Anda di halaman 1dari 5

PENELITIAN KORELASIONAL

Oleh : Nuryanto
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang
relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.
Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu penelitian sejarah,
penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan,sosial maupun ekonomi banyak dilakukan
oleh peneliti. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak digunakan
dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di
bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian jenis ini, peneliti
berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu
fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel
tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi
sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel
tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan tersebut diharapkan dapat menambah
pemahaman tentang faktor-faktor dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena
seperti prestasi belajar.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan
data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan peneliti.
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian korelasi merupakan
salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi
keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan
variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain
seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke
dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi
yang sudah terjadi

1.2. Perumusan Masalah


Sehubungan dengan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
a. Apakah pengertian penelitian korelasional?
b. Apakah tujuan penelitian korelasional ?
c. Bagaimanakah cirri-ciri penelitian korelasional?
d. Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional?

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami.


a. Apakah pengertian penelitian korelasional.
b. Apakah tujuan penelitian korelasional.
c. Bagaimanakah cirri-ciri penelitian korelasional.
d. Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional.

II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi banyak
dilakukan oleh para peneliti. Penelitian korelasi bertujuan menemukan ada tidaknya
hubungan pararel antara dua variabel atau lebih dalam satu subjek atau dalam sekelompok
subjek. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya
hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai
dengan anjuran (Gay, 1982) yang menyatakan bahwa:
Correlational research is a research study of that involves collecting data in order to
determine whether and to what degree a relationship exists between two or more quantifiable
variables (Gay, 1982: 430).
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay, merupakan salah
satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulsi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan lingkungan dan tingkat hubungan
variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun peneliti
lainmisalnya Nazir mengelompokkan penelitian korelasi dalam penelitian deskripsi.
Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan sebagai penelitian
deskriptif, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah
terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam
konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Perbedaan pandangan tentang posisi
penelitian korelasi, tidak perlu dipedebatkan karena keduanya berpijak dari sisi yang sedikit
berbeda. Yang penting dalam hal ini dalah pilih metode ini secara tepat agar dapat
memecahkan masalah permasalahan penelitian.
2.2 Tujuan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai beberapa
tujuan, diantaranya
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir
(2007:38); Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.

Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan
suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan
yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan
penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut adalah:
1.
Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan,
yaitu,
2.
Bagaimana arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,
3.
Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi
variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang
kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian memfokuskan usaha dalam
mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui
hubungan antar variabel. Sehingga peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui
teknik korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar
dapat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting.
2.3 Teknik Penelitian Korelasional
Teknik korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan atau
korelasi antara dua variabel atau lebih. Dua variabel yang akan diteliti hubungannya itu
masing-masing disebut sebagai variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat (variabel Y).
Jika kita ingin meneliti hubungan antara tingkat kecerdasan dengan penyesuaian sosial
remaja, maka variabel tingkat kecerdasan disebut variabel X da veriabel penyesuaian disebut
dengn variabel Y. Bila variabel X dan variabel Y sudah dihitung taraf korelasinya, maka akan
dapat ditemukan arah korelasinya. Arah korelasi dalam statistik ada 3 macam, yaitu:
1.Arah korelasi positif terjadi apabila kenaikan atau penurunan nilai pada variabel
X
diikuti juga oleh naik turunnya nilai pada variabel Y.
2. arah korelasi negatif apabila kenaikan variabel X diikuti oleh penurunan pada Y dan
penurunan pada X diikuti oleh kenaikan pada variabel Y
3.Arah korelasi nihil Apabil variabel X dan Y tidak memiliki hubungan yang sistematis
Arah korelasi ini ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien korelasi.
Koefisien korelasi bergerak dari -1 sampai dengan +1. korelasi yang mempunyai koefisien -1
disebut korelasi negatif sempurna, demikian juga dengan korelasi yang mempunyai koefisien
+1 disebut korelasi positif sempurna.
Dalam kenyataannya, hampir tidak pernah dijumpai koefisien korelasi yang
koefisiennya sempurna, terlebih lagi pada penelitian-penelitian sosial dan psikologi.
Koefisien korelasi korelasi yang biasa dijumpai peneliti adalah diantara -1 dan +1.
2.4 Teknik Analisis Penelitian Korelasional
Ada beberapa teknik analisis untuk menyatakan besarnya harga koefisien korelasi,
tergantung dari jenis data penelitiannya. Teknik analisis tersebut diantaranya adalah product
moment, tata jenjang, kendall tau, point biserial, triserial dan korelasi kontingensi.

Korelasi Product Moment. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dua variabel
yang keduanya mempunyai data interval
2.
Korelasi Tata Jenjang . Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua
variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking atau berjenjang). Teknik ini
dikemukakan oleh Spearman dan dikenal dengan Teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman.
3.
Korelasi Kendalai Tau.Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua
variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking). Teknik ini biasanya digunakan
untuk penelitian dengan jumlah sampel lebih dari 10 (N > 10).
4.
Korelasi Point Biserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua variabel, data variabel pertama berupa dikhotomi asli dan data variabel kedua berupa data
interval
1.

5. Koefisien Triserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua
variabel, variabel pertama merupakan data trikhotomi buatan sedangkan variabel kedua
merupakan data interval.
6. Analisis Korelasi Kontingen. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel yang mempunyai data kategori, baik kategori asli maupun buatan.

2.5 Ciri-Ciri Penelitian Korelasional


1.
Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
2.

Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan
bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
3.

Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.


Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang
bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional
itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas;
Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya
sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan
menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
4.

2.6 Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Korelasional


Kelemahan-kelemahan penelitian korelasional antara lain.
1. Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling
hubungan yang bersifat kausal;
2. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertibketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas;
3. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; S
4. Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan
berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau
bermakna.
Kelebihan-kelebihan penelitian korelasional juga mengandung, antara lain:

1.Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama


(simultan)
2.Penelitian korelasional dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti.

III. PENUTUP
3.1 Simpulan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. Penelitian korelasional adalah
suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan
tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay
dalam Emzir (2007:38);
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel,
atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional: Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel
yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasi, Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.Output dari penelitian ini adalah
taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling
hubungan tersebut.Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel
bebas.
Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya
cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan
yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental. Penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabelvariabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang
penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data
tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: Kemampuannya
untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan).Penelitian korelasional dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai