Anda di halaman 1dari 13

Nama Kelompok :

1. Yoan Desvidhonia (6411416077)

2. Amelia Arsiti Munawaroh (6411416117)

3. Hikmah Ayu (6411416127)

Rombel : 02

DATA

Pengertian Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan kumpulan fakta atau
angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat
digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan.
Jenis-jenis Data
A. Berdasrkan Sumber Data Dan Penggunaannya
1. Data Internal
Data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan suatu badan yang
dikumpulkan sendiri dan hasil datanya digunakan oleh badan itu sendiri. Contoh
data pengeluaran keuangan untuk membayar biaya produksi perusahaan tekstil.
2. Data Eksternal
Yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan di luar badan
dan data tersebut tidak terdapat dalam aktivitas intern suatu badan. Contoh :
Bagi perusahaan LG, data daya beli masyarakat terhadap barang produksinya
(seperti TV) adalah data eksternal perusahaan.
B. Berdasarkan Cara Memperolehnya
1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek / obyek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.
Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara
lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion FGD) dan
penyebaran kuesioner. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21
untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang
telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
Contohnya : ada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat
kabar atau majalah. Data kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing dari BEJ.
C. Berdasarkan Jenis Datanya
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.
Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas
3 ips 2, dan lain-lain.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air
minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
D. Berdasarkan Sifatnya
1. Data Diskrit

Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah
berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-
sebagainya.
2. Data Kontinu
Data kontinu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau
berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata
sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah
mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
Data kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: data ordinal, interval, dan
rasio.
1. Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Oleh karena
itu, jarak satu data dengan yang lain mungkin tidak sama.
Contoh: juara I, II, III, golongan I, II, III, IV
Data ordinal biasanya makin kecil angkanya, maka semakin tinggi nilainya.
2. Data Interval
Data interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai
nol absolut (mutlak). Pada data ini, walaupun datanya nol, tetapi masih
mempunyai nilai.
Misal: nol derajat Celcius, ternyata masih ada nilainya.
3. Data Rasio
Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
absolut. Jadi kalau data nol berarti tidak ada apa-apanya. Hasil pengukuran
panjang (M), berat (kg) adalah contoh data rasio. Data ini bisa dibuat
penjumlahan dan perkalian. Untuk jenis data yang lain tidak bisa demikian, oleh
karena itu data yang paling teliti adalah data rasio.
Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Menurut Kerlinger (1973)
menyatakan bahwa variabel adalah kontruk(constructs) atau sifat yang akan
dipelajari. Menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas
dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).

E. Berdasarkan Waktu Pengumpulannya


1. Data Cross Section

Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan
mei 2004, dan lain sebagainya.
2. Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006.
Syarat data yag baik
(a) Data harus objektif ( sesuai dengan keadaan sebenarnya),
(b) Data harus representative,
(c) Data harus up to date, dan
(d) Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan

VARIABEL

Pengertian Variabel
Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga
mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan
mmeperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah
seudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini
adalah soal counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian
sains, variabel adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
Jenis-jenis Variabel
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variable ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent,
Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable
Bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan
Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel
Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel Dependen (terikat).Dinamakan sebagai Variabel Bebas
karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh : Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variable dependen atau variabel output (dalam bahasa indonesia dikenal
sebagai variable terikat) adalah variabel yang nilainya akan berubah terhadap faktor
tertentu. Pada umumnya penelitian jenis experiment mengupayakan satu jenis
variable Independen saja yang berpengaruh terhadap variable dependen. Nilai atau
perubahan nilai yang dialami dari variable dependen akan sebanding dengan besar
perlakuan yang diberikan oleh variable dependen.
Kuantitas Pemberian Pakan -------> Pertumbuhan Ikan
(variable Independen) (Variable Dependen)
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang ikut memberikan pengaruh
terhadap perubahan variabel dependen. Kemunculan variabel moderator biasanya
muncul pada saat terdapat penyimpangan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Penyimpangan bisa saja lebih membuat hasil (Perubahan atau Nilai
Variabel dependen) lebih kecil atau lebih besar dari dugaan berdasarkan kajian
teori yang dilakukan oleh peneliti.

Variable moderator yang muncul pada awal penelitian, sebelum


pengambilan data dilakukan, dapat menjadi variabel indepen kedua. Peneliti yang
baik telah menduga terlebih dahulu kemungkinan adanya variabel lain yang ikut
berpengaruh terhadap variabel dependen. Antisiapsi sebaiknya dilakukan dengan
memebuat instrument tambahan di samping instrumen dari variabel utama.

Besar pengaruh variable moderator tidak dapat diabaikan begitu saja atau
dianggap memiliki nilai kecil. Upaya untuk mengukur pengaruh variabel akan
mengambil andil besar dalam hasil penelitian dan dibutuhkan analisis yang sama
dengan analisis yang digunakan pada variabel independen.
Contoh :

hubungan Variabel Independen Moderator Dependen :


Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen
dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan
semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat
Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak
diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup
seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel
moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh
factor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup
seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel
moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
Jenis Variabel Berdasarkan sifatnya
variabel penelitian bisa dikelompokan menjadi dua, yaitu variabel statis dan variabel
dinamis.
1. Variabel Statis
Variabel statis adalah variabel yang memiliki sifat yang tetap, tidak bisa
diubah keberadaan maupun karakteristiknya. Dalam kondisi yang normal dan wajar
sifat-sifat tersebut sukar untuk diubah, misalnya seperti jenis kelamin, jenis status
sosial ekonomi, jenis pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya. Variabel statis ini
juga ada yang menyebutnya dengan variabel atributif (Sudjarwo dan Basrowi,
2009:198). Sifat yang ada padanya adalah tetap, untuk itu penelitian hanya mampu
untuk memilih atau menyeleksi. Oleh sebab itu variabel ini juga dikenal juga dengan
nama variabel selektif. Menurut Suharsimi (2006:124), selain menggunakan istilah
variabel statis, juga menggunakan istilah variabel tidak berdaya untuk masud yang
sama, dikarenakan peneliti tidak mampu mengubah ataupun mengusulkan untuk
merubah variabel ini.
2. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah suatu variabel yang bisa diubah keberadaannya
ataupun karakteristiknya. Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi
maupun diubah sesuai dengan ktujuan yang dikehendaki oleh peneliti. Pengubahan
tersebut bisa berupa peningkatan ataupun penurunan. Contohnya seperti berikut;
motivasi belajar, kinerja pegawai,prestasi belajar, dan sebagainya. Selain memakai
istilah variabel dinamis, untuk maksud yang sama Suharsimi (2006:124), memakai
istilah variabel berubah. Sedangkan Sudjarwo dan Basrowi (2009:197) memakai
istilah variabel aktif, untuk menyebut variabel dinamis ini.

Berdasarkan perlu atau tidaknya pembakuan instrumen untuk mengumpulkan data, maka
variabel dapat dikelompokan menjadi variabel faktual dan variabel konseptual
(Purwanto, 2007:9)
a. Variabel Faktual
Variabel ini meruakan variabel yang ada di dalam fakta-faktanya. Contoh
variabeel faktual antara lain, agama, jenis kelami, pendidikan, usia, asal sekolah,
status perkawinan, asal sekolah, asal tempat tinggal, dan sebagainya. Karena sifatnya
yang faktual, maka jika terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, kesalahan
bukan terletak pada instrumen akan tetapi pada responden, misalnya memberi
jawaban yang tidak jujur. Instrumen untuk mengumpulkan data variabel faktual tidak
perlu dibakukan. Tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
b. Variabel Konseptual
Variabel konseptual adalah variabel yang tidak terlihat dalam fakta akan tetapi
tersembunyi dala suatu konsep. Variabel konsep hanya diketahui berdasarkan
indikator yang nampak. Contoh variabel konsep yiatu prestasi belajar, minat,
kecerdasan, motivasi belajar, bakat, konsep diri, kinerja, dan lain sebagainya. Karena
tersembunyi dalam konsep, maka keakuratan data dari variabel konsep tergantung
pada keakuratan indikator dari konsep-konsep yang dikembangkan oleh peneliti.
Kesalahan data dalam pengukuran bisa disebabkan oleh kesalahan konsep
beserta indikator pada instrumen yang dikembangakan oleh peneliti. Kesalahan data
dari variabel prestasi belajar, contohnya kemungkinan disebabkan oleh instrumen
pengumpulan data prestasi, baik melalui tes maupun dengan non tes yang salah
konsep. Untuk memastikan instrumen tidak salah konsep maka sebelum digunakan
untuk mengumpulkan data variabel konsep, instrumen harus diuji validitas dan
reliabitilitasnya.

Variabel dapat dibedakan berdasarkan pada tipe skala pengukurannya. Ada empat tingkat
variasi yang dihasilkan dari hasil pengukuran terhadap variabel, yaitu nominal, ordinal,
interval, dan rasio.
a. Variabel Nominal
Variabel ini dikenal juga dengan vaiabel diskrit. Sesuai dengan namanya
nominal atau nomi yang berarti nama, menunjukkan label atau tanda yang hanya
untuk membedakan atara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Variabel
nominal adalah variabel yang hanya dapat digolongkan secara terpisah, secara diskrit,
secara kategori. Contohnya jenis kelamin, jenis sekolah, wilayah, agama dan lain
sebagainya. Variabel nominal adalah variaebl yang mempunyai variasi yang paling
sedikit, yaitu perbedaan.
Sekala pengukuran dari variabel nominal merupakan skala yang paling
sederhana di mana angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak
menggambarkan kedudukan tersebut terhadap katergori yang lainnya akan tetapi
hanya sekedar kode atau label. Misalnya variabel jenis kelamin dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Selanjutnya kategori laki-laki
diberi label 1 dan kategori perempuan diberi label 2, disini tidak berarti kategori
wanita bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan kategori laki-laki. Karena pada
variabel ini angka yang diberikan tidak memiliki nilai intrinsik. Skala nominal hanya
menunjukkan perbedaan, tidak menunjukkan jarak perbedaan, kedudukan maupun
perbandingan.
Penelitian terhadap variabel nominal memiliki kegunaan yang terbatas. Dalam
penelitian yang bersifat terbatas, hanya bisa diketahui adanya suatu hubungan atau
pengaruh, tetapi tidak bisa mengetahui tingkat pengaruh antar variabel yang sedang
diteliti.
b. Variabel Ordinal
Variabel ini merupakan variaebl yang mempunyai variasi perbedaan, urutan
atau tingkatan (order), tetapi tidak mempunyai kesamaan jarak perbedaan serta tidak
dapat diperbandingkan. Urutan ini menggambarkan adanya gradasi atau peringkat,
tetapi jarak tingkat yang satu dengan tingkat yang lainnya tidak bisa diketahui dengan
pasti.
Contoh variabel ordinal yaitu peringkat kejuaraan, yang mana selisih yang
menggambarkan jarak pencapaian skor atau perstasi juara I, II, dan III tidak
dipermasalahkan. Contoh lain adalah rangking prestasi belajar siswa yang diperoleh
dari skor hasil ujian, sebagai misal rangking I mempunyai skor 90, rangking II
mempunyai skor 88, rangking III mempunyai skor 80, dan seterusnya. Dalam
menentukan rangking tersebut selisih jumlah skor masing masing peringkat tidak
dipermasalahkan. Jarak anatara rangking tidak sama, jarak rangking I dengan
rangking II mempunyai jarak dua skor, sedangkan rangking II dengan rangking III
mempunyai jarak delapan skor.
Ordinal merupakan angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan,
dalam suaru seri. Skala ordinal yang disebut juga skala berjenjang berbentuk
peringkat menggolongkan subjek menurut jenjangnya, tanpa memperhatikan jarak
antara golongan yang satu dengan yang lain. Satu satunya syarat penggolongan
adalah adanya tingkatan atau jenjang yang berbeda, adanya order. Skala ordinal tidak
hanya mengkategorikan variabel yang menunjukkan perbedaan kalitatif antara
berbagai kategori, tetapi juga mengurutkan kategori berdasarkan suatu cara tertentu.
c. Variabel Interval
Variabel ini merupakan variabel yang skala pengukurannya bisa dibedakan,
bertingkat, dan mempunyai jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, akan tetapi
tidak bersifat mutlak dan tidak bisa diperbandingkan. Contahnya hasil belajar siswa
yang diberikan angka 4,5,6,7,8 dan seterusnya. Skala penilaian antara 1 hingga 10
mempunyai satuan 1 per unit. Jarak antara 4 dengan 5 sama dengan jarak antara 5
dengan 6 dan seterusnya, namun angka-angka tersebut tidak mempunyai arti
perbandingan. Artinya bahwa angka 4 yang diperoleh siswa tidak berarti
kepintaranya setengah dari kepintaran siswa yang mendapatkan angka 8. Hal ini
karena angka dalam skal interval tidak mempunyai sifat absolut sehingga tidak bisa
diperbandingkan.
Variasi dalam variabel interval mempunyai perbedaan, urutan, dan jarak
perbedaan yang sama besar antar variabelnya. Oleh sebab itu, skala ini lebih baik
daripada skala nominal dan skala ordinal, dan hasil pengukurannya mempunyai
kecendrungan sentral, dan rata-rata. Hasil pengukuran dari dispersi adalah mean,
meidan, mode, standar deviasi, dan sebagainya.

d. Variabel rasio
Variabel rasio merupakan variabel yang mempunyai skor yang bisa dibedakan,
diurutkan, mempunyai kesamaan jarak perbedaan, dan bisa diperbandingkan. Dengan
demikian variaebl yang mempunyai skala rasio merupakan variabel yang mempunyai
tingkat tertinggi dalam penskalaan pengukuran variabel, karena bisa menunjukkan
perbedan, tingkat, jarak, dan dapat diperbandingkan. Contohnya variabel berat badan,
seorang berat badannya 30 kg adalah setengah dari orang yang bertnya 60 kg.
Skala rasio merupakan skala yang pailng ideal, karena memiliki titik nol absolut yang
berarti pencatatan dengan bilngan nol akan menunjukkan gejala sama sekali tidak
ada. Skala rasio memiliki jarak yang sama sehingga dapat mengatakan dengan persis
bahwa A dua kali berat B. Variabel rasio mempunyai variasi paling banyak, yaitu
perbedaan, urutan, tingkat, kesamaan jarak perbedaan dan perbandingan.

Variabel interval dan variabel rasio diperlakukan sama dalam statistik, karena kedua-
duanya mempunyai sifat yang serupa untuk dikenai operasi matematika, misalnya
dapat dicari rata-ratnya, dipangkatkan, dibagi dan sebagainya.
Berdasarkan penampilan atau performa saat akan diukur, variabel bisa dibedakan
menjadi dua yaitu variabel maksimalis dan variabel tipikalis.
a. Variabel maksimalis
Yaitu merupakan variabel yang pada waktu pengumpulan datanya responden
didorong untuk menunjukkan penamipilan maksimalnya. Berdasarkan penampilan
maksimal tersebut dapat diketahaui keberadfaan variabel tersebut pada responden.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur performan variabel maksimalis adalah
berupa tes.
Contoh variabel maksimalis antara lain bakat, kreativitas, prestasi belajar dan
sebagainya. Dalam pengumpulan data variabel maksimalis, responden didorong
untuk menunjukkan penampilan yang maksimal dalam merespon tes, sehingga dapat
diketahui tingkat bakat, kreativitas dan sebagainya. Instrumen yang digunakan
misalnya tes bakat, tes kreativitas dan sebagainya.
b. Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis merupakan variabel yang pada saat pengumpulan datanya,
responden tidak didorong untuk menunjukkan penampilan yang maksimal tetapi
lebih untuk melaporkan secara jujur keadaan dirinya dalam variabel yang diukur.
Contoh variabel tipikalis yaitu minat, sikap terhadap mata pelajaran tertentu,
kepribadian, motivasi dan sebagainya. Pada saat pengumpulan data responden
didorong untuk merespon butir - butir pada instrumen sesuai keadaan, pengalaman,
perasaan, dan pikirannya. Isntrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
variabel tipikalis merupakan instrumen non tes, baik itu berupa observasi, angket,
wawancara, dan sebaginya.

Syarat Variabel Penelitian


1. Dapat diukur atau dinilai
2. Menunjukan variasi atau perbedaan
3. Ada alat ukur yang valid
4. Layak untuk dikerjakan/dilaksanakan/diukur

Skala Pengukuran Data

Skala Pengukuran Data adalah prosedur pemberian angka pada suatu objek agar dapat
menyatakan karakteristik dari objek tersebut. Berdasarkan jenis skala pengukuran data, data
kuantitatif dikelompokkan ke dalam empat jenis yang memiliki sifat berbeda.
Jenis skala berbeda menyebabkan karakteristik data berbeda sehingga berkaitan
dengan metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data. Dalam statistik ada 4 jenis-
jenis skala yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.
Jenis jenis skala pengukuran :

1. Skala Nominal (Skala Label)


Skala yang diberikan pada suatu objek yang tidak menggambarkan kedudukan objek
atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar label
atau kode saja.
Misalnya:
Gender : 1 = laki-laki
2 = perempuan
Pendidikan : 1 = untuk tingkat SLTP
2 = untuk tingkat SMU
3 = untuk tingkat perguruan tinggi
Keterangan:
Angka 1 dan 2 atau 3 pada skala pengukuran ini tidak ada artinya, bahwa angka angka 3
lebih tinggi kedudukannya daripada angka 2 begitu juga sebaliknya. Angka tersebut
hanya sebatas identifikasi saja terhadap suatu objek.
Adapun cirri-ciri dari skala tersebut.
a. Kategoro data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk pada satu kelompok saja)
b. Kategori data tidak disusun secara logis

2. Skala Ordinal
Data yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Data ini setiap
jenjangnya memiliki sifat yang berbeda. Skala ini digunakan untuk menunjukkan
perbandingan sekelompok objek dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Posisi antar objek
atau kategori tidak setara sehingga kita dapat mebandingkan anatara satu dengan yang
lainnya lebih tinggi ,lebih baik dsb.
Misalnya:
Tingkat pendidikan diurutkan berdasarkan jenjang pendidikan
Taman kanak-kanak =1
Sekolah Dasar (SD) =2
Sekolah Menengah Pertama =3
Sekolah Menengah Atas =4
Sarjana =5
Analisis data di atas menunjukkan pendidikan TK dengan nomor urut 1 lebih rendah
disbanding dengan tingkat pendidikan SD nomor urut 2 dan SD lebih rendah disbanding
SMP.

3. Skala Interval
Skala interval memiliki semua sifat skala ordinal. Namun, skala ini mampu
memperlihatkan jarak yang sama antara ukuran yang satu dengan yang lain. Seperti
halnya pada contoh skala ordinal di atas, kita tidak dapat mengetahui ukuran yang pasti
jarak antara puas dan sangat puas. Pada skala interval ini sudah memiliki jarak yang
teratur dan dapat diukur secara matematis, namun hanya sebatas penjumlahan dan
pengurangan saja.
Sebagai contoh suhu air dalam panci sebelum dipanaskan yaitu 15 oC. Setelah dipanasi
selama 5 menit suhunya berubah menjadi 47oC. Hal ini dapat disimpulkan bahwa suhu air
meningkat 32oC setelah dipanaskan selama 5 menit.

4. Skala Rasio
Suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal, skla nominal dan skala interval
dilengkapi dengan titik nol absolute dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol
maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian.
Sebagai contoh :
Jumlah sepatu = 5 pasang berarti terdapat sepatu sebanyak 5 pasang
Jumlah sepatu = 0 pasang berati tidak ada sepatu
Operasi matematis pada skala rasio tidak terbatas pada penjumlahan dan pengurangan
saja tetapi juga pada perkalian dan pembagian.
Misalnya
Jarak Kota A ke Kota B = 30 km
Jarak Kota A ke Kota C = 60 km
Dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari kota A, kota C 2 kali lebih jauh dari pada kota
B.

Sifat yang membedakan data skala rasio dengan nominal, ordinal dan interval dapat dilihat
melalui contoh ini.
Contoh: panjang suatu benda dalam ukuran meter dinyatakan dalam rasio
a. Panjang benda 1 meter dengan 2 meter sangat berebda nyata, sehingga dapat dibuat
kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal)
b. Ukuran panjang benda mulai dari yang terpendek sampai yang paling panjang (sifat data
ordinal)
c. Perbedaan antara panjang benda 1 meter dengan 2 meter memiliki perbedan yang sama
antara panjang benda 2 meter dengan 3 meter (sifat data interval)
d. Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ada dua hal, yaitu data rasio memiliki angka 0
meter, artinya tidak ada benda yang diukur dan benda yang memiliki panjang 4 meter, 2
kali lebih panjang dari benda yang memiliki panjang 2 meter. Kedua hal tersebut tidak
dimiliki oleh jenis data nominal, ordinal, dan interval.
Berikut tabel perbandingan skala data
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.Bndung: Alfabeta
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai