PENDAHULUAN
1
untuk menggambarkan keadaan atau permasalahan seperti pencataan
banyaknya penduduk, hasil pertanian di suatu daerah, dan semacamnya.
Kata Statistik berasal dari bahasa latin yakni status yang berarti
negara. Perkembangan awalnya statistik diartikan sebagai keterangan-
keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi negara itu
sendiri. Dalam pengertian ini statistik hanya diartikan sangat terbatas
yaitu sekumpulan data atau angka mengenai kondisi penduduk.
2
1.3 PERANAN DAN MANFAAT STATISTIK DALAM KEHIDUPAN
Adapun manfaat statistik dalam kehidupan yaitu ;
Untuk meramalkan
Untuk peneliti
Untuk managur kualitas barang
Untuk produktifitas
Untuk memperbaiki proses (eksperimen)
3
3. pembagian data
a. menurut cara memperolehnya data dibagi atas :
Data Primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer dapat disebut juga dengan data
asli atau data baru.
Data Sekunder, yakni merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data
sekunder biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan
atau dokumern yang dilakukan peneliti yang terdahulu. Data
sekunder disebut juga data tersedia.
b. Menurut sifatnya data dibagi atas :
Data kuantitatif, data kuantitatif merupakan data yang
berbentuk bilangan atau dat kualitatif yang diangkakan
contoh: jumlah, skor hasil belajar, tinggi, umur, temperatur, dll
4
1.5 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data menurut waktu dibagi 2 yaitu :
5
Contoh Skala Nominal
contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin.
Jenis kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan.
Dalam hal ini, hasil pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu.
Artinya laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan, atau
sebaliknya.
2. Skala Ordinal
6
Contoh Skala Ordinal
contoh pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan,
sikap tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak setuju,
sangat tidak setuju.
Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju
menunjukkan kategori dan memiliki tingkatan.
7
3. Skala interval
8
4. Skala rasio
9
BAB II
DATA
2.1 PENDAHULUAN
Data mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan statistika, hal ini
dapat dilihat dari definisi statistika, yhaitu suatu metode yang bertujuan
mengumpulkan, mengelola, menyajikan, dan menginterprensikan data. Dengan
kata lain data meupakan bahan baku atau komponen utama dalam statistika. Data
merupakan bentuk jamak dari datum. Datum merupakan informasi yang diperoleh
dari satu kesatuan amatan.
Sebagai bahan baku maka ketepatan suatu data akan sangat menentukan
dalam menghasilkan ketepatan pengambilan suatu keputusan. Persyaratan data
tang baik dan supaya berguna antara lain sebgai berikut :
Data dalah sekumpulan informasi atau juga keterangan – keterangan dari suatu hal
yang diperoleh dengan melalui pengamatan atau juga pencarian ke sumber –
sumber tertentu. Data yang diperoleh tersebut dapat menjadi sebuah anggapan
atau fakta disebabkan karena memang belum diolah dengan lebih lanjut. Sebab itu
kemudian di olah melalui penelitian atau percobaan maka suatu data tersebut
dapat menjadi bentuk yang lebih kompleks seperti seuatu database, informasi atau
juga bahkan solusi untuk menyelesaikan masalah tertentu.
10
No Kriteria Jenis Keterangan
11
2.3 METODE PENGUMPULAN DATA
A. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat
pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
12
B. POS
Cara ini sudah banyak berjalan dinegara-negara maju. Dengan metode
ini observatory menyusun daftar pertanyaan disertai dengan petunjuk
pengisian dan menggirimkan kepada responden melalu pos,
selanjutnya responden akan mengisi sendiri jaeaban dan mengirimkan
kembali ke observatory.
C. OBSERVASI LANGSUNG
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode
pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari
responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi.
Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan
gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden
yang kuantitasnya tidak terlalu besar
data dapat disajikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dipakai tiga
media yaitu : tabel, grafik, dan gambar. Penyajian data dibuat sedemikian rupa
sehingga menarik untuk dibaca dan dipahami. Alat bantu program komputer telah
banyak tersedia untuk membuat tabel, grafik dan gambar berikut disajikan.
13
A. Grafik Batang B. Grafik Garis
14
BAB III
PENYAJIAN DATA
15
3.3 Pengumpulan Data
100 data pengeluaran Yakult dalam jumlah RIBUAN di Taman Banten
Lestari pada tgl 16 September 2019 sebagai berikut :
16
3.4 Pengolahan Data
1. Definisi Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah penyajian statistik data
berkelompok dalam bentuk tabel dimana setiap data dikelompokkan
dalam kelas interval.
Tabel 2.2 Data penjualan yang telah di urutkan
10 10 10 10 10 10 10 12 13 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 18 18 18
18 19 19 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20 23 25 25 25
25 25 25 25 25 25 25 25 25 28
30 30 30 30 32 35 35 40 45 50
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
50 60 70 75 75 75 80 80 80 80
17
3. Interval Kelas (Ci)
Interval kelas merupakan jarak nilai observasi dalam suatu kelas.
Dengan rumus
Range Higher−Lower
Ci = =
N N
Higher−Lower
Maka Ci =
N
80−10
=
8
= 8.75
4. Range Kelas (K)
Rumus : K = (Lower + Interval) - 1
Range kelas ke-
1. (195 + 45) –1 = 5. (375 + 45) – 1 =
239 419
195 ~ 239 375 ~ 419
2. (240 + 45) – 1 = 6. (420 + 45) – 1 =
284 464
240 ~ 284 420 ~ 464
3. (285 + 45) – 1 = 7. (465 + 45) – 1 =
329 509
285 ~ 329 465 ~ 509
4. (330 + 45) – 1 = 8. (510 + 45) – 1 =
374 554
330 ~ 374 510 ~ 554
5. Nilai Tengah
Rumus :
Batas Bawah Kelas +Batas Atas Kelas
2
18
3. (285 + 329) / 2 = 307 6. (420 + 464) / 2 = 442
4. (330 + 374) / 2 = 352 7. (465 + 509) / 2 = 487
5. (375 + 419) / 2 = 397 8. (501 + 554) / 2 = 532
6. Tepi Kelas Bawah
Rumus : Batas Bawah Kelas - 0,5
Tepi kelas bawah ke- :
1. 195 – 0,5 = 194,5 5. 375 – 0,5 = 365,5
2. 240 – 0,5 = 239,5 6. 420 – 0,5 = 419,5
3. 285 – 0,5 = 284,5 7. 465 – 0,5 = 464,5
4. 330 – 0,5 = 329,5 8. 510 – 0,5 = 509,5
7. Tepi Kelas Atas
Rumus : Batas Atas Kelas + 0,5
Tepi kelas atas ke- :
1. 239 + 0,5 =239,5 5. 419 + 0,5 = 419,5
2. 284 + 0,5 = 284,5 6. 464 + 0,5 = 464,5
3. 329 + 0,5 = 329,5 7. 509 + 0,5 = 509,5
4. 374 + 0,5 = 374,5 8. 554 + 0,5 = 554,5
8. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 2.3 Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai Tepi Kelas
Kelas Frekuensi
Tengah Bawah Atas
195 ~ 239 5 217 194,5 239,5
240 ~ 284 6 262 239,5 284,5
285 ~ 329 20 307 284,5 329,5
330 ~ 374 28 352 329,5 374,5
375 ~ 419 10 397 374,5 419,5
420 ~ 464 9 442 419,5 464,5
465 ~ 509 7 487 464,5 509,5
510 ~ 554 15 532 509,5 554,5
19
3.5 Penyajian Data
a. Histogram
Histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang
digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning.
Tiap tampilan batang menunjukkan proposi frekuensi pada masing-
masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak
tumpang tindih.
30
25
20
Frekuensi
15 Series1
10
0
239.5 284.5 329.5 374.5 419.5 464.5 509.5 554.5
Tepi Kelas
Grafik 2.1 Histogram
b. Polygon Frekuensi
Polygon Frekuensi adalah penyajian data statistik dengan memakai
grafis. Titik tengah sebagai sumbu x dan frekuensinya sebagai sumbu
y.
20
30
25
20
Frekuensi
15
Series1
10
0
217 262 307 352 397 442 487 532
Nilai Tengah
c. Pie Diagram
Pie diagram adalah penyajian data data statistik dengan memakai
gambar dalam bentuk lingkaran. Lingkaran tersebut dibagai dalam
beberapa bagian yang menyatakan nilai dengan bentuk nilai persen
atau derajat.
Rumus grafik derajat : f/n x 360⁰
Kelas ke-
21
1. 5/100 x 360⁰ = 18⁰ 5. 10/100 x 360⁰ = 36⁰
2. 6/100 x 360⁰ = 21,6⁰ 6. 9/100 x 360⁰
3. 20/100 x 360⁰ = 72⁰ = 32,4⁰
4. 28/100 x 360⁰ = 7. 7/100 x 360⁰ = 25,2⁰
100,8⁰ 8. 15/100 x 360⁰ = 54⁰
21,6°
18°
54°
25,2°
72°
32,4°
36°
100,8°
22
3. 20/100 x 100 = 20% 6. 9/100 x 100 = 9%
4. 28/100 x 100 = 28% 7. 7/100 x 100 = 7%
5. 10/100 x 100 = 10% 8. 15/100 x 100 = 15%
5%
15% 6%
7%
20%
9%
10%
28%
23
Nilai sentral atau nilai nilai tendensi pusat adalah suatu nilai yang
mewakili semua nilai observasi dalam suatu data. Nilai tersebut dianggap
sebagai gambaran dari kondisi suatu data.
(f . x)
Rumus rata-rata (X) = ∑
n
X = Xo + [ ∑ u . f . Ci
n ]
−38
= 397 + .45
100
= 379,9
4.3 Median
Median adalah nilai yang terletak di tengah suatu data yang telah
diurutkan dari nilai yang terkecil hingga terbesar. Jika jumlah item data
genap nilai median adalah nilai rata-rata dari 2 nilai yang terletak di tengah
data.
Tabel 3.2 Letak Median
25
N
Letak median =
2
100
=
2
= 50
N
−fk
Median = Lmd + 2
[ × Ci]
fmd
N
−fk
Median = Lmd + 2
[ × Ci]
fmd
100
−31
= 329,5 + 2
[ × 45]
28
19
= 329,5 + [ ×45 ]
28
= 329,5 + 30,5
= 360
4.4 Modus
Modus adalah item yang memiliki frekuensi tertinggi pada suatu
data. Dengan kata lain, modus adalah nilai yang paling sering muncul pada
suatu data.
Tabel 3.3 Letak Kelas Modus
Tepi Kelas
Kelas Frekuensi
Bawah Atas
195 – 239 5 194,5 239,5
240 – 284 6 239,5 284,5
285 – 329 20 284,5 329,5
330 – 374 28 329,5 374,5
375 – 419 10 374,5 419,5
420 – 464 9 419,5 464,5
26
465 – 509 7 464,5 509,5
510 – 554 15 509,5 554,5
d1
Rumus Modus = Lmo + [ ×Ci ]
d 1+d 2
d1
Modus = Lmo + [ ×Ci ]
d 1+d 2
8
= 329,5 + [ × 45]
8+18
= 329,5 + 13,8
= 343,3
27
Mo Md X
1 1
Letak Q1 = ( )n = ×100=25
4 4
Rumus Q1 = LQ1 + ¿
Q1 = LQ1 + ¿
= 284,5 + ¿
= 284,5 + 31,5
28
= 316
2. Kwartil 2 (Q2)
Tabel 3.6 Letak Kelas Q2
Q2 = Median
= 360
3. Kwartl 3 (Q3)
Tabel 3.7 Letak Kelas Q3
29
3 3
Letak Q3 = ( )n = ×100=75
4 4
Rumus Q3 = LQ3 + ¿
Q3 = LQ3 + ¿
= 419,5 + ¿
= 419,5 + 30
= 449,5
Tabel 3.8 Nilai Kwartil
Letak Kelas
Kwartil Nilai Kwartil
Kwartil
1 1 (285 - 329) 316
2 2 (330 - 374) 360
3 3 (420 - 464) 449,5
30
1. Desil 1 (D 1)
Tabel 3.9 Letak Kelas D1
D1 = LD1 + 10 )
(
[ ]
1
× N−Fk
× Ci
Fd
[
= 239,5 + 10 )
(
]
1
× 100−5
×45
6
= 239,5 + 36
= 275,5
31
2. Desil 2 (D2)
Tabel 3.10 Letak Kelas D2 & D3
(
[ )× N−Fk × Ci
]
2
D2 = LD + 10
Fd
= 284,5 +
[ ( 102 )× 100−11 × 45
20 ]
= 284,5 + 20,25
= 304,75
3. Desil 3 (D3)
Letak D3 = (3/10) x 100 = 30
D3 = LD3 +
[ ( 103 )× N−Fk × Ci
Fd ]
32
= 284,5 +
[ ( 103 )× 100−11 × 45
20 ]
= 284,5 + 42,75
= 327,25
4. Desil 4 (D4)
Tabel 3.11 Letak Kelas D4 & D5
D4 = LD4 +
[ ( 104 )× N−Fk × Ci
Fd ]
= 329,5 +
[ ( 104 )× 100−31 × 45
28 ]
= 329,5 + 13,5
= 343
5. Desil 5 (D5)
33
Letak D5 = (5/10) x 100 = 50
D5 = LD5 +
[ ( 105 )× N−Fk × Ci
Fd ]
= 329,5 +
[ ( 105 )× 100−31 × 45
28 ]
= 329,5 + 27
= 356,5
6. Desil 6 (D6)
Tabel 3.12 Letak Kelas D6
D6 = LD6 +
[ ( 106 )× N−Fk × Ci
Fd ]
= 374,5 +
[ ( 106 )× 100−59 ×45
10 ]
34
= 374,5 + 4,5
= 349
7. Desil 7 (D7)
Tabel 3.13 Letak Kelas D7
D7 = LD7 +
[ ( 107 )× N−Fk × Ci
Fd ]
35
= 419,5 +
[ ( 107 )× 100−69 × 45
9 ]
= 419,5 + 4,95
= 424,45
8. Desil 8 (D8)
Tabel 3.14 Letak Kelas D8
36
D8 = LD8 +
[ ( 108 )× N−Fk × Ci
Fd ]
= 464,5 +
[ ( 108 )× 100−78 ×45
7 ]
= 464,5 + 12,6
= 477,1
9. Desil 9 (D9)
Tabel 3.15 Letak Kelas D9
37
Letak D9 = (9/10) x 100 = 90
D9 = LD9 +
[ ( 109 )× N−Fk × Ci
Fd ]
= 509,5 +
[ ( 109 )× 100−85 × 45
15 ]
= 509,5 + 13,5
= 523
38
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9
275,5 304,75 327,25 343 356,5 349 424,45 447,1 523
Gambar 3.3 Garis Data Desil
39
375 - 419 10 69 60 – 69
420 - 464 9 78 70 – 78
465 - 509 7 85 79 – 85
510 - 554 15 100 86 – 100
1. Persentil 1 (P1)
Letak P1 = 1/100 ×100=1
[ [( ) ] ]
1
×100 −fk
P1 = LP1 + 100
×Ci
fP 1
[ [( ) ] ]
1
×100 −0
P1 = 194,5 + 100
× 45
5
= 194,5 + 9
= 203,5
2. Persentil 2 (P2)
Letak P2 = 2/100 ×100=2
[ [( ) ] ]
2
×100 −fk
P2 = LP2 + 100
×Ci
fP 2
P2 = 194,5 +
[ ([ 1002 ) ×100 ]−0 × 45
5
]
= 194,5 + 18
= 212,5
40
3. Persentil 3 (P3)
Letak P3 = 3/100 ×100=3
P3 = LP3 +
[ ([ 1003 ) ×100 ]−fk ×Ci
fP 3
]
[ [( ) ] ]
3
×100 −0
P3 = 194,5 + 100
× 45
5
= 194,5 + 27
= 221,5
4. Persentil 4 (P4)
Letak P4 = 4/100 ×100=4
[ [( ) ] ]
4
×100 −fk
P4 = LP4 + 100
×Ci
fP 4
[ [( ) ] ]
4
×100 −0
P4 = 194,5 + 100
× 45
5
= 194,5 + 36
= 230,5
5. Persentil 5 (P5)
Letak P5 = 5/100 ×100=5
41
[ [( ) ] ]
5
×100 −fk
P5 = LP5 + 100
×Ci
fP 5
[ [( ) ] ]
5
×100 −0
P5 = 194,5 + 100
× 45
5
= 194,5 + 45
= 239,5
6. Persentil 6 (P6)
Letak P6 = 6/100 ×100=6
P6 = LP6 +
[ ([ 1006 ) ×100 ]−fk ×Ci
fP 6
]
[ [( ) ] ]
6
×100 −5
P6 = 239,5 + 100
× 45
6
= 239,5 + 7,2
= 246,7
7. Persentil 7 (P7)
Letak P7 = 7/100 ×100=7
[ [( ) ] ]
7
×100 −fk
P7 = LP7 + 100
×Ci
fP 7
[ [( ) ] ]
7
×100 −5
P7 = 239,5 + 100
× 45
6
= 239,5 + 13,5
= 253
42
8. Persentil 8 (P8)
Letak P8 = 8/100 ×100=8
[ [( ) ] ]
8
×100 −fk
P8 = LP8 + 100
×Ci
fP 8
P8 = 239,5 +
[ ([ 1008 ) ×100 ]−5 × 45
6
]
= 239,5 + 22,5
= 262
9. Persentil 9 (P9)
Letak P9 = 9/100 ×100=9
P9 = LP9 +
[ ([ 1009 ) ×100 ]−fk ×Ci
fP 9
]
[ [( ) ] ]
9
×100 −5
P9 = 239,5 + 100
× 45
6
= 239,5 + 27
= 266,5
43
[ [( ) ] ]
10
×100 −fk
P10 = LP10 + 100
×Ci
fP 10
P10 = 239,5 + [[ ( 10
100)×100 −5
] × 45 ]
6
= 239,5 + 36
= 275,5
[ [( ) ] ]
11
×100 −fk
P11 = LP11 + 100
×Ci
fP 11
P11 = 239,5 + [[ ( 11
100)×100 −5
] × 45 ]
6
= 239,5 + 45
= 284,5
[ [( ) ] ]
12
×100 −fk
P12 = LP12 + 100
×Ci
fP 12
44
[ [( ) ] ]
12
×100 −11
P12 = 284,5 + 100
× 45
20
= 284,5 + 2,25
= 286,75
[ [( ) ] ]
13
×100 −fk
P13 = LP13 + 100
×Ci
fP 13
P13 = 284,5 + [[ ( 13
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 4,5
= 289
[
P14 = LP14 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
14
×Ci
fP 14
P14 = 284,5 + [[ ( 14
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 6,75
45
= 291,25
[[( ) ] ]
15
×100 −fk
P15 = LP15 + 100
×Ci
fP 15
[ [( ) ] ]
15
×100 −11
P15 = 284,5 + 100
× 45
20
= 284,5 + 9
= 293,5
[[( ) ] ]
16
×100 −fk
P16 = LP16 + 100
×Ci
fP 16
P16 = 284,5 + [[ ( 16
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 11,25
= 295,75
46
[[( ) ] ]
17
×100 −fk
P17 = LP17 + 100
×Ci
fP 17
P17 = 284,5 + [[ ( 17
100)×100 −11
] × 45 ]
20
= 284,5 + 13,5
= 298
[
P18 = LP18 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
18
×Ci
fP 18
P18 = 284,5 + [[ ( 18
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 15,75
= 300,5
[[( ) ] ]
19
×100 −fk
P19 = LP19 + 100
×Ci
fP 19
P19 = 284,5 + [[ ( 19
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 18
= 302,5
47
20. Persentil 20 (P20)
Letak P20 = 20/100 ×100=20
[[( ) ] ]
20
×100 −fk
P20 = LP20 + 100
×Ci
fP 20
P20 = 284,5 + [[ ( 20
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 20,25
= 304,75
[
P21 = LP21 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
21
×100 −fk
fP 21
[ [( ) ] ]
21
×100 −11
P21 = 284,5 + 100
× 45
20
= 284,5 + 22,5
= 307
48
[ [( ) ] ]
22
×100 −fk
P22 = LP22 + 100
×Ci
fP 22
P22 = 284,5 + [[ ( 22
100)×100 −11
] × 45 ]
20
= 284,5 + 24,75
= 309,25
[ [( ) ] ]
23
×100 −fk
P23 = LP23 + 100
×Ci
fP 23
P23 = 284,5 + [[ ( 23
100)×100 −11
] × 45 ]
20
= 284,5 + 27
= 311,5
[ [( ) ] ]
24
×100 −fk
P24 = LP24 + 100
×Ci
fP 24
49
[ [( ) ] ]
24
×100 −11
P24 = 284,5 + 100
× 45
20
= 284,5 + 29,25
= 313,75
[ [( ) ] ]
25
×100 −fk
P25 = LP25 + 100
×Ci
fP 25
P25 = 284,5 + [[ ( 25
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 31,5
= 316
[
P26 = LP26 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
26
×Ci
fP 26
P26 = 284,5 + [[ ( 26
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 33,75
50
= 318,25
[[( ) ] ]
27
×100 −fk
P27 = LP27 + 100
×Ci
fP 27
[ [( ) ] ]
27
×100 −11
P27 = 284,5 + 100
× 45
20
= 284,5 + 36
= 320,5
[[( ) ] ]
28
×100 −fk
P28 = LP28 + 100
×Ci
fP 28
P28 = 284,5 + [[ ( 28
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 38,25
= 322,75
51
[[( ) ] ]
29
×100 −fk
P29 = LP29 + 100
×Ci
fP 29
P29 = 284,5 + [[ ( 29
100)×100 −11
] × 45 ]
20
= 284,5 + 40,5
= 325
[
P30 = LP30 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
30
×Ci
fP 30
P30 = 284,5 + [[ ( 30
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 42,75
= 327,25
[[( ) ] ]
31
×100 −fk
P31 = LP31 + 100
×Ci
fP 31
P31 = 284,5 + [[ ( 31
100)×100 −11] × 45 ]
20
= 284,5 + 45
= 329,5
52
32. Persentil 32 (P32)
Letak P32 = 32/100 ×100=32
[[( ) ] ]
32
×100 −fk
P32 = LP32 + 100
×Ci
fP 32
P32 = 329,5 + [[ ( 32
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 1,35
= 330,85
[
P33 = LP33 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
33
×100 −fk
fP 33
[ [( ) ] ]
33
×100 −31
P33 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 3,15
= 332,65
53
[ [( ) ] ]
34
×100 −fk
P34 = LP34 + 100
×Ci
fP 34
P34 = 329,5 + [[ ( 34
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 4,5
= 334
[ [( ) ] ]
35
×100 −fk
P35 = LP35 + 100
×Ci
fP 35
P35 = 329,5 + [[ ( 35
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 6,3
= 335,8
[ [( ) ] ]
36
×100 −fk
P36 = LP36 + 100
×Ci
fP 36
54
[ [( ) ] ]
36
×100 −31
P36 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 7,65
= 337,15
[ [( ) ] ]
37
×100 −fk
P37 = LP37 + 100
×Ci
fP 37
P37 = 329,5 + [[ ( 37
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 9,45
= 338,95
[
P38 = LP38 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
38
×Ci
fP 38
P38 = 329,5 + [[ ( 38
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 11,25
55
= 340,75
[[( ) ] ]
39
×100 −fk
P39 = LP39 + 100
×Ci
fP 37
[ [( ) ] ]
39
×100 −31
P39 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 12,6
= 342,1
[[( ) ] ]
40
×100 −fk
P40 = LP40 + 100
×Ci
fP 40
P40 = 329,5 + [[ ( 40
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 14,4
= 343,9
56
[[( ) ] ]
41
×100 −fk
P41 = LP41 + 100
×Ci
fP 41
P41 = 329,5 + [[ ( 41
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 15,75
= 345,25
[
P42 = LP42 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
42
×Ci
fP 42
P42 = 329,5 + [[ ( 42
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 17,55
= 347,05
[[( ) ] ]
43
×100 −fk
P43 = LP43 + 100
×Ci
fP 43
P43 = 329,5 + [[ ( 43
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 18,9
= 348,4
57
44. Persentil 44 (P44)
Letak P44 = 44/100 ×100=44
[[( ) ] ]
44
×100 −fk
P44 = LP44 + 100
×Ci
fP 44
P44 = 329,5 + [[ ( 44
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 20,7
= 350,2
[
P45 = LP45 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
45
×100 −fk
fP 45
[ [( ) ] ]
45
×100 −31
P45 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 22,5
= 352
58
[ [( ) ] ]
46
×100 −fk
P46 = LP46 + 100
×Ci
fP 46
P46 = 329,5 + [[ ( 46
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 23,85
= 353,35
[ [( ) ] ]
47
×100 −fk
P47 = LP47 + 100
×Ci
fP 47
P47 = 329,5 + [[ ( 47
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 25,65
= 355,15
[ [( ) ] ]
48
×100 −fk
P48 = LP48 + 100
×Ci
fP 48
59
[ [( ) ] ]
48
×100 −31
P48 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 27
= 356,5
[ [( ) ] ]
49
×100 −fk
P49 = LP42 + 100
×Ci
fP 49
P49 = 329,5 + [[ ( 49
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 28,8
= 358,3
[
P50 = LP50 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
50
×Ci
fP 50
P50 = 329,5 + [[ ( 50
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 30,15
60
= 359,65
[[( ) ] ]
51
×100 −fk
P51 = LP51 + 100
×Ci
fP 51
[ [( ) ] ]
51
×100 −31
P51 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 31,95
= 361,45
[[( ) ] ]
52
×100 −fk
P52 = LP52 + 100
×Ci
fP 52
P52 = 329,5 + [[ ( 52
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 33,75
= 363,25
61
[[( ) ] ]
53
×100 −fk
P53 = LP53 + 100
×Ci
fP 53
P53 = 329,5 + [[ ( 53
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 35,1
= 364,6
[
P54 = LP54 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
54
×Ci
fP 54
P54 = 329,5 + [[ ( 54
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 36,9
= 366,4
[[( ) ] ]
55
×100 −fk
P55 = LP55 + 100
×Ci
fP 55
P55 = 329,5 + [[ ( 55
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 38,25
= 367,75
62
56. Persentil 56 (P56)
Letak P56 = 56/100 ×100=56
[[( ) ] ]
56
×100 −fk
P56 = LP56 + 100
×Ci
fP 56
P56 = 329,5 + [[ ( 56
100)×100 −31] × 45 ]
28
= 329,5 + 40.05
= 369,55
[
P57 = LP57 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
57
×100 −fk
fP 57
[ [( ) ] ]
57
×100 −31
P57 = 329,5 + 100
× 45
28
= 329,5 + 41,4
= 370,9
63
[ [( ) ] ]
58
×100 −fk
P58 = LP58 + 100
×Ci
fP 58
P58 = 329,5 + [[ ( 58
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 43,2
= 372,7
[ [( ) ] ]
59
×100 −fk
P59 = LP59 + 100
×Ci
fP 59
P59 = 329,5 + [[ ( 59
100)×100 −31
] × 45 ]
28
= 329,5 + 45
= 374,5
[ [( ) ] ]
60
×100 −fk
P60 = LP60 + 100
×Ci
fP 60
64
[ [( ) ] ]
60
×100 −59
P60 = 374,5 + 100
× 45
10
= 374,5 + 4,5
= 379
[ [( ) ] ]
61
×100 −fk
P61 = LP61 + 100
×Ci
fP 61
P61 = 374,5 + [[ ( 61
100)×100 −59] × 45 ]
10
= 374,5 + 9
= 383,5
[
P62 = LP62 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
62
×Ci
fP 62
[ [( ) ] ]
62
×100 −59
P62 = 374,5 + 100
× 45
10
= 374,5 + 13,5
65
= 388
[[( ) ] ]
63
×100 −fk
P63 = LP63 + 100
×Ci
fP 63
[ [( ) ] ]
63
×100 −59
P63 = 374,5 + 100
× 45
10
= 374,5 + 18
= 392,5
[[( ) ] ]
64
×100 −fk
P64 = LP64 + 100
×Ci
fP 64
P64 = 374,5 + [[ ( 64
100)×100 −59] × 45 ]
10
= 374,5 + 22,5
= 397
66
[[( ) ] ]
65
×100 −fk
P65 = LP65 + 100
×Ci
fP 65
P65 = 374,5 + [[ ( 65
100)×100 −59
] × 45 ]
10
= 374,5 + 27
= 401,5
[
P66 = LP66 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
66
×Ci
fP 66
P66 = 374,5 + [[ ( 66
100)×100 −59] × 45 ]
10
= 374,5 + 31,5
= 406
[[( ) ] ]
67
×100 −fk
P67 = LP67 + 100
×Ci
fP 67
P67 = 374,5 + [[ ( 67
100)×100 −59] × 45 ]
10
= 374,5 + 36
= 410,5
67
68. Persentil 68 (P68)
Letak P68 = 68/100 ×100=68
[[( ) ] ]
68
×100 −fk
P68 = LP68 + 100
×Ci
fP 68
P68 = 374,5 + [[ ( 68
100)×100 −59] × 45 ]
10
= 374,5 + 40,5
= 415
[
P69 = LP69 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
69
×100 −fk
fP 69
[ [( ) ] ]
69
×100 −59
P69 = 374,5 + 100
× 45
10
= 374,5 + 45
= 419,5
68
[ [( ) ] ]
70
×100 −fk
P70 = LP70 + 100
×Ci
fP 70
P70 = 419,5 + [[ ( 70
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 4,95
= 424,45
[ [( ) ] ]
71
×100 −fk
P71 = LP71 + 100
×Ci
fP 71
P71 = 419,5 + [[ ( 71
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 9,9
= 429,4
[ [( ) ] ]
72
×100 −fk
P72 = LP72 + 100
×Ci
fP 72
69
[ [( ) ] ]
72
×100 −69
P72 = 419,5 + 100
× 45
9
= 419,5 + 14,85
= 434,35
[ [( ) ] ]
73
×100 −fk
P73 = LP73 + 100
×Ci
fP 73
P73 = 419,5 + [[ ( 73
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 19,8
= 439,3
[
P74 = LP74 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
74
×Ci
fP 74
P74 = 419,5 + [[ ( 74
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 24,75
70
= 444,25
[[( ) ] ]
75
×100 −fk
P75 = LP75 + 100
×Ci
fP 75
[ [( ) ] ]
75
×100 −69
P75 = 419,5 + 100
× 45
9
= 419,5 + 29,7
= 449,2
[[( ) ] ]
76
×100 −fk
P76 = LP76 + 100
×Ci
fP 76
P76 = 419,5 + [[ ( 76
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 34,65
= 454,15
71
[[( ) ] ]
77
×100 −fk
P77 = LP77 + 100
×Ci
fP 77
P77 = 419,5 + [[ ( 77
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 39,6
= 459,1
[
P78 = LP78 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
78
×Ci
fP 78
P78 = 419,5 + [[ ( 78
100) ]
×100 −69
× 45 ]
9
= 419,5 + 45
= 464,5
[[( ) ] ]
79
×100 −fk
P79 = LP79 + 100
×Ci
fP 79
P79 = 464,5 + [[ ( 79
100) ]
×100 −78
× 45 ]
7
= 464,5 + 6,3
= 470,8
72
80. Persentil 80 (P80)
Letak P80 = 80/100 ×100=80
[[( ) ] ]
80
×100 −fk
P80 = LP80 + 100
×Ci
fP 80
P80 = 464,5 + [[ ( 80
100) ]
×100 −78
× 45 ]
7
= 464,5 + 12,6
= 477,1
[
P81 = LP81 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
81
×100 −fk
fP 81
[ [( ) ] ]
81
×100 −78
P81 = 464,5 + 100
× 45
7
= 464,5 + 18,9
= 483,4
73
[ [( ) ] ]
82
×100 −fk
P82 = LP82 + 100
×Ci
fP 82
P82 = 464,5 + [[ ( 82
100) ]
×100 −78
× 45 ]
7
= 464,5 + 25,65
= 490,15
[ [( ) ] ]
83
×100 −fk
P83 = LP83 + 100
×Ci
fP 83
P83 = 464,5 + [[ ( 83
100) ]
×100 −78
× 45 ]
7
= 464,5 + 31,95
= 496,45
[ [( ) ] ]
84
×100 −fk
P84 = LP84 + 100
×Ci
fP 84
74
[ [( ) ] ]
84
×100 −78
P84 = 464,5 + 100
× 45
7
= 464,5 + 38,25
= 502,75
[ [( ) ] ]
85
×100 −fk
P85 = LP85 + 100
×Ci
fP 85
P85 = 464,5 + [[ ( 85
100)×100 −78] × 45 ]
7
= 464,5 + 45
= 509,5
[
P86 = LP81 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
86
×Ci
fP 86
P86 = 509,5 + [[ ( 86
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 2,7
75
= 512,2
[[( ) ] ]
87
×100 −fk
P87 = LP87 + 100
×Ci
fP 87
[ [( ) ] ]
87
×100 −85
P87 = 509,5 + 100
× 45
15
= 509,5 + 5,85
= 515,35
[[( ) ] ]
88
×100 −fk
P88 = LP88 + 100
×Ci
fP 88
P88 = 509,5 + [[ ( 88
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 9
= 518,5
76
[[( ) ] ]
89
×100 −fk
P89 = LP89 + 100
×Ci
fP 89
P89 = 509,5 + [[ ( 89
100)×100 −85
] × 45 ]
15
= 509,5 + 11,7
= 521,2
[
P90 = LP90 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
90
×Ci
fP 90
P90 = 509,5 + [[ ( 90
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 14,85
= 524,35
[[( ) ] ]
91
×100 −fk
P91 = LP91 + 100
×Ci
fP 91
P91 = 509,5 + [[ ( 91
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 18
= 527.5
77
92. Persentil 92 (P92)
Letak P92 = 92/100 ×100=92
[[( ) ] ]
92
×100 −fk
P92 = LP92 + 100
×Ci
fP 92
P92 = 509,5 + [[ ( 92
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 20,7
= 530,2
[
P93 = LP93 + [ 100 )
( ] ×Ci ]
93
×100 −fk
fP 93
[ [( ) ] ]
93
×100 −85
P93 = 509,5 + 100
× 45
15
= 509,5 + 23,85
= 533,35
78
[ [( ) ] ]
94
×100 −fk
P94 = LP94 + 100
×Ci
fP 94
P94 = 509,5 + [[ ( 94
100)×100 −85
] × 45 ]
15
= 509,5 + 27
= 536,5
[ [( ) ] ]
95
×100 −fk
P95 = LP95 + 100
×Ci
fP 95
P95 = 509,5 + [[ ( 95
100)×100 −85
] × 45 ]
15
= 509,5 + 29,7
= 539,2
[ [( ) ] ]
96
×100 −fk
P96 = LP96 + 100
×Ci
fP 96
79
[ [( ) ] ]
96
×100 −85
P96 = 509,5 + 100
× 45
15
= 509,5 + 32,85
= 542,35
[ [( ) ] ]
97
×100 −fk
P97 = LP97 + 100
×Ci
fP 97
P97 = 509,5 + [[ ( 97
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 36
= 545,5
[
P98 = LP98 + [ 100 )
( ×100 ] −fk
]
98
×Ci
fP 98
P98 = 509,5 + [[ ( 98
100)×100 −85] × 45 ]
15
= 509,5 + 38,7
80
= 548,2
[[( ) ] ]
99
×100 −fk
P99 = LP99 + 100
×Ci
fP 99
[ [( ) ] ]
99
×100 −85
P99 = 509,5 + 100
× 45
15
= 509,5 + 41,85
= 551,35
81
14 285 - 329 291,25
15 285 - 329 293,5
16 285 - 329 295,75
17 285 - 329 298
18 285 - 329 300,5
19 285 - 329 302,5
20 285 - 329 304,75
21 285 - 329 307
22 285 - 329 309,25
23 285 - 329 311,5
24 285 - 329 313,75
25 285 - 329 316
26 285 - 329 318,25
27 285 - 329 320,5
28 285 - 329 322,75
29 285 - 329 325
30 285 - 329 327,25
31 285 - 329 329,5
32 330 - 374 330,85
33 330 - 374 332,65
34 330 - 374 334
35 330 - 374 335,8
36 330 - 374 337,15
37 330 - 374 338,95
38 330 - 374 340,75
37 330 - 374 342,1
40 330 - 374 343,9
41 330 - 374 345,25
42 330 - 374 347,05
43 330 - 374 348,4
82
44 330 - 374 350,2
45 330 - 374 352
46 330 - 374 353,35
47 330 - 374 355,15
48 330 - 374 356,5
49 330 - 374 358,3
50 330 - 374 359,65
51 330 - 374 361,45
52 330 - 374 363,25
53 330 - 374 364,6
54 330 - 374 366,4
55 330 - 374 367,75
56 330 - 374 369,55
57 330 - 374 370,9
58 330 - 374 372,7
59 330 - 374 374,5
60 375 - 419 379
61 375 - 419 383,5
62 375 - 419 388
63 375 - 419 392,5
64 375 - 419 397
65 375 - 419 401,5
66 375 - 419 406
67 375 - 419 410,5
68 375 - 419 415
69 375 - 419 419,5
70 420 - 464 424,45
71 420 - 464 429,4
72 420 - 464 434,35
73 420 - 464 439,3
83
74 420 - 464 444,25
75 420 - 464 449,2
76 420 - 464 454,15
77 420 - 464 459,1
78 420 - 464 464,5
79 465 - 509 470,8
80 465 - 509 477,1
81 465 - 509 483,4
82 465 - 509 490,15
83 465 - 509 496,45
84 465 - 509 502,75
85 465 - 509 509,5
86 510 - 554 512,2
87 510 - 554 515,35
88 510 - 554 518,5
89 510 - 554 521,2
90 510 - 554 524,35
91 510 - 554 527,5
92 510 - 554 530,2
93 510 - 554 533,35
94 510 - 554 536,5
95 510 - 554 539,2
96 510 - 554 542,35
97 510 - 554 545,5
98 510 - 554 548,2
99 510 - 554 551,35
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
203,5 212,5 221,5 230,5 239,5 246,7 253 262 266,5
84
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18
275,5 284,5 286,75 289 291,25 293,5 295,75 298 300,5
85
P73 P74 P75 P76 P77 P78 P79 P80 P81
439,3 444,25 449,2 454,15 459,1 464,5 470,8 477,1 483,4
BAB V
PENGUKURAN DISPERSI
86
Pengukuran dispresi digunakan untuk melengkapi perhitungan nilai
sentral. Dispersi adalah besarnya nilai penyimpangan suatu nilai dari nilai
sentralnya. Pengukuran dispersi yang merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam studi deskriptif suatu data, pengukuran variabilitas
nilai-nilai observasi dari nilai sentralnya. Dua kelompok data mungkin
memiliki rata-rata yang sama, tetapi berbeda dalam hal variabilitas nilai-nilai
observasinya.
Rumus : Dx =
∑ fi .|xi−x|
i=1
n
87
Tabel 4.1 Tabel Deviasi Rata-Rata
Kelas fi xi f i. x i x i- x |xi−x|. f i
X=
∑ fi . xi 37990
i=1
= =379,9
n 100
n
Dx =
∑ fi .|xi−x|
i=1
n
3900,6
=
100
= 39,006
88
Tabel 4.2 Tabel Deviasi Standar
Kelas fi xi f i. x i ( x i- x) 2
(x i−x ) f i ( xi −x)2
Rumus : S =
√ ∑ fi .( xi−x )2
n−1
X=
∑ f i . x i = 37990 =379,9
n 100
S=
√ ∑ fi . ( xi−x )2
n−1
=
√ 809109
100−1
= 90,4
89
5.5 Koefisien Variansi
Koefisien variansi yaitu membagi ukuran dispersi dengan nilai sentralnya.
Koefisisen variansi ukuran disepersi dan nilai sentral yang digunakan adalah
deviasi standar dan rata-rata.
S
Rumus : V = ×100 %
x
S
V= ×100 %
x
90,4
= ×100 %
379,9
= 23%
90
( 449,5−316 )
2 ( 449,5 – 316 )
= =
( 449,5+316 ) ( 449,5+316 )
2
( 449,5−316) ( 449,5 – 316 )
= =
(449,5+316) ( 449,5+316 )
133,5
=
765,5
= 0,17
BAB VI
PENGUKURAN KEMENCENGAN
91
c. Distribusi dikatakan menceng ke kanan apabila sebagian besar nilai
yang memiliki frekuensi rendah kebanyakan berada disebelah kanan
dari nilai rata-rata atau dikatakan “ekor” nya menjulur ke kanan.
2
fi.
Kelas Fi xi (xi−x )
(xi−x )2
√ ∑ fi .(xi−x )2
n−1
92
S=
√ 809109
100−1
S = √ 8172,81
S = 90,4
Mo Md X
6.3.2 Bowley
93
Kemencengan suatu distribusi frekuensi dapat juga diukur dengan
mengggunakan rumus koefisien Bowley :
( Q3−Q 2 )−(Q 2−Q 1)
Rumus : Sk(Bowley) =
(Q 3−Q 1)
( Q3−Q 2 )−(Q 2−Q 1)
Sk(Bowley ) =
(Q 3−Q 1)
( 449,5−360 )−(360−316)
Sk(Bowley ) =
(449,5−316)
Sk(Bowley ) = 0,3408 = 34,08%
Mo Md X
94
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1 Data
100 data 5 bulan terakhir penjualan Yakult oleh Yakult Lady di
Perumahan Taman Banten Lestari bulan Maret sampai Mei 2017 yang
dilakukan oleh salah satu Yakult Lady yang bertempat tinggal di daerah
tersebut. Data tersebut dengan satuan per botol dengan seberapa banyak
botol yang terjual setiap harinya.
7.2 Penyajian
A. Distribusi Frekuensi
95
Dari tabel distribusi frekuensi menunjukkan bahwa penjualan
Yakult paling banyak antara 330 - 374 botol dengan frekuensi 28 dan
penjualan paling sedikit antara 195 - 239 botol. Hal ini menunjukkan
hasil yang tidak begitu buruk karena target penjualan selama 3 bulan
adalah 360.
B. Histogram
Dari grafik histogram menunjukkan hasil penjualan Yakult dengan
frekuensi tertinggi sebanyak 28 yaitu dengan range 330 - 374. Dalam
hasil penjualan dengan range 330 - 374 terbilang cukup terpenuhi
karena target penjualan selama 3 bulan adalah 360 botol yang terjual
setiap harinya.
Untuk frekuensi terkecil terletak pada range 195 - 239 dengan
frekuensi 5. Hal ini menunjukkan bahwa peminat Yakult di Perumahan
Taman Banten Lestari terbilang cukup bagus, karena sangat jarang
masyarakat yang tidak membeli yakult.
C. Polygon
Dari grafik polygon menunjukkan nilai tengah pada setiap
range/kelas penjualan Yakult dimana untuk frekuensi tertinggi adalah
28 dan frekuensi terendah adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa
sejauh ini penjualan Yakult di Perumahan Taman Banten Lestari
dilihat dari frekuensi terendah hasil penjualan masih batas wajar.
96
frekuensi penjualan dengan potongan terkecil sebesar 18⁰ pada
range 195 – 239.
2. Median
Nilai median atau nilai tengah dari data penjualan Yakult berada
pada kelas keempat dengan range 330 – 374 yaitu sebesar 360. Hal ini
menunjukkan bahwa jika data dibagi menjadi 2 bagian dengan kategori
baik dan buruk maka untuk data diatas nilai median termasuk dalam
kategori buruk. Data dengan kategori buruk inilah yang tidak
diinginkan oleh perusahaan.
3. Modus
Nilai modus menunjukkan data yang sering muncul dengan
frekuensi sebanyak 28 berada pada kelas keempat yaitu antara 330 –
374 dengan nilai 343,3. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan Yakult
97
di Perumahan Taman Banten Lestari cukup baik karena target
penjualan Yakul selama 3 bulan adalah 360 botol yang terjual setiap
harinya.
4. Kwartil
Dari data kwartil, data dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori
dengan presentase masing-masing kategori data adalah 25% . Data
tertinggi dari 25% penjualan Yakult di Perumahan Taman Banten
Lestari yang memiliki nilai terendah adalah sama dengan Q1. Dengan
demikian 50% data penjualan Yakult di Perumahan Taman Banten
Lestari masih memenuhi target penjualan dan sisanya sebesar 50%
kurang memenuhi target penjualan.
5. Desil
Dari data desil, data dapat dikelompokkan menjadi 10 kategori
dengan presentase masing-masing kategori data adalah 10%. Data
terendah dari 10% penjualan Yakult adalah sama dengan Q1. Dengan
demikian 50% data penjualan yakult di Perumahan Taman Banten
Lestari masih dalam batas wajar karena dapat memenuhi target
penjualan dan sisanya 50% kurang memenuhi target penjualan.
6. Persentil
Dari data persentil, data dapat dikelompokkan menjadi 100
kategori dengan presentase masing-masing kategori data adalah 1%.
Data tertinggi dari 1% penjualan Yakult yang memiliki nilai terendah
98
adalah P1. Data penjualan Yakult di Perumahan Taman Banten Lestari
dapat memenuhi target sama dengan P50 dengan presentase 50%.
Dengan demikian 50% penjualan Yakult di Perumahan taman Banten
Lestari yang dilakukan oleh salah satu Yakult Lady masih dapat
memenuhi target penjualan dan sisanya sebesar 50% kurang
memenuhi target penjualan.
b. Bowley
Dari hasil perhitungan koefisien SK Bowley di dapat koefisien
sebesar 34,08%. Menurut Bowley jika SK Bowley > + 30% atau < -
30% maka distribusinys menunjukkan tingkat kemencengan yang
sangat tinggi.
99
7.6 Kontribusi Bagi Perusahaan
Dari data 100 penjualan Yakult, sebanyak 50 % penjualan dapat
memenuhi target penjualan yaitu di kelas kelima (375 – 419) sampai
dengan kelas kedelapan (510 – 554). Hal ini harus terus ditingkatkan
karena akan berpengaruh pada hasil penjualan dan pengadaan produk. Dan
utuk 50% penjualan yang tidak memenuhi target penjualan yaitu terdapat
pada kelas pertama (195 – 239) sampai kelas keempat. Dengan kondisi
seperti ini penjualan Yakult dan tujuan utamanya yaitu untuk memenuhi
target penjualan akan tercapai. Untuk itu penjualan ataupun pemasaran
yakult harus ditingkatkan lagi.
Adapun faktor penyebab kurangnya penjualan Yakult antara lain
perencanaan strategi pemasaran yang kurang matang, kurang
melaksanakan bauran masyarakat secara optimal, harga, dan banyaknya
kebutuhan konsumen. Hal tersebut dapat berpengaruh pada pendapatan,
target penjualan dan pengadaan produk. Untuk itu penjualan produk yakult
dan pemasarannya harus direncanakan secara optimal dan melakukan
marketing mix dengan baik.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Evaluasi dari hasil penjualan Yakult di Perumahan Taman Banten
Lestari yang dilakukan oleh salah satu Yakult Lady di daerah tersebut
adalah cukup baik karena dapat memenuhi 50% dari target penjualan.
Untuk itu ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya minat
konsumen terhadap produk Yakult , tentunya hal ini perlu dievaluasi agar
dapat memenuhi target yang ingin diperoleh dan untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan.
100
Adapun beberapa cara untuk meningkatkan penjualan suatu produk, antara
lain :
a. Mengenali pelanggan. Melakukan identifikasi konsumen yang menjadi
target pemasaran untuk semua kalangan umur.
b. Melakukan Promosi. Melakukan pengenalan produk kepada konsumen
dengan cara sekreatif mungkin agar konsumen berminat terhadap
produk yang dipasarkan.
c. Memilih lokasi yang strategis. Memilih lokasi yang strategis sangat
penting untuk proses penjualan. Memilih lokasi usaha yang strategis
dan tepat juga sangat berpengaruh agar produk yang dipasarkan mudah
dijangkau konsumen.
d. Menggunakan internet marketing. Salah satu strategi pemasaran yang
sedang gencar dilakukan adalah internet marketing. Produk bisa
dipasarkan melalui media online
e. Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Konsumen adalah
raja. Slogan satu ini patut dipertahankan guna menjaga kelangsungan
suatu usaha. Jalinan mereka untuk sekadar menanyakan testimoni
mengenai produk usaha yang dipasarkan ataupun informasi produk
baru maupun promo yang sedang berjalan. Konsumen membutuhkan
produk dan penjual membutuhkkan konsumen untuk orientasi
keuntungan.
8.2 Saran
Untuk meningkatkan penjualan Yakult di Perumahan Taman
Banten Lestari, pelaksanaan penjualan/pemasaran sebaiknya menggunakan
strategi pemasaran yang lebih baik untuk meningkatkan hasil penjualan.
Sebaiknya dilakukan penjadwalan untuk penjualan di tempat-tempat yang
strategis. Strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjulan
Yakult. Selain itu, proses pemasaran juga harus disertai dengan
pendekatan dengan pelanggan dan memberikan informasi produk yang
101
dipasarkan dan memberikan promosi produk agar konsumen semakin
tertarik dengan produk yang dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA
102
103