmi Herliani
NPM : 3062156162
Kelas/Semester : 01/II
Program Studi : PGSD
Mata Kuliah : Statitiska Dasar
Dosen Pengampu : Nonong Rahimah, M. Pd.

TUGAS 1

1. Apa perbedaan Statistik dan Statitika?

Statistik adalah sebuah kumpulan data, angka atau informasi. Sedangkan,


Statitiska adalah ilmu yang mempelajari bagaimana data, angka, tersebut
dikumpulkan, diolah dan dianalisis untuk menghasilkan sebuah informasi yang
bisa digunakan dalam pengambilan keputusan.

2. Mengapa kita perlu belajar statitiska?

Statistika atau ilmu statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari


prosedur pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Di era revolusi
industri keempat. di mana teknologi terus berkembang dengan pesat, data
berperan sangat penting. Teknologi canggih berbasis data terus bermunculan dan
telah banyak mengubah kebiasaan atau pola hidup kita.

Misalnya, penggunaan jasa transportasi berbasis aplikasi untuk menuju


tempat kerja, pemesanan makanan via aplikasi, dan pemakaian uang elektronik
untuk transportasi publik, permainan/game online, dan lainnya. Dari setiap
aktivitas itu data kita dikumpulkan dan diolah menjadi sumber informasi yang
berharga bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan terkait strategi
marketing, periklanan, dan layanan konsumen.

Data-data yang dikumpulkan tersebut sering kali masih dalam bentuk data
mentah. Oleh karena itu diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum
menjadi informasi yang berguna. Proses pengolahan data mentah menjadi
informasi berharga banyak menggunakan ilmu statistik.

Di sisi lain, statistik juga kerap digunakan untuk menunjukkan fakta atau
memberikan informasi terkait apa yang sedang terjadi. Penggunaan statistik
untuk alasan ini banyak digunakan oleh berbagai media masa, baik media cetak
maupun media elektronik.
TUGAS 2

1. Pengertian Populasi dan contohnya

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian


dari populasi tersebut. Dalam terminologi penelitian Populasi dapat dijelaskan
sebagai sekelompok individu, lembaga, objek dan lain sebagainya yang memiliki
kesamaan karakteristik yang menjadi kepentingan seorang peneliti.

Contoh

➢ Sekelompok unta di gurun


➢ Seember ikan teri
➢ Sepasang burung merpati

2. Pengertian Sampel dan contohnya

Sampel disebut juga contoh atau sebagian dari populasi. Berdasarkan pakar atau
ahli, “sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”
(Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

Contoh
➢ Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Bahagia yang terdiri dari 300 orang
siswa akan diteliti. Sebanyak 100 orang siswa kelas XI diambil secara acak
untuk diteliti.

➢ Departemen Kesehatan sedang meneliti dampak vaksin terhadap penyakit


campak. Mereka akan memilih 19 buah provinsi secara acak dari 34 buah
provinsi di Indonesia untuk diteliti.
➢ Sebagian mahasiswa baru univ esa unggul tahun 2021/2022 berjumlah 200
orang tidak lulus mengikuti PKKMB.
TUGAS 3

A. Pengertian Data

Data merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari fakta-fakta untuk


memberikan gambaran yang luas terkait dengan suatu keadaan. Seseorang yang
akan mengambil sebuah kebijakan atau keputusan umumnya akan menggunakan
data sebagai bahan pertimbangan. Melalui data seseorang dapat menganalisis,
menggambarkan, atau menjelaskan suatu keadaan.

1. Jenis Data Berdasarkan Sifatnya


Jenis data berdasarkan berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang deskriptif atau bisa disebut
dengan data yang tidak berbentuk angka, jenis data ini umumnya
dinyatakan dalam bentuk simbol, gambar, atau variabel. Contohnya
adalah Deskripsi suatu daerah yang diteliti. Biografi narasumber yang
dijadikan referensi penelitian. Sejarah berdirinya suatu perusahaan
yang diteliti.
Jenis data statistik dalam data kuantitatif, terbagi lagi menjadi dua,
yaitu:
1) Data Diskrit
Data diskrit adalah informasi yang hanya dapat mengambil nilai
tertentu dan tidak dapat dibuat lebih presisi. Informasi diskrit hanya
berisi sejumlah nilai yang mungkin terbatas. Contoh data diskrit
adalah
a) Jumlah siswa dalam satu kelas.
b) Jumlah pasien di rumah sakit.
c) Jumlah kelereng dalam kantong.
2) Data kontinu
Data kontinu adalah data yang dapat mengambil nilai apa pun,
biasanya dalam batas-batas tertentu, dan dapat dibagi menjadi
bagian yang lebih halus. Data kontinu memiliki jumlah nilai
kemungkinan yang tak terbatas yang dapat dipilih dalam rentang
tertentu. Contoh data kontinu adalah
a) Kisaran suhu.
b) Tinggi badan seseorang adalah data kontinu karena dapat
diukur dalam meter dan pecahan meter (sentimeter, milimeter,
nanometer)
c) Waktu suatu peristiwa juga merupakan data kontinu dan dapat
diukur dalam tahun. Bahkan bisa dibagi menjadi pecahan yang
lebih kecil, tergantung pada seberapa akurat Anda ingin
merekamnya (bulan, hari, jam, menit, detik).
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dengan melakukan
survei untuk mendapatkan jawaban berupa angka. Sehingga apabila
seseorang membaca atau memahami data kuantitatif akan menafsirkan
dengan sama. Contohnya adalah
a) Jumlah orang yang tinggal
b) Jumlah air (misalnya 1,7 liter)
c) Berat (dalam gram, kilogram, ton).
2. Jenis data berdasarkan hasil pengukurannya
Selanjutnya jenis data statistik jika dilihat berdasarkan pada hasil
pengukurannya terbagi menjadi lima, di antaranya:
a. Data nominal
Data nominal disebut juga dengan skala nominal. Data nominal adalah
salah satu jenis data statistik kualitatif, yang membantu memberi label pada
variabel tanpa memberikan nilai numerik. Contoh data nominal adalah
1) Suku (Batak, Sunda, Jawa, ...)
2) Warna favorit (merah, hijau, biru,...)
3) Kategori jenis kelamin yang terdiri dari wanita dan laki-laki
4) Kategori status pernikahan, seperti menikah, lajang, dan juga
janda/duda.
b. Data Ordinal
Data/variabel ordinal adalah jenis data yang mengikuti urutan alami.
Ini termasuk dalam bagian data kualitatif. Contoh data ordinal adalah
1) Tingkat Pendidikan
2) Rating kredit
3) Ukuran baju
c. Data dikotomi
Data dikotomi adalah data yang paling sederhana yang disusun
menurut jenisnya atau kategorinya. Dalam data dikotomi setiap data
dikelompokkan menurut kategorinya dan diberi angka. Angka-angka
tersebut hanyalah label bukan menunjukkan ranking (tingkatan). Contoh
data dikotomi adalah
1) Suku, Ras, Agama
2) Jenis kelamin
3) Pendidikan
d. Data Interval
Data interval ini menjadi bagian dari data kontinu. Tapi ini termasuk
jenis data statistik dari hasil skala pengukuran. Nilai interval mewakili unit
terurut yang memiliki perbedaan yang sama. Oleh karena itu datanya
memiliki variabel yang berisi nilai numerik. Di mana Anda mengetahui
perbedaan yang tepat antara nilai-nilai tersebut. Contoh data interval
adalah
1) Fitur yang berisi suhu tempat tertentu.
2) Rata – rata tinggi badan berdasarkan usia
3) Nilai ujian.
e. Data Rasio
Nilai rasio juga merupakan satuan terurut yang memiliki selisih yang
sama. Nilai rasio hampir sama dengan nilai interval, dengan perbedaan
bahwa rasio memiliki nol mutlak. Contoh data rasio adalah
1) Berat badan dalam kg.
2) Tinggi badan dalam satuan kaki dan inci.
3) jumlah burger yang di makan setiap hari.

B. Pengertian Populasi dan Sampel

1. Pengertian Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Bisa
juga didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Satuan di dalam
istilah ini mengacu kepada unit analisis. Bisa dalam bentuk orang-orang,
benda-benda, lembaga-lembaga, institusi-institusi, dan lain sebagainya.
2. Pengertian Sampel
Sampel secara sederhana bisa diartikan sebagai sebagian kecil dari
objek penelitian yang dipilih oleh peneliti. Sehingga dari keseluruhan objek
penelitian yang disebut dengan istilah “populasi” kemudian diambil beberapa
saja, objek yang diambil ini disebut “sampel”.
3. Contoh populasi dan sampel
a. Penelitian dilakukan terhadap siswa SD kelas III di Kabupaten Pati. Jumlah
Sekolah Dasar di Kabupaten Pati ada 10, Lokasi yang berjauhan antara satu
SD dengan SD yang lain membuat peneliti hanya meneliti sampel yang
diambil dari 3 SD di Kabupaten Pati tersebut.
b. Penelitian tentang kualitas beras di desa Pringapus, Yogyakarta. Jumlah
beras di satu desa ini tentu sangat banyak. Bisa dari jumlah dalam bentuk
kilogram sampai dari segi jenis beras yang tersedia.
Saking banyaknya jenis beras yang akan diteliti, maka peneliti mengambil
sampel dari beberapa jenis beras yang paling mudah didapatkan. Hasil
penelitian terhadap sampel beras ini kemudian dianggap mewakili hasil
penelitian semua beras di desa Pringapus.
c. Penelitian dilakukan di PGRI Semarang untuk mengetahui jumlah
mahasiswa yang masuk ke jurusan PGSD. Diketahui jumlah mahasiswa di
PGSD Ini sangat banyak sampai ribuan. Maka peneliti kemudian
mengambil sampel, beberapa mahasiswa saja. Katakanlah hanya
melakukan penelitian terhadap 25 atau 50 mahasiswa PGSD.
d. Penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah kambing dan sapi qurban
di kota Semarang. Jumlahnya tentu sangat banyak, apalagi di kota
Semarang sendiri ada beberapa peternak kambing maupun sapi. Meneliti
semuanya tentu akan sulit dan sekalipun bisa akan memakan waktu yang
lama dan biaya tidak sedikit.
Maka diambil sampel, misalnya hanya meneliti jumlah kambing di 5
kecamatan di kota Semarang. Dari lima kecamatan ini kemudian akan
didapatkan total jumlah kambing dan kemudian dibuat rata-rata dan
dikalikan dengan jumlah kecamatan di kota Semarang.
e. Peneliti melakukan penelitian dengan objek siswa SMP di seluruh SMP
swasta di kota Malang. Jumlah SMP swasta ini katakanlah ada 25 sekolah,
dengan jumlah siswa mencapai puluhan ribu. Maka peneliti akan
mengambil sampel hanya 5 sekolah dan bisa juga dari 5 sekolah tersebut
hanya meneliti kelas VII saja.
f. Penelitian dilakukan di perusahaan A untuk mengetahui suatu hal dari
perusahaan tersebut. Jumlah karyawan di perusahaan A ada 300 orang dan
akan membutuhkan waktu lama jika melakukan wawancara ke semua
karyawan. Maka diambil sampel, hanya melakukan wawancara kepada 10
karyawan atau mungkin sampai 50 karyawan.
Penjelasan detail mengenai populasi dan sampel di atas tentunya bisa
memberi informasi mendetail tentang keduanya. Sehingga bisa
menentukan populasi maupun sampel dengan tepat dan terasa jauh lebih
mudah dari sebelumnya.
TUGAS 4

A. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang paling
umum untuk studi opini publik, polling pemilu, dan studi lain yang hasilnya akan
diterapkan pada populasi yang lebih luas. Oleh sebab itu, dalam hal ini harus
memberi keterangan bahwa metode penelitian yang dilakukan harus mewakili
populasi yang lebih luas.
Contohnya dengan menggunakan sampel sistematis berstrata, misalnya
sebuah pusat perbelanjaan ingin mempelajari kebiasaan pembeli dalam membeli
barang mereka.
1. Sample random sampling
Pengambilan sampel acak sederhana yang termasuk di dalam teknik
probability sampling ini dianggap sebagai metode pengambilan probability
sampling yang paling mudah. Untuk dapat melakukan metode ini, yang harus
dilakukan peneliti adalah memastikan bahwa semua anggota populasi sudah
dimasukkan ke dalam daftar induk dan subjeknya dipilih secara acak dari daftar
induk tersebut.
Artinya, dalam sampel acak sederhana ini, setiap anggota populasi diberi
tanda pengenal, misalnya nomor dan lain sebagainya. Kemudian mereka yang
terpilih dalam sampel diambil secara acak atau dengan menggunakan program
perangkat lunak otomatis.
Misalnya, jika kita memiliki kerangka sampel 1000 individu, berlabel 0
hingga 999, gunakan kelompok tiga digit dari tabel nomor acak untuk memilih
sampel. Jadi, jika tiga angka pertama dari tabel nomor acak adalah 094, pilih
individu berlabel “94”, dan seterusnya.
Contoh pengambilan sampel acak sederhana yaitu pemilihan acak 20 siswa
dari kelas 50 siswa. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
Di sini probabilitas pemilihan adalah 1/50.
Contoh pada saat melakukan pemilihan acak, tentu dalam populasi ada
terdapat laki-laki dan juga perempuan, ada yang manajer dan bukan manajer, dan
lainnya.
Contoh Sebuah perusahaan farmasi ingin menguji keefektifan obat baru.
Relawan ditugaskan secara acak ke salah satu dari dua kelompok. Kelompok
pertama akan menerima obat baru; kelompok kedua akan menerima plasebo.

2. Proportional sampling
Teknik pengambilan sampel proporsional adalah teknik pengambilan
sampel yang memperhatikan pembagian atau perbandingan jumlah sampel yang
akan diambil dalam satu wilayah. Biasanya dalam satu wilayah terdapat populasi
yang memiliki kelompok-kelompok, sehingga dibutuhkan pembagian yang
seimbang dalam pengambilannya dari tiap-tiap kelompok tersebut.
Contohnya Rama mengambil sampel 3% dari 500 orang di Desa A dan 3%
dari 300 orang di desa B untuk dijadikan sampel penelitian.
Contoh suatu perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang
pendidikan S1: 30. S2: 40, SMA: 80. Jumlah sampel yang harus diambil adalah
meliputi strata pendidikan diambil perwakilan sesuai kebutuhan.
Kita akan menarik sampel dari populasi seluruhnya 130 orang sebanyak 50
orang dari suatu populasi penduduk dengan karakteristik: Lulusan SD: 20 orang,
Lulusan SMP: 40 orang Lulusan SMA :55 orang, Lulusan PT :15 orang, Sampel
lulusan SD = 20/130 x 50 = 7,69 dibulatkan 8, Sampel lulusan SMP = 40/130 x 50
= 15,38 dibulatkan 15, Sampel lulusan SMA = 55/130 x 50 = 21,15 dibulatkan 21.
Sampel lulusan PT = 15/130 x 50 = 5,77 dibulatkan 6. Pembulatan di lakukan
mengingat jumlah orang memiliki ciri variable diskret.Sehingga dari keseluruhan
sample kelas tersebut adalah 8+15+21+6= 50 sampel.
3. Stratified sampling
Jenis pengambilan sampel probability sampling yang kedua adalah
pengambilan sampel acak bertingkat atau yang disebut sampel acak proporsional.
Pengambilan sampel dengan metode ini subjek awalnya dikelompokkan ke dalam
klasifikasi yang berbeda, misalnya berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan,
atau status sosial ekonominya.
Dalam pengambilan sampel ini, peneliti harus memperhatikan bahwa
klasifikasi yang dilakukan tidak boleh memiliki subjek yang tumpang tindih.
Setelah itu, peneliti akan secara acak memilih daftar akhir subjek dari berbagai
kategori yang ditentukan untuk dapat memastikan sampel yang lengkap
Contohnya kasus penggunaan sampel berstrata misalnya, jika 38% dari
populasi berpendidikan perguruan tinggi dan 62% dari populasi belum pernah
kuliah, maka 38% sampel dipilih secara acak dari subset populasi berpendidikan
perguruan tinggi dan 62% sampel adalah dipilih secara acak dari populasi non-
kuliah. Mempertahankan rasio saat memilih sampel acak adalah kunci
pengambilan sampel berstrata.
Contoh jika 38% dari populasi berpendidikan perguruan tinggi dan 62%
dari populasi belum pernah kuliah, maka 38% sampel dipilih secara acak dari
subset populasi berpendidikan perguruan tinggi dan 62% sampel adalah dipilih
secara acak dari populasi non-kuliah. Mempertahankan rasio saat memilih sampel
acak adalah kunci pengambilan sampel berstrata.
Contoh Misalnya populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125.
diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian
yaitu (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing : 15, Produksi : 75, Penjualan : 35, Maka jumlah sample yang diambil
berdasarkan masing-masinng bagian tersebut
4. Area probability sampling
Area Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berdasar Wilayah)
Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi
bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contohnya Seorang marketing kendaraan bermotor ingin mengetahui
tingkat konsumsi masyarakat Surabaya terhadap kendaraan
bermotor.
Maka teknik pengambilan sampelnya adalah dengan mengambil sampel
yang berada di wilayan/area Surabaya.
Contoh
5. Systematic sampling
Teknik probability sampling selanjutnya adalah pengambilan sampel
sistematis. Pengambilan sampel acak sistematis ini sering dibandingkan dengan
perkembangan aritmatika di mana perbedaan antara dua angka berurutan dengan
memiliki nilai yang sama. Misalnya, seorang peneliti akan meneliti sebuah klinik
yang memiliki 100 pasien.
Langkah pertama yang bisa dilakukan dalam pengambilan sampel acak
sistematis adalah memilih bilangan bulat yang lebih kecil dari jumlah total
populasi yang ada. Ini akan menjadi langkah pertama. Dari contoh tersebut,
misalnya yang dipilih adalah subjek nomor 4, maka langkah selanjutnya adalah
memilih bilangan bulat lain yang akan menjadi jumlah individu di antara subjek.
Misalkan selanjutnya memilih 6, kemudian dari proses sebelumnya maka
subjek penelitian yang didapatkan adalah pasien 4, 10, 16, 22, 28, dan seterusnya.
Dengan menggunakan teknik sampel acak sistematis, subjek yang dipilih menjadi
bagian dari sampel menggunakan interval tetap.
Contohnya kasus penggunaan sampel berstrata misalnya supermarket
ingin mempelajari kebiasaan membeli pelanggan mereka. Dengan menggunakan
sampling sistematis, mereka dapat memilih setiap pelanggan ke-10 atau ke-15
yang memasuki supermarket dan melakukan studi terhadap sampel ini.
Contoh kasus penggunaan sampel berstrata misalnya supermarket ingin
mempelajari kebiasaan membeli pelanggan mereka. Dengan menggunakan
sampling sistematis, mereka dapat memilih setiap pelanggan ke-10 atau ke-15
yang memasuki supermarket dan melakukan studi terhadap sampel ini.
Contoh ada populasi 100 orang kemudian diambil yang ganjil saja atau
yang genap saja (1,3,4,7,…99).
6. Cluster sampling
Cluster Sampling (Pengambilan Sampel Cluster) ialah teknik sampling
yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa cluster atau bagian
dan kemudian cluster dipilih secara acak untuk diikutsertakan dalam penelitian.
Cluster diidentifikasi menggunakan detail seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan
lain-lain.
Pengambilan sampel cluster dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Sample Cluster Satu Tahap
Dalam pengambilan sampel cluster satu tahap, semua anggota cluster yang
dipilih kemudian dimasukkan dalam studi.
2. Sample Cluster Dua Tahap
Dalam pengambilan sampel cluster dua tahap, pemilihan individu dari
setiap cluster kemudian dipilih secara acak untuk dimasukkan.

Clustering harus diperhitungkan dalam analisis. Survei Rumah Tangga


Umum, yang dilakukan setiap tahun di Inggris, adalah contoh yang baik dari
sampel kelompok (satu tahap). Semua anggota rumah tangga (cluster) terpilih
diikutsertakan dalam survei.
Pengambilan sampel klaster bisa lebih efisien daripada pengambilan
sampel acak sederhana, terutama jika studi dilakukan di wilayah geografis yang
luas, tapi kelemahannya termasuk peningkatan risiko bias, jika cluster yang
dipilih tidak mewakili populasi, yang mengakibatkan peningkatan kesalahan
pengambilan sampel.
Contoh lain pengambilan sample cluster misalnya, jika pemerintah
Amerika Serikat ingin mengevaluasi jumlah imigran yang tinggal di pulau-pulai
besar AS, mereka dapat membaginya menjadi beberapa kelompok berdasarkan
negara bagian seperti California, Texas, Florida, Massachusetts, Colorado, Hawaii,
dan lain-lain.
Survei akan lebih efektif karena hasilnya akan diatur ke dalam negara
bagian dan memberikan data imigrasi yang berwawasan luas.
Contoh lain pengambilan sample cluster misalnya, jika pemerintah
Amerika Serikat ingin mengevaluasi jumlah imigran yang tinggal di pulau-pulai
besar AS, mereka dapat membaginya menjadi beberapa kelompok berdasarkan
negara bagian seperti California, Texas, Florida, Massachusetts, Colorado, Hawaii,
dan lain-lain.
Survei akan lebih efektif karena hasilnya akan diatur ke dalam negara
bagian dan memberikan data imigrasi yang berwawasan luas.
Contoh satu kecamatan terdiri dari 15 desa, kemudian kita ambil hanya dua
desa. Teknik ini bisa disebut sebagai teknik sampling daerah.
B. Non probability sampling
Hakekatnya teknik non-probability sampling tidak bergantung pada
pengacakan. Teknik ini pada dasarnya juga lebih mengandalkan kemampuan
peneliti untuk memilih elemen sampel. Hasil pengambilan dari berbagai jenis
populasi dan sampel mungkin bias dan mempersulit semua elemen populasi
untuk menjadi bagian dari sampel secara merata.
1. Convenience sampling
Di sini sampel dipilih berdasarkan ketersediaan. Metode penelitian ini
bergantung pada kemudahan akses ke subjek penelitian seperti survei pelanggan
di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk.
Penjelasan ini juga biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena
kemudahan peneliti dalam melaksanakannya dan berhubungan dengan subjek.
Dalam situasi dimana terdapat keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal
penelitian, maka convenience sampling dapat digunakan.
Contoh Convenience Sampling/Accidental Sampling/Opportunity
sampling Misalnya saja startup dan LSM biasanya melakukan sampling di mal
untuk mendistribusikan selebaran even atau kegiatan yang akan datang atau
promosi suatu hal. Mereka melakukannya dengan cara berdiri di pintu masuk mal
dan membagikan pamflet secara acak kepada pengunjung mal.
2. Judgment sampling
Juga dikenal sebagai sampel selektif, atau subjectif, teknik purposive
sampling bergantung pada penilaian peneliti ketika memilih siapa yang akan
diminta untuk berpartisipasi.
Dengan demikian, peneliti dapat secara implisit memilih sampel
“perwakilan” yang sesuai dengan kebutuhan mereka, atau secara khusus
mendekati individu dengan karakteristik tertentu. Pendekatan ini sering
digunakan oleh media dalam mencari opini publik dan penelitian kualitatif.
Pengambilan sampel penilaian memiliki keuntungan karena waktu dan
biaya yang efektif untuk dilakukan sambil menghasilkan berbagai tanggapan
(sangat berguna dalam penelitian kualitatif) Namun, selain bias relawan, ini juga
rentan terhadap kesalahan penelitian oleh peneliti dan temuannya, meski
berpotensi luas belum tentu representatif.
Contohnya Jika kita ingin memahami proses berpikir orang-orang yang
tertarik untuk mengejar gelar master maka kriteria seleksi adalah “Apakah anda
tertarik untuk Magister di…?” Orang-orang yang memberikan jawaban “Tidak”
akan dikeluarkan dari sampel yang akan kita analisis lebih lanjut.
3. Quota sampling
Jenis pengambilan sampel ini bergantung pada beberapa standar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Teknik ini memilih sampel perwakilan dari
populasi. Proporsi sifat atau karakteristik dalam sampel harus sama dengan
populasi.
Adapun elemen dipilih hingga proporsi yang tepat dari jenis data tertentu
diperoleh atau data yang cukup dalam kategori yang berbeda dikumpulkan.
Contoh Quota Sampling misalnya pewawancara diminta memilih 20 pria
dewasa, 20 wanita dewasa, 10 remaja putri dan 10 remaja pria sehingga mereka
dapat mewawancarai mereka tentang tayangan televisi mereka. Idealnya, kuota
yang dipilih akan secara proporsional mewakili karakteristik penduduk yang
mendasarinya.
Meskipun ini memiliki keuntungan karena relatif mudah dan berpotensi
mewakili, sampel yang dipilih mungkin tidak mewakili karakteristik lain yang
tidak dipertimbangkan (konsekuensi dari sifat pengambilan sampel yang tidak
acak).
Contoh
4. Purposive sampling
Juga dikenal sebagai sampel selektif, atau subjektif, teknik purposive
sampling bergantung pada penilaian peneliti ketika memilih siapa yang akan
diminta untuk berpartisipasi.
Dengan demikian, peneliti dapat secara implisit memilih sampel
“perwakilan” yang sesuai dengan kebutuhan mereka, atau secara khusus
mendekati individu dengan karakteristik tertentu. Pendekatan ini sering
digunakan oleh media dalam mencari opini publik dan penelitian kualitatif.
Pengambilan sampel penilaian memiliki keuntungan karena waktu dan
biaya yang efektif untuk dilakukan sambil menghasilkan berbagai tanggapan
(sangat berguna dalam penelitian kualitatif). Namun, selain bias relawan, ini juga
rentan terhadap kesalahan penilaian oleh peneliti dan temuannya, meski
berpotensi luas, belum tentu representatif.
Contohnya yaitu jika kita ingin memahami proses berpikir orang-orang
yang tertarik untuk mengejar gelar master maka kriteria seleksi adalah “Apakah
Anda tertarik untuk Magister di …?” Orang-orang yang memberikan jawaban
“Tidak” akan dikeluarkan dari sampel yang akan kita analisis lebih lanjut.
5. Snowball sampling
Teknik snowball sampling ini dipergunakan dalam situasi di mana
populasinya sama sekali tidak diketahui dan jarang.
Oleh karena itu kami akan mengambil bantuan dari elemen pertama yang
kami pilih untuk populasi dan memintanya untuk merekomendasikan elemen
lain yang akan sesuai dengan deskripsi sampel yang dibutuhkan. Jadi teknik
referal (rujukan) ini terus berlanjut, meningkatkan ukuran populasi seperti bola
salju.
Misalnya ini digunakan dalam situasi topik yang sangat sensitif seperti HIV
Aids di mana orang tidak akan secara terbuka mendiskusikan dan berpartisipasi
dalam survei untuk berbagi informasi tentang HIV Aids.
TUGAS 5

Carilah contoh diagram.

1. Diagram batang/balok

2. Diagram garis

3. Diagram Lambang
4. Diagram lingkaran dan diagram pastel lingkaran

5. Diagram peta
6. Diagram Pencar

7. Diagram campuran

Anda mungkin juga menyukai