Disusun oleh :
KELOMPOK 3
ANDIKA SIAHAAN (02)
SATRIA FADLI (12)
Halaman
2
3
3
B. TUJUAN .............................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. PENGUKURAN VARIABEL ...............................................................................
1. BAGAIMANA VARIABEL-VARIABEL DIUKUR ............................................
2. DEFENISI OPERASIONAL (OPERASINALISASI) ......................................
3. APA YANG BUKAN DEFINISI OPERASIONAL ...........................................
4. TINJAUAN DEFINISI OPERASIONAL
5. DIMENSI INTERNASIONAL DARI OPERASIONALISASI ...........................
6. SKALA ..........................................................................................................
7. VALIDITAS PENGUKURAN .........................................................................
8. RELIABILITAS PENGUKURAN ...................................................................
B. KUISIONER .......................................................................................................
1. JENIS-JENIS KUISIONER............................................................................
2. PEDOMAN UNTUK MENDESAIN KUESIONER .........................................
3. DIMENSI SURVEY INTERNASIONAL .........................................................
4. MULTIMETODE PENGUMPULAN DATA ....................................................
5. IMPLIKASI MANEJERIAL ............................................................................
6. ETIKA DALAM PENGUMPULAN DATA ......................................................
C. INSTRUMEN ......................................................................................................
1. JENIS INSTRUMEN PENELITIAN................................................................
2. CONTOH INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN ......................................
BAB III PENUTUP ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................
3
4
4
4
4
9
9
9
9
12
12
13
13
14
16
17
17
17
18
18
20
22
23
BAB II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan
keputusan harus dilakukan dengan cepat. Kita perlu tahu bagaimana mengenali
penelitian yang baik dan bagaimana melaksanakannya.
Dengan semakin rumitnya lingkungan bisnis, maka semakin meningkat pula
jumlah dan keampuhan peralatan untuk melaksanakan penelitian. Pengetahuan semakin
bertambah luas di semua bidang manajemen. Teori teori yang dibangun sudah lebih
baik. Teknik penelitian saling memperkuat satu dengan yang lain dan mempunyai
dampak yang sangat besar terhadap manajemen bisnis.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian dan juga menambah wawasan dalam bidang metodologi
penelitian khususnya tentang pengukuran variabel, kusioner, dan istrumen.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran variabel dalam kerangka dasar konseptual adalah sebuah bagian yang
utuh dari penelitian dan sebuah aspek yang penting dari desain penelitian. Pengukuran ini
penting untuk memperoleh hasil atas apa yang hendak diteliti atau diuji.
A. PENGUKURAN VARIABEL
1. BAGAIMANA VARIABEL-VARIABEL DIUKUR
Untuk mengukur beragam hipotesis di tempat kerja yang memengaruhi efektivitas
organisasi maka kita harus mengukur keragaman di tempat kerja dan efektivitas organisasi.
Pengukuran adalah penegasan atas angka atau simbol lain untuk karakteristik atau atribut
dari suatu objek sesuai dengan set aturan tertentu. Objek dapat meliputi orang, unit strategi
bisnis, perusahaan, negara, dan sebagainya. Atribut dari sebuah objek yang dapat diukur
secara fisik oleh beberapa instrumen yang dikalibrasi tidak menimbulkan masalah
pengukuran.
Pengukuran dari sejumlah atribut abstrak dan subjektif jauh lebih sulit karena tidak
mudah untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara keragaman di tempat kerja,
keahlian manajerial, dan efektivitas organisasi. Variabel tertentu membiarkan diri untuk
pengukuran mudah melalui penggunaan alat ukur yang tepat serta atribut fisik tertentu
seperti panjang dan berat. Ada paling tidak dua jenis variabel: satu variabel untuk
pengukuran objektif dan tepat yang lain lebih samar-samar dan tidak untuk pengukuran
akurat karena sifatnya abstrak dan subjektif.
2. DEFENISI OPERASIONAL (OPERASINALISASI)
Meskipun terdapat kekurangan dari pengukuran fisik untuk mengukur variabel yang
samar-samar namun ada jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah ini. Salah
satu teknik yang dapat digunakan adalah mengurangi gagasan abstrak atau konsep untuk
menjadikan karakteristik penelitian lebih mungkin untuk diobservasi. Pengurangan abstrak
atau konsep untuk memberikan jalan yang berwujud untuk melakukan pengukuran disebut
mengoperasionalisasikan konsep.
Contoh, konsep haus adalah abstrak, setiap orang mempunyai tingkat kehausan
masing-masing yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Cara untuk mengukur tingkat
kehausan yaitu dengan pengukuran jumlah cairan yang diminum pada saat kehausan. Cara
untuk mengukur dari konsep abstrak ke cara yang nyata disebut operationalizing.
konsep
secara
operasional
adalah
cara
terbaik
untuk
seorang
akuntan
mungkin
menemukan
bahwa
ia
tidak
berhasil
D1
D2
D3
Impatience with
ineffectiveness
Driven By
Work
Unable to
relax
Thinks of work
even at home,
does not have
any hobbies
Swears under
ones breath
when even
small mistake
occur, does not
like work with
slow or
ineficient people
Constantly
Working,
Persevering
despite
setbacks, very
reluctant to take
time off for
anything
D4
D5
Seeks moderate
challenge
Seeks
Feedback
Opts to do a
challenging rather
than a routine job,
opts to take
moderate rather
than over
whelming
challenge
Asks for
feedback on
how the job has
been done, is
impatient for
immediate
feedback
c. Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang
tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang bermotivasi
pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecenderungan perilaku
7
tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya, ada orang yang tidak seperti itu. Jadi,
ketidaksabaran orang terhadap ketidakefektifan juga bisa diukur dengan mengamati
perilaku.
d. Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bisa
diperoleh dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Preferensi
karyawan terhadap jenis pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada
suatu kontinum yang membentang dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang
memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian sulit.mereka yang memiliki kadar
tantangan sedang kemungkinan besar lebih memiliki motivasi pencapaian disbanding
yang memilih kadar tantangan yang lebih besar atau kecil. Individu yang berorientasi
pencapaian cenderung realistis dan memilih pekerjaan yang tantangannya masuk
akal dan dapat dicapai.
e. Elemen Dimensi 5
Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasa, rekan
kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat
orang lain mengenain seberapa baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau
negatif, akan menunjukkan berapa banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima
pesan yang menyarankan perbaikan, mereka akan bertindak sesuai dengan hal
tersebut. Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan
mereduksi level abstraknya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah mungkin
untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian.
Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga
memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi , perlu disadari
bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa
dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau
mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan.
Meskipun demikan, mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara
terbaik
untuk
mengukurnya.
Tetapi,
benar-benar
mengobservasi
dan
memperhitungkan seluruh perilaku individu dalam cara tertentu, bahkan jka hal
tersebut cukup praktis, akan terlalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi,
daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka
menceritakan pola perilaku mereka sendiri dangan mengajukan pertanyaan tepat
yang bisa direspons pada skala tertentu yang telah disusun.
3. APA YANG BUKAN DEFINISI OPERASIONAL
8
adalah variabel yang diukur dengan ukuran rasio. Untuk menentukan ukuran variabel
tersebut, dilakukan pengurutan seperti berikut:
Penentuan Ukuran Variabel
Apakah lebih dari dua kategori?
Terdapat
Perbedaan
Ya
Ya
Ya
Ya
Terdapat
Peringkat
Tidak
Ya
Ya
Ya
Mempunyai Nol
Mutlak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Kombinasi ciri-ciri utama, jarak, dan asal mula menghasilkan pengelompokkan skala
ukuran berikut yang umum dipakai:
Jenis Skala
Nominal
Ordinal
Interval
Ratio
10
Skala Nominal merupakan tingkat pengukuran yang paling rendah karena hanya
rnampu mernberikan bentuk perbedaan atau klasifikasi. Data yang diperoleh melalui
pengukuran nominal hanyalah data kategorikal atau klasifikasi.
Pada ukuran nominal tidak ada penjenjangan maupun jarak antar variat, meskipun
demikian ukuran nominal merupakan ukuran terbaik untuk atribut atribut kualitatif .
Contoh
variabel
yang
berskala
nominal
adalah:
agama,
jenis
kelamin,
misalnya
dengan
Membahas validitas suatu pengukuran adalah membahas apakah instrumen atau alat
ukur yang digunakan untuk mengukur suatu gejala yang ingin diukur dan tidak mengukur
indikator lain. Secara metodologis hal ini disebut sebagai validitas. Hal ini berhubungan
dengan ketelitian, kecermatan dan kesamaan dari instrumen. Suatu instrumen pengukur
dikatakan teliti atau cermat jika memiliki kemampuan menunjukkan secara cermat dan teliti
ukuran besar kecilnya gejala yang akan diukur.
Dua faktor yang mempengaruhi validitas pengukuran adalah:
1. Faktor Internal : Yaitu faktor yang berada di dalam alat ukur itu sendiri, ini
berhubungan dengan perancangan instrumen pengukur yang telah benar-benar
mengikuti langkah-langkah atau prosedur yang tepat. Hal ini dipengaruhi oleh dua
hal
Pertama
yaitu
operasionalisasi
variabel,
atau
menterjemahkan
dan
menguraikan variabel dari tingkat teoritis yang abstrak menjadi variabel operasional
(tingkat empirik) yang disebut sebagai indikator. Hal yang perlu diperhatikan adalah
sub variabel dan variabel operasional atau indikator harus tercakup oleh defenisi
operasional dari variabel. Kedua berhubungan dengan ketetapan penentuan skala
pengukuran untuk variabel atau indikator-indikator yang diukur.
2. Faktor Eksternal : yang berada di luar instrumen pengukur, yang dapat disebabkan
oleh:
Faktor pengumpul data yang kurang mengerti dan memahami masalah dan
8. RELIABILITAS PENGUKURAN
Reliabilitas atau keterandalan dalam pengukuran mempertanyakan apakah instrumen,
atau alat ukur yang digunakan secara berulang-ulang untuk mengukur gejala yang sama
pada responden yang sama, akan menghasilkan hasil yang sama. Dengan kata lain
reliabilitas pengukuran menghasilkan stabilitas dan konsistensi dalam pengukuran.
Jadi reliabilitas atau keterandalan suatu alat ukur dapat dilihat dari korespondensi atas
hasil dari suatu alat ukur jika dilakukan pengukuran ulang dengan menggunakan alat ukur
yang sama untuk mengukur gejala yang sama pada responden yang sama.
12
B. KUESIONER
1. JENIS-JENIS KUESIONER
Kuisioner adalah suatu set pertanyaan tertulis yang diformulasi sebelumnya untuk para
responden mencatat jawaban, biasanya dalam gambaran dekat alternatif. Kuisioner
merupakan metode pengumpulan data yang efisien ketika melaksanakan penelitian
deskriptif atau eksplorasi. Kuisioner secara umum didesain untuk mengumpulkan data
kuantitatif dalam jumlah besar. Secara umum kuesioner dapat dibagikan secara individu,
dikirim melalui surat, atau dibagikan secara elektronik. Jenis-jenis kuisoner terdiri dari:
1. Kuesioner yang diberikan secara pribadi
2. Kuesioner surat dan
3. Elektronik
Adapun kelebihan dan kekurangan masing-masing terdapat pada tabel berikut:
Bentuk
Pengumpulan
Data
Personally
administered
questionnaires
Kelebihan
Mail
questionnaires
Electronic
questionnaires
Kekurangan
dicapai.
Hadiah token dapat terlampir untuk
mencari pemenuhan.
Responden dapat mengambil waktu
lebih untuk merespon.
Mudah diatur.
Sangat murah.
Pengiriman yang cepat.
Responden dapat mengambil waktu
13
Agar kelihatan serasi dan sesuai dengan prisip design kuesioner yang baik perlu
memperhatikan tiga hal yaitu,
1) Prinsip Penulisan
Dalam penyusunan kata perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Isi dan Tujuan Pertanyaan
Yang dimaksud disini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran maka dalam membuat
pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus dalam bentuk skala pengkuran
dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang Digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisoner harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat
berbahasa Indonesia jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa
yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan
responden keadaan sosial budaya, dan frame of reference dari responden.
c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Jenis pertanyaan mengacu pada apakah pertanyaan bersifat terbuka diakhiri
atau tertutup format dari pertanyaan yang mengacu secara positif ataupun
secara negatif. Ada beberapa jenis dan format kuesioner yaitu sebagai berikut :
14
(1) Open ended versus closed question (pertanyaan terbuka versus tertutup).
Membuka pertanyaan dan diakhiri mengijinkan responden untuk menjawab
pertanyaan mereka.
(2) Positively and negatively worded questions (pertanyaan yang disusun secara
positif dan negatif). Sebagai ganti pengutaraan semua pertanyaan yang
secara positif, adalah sebaiknya untuk meliputi beberapa pertanyaan yang
worded juga, sehingga kecenderungan di dalam responden untuk dengan
mesin melingkar poin-poin ke arah satu orang mengakhiri dari skala diperkecil
(3) Double barreled questions (pertanyaan yang memiliki respon ganda). Suatu
pertanyaan yang mengutarakan diri ke tanggapan yang mungkin berbeda ke
sub pertanyaan.
(4) Ambiguous question (pertanyaan ambigu). Suatu pertanyaan yang memiliki
dua arti makna atau lebih sehingga respondent mengalami kesulitan dalam
menginterprestasikan pertanyaan yang sesuai dengan perasaan mereka.
(5) Recall dependent question (pertanyaan yang bergantung pada ingatan).
Beberapa pertanyaan mengaruskan responden mengingat pengalaman di
masa lalu, kemungkinan besar jawaban yang diberikan akan mengalami
penyimpangan. Sebagai contoh karyawan yang telah bekerja lebih dari 30
tahun akan mengalami kesulitan ketika diminta menyatakan pengalaman
pertama bekerja di perusahaan tersebut.
(6) Leading question (pertanyaan yang mengarahkan). pertanyaan yang
diutarakan sedemikian rupa sehingga dari pertanyaan tersebut mengarahkan
responden untuk berpartisipasi memberi tanggapan yang peneliti inginkan.
(7) Loaded Question (pertanyaan yang bermuatan). Jenis pertanyaan yang
menyimpang dari topik permasalahan. Sehingga responden merasa terbebani
dengan petanyaan yang ada dalam kuesioner.
(8) Social Desirability (keinginan disukai secara sosial). Suatu pertanyaan
dimana tanggapan responden menimbulkan dampak sosial.
(9) Length
of
questions
(panjang
pertanyaan).
Suatu
pertanyaan
yang
sederhana, pendek dan singkat lebih baik daripada pertanyaan yang banyak
dan panjang. Lazimnya suatu pertanyaan / pernyataan didalam kuesioner
mestinya sekitar 20 kata atau melebihi satu garis penuh.
d. Sequencing of questions (urutan pertanyaan).
Urutan pertanyaan koisoner sebaiknya dimulai dari yang bersifat lebih umum ke
pertanyaan spesifik, dan dari pertanyaan yang relatif mudah ke pertanyaan yang
semakin sulit dijawab.
15
16
atau
lainnya,
manajer
akan
mengetahui
bagaimana
mengutarakan
pertanyaan yang dapat memberikan tanggapan dari responden yang bermanfaat untuk
penelitian.
6. ETIKA DALAM PENGUMPULAN DATA
Etika dan Peneliti
a) Memperlakukan informasi yang diperoleh dengan kepercayaan dan menjaga privasi.
b) Tidak salah menyajikan sifat studi kepada subjek.
c) Peka terhadap permintaan informasi pribadi atau yang dapat mengganggu, harus
menawarkan alasan yang khusus.
d) Tidak boleh merusak harga diri subjek penelitian.
e) Tidak memaksa untuk merespon survei.
f)
Tidak salah menyajikan atau distorsi dalam melaporkan data yang terkumpul.
17
C. INSTRUMEN
Instrumen penelitian ialah alat bantu yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang diolah dan disusun secara sistematis. Menurut
Teguh (2001), terdapat langkah-langkah dalam penyusunan instrument, yaitu:
Analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel menjadi sub penelitian sehingga
indikatornya dapat diukur dan menghasilkan data yang akurat. Peneliti dapat
menggunakan teori ataupun konsep pengetahuan ilmiah yang relevan dengan variabel
tersebut, atau dengan menggunakan fakta berdasarkan pengamatan secara langsung.
Menyusun kisi-kisi instrument. Berisi materi, jenis, dan banyaknya pertanyaan serta
waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan menghasilkan beberapa isi pertanyaan,
serta abilitas yang diukur atau kemampuan yang diharapkan dari subjek penelitian.
Menyusun item pertanyaan, yang harus disesuaikan dengan jenis dan jumlah
instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti dapat membuat
pertanyaan beberapa pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat,
jawaban atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut harus dibuat oleh
peneliti.
Revisi instrumen. Instrumen yang telah dibuat sebaiknya dilakukan uji coba guna
perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau diganti
dengan instrumen yang baru.
18
Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap
berbagai sikap seseorang.
Tes minat, untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.
2. Instrumen Nontest
Angket atau kuesioner, adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner terdiri dari 4 jenis:
a) Kuesioner pilihan ganda
b) Kuesioner isian
c) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check()
d) Rating-scale. Misalnya mulai dari setuju sampai ke sangat setuju.
3. Interview.
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioer lisan adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara.Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan seseorang.
Interview terdiri dari:
a)
Interview bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi tetap focus
pada data utama yang akan dikumpul.
b)
c)
4. Observasi
Sering disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan mengamati sesuatu objek
dengan
menggunakan
seluruh
alat
indra,
baik
penglihatan,
penciuman,
oleh pengamat
dengan tidak
5. Dokumentasi
19
Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah
menggunakan metode dokumentasi. Kita dapat memperhatikan tiga macam sumber
dalam metode dokementasi, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau
orang (people). Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dsb. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a)
Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan
dicari datanya.
b)
Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini
peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang
dimaksud.
Indikator
1.Kepemimpinan direktif
2.Kepemimpinan supportif
3.Kepemimpinan partisipatif
a.Tidak pernah
b.Jarang sekali
c.Sering
d. Selalu
2. Apakah pimpinan anda menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja
pegawai?
a.Tidak pernah
3. Apakah
peminpin
b.Jarang sekali
anda
mengajak
c.Sering
anggota
d. Selalu
kelompok
bersama-sama
merumuskan tujuan?
a.Tidak pernah
b.Jarang sekali
c.Sering
d. Selalu
Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapan situasi kepemimpinan. Bentuk
instrumen checklist.
No Pertanyaan tentang situasi kepepimpinan
1 Apakah para pegawai memberi dukungan
kepada para pemimpin?
7 Apakah tujuan kelompok diberikan dengan jelas
oleh pimpinan?
13 Apakah berbagai pengetahuan dalam bidang
manajerial dipunyai oleh pimpinan?
SB
SK
TA
Tingkat persetujuan
4
3
2
1
4
21
BAB III
KESIMPULAN
1. Untuk mengukur beragam hipotesis di tempat kerja yang memengaruhi efektivitas
organisasi maka kita harus mengukur keragaman di tempat kerja dan efektivitas
organisasi.
2. Cara untuk mengukur dari konsep abstrak ke cara yang nyata disebut operationalizing.
a. Langkah pertama adalah untuk datang dengan definisi konstruk yang Anda ingin ukur.
b. Langkah kedua adalah pengembangan dari serangkaian memadai dan perwakilan dari
item atau pertanyaan.
c. Langkah ketiga adalah pengukuran skala.
d. Langkah selanjutnya yaitu mengecek validitas dan reliabilitas.
3. Elemen dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran
konsep berupa elemen dimensi 1,2,3,4,5.
4. Tipe skala pengukuran dalam penelitian ada 4, yaitu: nominal (nominal), ordinal (ordinal),
interval (interval), dan rasio (rasio), yang oleh Bailey (1982:64) dikelompokkan dalam dua
kelompok, yaitu: pengukuran kualitatif (nominal), dan pengukuran kuantitatif (ordinal,
interval, dan rasio).
5. Suatu instrumen pengukur dikatakan teliti atau cermat jika memiliki kemampuan
menunjukkan secara cermat dan teliti ukuran besar kecilnya gejala yang akan diukur.
Reliabilitas pengukuran menghasilkan stabilitas dan konsistensi dalam pengukuran.
Jenis-jenis kuisioner terdiri dari kuesioner yang diberikan secara pribadi, kuesioner surat
dan, elektronik.
6. Pedoman untuk mendesain kuesioner terdiri dari prinsip penulisan, prinsip pengukuran,
dan penampilan fisik angket.
7. Dimensi survey internasional terdiri dari special issues in instrumentation for crosscultural research dan issue in data collection
8. Jika metode wawancara, kuesioner, dan observasi di lakukan bersama-sama, maka
seluruhnya akan memiliki hubungan yang kuat, dan akan meningkatkan kepercayaan
atas data yang dikumpulkan.
9. Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen terdiri dari:
a. Analisis variabel penelitian
b. Penetapan penggunaan jenis instrumen dalam mengukur variabel, subvariabel,
ataupun indikatornya.
c. Menyusun kisi-kisi instrument.
d. Menyusun item pertanyaan
e. Revisi instrumen
DAFTAR PUSTAKA
22
Cooper, Donald R., dan C. William Emory. 1995. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Ke-5.
Diterjemahkan oleh : Dra. Ellen Gunawan, M.A. dan Imam Nurmawan, S.E.
Jakarta : Erlangga
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. Chichester : Jhon
Wiley & Sons Ltd.
Sugiono. 2007 Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta
23