PENDAHULUAN
Ditinjau dari sejarahnya, etika penelitian bermula dari penelitian
kesehatan dan medis. Setidaknya ada empat dokumen dan kejadian penelitian
yang berpengaruh dalam perkembangan etika penelitian yaitu kode etik
Nuremberg (The Nuremberg Code), Deklarasi Helsinki (The Declaration of
Helsinki), Studi penyakit sifilis oleh Tuskegee (Tuskegee syphilis study),
Kebijakan riset nasional (National Research Act), dan laporan the Belmont (The
Belmont Report) 1 2 .
Etika penelitian pada dasarnya terdiri dua aspek yaitu etika dalam
pengumpulan data penelitian, dan etika dalam mempublikasikan hasil
penelitian.
II. ISI
2.1 Pengertian Etika Penelitian
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Dari kata ini terbentuklah istilah
etika yang oleh ristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Kata
“moral” berasal dari bahasa latin: mos (jamak:mores), yang berati kebiasaan,
adat (Pramudyo Gani Nur, 2017). Jadi etimologis kata “etika” sama dengan kata
“moral”. Keduanya berarti adat kebiasaan. (Vardiansyah, 2005). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban. Etika menurut Setiawan
(2011) adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik dan pantas
berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan maupun
agama.
Etika penelitian mengatur berbagai hal yang harus menjadi pedoman
perilaku peneliti sejak menyusun desain penelitian, mengumpulkan data di
lapangan (melakukan wawancara, memberikan angket, melakukan pengamatan,
meminta data pendukung), ketika menyusun laporan penelitian, sampai
mempublikasikan hasil penelitian (Martono, 2015). Etika penelitian berkaitan
dengan beberapa norma, yaitu norma sopan santun yang memperhatikan
konvensi dan kebiasaan dalam tatanan masyarakat, norma hukum mengenai
pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran dan norma moral yang meliputi
itikat dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian (nic.unud.ac.id).
(Budiarti, 2020).
1. Beneficence (Manfaat)
Yang pada dasarnya adalah diatas segalanya tidak boleh membahayakan.
Prinsip ini mengandung 4 dimensi:
a. Bebas dari bahaya
b. Bebas dari eksploitasi
c. Manfaat dari penelitian
d. Rasio antara resiko dan manfaat
3. Justice
Prinsip ini mengandung hak subjek untuk mendapatkan perlakuan yang
adil dan hak mereka untuk mendapatkan keleluasaan pribadi.
a. Hak mendapatkan perlakuan yang adil
b. Keterbukaan
2.3.6 Peneliti Membuka Diri Terhadap Tanggapan, Kritik, Dan Saran Baik
Dari Peneliti Lain Maupun Dari Pihak Luar
Peneliti harus memiliki sifat yang terbuka dimana segala kritik dan
masukan dapat diterima secara lapang dada. Hal ini memberikan umpan
balik yang baik dalam keberlangsungan pengembangan ilmu
pengetahuan. Keterbukaan ini bisa dilakukan dengan melakukan forum
diskusi, seminar atau pertukaran informasi dimana dilakukan dalam
kondisi bebas dari persaingan pihak-pihak tertentu, kecemburuan pribadi
atau silang pendapat yang tidak sehat.
Terkait dengan penelitian, terdapat tiga jenis keadilan yang didapat partisipan,
yaitu1:
Jika jawaban dari setiap pertanyaan tidak cukup baik atau tidak sesuai dengan
komitmen etika penelitian, maka peneliti harus mempertimbangkan untuk mencari
lokasi penelitian yang lain.
III. PENUTUP
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang
disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan
tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara peneliti
tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya
sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti yang
merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan
diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan
modal penting.
DAFTAR PUSTAKA