Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER

STATISTIK PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH

SINTA MARLIYA (A1C119002)

REGULER B 2019

DOSEN PENGAMPU

Dr. Dra. Zurweni, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
1.
a. Manfaat statistik dalam penelitian
1. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari suatu populasi.
Dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Alat untuk komparasi atau untuk membandingkan data dua kelompok atau lebih.
3. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Sebelum instrumen
digunakan untuk penelitian, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih
dahulu.
4. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Dalam
hal ini statistik yang digunakan antara lain; korelasi, regresi, t-tes, anova, dan lain-
lain.
5. Membantu peneliti menyajikan data hasil penelitian sehingga data lebih
komunikatif. Teknik-teknik penyajian data ini antara lain: tabel, grafik, diagram
lingkaran, dan piktogram atau yang didalam statistik dinamakan dengan statistik
deskriptif.

b. Contoh penggunaan statistik dalam bidang pendidikan kimia


1. Sebagai alat bantu untuk mengolah, menganalisis, dan menyimpulkan hasil yang
telah dicapai dalam kegiatan penilaian siswa terhadap pelajaran kimia.
2. Guru dapatmengikuti perkembangan atau pasang surut mengenai gejala keadaan
atau peristiwa tersebut, dari waktu ke kewaktu.
3. Guru dapat memperoleh gambaran baik gambaran secara khusus maupun
gambaran secara umum tentang suatu gejala, dan keadan suatu peristiwa.
4. Guru dapat Menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat
dan mantap, serta dapat memperkirakan atau meramalkan hal-hal yang mungkin
terjadi di masa mendatang, dan langkah konkret apa yang kemungkinan perlu
dilakukan oleh seorang pendidik.
5. Sebagai teknik untuk menyajikan data hasil eksperimen , sehingga data lebih
komunikatif, misalnya melalui tabel, grafik, atau diagram.
2.
a. Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak
dari datum yang berasal dari bahasa latinyang berarti “suatu yang diberikan”. Dalam
penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.
Pernyataan ini adalah hasil pengukuran suatu variabel yang bentuknya dapat berupa
angka, kata-kata,atau citra. Sehingga data adalah kumpulan kumpulan fakta atau angka
atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan
sebagai dasar menarik suatu kesimpulan dapat berupa angka-angka, huruf, simbol
khusus, atau gabungan dari ketiganya..Data merupakan bentuk jamak dari datum yang
berasal dari bahasa latin yang berarti “suatu yang diberikan”.
Sedangkan Variabel berasal dari kata “vary” dan “able” yang berarti “berubah” dan
“dapat”. Jadi, Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga
mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita
akan memperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita
seolah-olah sudah mendapatkan jawabannya.Biasanya bentuk soal yang menggunakan
teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau menentukan suatu bilangan. 

b. Jenis-jenis data dan klasifikasinya :


Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya:
1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung orang
yang ahli dalam bidang penyepuhan agar dapat mengetahui proses dari penyepuhan
emas tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain
dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.
Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari
surat kabar atau majalah.
Jenis data :
1. Data Nominal
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut
diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya, baik
pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan di dalam pemisahan itu
tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat
tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal
data hasil penelitian dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja
misalnya  laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya laki-laki; dan wanita adalah “tidak
laki-laki”), kawin /tidak kawin; janda/duda, dan lainnya.
2. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan pada
sesuatu keadaan. Berbeda  dengan data nominal yang menunjukkan adanya
perbedaan secara kategorik, data ordinal juga memiliki sifat adanya perbedaan di
antara obyek yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut terdapat
suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih
besar atau lebih tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling
tinggi ke yang yang paling rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau
kedudukan suatu kelompok. Contoh dari data ini misalnya: prestasi belajar siswa
diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”, atau ukuran
tinggi seseorang  dengan “tinggi”, “sedang”, dan “pendek”.
3. Data Interval
Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih
tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang
lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu
dengan yang lainnya.Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran
tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa data interval
tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak. Dalam hasil pengukuran (tes) misalnya
mahasiswa mendapat nilai 0. Angka nol ini tidak dapat diartikan bahwa
mahasiswa tersebut benar-benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh
nilai nol ia memiliki suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah yang
bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya hanya merupakan
atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan yang diujikan tidak pas
seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan
yang dikehendaki soal.
4. Data Rasio
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga tetapi
yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini memiliki sifat interval atau
jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval. Namun demikian, skala
rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol mutlak, 
artinya titik nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat.
Misalnya titik nol pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya panjang atau
tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio memiliki kualitas bilangan riel yang
berlaku perhitungan matematis. Misalnya berat badan Rudi  70 kg, sedangkan
Saifullah 35 kg. Keadaan ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali
berat badan Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan Rudi.
Berbeda dengan data interval misalnya Rudi  ujian dapat 70 sementara Saifullah
memperoleh 30. Hal ini tidak dapat diartikan  bahwa kepandaian Rudi  dua kali
lipat kepandaian Saifullah.

Klasifikasi Data Berdasarkan Sumber Data


1. Data Internal
Data internal adalah sebuah data asli yang menguraikan situasi dan kondisi pada
suatu organisasi secara internal, data ini dihasilkan melalui penelitian sendiri, bukan
data hasil dari orang lain. Contohnya adalah data penjualan, data stok gudang, data
pegawai, dan sebagainya.
2. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menguraikan situasi dan kondisi yang berada di luar
organisasi, biasanya data ini didapat dari hasil penelitian orang lain. Misalnya
adalah data tingkat prefensi pelanggan, data konsumen dalam penggunaan suatu
produk, dan sebagainya. Data eksternal memiliki 2 (dua) jenis, yaitu:
Data Eksternal Primer; data yang berupa ucapan kata atau tulisan dari orang yang
memiliki data itu sendiri, atau orang yang melakukan penelitian sendiri.
Data Eksternal Sekunder; data yang diperoleh bukan dari orang lain yang
melakukan penelitian, melainkan melalui seseorang atau beberapa orang lainnya.

Klasifikasi Data Berdasarkan Cara Memperolehnya


1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil atau dikumpulkan secara langsung dari objek
penelitian oleh seorang peneliti maupun organisasi.
Contoh: Data kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di PLN, yang mana data
tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner ataupun wawancara secara
langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek
penelitian, namun sudah dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai metode baik
secara komersial maupun non komersial.
Contoh: data jumlah warga di desa, data APBN (data sekunder biasanya
menggunakan data statistik baik dari hasil riset surat kabar ataupun media lainnya).

Klasifikasi Data Berdasarkan Waktu Pengumpulan


1. Data Cross Section; merupakan data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Misalnya, laporan penjualan per 17 November 2019, data pelanggan PT Maju
Sukses bulan Agustus 2018, dan sebagainya.
2. Data Time Series/Berkala; data yang menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu
atau periode secara historis. Contohnya data perkembangan nilai tukar dollar
amerika terhadap rupiah dari tahun 2014 hingga 2019, jumlah pendaftar calon haji
Indonesia dari tahun ke tahun, dan sebagainya.

Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Data


1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka.Contohnya adalah jumlah
pengguna media sosial di Indonesia, data jumlah siswa di Sekolah Menengah
Pertama, dan lain sebagainya.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa kata-kata yang mengandung sebuah
makna.Misalnya adalah tanggapan masyarakat terhadap penggunaan plastik, juga
mengenai tanggapan para ahli terhadap pengidap kanker, dan sebagainya.

Klasifikasi Data Berdasarkan Sifat Data


1. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli, bukan berupa pecahan
angka.Misalnya seperti data berat badan mahasiswa jurusan komunikasi, atau data
jumlah kendaraan di Jakarta, dan lain sebagainya.
2. Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada interval tertentu atau berada
pada nilai yang satu ke nilai lainnya, nilainya bisa berupa pecahan.Contohnya
seperti penggunaan kata sekitar, kira-kira, dan sebagainya.Biasanya kata tersebut
terdapat pada data hasil panen, panjang jalan, berat badan sapi.Contoh lainnya
seperti data berikut “Petani memiliki hasil panen tomat kurang lebih 300 ton.”
c. Sumber data dalam Statistik adalah merupakan data yang diperoleh yang berkaitan
dengan penelitian sosial budaya keagamaan itu sendiri baik dengan metode kuisioner
maupun observasi. Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat
diklasifikassikan sebagai berikut:

1) Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut”Responden”, yaitu orang yang
memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh
peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan
skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi.
Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi,
sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang
ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
2) Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau
aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung.
Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check
terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.
3) Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa
atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang
dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat
maupun lingkungnnya.
4) Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base
surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu
peristiwa.

3. Dilakukan pendataan ilai mengenai Laju reaksi pada kelas XIMipa1 di SMA Negeri X kota
Jambi. Dari 30 orang siswa di kelas didapatkan data sebagai berikut:

1. Sebanyak 5 siswa mendapatkan nilai 90


2. Sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai 85
3. Sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai 80
4. Sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai 70
5. Sebanyak 5 siswa mendapatkan nilai 55
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa dikelas tersebut telah
memahami materi mengenai Laju reaksi.
a. Tabel
No Nilai Jumlah Siswa
1 90 6
2 85 13
3 80 2
4 70 6
4 55 3

b. Grafik Batang

Nilai siswa
14
12
10
8 Nilai siswa

6
4
2
0
90 85 80 70 55

c. Diagram Lingkaran

nilai siswa
17% 17%
90
85
80
13% 70
55

13% 40%

4. Hubungan Quartile, Desil dan Persentil


Diantara ketiga ukuran statistic tersebut terdapat saling hubungan, seperti terlihat dibawah
ini:
 P90 = D9
 P80 = D8
 P75 = Q3
 P70 = D7
 P60 = D6
 P50 = D5 = Q2 = Median
 P40 = D4
 P30 = D3
 P25 = Q1
 P20 = D2
 P10 = D1
Contoh:
Nilai hasil ulangan kimia 40 orang siswa kelas XI SMAN X yang tertera pada tabel
di bawah ini
X F fkb
10 6 40=N
9 12 34
8 11 22
7 7 11
6 4 4
Total N=40 -

P30 = D5 = Q2

30 5 2
l+ (
100
N−fkb
fi
= l+) (
10
N −fkb
fi
=l+
4
) (
N−fkb
fi )
30 5 2
l+ (
100
40−fkb
fi
=l+ ) (
10
40−fkb
fi
=l+
4
) (
40−fkb
fi )
7,5+ ( 12−11
11 ) =7,5+ (
20−11
11 )=7,5+ (
20−11
11 )
7,6 = 8,31 = 8,31
8 = 8 = 8
5. Statistika deskriptif adalah tehnik yang digunakan untuk mensarikan data dan
menampilkannya dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Hal ini
melibatkan proses kuantifikasi dari penemuan suatu fenomena. Berbagai statistik
sederhana, seperti rata-rata, dihitung dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Statistika deskriptif dapat memberikan pengetahuan yang signifikan pada kejadian
fenomena yang belum dikenal dan mendeteksi keterkaitan yang ada di dalamnya. Tetapi
dapatkah statistika deskriptif memberikan hasil yang bisa diterima secara ilmiah? Statistik
merupakan suatu alat pengukuran yang berhubungan dengan keragaman pada
karakteristik objek-objek yang berbeda

Objek yang belum dikenal tidaklah mewakili populasi objek yang memiliki "quantifiabel
feature" melalui penyelidikan. Namun demikian, keragaman bisa menjadi hasil dari
keberagaman yang lainnya (karena acak atau terkontrol). Pada ilmu fisika, yang sangat
berkaitan dengan ekstraksi dan formulasi persamaan matematik tidak menyisakan banyak
tempat untuk fluktuasi acak. Pada ilmu statistika, fluktuasi seperti itu dapat dijadikan
model. Hubungan relasi statistik selanjutnya merupakan hubungan relasi yang
menerangkan suatu proporsi perubahan stokastik yang pasti.

Untuk contoh dari statistika deskriptif sendiri antara lain yaitu:


 Table
 Diagram
 Grafik
 besaran-besaran lain dalam majalah dan koran-koran.

Sumber data Statistik Deskriptif


a. Metode survei
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.Kerlinger
mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan
antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah
ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup.
Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan
survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek
tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)
b. Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek tertentu,
dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid
menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah
desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara
menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus.
c. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang ditujukan untuk
menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut
dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru,
dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan
waktu secara efisien dan efektif.
d. Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan yang
dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok
subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya.
Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa penelitian tindakan
memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve).
Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan
pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik
dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika
penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut
sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
e. Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn
berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah
ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi
Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di
perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di
lapangan.

6. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang


karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil
penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Sampel
adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Cara Pengambilan Sampel
bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar,
metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu
-Probability Sampling (Random Sample)
-Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).
PROBABILITY SAMPLING
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak.Metode
ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik
penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan
nomor undian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard error
penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang
terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel
penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka
jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-
masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu.
Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat
menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing
kelompok tersebut.
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis
ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling
antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam
suatu instansi.
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Multistage sampling adalah penggunaan berbagai metode random sampling secara
bersama-sama seefisien dan seefektif mungkin. Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.Multistage random
sampling dilaksanakan dengan menggunakan dua tahap, tahap pertama disebut primary
unit dan tahap kedua adalah secondary units.
NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria
pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan
penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan
calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok
penelitian.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan
sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel
penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian
mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel
yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus
penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini
mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan
metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan
kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang
memiliki jumlah sampel terbatas.
5. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota
populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang

Anda mungkin juga menyukai