NPM : 3062156011
Kelas/Semester : 01/II
TUGAS 1
Data-data yang dikumpulkan tersebut sering kali masih dalam bentuk data
mentah. Oleh karena itu diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum
menjadi informasi yang berguna. Proses pengolahan data mentah menjadi
informasi berharga banyak menggunakan ilmu statistik.
Di sisi lain, statistik juga kerap digunakan untuk menunjukkan fakta atau
memberikan informasi terkait apa yang sedang terjadi. Penggunaan statistik
untuk alasan ini banyak digunakan oleh berbagai media masa, baik media cetak
maupun media elektronik.
TUGAS 2
Contoh
Sampel disebut juga contoh atau sebagian dari populasi. Berdasarkan pakar atau
ahli, “sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”
(Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
Contoh
➢ Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Bahagia yang terdiri dari 300 orang
siswa akan diteliti. Sebanyak 100 orang siswa kelas XI diambil secara acak
untuk diteliti.
A. Pengertian Data
1. Pengertian Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Bisa
juga didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Satuan di dalam
istilah ini mengacu kepada unit analisis. Bisa dalam bentuk orang-orang,
benda-benda, lembaga-lembaga, institusi-institusi, dan lain sebagainya.
2. Pengertian Sampel
Sampel secara sederhana bisa diartikan sebagai sebagian kecil dari
objek penelitian yang dipilih oleh peneliti. Sehingga dari keseluruhan objek
penelitian yang disebut dengan istilah “populasi” kemudian diambil beberapa
saja, objek yang diambil ini disebut “sampel”.
3. Contoh populasi dan sampel
a. Penelitian dilakukan terhadap siswa SD kelas III di Kabupaten Pati. Jumlah
Sekolah Dasar di Kabupaten Pati ada 10, Lokasi yang berjauhan antara satu
SD dengan SD yang lain membuat peneliti hanya meneliti sampel yang
diambil dari 3 SD di Kabupaten Pati tersebut.
b. Penelitian tentang kualitas beras di desa Pringapus, Yogyakarta. Jumlah
beras di satu desa ini tentu sangat banyak. Bisa dari jumlah dalam bentuk
kilogram sampai dari segi jenis beras yang tersedia.
Saking banyaknya jenis beras yang akan diteliti, maka peneliti mengambil
sampel dari beberapa jenis beras yang paling mudah didapatkan. Hasil
penelitian terhadap sampel beras ini kemudian dianggap mewakili hasil
penelitian semua beras di desa Pringapus.
c. Penelitian dilakukan di PGRI Semarang untuk mengetahui jumlah
mahasiswa yang masuk ke jurusan PGSD. Diketahui jumlah mahasiswa di
PGSD Ini sangat banyak sampai ribuan. Maka peneliti kemudian
mengambil sampel, beberapa mahasiswa saja. Katakanlah hanya
melakukan penelitian terhadap 25 atau 50 mahasiswa PGSD.
d. Penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah kambing dan sapi qurban
di kota Semarang. Jumlahnya tentu sangat banyak, apalagi di kota
Semarang sendiri ada beberapa peternak kambing maupun sapi. Meneliti
semuanya tentu akan sulit dan sekalipun bisa akan memakan waktu yang
lama dan biaya tidak sedikit.
Maka diambil sampel, misalnya hanya meneliti jumlah kambing di 5
kecamatan di kota Semarang. Dari lima kecamatan ini kemudian akan
didapatkan total jumlah kambing dan kemudian dibuat rata-rata dan
dikalikan dengan jumlah kecamatan di kota Semarang.
e. Peneliti melakukan penelitian dengan objek siswa SMP di seluruh SMP
swasta di kota Malang. Jumlah SMP swasta ini katakanlah ada 25 sekolah,
dengan jumlah siswa mencapai puluhan ribu. Maka peneliti akan
mengambil sampel hanya 5 sekolah dan bisa juga dari 5 sekolah tersebut
hanya meneliti kelas VII saja.
f. Penelitian dilakukan di perusahaan A untuk mengetahui suatu hal dari
perusahaan tersebut. Jumlah karyawan di perusahaan A ada 300 orang dan
akan membutuhkan waktu lama jika melakukan wawancara ke semua
karyawan. Maka diambil sampel, hanya melakukan wawancara kepada 10
karyawan atau mungkin sampai 50 karyawan.
Penjelasan detail mengenai populasi dan sampel di atas tentunya bisa
memberi informasi mendetail tentang keduanya. Sehingga bisa
menentukan populasi maupun sampel dengan tepat dan terasa jauh lebih
mudah dari sebelumnya.
TUGAS 4
A. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang paling
umum untuk studi opini publik, polling pemilu, dan studi lain yang hasilnya akan
diterapkan pada populasi yang lebih luas. Oleh sebab itu, dalam hal ini harus
memberi keterangan bahwa metode penelitian yang dilakukan harus mewakili
populasi yang lebih luas.
Contohnya dengan menggunakan sampel sistematis berstrata, misalnya
sebuah pusat perbelanjaan ingin mempelajari kebiasaan pembeli dalam membeli
barang mereka.
1. Sample random sampling
Pengambilan sampel acak sederhana yang termasuk di dalam teknik
probability sampling ini dianggap sebagai metode pengambilan probability
sampling yang paling mudah. Untuk dapat melakukan metode ini, yang harus
dilakukan peneliti adalah memastikan bahwa semua anggota populasi sudah
dimasukkan ke dalam daftar induk dan subjeknya dipilih secara acak dari daftar
induk tersebut.
Artinya, dalam sampel acak sederhana ini, setiap anggota populasi diberi
tanda pengenal, misalnya nomor dan lain sebagainya. Kemudian mereka yang
terpilih dalam sampel diambil secara acak atau dengan menggunakan program
perangkat lunak otomatis.
Misalnya, jika kita memiliki kerangka sampel 1000 individu, berlabel 0
hingga 999, gunakan kelompok tiga digit dari tabel nomor acak untuk memilih
sampel. Jadi, jika tiga angka pertama dari tabel nomor acak adalah 094, pilih
individu berlabel “94”, dan seterusnya.
Contoh pengambilan sampel acak sederhana yaitu pemilihan acak 20 siswa
dari kelas 50 siswa. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
Di sini probabilitas pemilihan adalah 1/50.
Contoh pada saat melakukan pemilihan acak, tentu dalam populasi ada
terdapat laki-laki dan juga perempuan, ada yang manajer dan bukan manajer, dan
lainnya.
Contoh Sebuah perusahaan farmasi ingin menguji keefektifan obat baru.
Relawan ditugaskan secara acak ke salah satu dari dua kelompok. Kelompok
pertama akan menerima obat baru; kelompok kedua akan menerima plasebo.
2. Proportional sampling
Teknik pengambilan sampel proporsional adalah teknik pengambilan
sampel yang memperhatikan pembagian atau perbandingan jumlah sampel yang
akan diambil dalam satu wilayah. Biasanya dalam satu wilayah terdapat populasi
yang memiliki kelompok-kelompok, sehingga dibutuhkan pembagian yang
seimbang dalam pengambilannya dari tiap-tiap kelompok tersebut.
Contohnya Rama mengambil sampel 3% dari 500 orang di Desa A dan 3%
dari 300 orang di desa B untuk dijadikan sampel penelitian.
Contoh suatu perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang
pendidikan S1: 30. S2: 40, SMA: 80. Jumlah sampel yang harus diambil adalah
meliputi strata pendidikan diambil perwakilan sesuai kebutuhan.
Kita akan menarik sampel dari populasi seluruhnya 130 orang sebanyak 50
orang dari suatu populasi penduduk dengan karakteristik: Lulusan SD: 20 orang,
Lulusan SMP: 40 orang Lulusan SMA :55 orang, Lulusan PT :15 orang, Sampel
lulusan SD = 20/130 x 50 = 7,69 dibulatkan 8, Sampel lulusan SMP = 40/130 x 50
= 15,38 dibulatkan 15, Sampel lulusan SMA = 55/130 x 50 = 21,15 dibulatkan 21.
Sampel lulusan PT = 15/130 x 50 = 5,77 dibulatkan 6. Pembulatan di lakukan
mengingat jumlah orang memiliki ciri variable diskret.Sehingga dari keseluruhan
sample kelas tersebut adalah 8+15+21+6= 50 sampel.
3. Stratified sampling
Jenis pengambilan sampel probability sampling yang kedua adalah
pengambilan sampel acak bertingkat atau yang disebut sampel acak proporsional.
Pengambilan sampel dengan metode ini subjek awalnya dikelompokkan ke dalam
klasifikasi yang berbeda, misalnya berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan,
atau status sosial ekonominya.
Dalam pengambilan sampel ini, peneliti harus memperhatikan bahwa
klasifikasi yang dilakukan tidak boleh memiliki subjek yang tumpang tindih.
Setelah itu, peneliti akan secara acak memilih daftar akhir subjek dari berbagai
kategori yang ditentukan untuk dapat memastikan sampel yang lengkap
Contohnya kasus penggunaan sampel berstrata misalnya, jika 38% dari
populasi berpendidikan perguruan tinggi dan 62% dari populasi belum pernah
kuliah, maka 38% sampel dipilih secara acak dari subset populasi berpendidikan
perguruan tinggi dan 62% sampel adalah dipilih secara acak dari populasi non-
kuliah. Mempertahankan rasio saat memilih sampel acak adalah kunci
pengambilan sampel berstrata.
Contoh jika 38% dari populasi berpendidikan perguruan tinggi dan 62%
dari populasi belum pernah kuliah, maka 38% sampel dipilih secara acak dari
subset populasi berpendidikan perguruan tinggi dan 62% sampel adalah dipilih
secara acak dari populasi non-kuliah. Mempertahankan rasio saat memilih sampel
acak adalah kunci pengambilan sampel berstrata.
Contoh Misalnya populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125.
diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian
yaitu (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing : 15, Produksi : 75, Penjualan : 35, Maka jumlah sample yang diambil
berdasarkan masing-masinng bagian tersebut
4. Area probability sampling
Area Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berdasar Wilayah)
Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi
bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contohnya Seorang marketing kendaraan bermotor ingin mengetahui
tingkat konsumsi masyarakat Surabaya terhadap kendaraan
bermotor.
Maka teknik pengambilan sampelnya adalah dengan mengambil sampel
yang berada di wilayan/area Surabaya.
Contoh
5. Systematic sampling
Teknik probability sampling selanjutnya adalah pengambilan sampel
sistematis. Pengambilan sampel acak sistematis ini sering dibandingkan dengan
perkembangan aritmatika di mana perbedaan antara dua angka berurutan dengan
memiliki nilai yang sama. Misalnya, seorang peneliti akan meneliti sebuah klinik
yang memiliki 100 pasien.
Langkah pertama yang bisa dilakukan dalam pengambilan sampel acak
sistematis adalah memilih bilangan bulat yang lebih kecil dari jumlah total
populasi yang ada. Ini akan menjadi langkah pertama. Dari contoh tersebut,
misalnya yang dipilih adalah subjek nomor 4, maka langkah selanjutnya adalah
memilih bilangan bulat lain yang akan menjadi jumlah individu di antara subjek.
Misalkan selanjutnya memilih 6, kemudian dari proses sebelumnya maka
subjek penelitian yang didapatkan adalah pasien 4, 10, 16, 22, 28, dan seterusnya.
Dengan menggunakan teknik sampel acak sistematis, subjek yang dipilih menjadi
bagian dari sampel menggunakan interval tetap.
Contohnya kasus penggunaan sampel berstrata misalnya supermarket
ingin mempelajari kebiasaan membeli pelanggan mereka. Dengan menggunakan
sampling sistematis, mereka dapat memilih setiap pelanggan ke-10 atau ke-15
yang memasuki supermarket dan melakukan studi terhadap sampel ini.
Contoh kasus penggunaan sampel berstrata misalnya supermarket ingin
mempelajari kebiasaan membeli pelanggan mereka. Dengan menggunakan
sampling sistematis, mereka dapat memilih setiap pelanggan ke-10 atau ke-15
yang memasuki supermarket dan melakukan studi terhadap sampel ini.
Contoh ada populasi 100 orang kemudian diambil yang ganjil saja atau
yang genap saja (1,3,4,7,…99).
6. Cluster sampling
Cluster Sampling (Pengambilan Sampel Cluster) ialah teknik sampling
yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa cluster atau bagian
dan kemudian cluster dipilih secara acak untuk diikutsertakan dalam penelitian.
Cluster diidentifikasi menggunakan detail seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan
lain-lain.
Pengambilan sampel cluster dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Sample Cluster Satu Tahap
Dalam pengambilan sampel cluster satu tahap, semua anggota cluster yang
dipilih kemudian dimasukkan dalam studi.
2. Sample Cluster Dua Tahap
Dalam pengambilan sampel cluster dua tahap, pemilihan individu dari
setiap cluster kemudian dipilih secara acak untuk dimasukkan.
1. Diagram batang/balok
2. Diagram garis
3. Diagram Lambang
4. Diagram lingkaran dan diagram pastel lingkaran
5. Diagram peta
6. Diagram Pencar
7. Diagram campuran