Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-
kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sistem endokrin, dalam kaitanya dengan system syaraf, mengontrol dan
mendukung fungsi tubuh. Kedua system ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostatis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla aderenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari syaraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh system syaraf. Bila umumnya system endokrin bekerja melalui hormon, maka
system syaraf bekerja melalui neuro transmitter yang dihasilkan oleh ujung-ujung syraf.
Pada Struktur sistem endokrin terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan
endokrin. Kelenjar eksokrin melepas sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin
termasuk hepar, pancreas (kelenjar endokrin dan eksokrin), payudarah, kelenjar
lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya
lengsung ke dalam darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan anatomi dan fisiologi sistem endokrin?
2. Bagaimanakah cara sistem kimia, fisika dan biokimia sistem endokrin?

1.3 Tujuan Penulisan


.1 Untuk mengetahi apakah yang di maksud anatomi & fisiologi sistem endokrin.
.2 Untuk mengetahui bagaimana cara sistem kimia, fisika, dan biokimia sistem endokrin.

1.4 Manfaat Penulisan


.1 Mahasiswa mengetahi apakah yang di maksud anatomi & fisiologi sistem endokrin.
.2 Mahasiswa mengetahui bagaimana cara sistem kimia, fisika, dan biokimia sistem
endokrin.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus
(saluran). Hasil sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel
(tidak langsung ke pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa
oleh system peredaran darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan
penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan
hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang dapat berespon
terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel sasaran yang memiliki reseptor
untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah dikeluarkan, hormone mengalir dalam
darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan
fungsi tertentu. (Syaifuddin, 2011)
Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1. Hypophysis (Glandula Pituitaria)

Kelejar hipofisis atau pituitary adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di
dasar tengkorak (sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam
menyekresi hormone dari semua organ endokrin (sebagai pengatur), kegiatan
hormone yang lain, dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Hipofisis
dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah tangkai penghubung tipis. Fungsi

2
hipofise dapat diatur oleh sususnan saraf pusat melalui hypothalamus yang
dilakukan oleh sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus. Hormone-hormon
yang mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic hormone dihasilkan ole sel-
sel neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.

Kelenjar hipofise mempunyai tiga lobus, yaitu lobus anterior,lobus intermedia dan
lobus posterior.
1) Lobus anterior (Adenohipofise)
Berasal dari kantong rathke (dua tulang rawan ) yang menempel pada jaringan
otak lobus posterior , menghasilkan sejumlah hormone yang bekerja sebagai
pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon Somatotropik (Growth Hormone).
Hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan
tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada individu yang masih muda
untuk pertumbuhan. Efek langsung (efek anti-insulin) memerlukan adanya
kortisol untuk meningkatkan lipolysis dan glukosa darah. Efek tidak
langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok
peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta
meningkatkan sintesis protein meningkatkan poliferasi sel. Pengaturan
sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress, gerak badan, suhu
dingin, anesthesia, pembedahan, dan perdarahan akan meningkatkan
sekresi.
b. Hormon Tirotropik, Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin.
Sel-selnya besar dan berbentuk polyhedral mengandung granula kecil yang
berdiameter 50-100 nm. Fungsinya menstimulasi pembesaran tiroid,
menambah uptake yodium, dan menambah sintesis tiroglobulin. Hormone-
hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan menurunnya jumlah sel-sel
tirotropik yang merupakan reseptor terhadap thyroid releasing factor (TRF)
menyebabkan menurunnya sekresi hormone TSH.
c. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarental dalam menghasilkan kortisol yang
berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya mengandung granul
sekretori berdiameter 375-550 nm, merupakan yang terbesar ditemukan
dalam sel-sel hipofisis. Se l ini menyintesis hormone ACTH dan beta
lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basophil hipofise anterior,
mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.

3
d. Hormon Gonadotropin , Menghasilkan :
1) Follicle stimulating hormone (FSH) yang memiliki fungsi berbeda pada
wanita dan pria. Pada wanita, hormone ini merangsang pertumbuhan
dan perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum atau
sel telur. Hormone ini juga mendorong sekresi hormone estrogen dan
ovarium. Pada pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
2) Luteinzing hormone (LH) juga berfungsi berbeda pada wanita dan pria.
Pada wanita LH berperan dalam ovulasi dan luteinisasi (yaitu,
pembentukan korpus luteum penghasil hormone di ovarium setelah
ovulasi). LH juga mengatur sekresi hormone-hormon seks wanita,
estrogen dan progesterone, oleh ovarium. Pada pria hormone ini
merangsang sel interstisium leydig di testis untuk mengeluarkan
hormone seks pria, testosterone, sehingga hormone ini memiliki nama
alternative interstitial cell-stimulating hormone (ICSH)
3) Prolactin (PRL) meningkatkan perkembangan payudara dan produksi
susu pada wanita. Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti
menunjukan bahwa hormone ini mungkin merangsang produksi
reseptor LH di testis. Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan
bahwa prolactin mungkin meningkatkan system imun dan menunjang
pembentukan pembuluh darah baru di tingkat jaringan pada kedua jenis
kelamin – kedua efek ini sama sekali tidak berkaitan dengan perannya
dalam fisiologi reproduksi.
2) Lobus Posterior (Neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar
ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam hormone :
a) Vasopresin atau arginen vasopressin (APV), hormone anti-diuretik (ADH)
yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air,
mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina-lumina
ke intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian
ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam
b) Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormone ini juga merangsang
penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamaria (payudara) selama
menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang terpicu
ketika bayi menghisap payudara. Selain kedua efek fisiologik utama tersebut,
oksitosin terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, terutama perilaku

4
ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan ikatan batin antara ibu dan
bayinya.
3) Lobus Intermedia
Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang
disebut celah ratkhe. Lobus intermedia pada manusia selnya tidak bergranula,
dan terkadang ditemukan juga koloid yang fungsinya tidak diketahui.

2. Glandula Thyreoidea

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinsitra ), saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid
bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum. Struktur
mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding
selapis sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi. Bila sedang istirahat sel
ini pipih bagian tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan
hormone tiroksin pada lenjar tiroid. Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan
TSH untuk endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan
ikatan hormone T3 (triiodothyronine) dan T4 (tetraidothyronine) dari trigobulin dan
melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma protein bound iodine
(PBI), sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein jaringan
yang bebas dalam keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis
dan sekresi hormone tiroid :
1) Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel- folikel,
proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).

5
2) Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif
dan dibantu oleh TSH.
3) Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk
idiotironin di antaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang terikat
pada tirosin, dalam kelenjar tirod dalam bentuk tirosin.
4) Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah
triglobulin dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat
lepas dalam darah.
Efek T3 dan T4 :
1) Kalorigenik :
a) Meningkatkan konsumsi oksigem di semua jaringan kecuali pada orang
dewasa (otak, limpa, hipofisis, anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfe)
b) Bergantung pada banyak katekolamin
c) Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati
katabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot.
d) Meningkatkan produksi panas.
2) Pertumbuhan dan perkembangan :
a) Merangsang sekresi growth hormone (GH)
b) Memperkuat efek GH
c) Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak balita dan
janin.
Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida yang
diserap dari pembuluh kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel. Yodida yang
diserap akan bergabung dengan protein membentuk tiroglobulin yang akan disekresi
ke dalam lumen dari setiap folikel dan membentuk koloid. Tirogobulin diuraikan
oleh enzim proteolitis menjadi tiroksin, merupakan salah satu hormone dari kelenjar
tiroid. Di dalam pembuluh darah tiroksim akan berkaitan dengan molekul protein
Fungsi Hormon Tiroid :
1) Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh,
penggunaan energy total.
2) Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi beberapa reaksi
metabolic dalam tubuh.
3) Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang
mendahului meningginya basal metbolisme.
4) Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis protein
berkurang.
5) Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada konsentrasi hormone
tiroid yang tinggi.

6
6) Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone tiroid,
memungkinkan factor toleransi glukosa yang abnormal sering, ditemukan pada
hipertiroidsme.
Fungsi Tiroksin :
1) Tiroksin mempengaruhi proses okdidasi dalam tubuh sehingga memengaruhi
metabolism didalam tubuh.
2) Tiroksin berperan penting dalam pertumbuhan pada masa kanak-kanak dan
perkembangan mental
3) Koloid yang terdapat dalam gelembung tiroid menjadi tempat penyimpanan
yodium untuk pertumbuhan.
4) Tiroksin mempengaruhi stimulais system saraf.
5) Tiroksin memelihara kesehatan kulit dan rambut

3. Glandula Parathyreoidea

Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid.


Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belkaang tiap lobus dari kelenjar tiroid, dua
sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap kelenjar kira-kira 5x5x3 mm
dengan berat antara 25-30 mg berat keseluruhan lebih kurang 120 mg. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormone paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri dari 84 asam
amino. Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi secara
langsung oleh kelenjar hipofise. Produksi hormone paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal.
Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatic dalam batas
yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan
pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Mineral lain selain kalsium yang mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium di dalam darah atau sebaliknya.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1) Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas

7
2) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3) Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4) Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi resorpsi
tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5) Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membrane dari
mitokondria

4. Thymus

Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum, di


dalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifukasi trachea. Warnanya kemerah-
merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya
kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan
setelah dewasa akan mengerut. Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk
limfosit yang mampu berpartisipasi dalam reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang
adanya aktivasi endokrin pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap
hormone tiroid. Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai
disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Steroid adrenal juga
menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid.
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah
dewsa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelenjar timus :
1) Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
2) Sumber hormone timik yang mempersiapkan proloferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak jaringan
lain.
3) Mengurangi aktivitas kelamin.

5. Glandula Pinealis

8
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk kecil
dengan warna merah seperti sebuah cemara. Kelenjarna menonjol dari mensefalon
ke atas dan ke belakang kolikus superior. Fungsinya belum diketahui dengan jelas.
Kelenjar in menghasilkan sekresi interna dalam membantu pancreas dn kelenjar
kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi
manusia. Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya
yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati
aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat
sekresi hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi
Mekanisme kerja insulin :
1) Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
2) Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
3) Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
4) Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan meningkatkan
sintesis lipida.
5) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

6. Glandula Suprarenalis

9
7. Kelenjar Pancreas

Pancreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitoneal
dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pancreas
terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke lien. Pancreas
mendapat darah dari arteri linealis dan arteri mesenterika superior. Pancreas
menghasilkan dua kelenjar aitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. -Diantara
sel-el eksokrin di seluruh pancreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau”, sel
endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Pulau-pulu Langerhans
berbentuk oval tersebar di seluruh pancreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta
10
pulau-pulau Langerhans yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan, setengah
dari sel ini menyekresi hormone insulin. Dalam tubuh manusia normal pulau
Langerhans menghasilkan empat jenis sel :
1) Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % memproduksi glucagon menjadi factor
hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif
2) Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin
3) Sel-sel D 5-15 % membuat somatostatin
4) Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama
lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi ia harus
berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Sekresi insulin
dikendalikan oleh kadar glukosa darah.

8. Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai
fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan
hormone seks yaitu androgen dan sperma. Sedangkan ovarium menghasilkan
estrogen dan progesterone serta memproduksi sel telur. Gonad dan kelenjar-kelenjar
aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak berfungsi.
Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder mulai
terlihat, terjadi peningkatan sekresi gonadotropin ( FSH dan LH) yang merangsang
perkembangan dan produksi kelenjar Gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH
disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun..
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a) Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
b) Pelaksanaan keja seksual
c) Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon ( fungsi endokrin )yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormone seks pria pada organ
seks tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
1) Testis

11
Testis menghasilkan beberapa hormone seks dinamakan androgen. Salah
satu diantaranya adalah testoteron yang lebih banyak dan lebih kuat dari yang
lainnya, serta bertanggungjawab pada efek hormone pria. Testosterone dibentuk
oleh sel interstisial leyding yang terletak pada interstisial antara tubulus
seminalis. Sekresi androgen (Hormon seks pria) , misalnya kelenjar adrenal
menyekrsi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat
maskulinisasi yang bermakna.
Fungsi Endokrin testis :
a) Testis janin dapat menurun hingga trimester ke -3 kehamilan, mensintesis
androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18),
menghasilkan testosterone.
b) Pada janin testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
eksterna laki-laki.
c) Pada pria dewasa untuk perkembangan dan memperthankan ciri-ciri seks
sekunder pria serta spermatogenesis.
Testoteron bertanggung jawab untuk perkembangan sifat kelamin sekunder bagi
laki-laki. Sifat ini termasuk :
a) Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam ( suara laki-
laki)
b) Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan rambut
ketiak serta pelvis.
c) Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki
d) Organ kelamin laki-laki membesar.
2) Ovarium

12
Hormon yang dihasilkan dalam ovarium adalah estrogen dan progesterone .
a) Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya
membuat estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada
wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh
plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein plasma. Urine wanita hamil
banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme
aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai
sasaran. Khasiat umumnya sebagai perangsang DNA melalui RNA sehingga
terjadi peningkatan sintesis protein. Manfaat khususnya :
1. Serviks: Produksi estradiol meningkatkan fase folikuler
sekresi getah serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada
saat ovulasi.
2. Vagina: Estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina,
meningkatkan produksi getah dan odar glikogen,
meningkatkan produksi asam laktat nilai pH menjadi rendah
sehingga memperkecil terjadinya infeksi, mempersiapkan
spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapar menembus
selubung ovum.
b) Progesteron
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone. Sturuktur
yang menghasilkan progesteron adalah corpus luteum yang berasal dari
folikel de graff. Progesteron merupakan hormone yang bertanggung jawab
pada masa kehamilan. Hormone ini menyebabkan terjadinya kehamilan dan
mengembangkan pertumbuhan plasenta. Pada perempuan hamil sumber
progesterone pada tahap awal kehamilan (hingga bulan keempat) adalah

13
corpus luteum. Setelah itu sumber progesterone adalah sel-sel didalam
plasenta.

2.2 Sistem Kimia, Fisika, Dan Biokimia Sistem Endokrin


2.2.1 Kimia Sistem Endokrin
1. Hormon
Hormon adalah zat kimia organik yang dikeluarkan oleh sel, atau organ atau
kelenjar atau bagian tubuh tumbuhan dan hewan yang berfungsi dalam regulasi
kegiatan fisiologis dan mempertahankan homeostasis. Bahan kimia yang dikeluarkan
dari satu bagian mempengaruhi sel-sel di bagian lain dari organisme.Semua
organisme multisel memproduksi hormon. Hormon tanaman yang dikenal sebagai
phytohormon. Darah adalah media transportasi hormon hewan. Istilah Hormon ini
berasal dari kata Yunani homao yang berarti untuk menggairahkan. Hormon pertama
kali digunakan oleh William M. Bayliss dan Ernest H. Starling, dari London
University College, pada tahun 1904. Mereka menunjukkan zat kimia – sekretin,
yang disekresikan dalam usus dapat merangsang aksi dari sekresi pankreas. Zat-zat
ini dikenal sebagai ‘pembawa pesan kimiawi'.
Jaringan yang menghasilkan hormon yang dikenal sebagai efektor sedangkan
jaringan yang yang dipengaruhi oleh efektor disebut sebagai target. Hormon adalah
berat molekul rendah dan mereka menyebar dengan mudah. Efek yang ditimbulkan
oleh hormon tidak permanen sebagai mendapatkan mudah teroksidasi. Hormon
ditransmisikan ke sasaran organ mereka dalam aliran darah setelah mereka keluar
dari kelenjar yang mensekresi mereka. Sel mengekspresikan molekul reseptor khusus
untuk molekul hormon yang merespon mereka. Sekresi endokrin adalah modus debit
langsung ke dalam aliran darah.
2. Karakteristik Hormon
Karakteristik Hormon adalah sebagai berikut :
a) Hormon disekresikan oleh sel-sel endokrin.
b) Hormon adalah pembawa pesan kimiawi.
c) Hormon adalah sinyal kimia yang beredar di cairan tubuh.
d) Hormon mengatur perilaku sel target.
e) Hormon, seperti enzim tidak mengkatalisis reaksi apapun.
f) Hormon disekresikan hanya bila diperlukan, mereka tidak disimpan sebelum
dibutuhkan
g) Hormon di alam mungkin protein atau non-protein (asam amino atau steroid).
h) Sekresi hormon diatur oleh sistem saraf melalui efek umpan balik.
i) Hormon biasanya menyebabkan efek jangka panjang seperti perubahan perilaku,
pertumbuhan, dll
j) Hormon berfungsi untuk merangsang atau menghambat organ sasaran
3. Klasifikasi Hormon

14
1) Klasifikasi Tradisional
Hormon tradisional diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
a) Hormon klasik – Hormon ini disekresikan dari sel-sel endokrin ke dalam
cairan interstitial. Hormon-hormon ini berdifusi ke dalam aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dengan sistem peredaran darah.
b) Neurohormon – Hormon ini disintesis oleh sel-sel neuroendokrin dan
disekresikan di terminal saraf. Mereka diangkut ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah.
c) Hormon lokal – Hormon ini disekresikan ke dalam cairan interstitial dan
mereka bertindak secara lokal dalam dua cara. Beberapa hormon bertindak
atas sel-sel tetangga dan dikenal sebagai hormon parakrin dan beberapa
hormon bertindak atas sel-sel dari mana mereka dikeluarkan, mereka adalah
hormon autokrin.
2) Klasifikasi Struktural
Hormon secara struktural diklasifikasikan menjadi empat kelompok
steroid, peptida, asam amino dan asam lemak.
a) Hormon steroid berasal dari kolesterol dan larut dalam lemak. Hormon
steroid termasuk hormon seks dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Hormon seks termasuk androgen, estrogen dan progesteron.
Hormon adrenal adalah hormon kortikosteroid dan hormon
glukokortikosteroid. Steroid penting karena mereka mengambil bagian
dalam fungsi penting termasuk keseimbangan air, perkembangan seksual
dan respon stress.
b) Hormon turunan asam amino – Hormon-hormon ini berasal dari asam
amino tirosin dan seperti tyroptophan. Dua jenis hormon yang berasal
tirosin adalah hormon tiroid dan katekolamin. Hormon tiroid adalah yang
paling penting karena mengatur pengembangan organ dan metabolisme.
Katekolamin – Norepoinephrin dan epinefrin adalah katekolamin. Mereka
adalah hormon stres dan neurotransmiter. Asam amino triptofan adalah
hormon prekursor seperti serotonin dan melatonin. Serotonin mengatur
pergerakan usus dan juga berhubungan dengan suasana hati dan rendahnya
tingkat hormon ini sering mengakibatkan depresi.
c) Hormon peptida – Hormon-hormon ini berasal dari peptida. Prohormon
adalah prekursor untuk hormon peptida. Para prohormon disintesis oleh
retikulum endoplasma. Konfigurasi struktural yang tepat diperlukan untuk
fungsi mereka. Hormon peptida disimpan dalam sel vesikel sampai ada
rangsangan sinyal untuk pembebasan mereka ke dalam aliran darah. Contoh

15
hormon peptida termasuk TSH (thyroid stimulating hormone), insulin,
prolaktin, vasopressin.
d) Asam lemak yang berasal hormon – Hormon yang berasal dari asam lemak
disebut eikosanoid, mereka berasal dari asam arakidonat. Hormon-hormon
ini diproduksi oleh setiap sel dalam tubuh. Mereka memiliki peran penting
dalam tubuh termasuk peradangan, tekanan darah dan pembekuan darah.
3) Klasifikasi di Dasar Modus Aksi
Berdasarkan modus tindakan hormon diklasifikasikan menjadi hormon
bertindak cepat dan hormon yang bekerja singkat.
a) Hormon Bertindak Cepat
Hormon-hormon ini memulai tanggapan langsung dari sel-sel target
mereka. Hormon-hormon ini memiliki reseptor luar membran plasma pada
sel target, mereka berukuran besar. Contoh: Protein dan hormon amina.
b) Hormon Bertindak Singkat
Hormon-hormon ini memulai respon tertunda. Hormon-hormon ini dalam
ukuran kecil dan mereka mengikat reseptor protein hadir dalam sitosol.
Contoh: hormon steroid dari organ reproduksi dan korteks adrenal.

2.2.2 Fisika Sistem Endokrin


Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada
retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin
mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam
gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, dengan bantuan
enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang
keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.
Proinsulin mempunyai panjang yang bervariasi dari 78 hingga 86 asam amino
dengan variasi yang terdapat pada panjang regio peptida C. Proinsulin memiliki daya
kelarutan dan titik isoelektrik yang sama seperti insulin. Prekursor ini membentuk
heksamer dengan kristal seng dan bereaksi kuat dengan antiserum insulin. Proinsulin
memiliki bioaktivitas insulin sehingga menunjukkan bahwa sebaian besar tapak aktif
pada insulin terhalang di dalam molekul prekursornya. Sebagian proinsuin dilepas
bersama insulin dan pada keadaan tertentu dengan jumlah yang lebih besar daripada
biasanya. Proinsulin memiliki usia paruh yang lebih panjang daripada insulin bisa
bereaksi silang secara kuat dengan antiserum insulin maka pemeriksaan
radioimmunoassay untuk insulin terkadang memperkirakan secara berlebihan
bioaktivitas insulin di dalam plasma.
Peptida C tidak mempunyai aktivitas metabolik yang jelas. Unsur ini merupakan
molekul yang berbeda jika dilihat dari segi antigeniknya karena itu pemeriksaan

16
immunoassay terhadap peptida C dapat membedakan insulin yang disekresikan dari
dalam dengan insulin yang diberikan dari luar dan dapat mengukur jumlah insulin
endogen jika antibodi antiinsulin menghalangi pengukuran langsung kadar insulin.
Peptida C pada berbagai spesies yang berlainan mempunyai aju subtitusi asam amino
yang tinggi. Hasil pengamatan ini menegaskan kembali hasil pengamatan bahwa
fragmen ini kemungkinan tidak memiliki akttivitas metabolik. Penyusunan struktural
molekul prekursor tidak bersifat unik bagi insulin, hormon peptida yang hubungannya
sangat erat memperlihatkan penyusumna yang umum.
Mekanisme diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara
normal, karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa
yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen
utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin.
Disamping glukosa, beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki
efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta. Mengenai bagaimana mekanisme
sesungguhnya dari sintesis dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut.
Pankreas menyekresikan 40-50 unit insulin per hari yang mewakili sekitar 20-50%
dari hormon yang disimpan di dalam kelenjar. Sekresi insulin merupakn proses yang
memerlukan energi dengan melibatkan sistem mirkotubulus dan mikrofilamen daam sel
B pulau Langerhans Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin,
setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa
melewati membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan
senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di
dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai
“kendaraan” pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Glucose
transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses
masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini penting
bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan
fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang
terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K
channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari
dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti
kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan
masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini
dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit.

17
Terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan
ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tetapi juga dapat oleh pengaruh beberapa
faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat
anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang
sama dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel
beta.

2.2.3 Biokimia Sistem Endokrin


1. Mekanisme Sintesis Hormon
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel atau organ
tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis
dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain
disebut sebagai fungsi Endokrin . Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh
pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ
targetnya sel-sel hepar.
Sekarang hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa
melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh
kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α
pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut
sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang
mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk
merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara
keseluruhan.
Konsentrasi efektif suatu hormon ditentukan oleh kecepatan produksinya,
penyampaian ke jaringan target, dan degradasi. Semua proses ini diatur secara baik
untuk mencapai tingkat fisiologik hormon. Sejauh ini proses yang paling diatur
adalah produksi hormon. Pada banyak kelas hormon, waktu-paruh yang pendek dari
hormon memberikan cara-cara untuk mengakhiri responnya dan dengan demikian
mencegah respon yang berlebihan. Pada keadaan stress, glukokortikoid yang
diproduksi secara berlebihan kemungkinan mementahkan kerja dari sejumlah hormon
yang jika tidak akan berbahaya. Dengan demikian, jika kerja dan waktu paruh dari
hormon pendek, respon hormon dapat diterminasi dengan hanya menghentikan
pelepasan hormon. Suatu pengecualian adalah hormon tiroid, dengan paruh hidup
yang panjang. Terdapat sejumlah pola pengaturan pelepasan hormon yang berbeda.
Banyak hormon dihubungkan dengan sumbu hipotalamus-hipofisis . Hal ini
melibatkan umpan balik klasik oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar perifer

18
(kortisol, hormon tiroid, dll) maupun kontrol yang halus, seperti tampak untuk GH
dan PRL. Namun, banyak sistem lain yang berkedudukan lebih bebas. Hal ini
digambarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh pulau Langerhans pankreas .
Pada kelenjar paratiroid, konsentrasi dari Ca2+ yang meningkat dalam plasma oleh
hormon menggunakan suatu inhibisi umpan-balik yang dominan terhadap pelepasan
dari PTH. Pada insulin, depresi dari kadar glukosa sebagai respon terhadap kerja
insulin menyebabkan hilangnya stimulus untuk melepaskan lebih banyak insulin.
Rangsangan untuk mengatur produksi hormon pada hakekatnya termasuk
semua tipe molekul pengatur, termasuk hormon-hormon seperti hormon tropic dan
hormon pengaturan balik , faktor pertumbuhan tradisional, eikasanoid, dan ion-ion.
Contohnya, ion kalium merupakan suatu pengatur yang penting dari zona
glomerulosa adrenal. Produksi dari berbagai eikosanoid diatur oleh faktor-faktor
lokal yang bertindak pada sel-sel di mana produk ini dilepaskan. Contohnya,
stimulasi tropik dari sebagian besar kelenjar endokrin menghasilkan peningkatan dari
produksi eikosanoid.
Produksi hormon-hormon diatur pada tingkatan majemuk. Pertama, sintesis
dari hormon dapat diatur pada tingkat transkripsi, seperti yang lazim ditemukan pada
hormon polipeptida atau enzim yang tertibat dalam sintesis hormon-hormon lain
seperti steroid. Juga dapat dipengaruhi oleh mekanisme pascatranskripsional. Kedua,
pelepasan hormon yang ditimbun dalam granula sekresi jaringan yang mengandung
lintasan sekretorik yang teratur daitur oleh sekretagogus. Sel sekretoris ini dapat
menyimpan hormon peptida dalam jumlah yang cukup sehingga jumlah yang
dilepaskan dalam periode waktu yang pendek dapat melebihi kecepatan sintesis
hormon. Dan ketiga, stimulasi dari kelenjar endokrin oleh hormon tropik dan faktor-
faktor lain seperti faktor pertumbuhan dapat meningkatkan jumlah dan ukuran dari
sel-sel yang secara aktif menghasilkan hormon.
2. Mekanisme Kerja Hormon Oxytosin
Pada manusia, diperkirakan Oxytocin dilepaskan ketika berpelukan,
bersentuhan dan orgasme pada kedua jenis kelamin.Pada wanita, ia dilepas dalam
jumlah besar setelah penggembungan rahim dan kelamin setelah melahirkan, setelah
stimulasi pada puting payudara, memfasilitasi kelahiran dan menyusui. Oxytocin
sintetis dijual sebagai obat dengan nama Pitocin dan Syntocinon seperti juga
Oxytocin generik.
Oxytocin adalah hormon yang membantu kita untuk santai, mengurangi
tekanan darah dan tingkat cortisol. Oxytocin meningkatkan ambang nyeri,
mempunyai efek anti cemas dan menstimulasi berbagai interaksi sosial yang positif.

19
Sebagai tambahan, ia juga mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Oxytocin
nonapeptida, awalnya dikenal untuk menstimulasi kelahiran dan pemacu produksi air
susu, memainkan peranan penting pada stress dan rasa sakit. Ia bisa menghasilkan
efek mirip anti stress seperti menurunkan tekanan darah dan level cortisol. Ia
menaikkan ambang nyeri, memberikan efek serupa anti ansiolitik dan menstimulasi
berbagai interaksi sosial yang positif.
Sebagai tambahan, oxytocin juga mendorong pertumbuhan dan penyembuhan.
Paparan Oxytocin yang berulang menyebabkan efek yang tahan lama pada pengaruh
aktifitas sistem syaraf pemancar lainnya, sebuah pola yang membuat Oxytocin secara
relevan berpotensi klinis. Oxytocin bisa dilepas pada berbagai tipe stimulasi sensorik
yang tidak berbahaya, contohnya sentuhan dan kehangatan.
Konsumsi makanan juga memicu pelepasan Oxytocin dengan cara aktivasi
vagal aferen. Kemungkinan besar, oxytocin bisa juga dilepas oleh stimulasi oleh
indra lainnya seperti penciuman, juga beberapa tipe suara dan cahaya
Oxytocin adalah neuropeptida yang melimpah, mengerahkan spektrum efek
pusat dan sekitarnya yang luas, seperti neurohormon, neurotransmitter, atau
neuromodulator. Pada pusat sistem saraf, gen Oxytocin secara dominan diekspresikan
pada magnocellular neuron dalam hypothalamic paraventricular (PVN) dan
supraoptic (SON) nuclei. Saraf-saraf Oxytocin magnocellular melepas produknya
dalam sirkulasi umum pada neurohypophysis sedangkan saraf-saraf oxytocin
mediocellular melepas di tempat lain dalam CNS. Oxytocin juga diproduksi pada
jaringan sekitarnya, seperti uterus, placenta, amnion, corpus luteum, testis dan heart.
Aksi khas dari Oxytocin sekitar adalah stimulasi kontraksi otot lembut uterus
semasa kelahiran dan merangsang produksi ASI selama menyusui. Penerima
Oxytocin juga telah dikenali pada jaringan lainnya seperti, ginjal, hati, thymus,
pancreas dan adipocytes.
3. Mekanisme Kerja Hormon Insulin
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke
dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem
saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurang pekaan reseptor-
reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian
besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam
bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat utama yang ditemukan
dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar.
Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (β-sel) yang berada di
pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan.

20
Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa
dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul
lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke
glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan insulin
yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk
membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel dan
duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama
dalam mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari catabolic
(rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke dalam bentuk
unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya. Secara
khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya
ketosis (fase metabolik pembakaran lemak).
Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk merespon
efek dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin), atau jika insulin
cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh orang-orang sel-sel
tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan dengan baik di hati dan otot.
Efek selanjutnya adalah tingkat gula darah yang tetap tinggi , miskin sintesis protein,
dan lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu meningkatnya
keasaman (konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.
Mekanisme kerja insulin adalah Tempat kerja insulin ialah pada permukaan
luar membran sel. Beberapa peneliti mendptkan bahwa adenilsiklase dihambat,
sedangkan enzim fosfodiesterase dirangsang. Sintesis glikogen dan glikogenolisis
tergantung dari rangkaian reaksi fostorilasi protein. Siklik AMP mengaktivasi
proteinkinase dengan akibat perangsangan glikogenolisis dan hambatan
glukoneogenesis. Insulin bekerja sebaliknya yaitu ke arah sintesis glikogen. Insulin
mendefosforilasi enzim tertentu dengan akibat terjadinya penghambatan
glikogenolisis dan lipolisis. Insulin meningkatkan ambilan K+ ke dlm sel, efekserupa
terjadi pada Mg++ dan diduga ion tersebut bertindak sebagai second messenger yang
memperantarai kerja insulin.
Tanpa insulin, kontraksi otot dapat menyebabkan glukosa lebih banyak masuk ke
dalam sel. Jadi suatu kerja fisik akan mengurangi kebutuhan insulin, sehingga
mudah terjadi hipoglikemia. Itulah sebabnya maka seorang penderita DM yang
bekerja lebih berat daripada biasanya, harus mendapat ekstrakalori atau dosis insulin
yang lebih rendah.

21
4. Mekanisme Kerja Growth Hormon
Hormon pertumbuhan manusia HGH (HUMAN GROWSTH
HORMONE) adalah hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia
sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar,
bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk
menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima. Kelenjar yang bertanggung
jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar pituitary.
Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia. Ukuran dari kelenjar ini
adalah sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil, kelenjar ini merupakan raja dari
seluruh kelenjar yang memproduksi hormon di tubuh manusia. Produksi
dari HGH sangat mempengaruhi produksi hormon-hormon lain di dalam tubuh.
HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitary pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di
dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF-1 (Insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui
peredaran darah pula, IGF-1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada di tubuh
manusia. IGF-1 inilah yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh organ-
organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena terpeliharanya organ-organ di dalam
tubuh manusia, maka system imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara.
Tidak heran mengapa seseorang pada usia muda yang dimana produksi HGH -nya
masih banyak, mereka lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hampir tidak
dijumpai adanya penyakit-penyakit yang biasa ditemukan pada orang yang sudah
berumur cukup tua.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-
zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya
langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan
kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-
kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan
penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Kedua system ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka
satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. System endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan homeostasis,
membantu mensekresikan hormone-hormon yang bekerja dalam system
persarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami pengertian dari system endokrin, kelenjar-kelenjar penghasil
hormone, fungsi dari masing-masing hormone, dan kelainan pada system
endokrin, terutama pada masa kehamilan, persalinan, bayi dan juga balita. Untuk
itu jagalah kesehatan agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Ke -12. Singapore: Elseiver
Singapore Pte.Ltd
Saputra, Lyndon & Dwisang, Luvina Evi .2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Tangerang: Binarupa Aksara
Syaifuddin. 2011. Anatomi fisologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan &
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
Tao & Kendall. 2014. Synopsis Organ System Endrokinolologi. Pamulang : Karisma
Publishing Group

24

Anda mungkin juga menyukai