Oleh :
Sridini Sopiani
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Pengelolaan Kelas tentang “Pendekatan
Manajemen Kelas” dengan tepat waktu.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak
yang telah banyak membantu. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih
banyak kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kami
menerima Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini serta guna penyempurnaan
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas merupakan tempat untuk belajar yang di dalamnya terdapat siswa
dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan
emosi yang berbeda beda. Karena itu perlu adanya pengelolaan dalam kelas
untuk mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai pengelola
aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen
kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara
prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni
pengajaran dan pengelolaan kelas. Tugas sekaligus masalah pertama, yakni
pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu murid dalam mencapai
tujuan pembelajaran
Guru harus memlilki, memahami dan terampil dalam menggunakan
bermacam-macam pendekatan dalam manajemen kelas, dalam hal ini guru
dituntut untuk terampil memilih bahkan memadukan pendekatan yang di
anggapnya meyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas yang tepat
dengan masalah di hadapinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan dalam Manajemen Kelas/
pengelolaan kelas?
2. Apa saja macam-macam pendekatan?
C. Tujuan
1. Memaparkan tentang pendekatan dalam pengelolaan kelas.
2. Memaparkan macam-macam pendekatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur
penting yang harus dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perencanaan
pembelajaran.
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka
acuan pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus
terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk
menangani sesuatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik
sesuai dengan hakikat masalahnya. Artinya seorang guru terlebih dahulu
harus menetapkan bahwa penggunaan sesuatu pendekatan memang cocok
dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulangi. Ini tentu tidak
dimaksudkan mengatakan bahwa seorang guru akan berhasil baik setiap kali
ia menangani kasus pengelolaan kelas. Sebaliknya, keprofesionalan cara kerja
seorang guru adalah demikian sehingga apabila alternatif tindakannya yang
pertama tidak memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka ia
masih mampu melakukan analisis ulang terhadap situasi untuk kemudian tiba
pada alternatif pendekat yang yang kedua, dan seterusnya.
B. Macam-macam Pendekatan
Secara prinsip guru memegang dua tugas sekaligus yaitu melakukan
pengajaran dan pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan adalah masalah yang
berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
kelas sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi
tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang
ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti
setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta
suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif menuntut kemampuan guru
untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang
dinilai efektif yaitu ada sebelas pendekatan:
1. Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter adalah suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta
didik oleh guru. Tujuan guru yang utama adalah mengendalikan perilaku
peserta didik karena gurulah paling mengetahui dan berurusan dengan peserta
didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan
peraturan dan hukuman.
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang diterapkan dalam
manajemen kelas:
Menciptakan dan menegakkan peraturan
Merupakan kegiatan guru menggariskan pembatasan-pembatasan dengan
memberitahukan kepada peserta didik dan mengapa hal tersebut diperlukan.
Dengan demikian, kegiatan menciptakan dan menegakkan peraturan adalah
proses mendefinisikan dengan jelas dan spesifik harapan guru mengenai
perilaku peserta didik di kelas.
Memberikanperintah, pengarahandanpesan
Merupakan strategi atau cara guru dalam mengendalikan perilaku peserta
didik agar peserta didik melakukan perilaku yang diinginkan oleh guru.
Menggunakanteguranramahdalamstrategi
Merupakan strategi mengelola kelas yang digunakan guru dengan cara
memarahi peserta didik yang berperilaku tidak sesuai dan yang melanggar
peraturan cara lemah lembut
Menggunakanpengendaliandenganmendekati
Merupakan tindakan guru bergerak mendekati peserta didik yang
dilihatnya berperilaku menyimpang atau cenderung menyimpang. Strategi
ini dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya situasi yang
mengacaukan atau yang mempunyai kemungkinan mengacaukan.
Tindakan itu tidak dimaksudkan untuk menghukum atau mengintimidasi.
Strategi ini didasarkan pada pada asumsi bahwa kehadiran guru secara
fisik akan ckup berhasil mencegah peserta didik berperilaku menyimpang.
Menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Merupakan strategi guru dalam merespon terhadap perilaku menyimpang
peserta didik yang tingkat penyimpangannya cukup berat.
2. Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen
sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik, berbeda dengan
pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi
pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru mengintimidasi.
Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan,
paksaan, ancaman dan menyalahkan, peranan peserta didik berperilaku sesuai
dengan perintah guru.
3. Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekan kaperlunya
memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah
apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik
bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah
meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu
pertumbuhan secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal
mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta
didik secara penuh.
Pendekatan permisif sedikit penganjurnya. Pendekatan ini kurang
menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem susila yang memiliki
pranata-pranata sosial. Dalam sistem sosial para anggotanya, dalam hal ini
guru dan peserta didik, menyandang hak dan kewajiban. Mereka diharapkan
bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima oleh semua
pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan memperkosa dan mengancam
hak-hak orang lain.
Hangat, bersahabat dan baik hati, tetapi tegas dan penuh disiplin.
Berikut ini contoh khas jenis pernyataan yang dapat dijumpai dalam daftar
“bukumasak” :
Selalu menegur siswa secara empat mata,
Jangan sekali-kali meninggikan suara pada saat memperingati siswa,
Tegas dan bertindak adil sewaktu berurusan dengan siswa,
Jangan pandang bulu dalam memberikan penghargaan,
Senantiasalah meyakinkan diri lebih dahulu akan kesalahan siswa sebelum
menjatuhkan hukuman,
Selalulah meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui semua peraturan yang
ada,
Tetaplah konsekuen dalam menegakkan peraturan.
Guru yang bekerja dengan pendekatan buku masak tetapi malas menggali
pengetahuan dari sumber-sumber lain, maka saat mengalami kegagalan akan
menemui kesulitan untuk mencari alternative pendekatan-pendekatan lainnya.
5. Pendekatan intruksional
a. Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis
lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa
dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat
membantu terciptanya iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi
belajar yang optimal. Siswa akan belajar secara produktif baik pada saat
ada guru maupun tidak ada guru. Dalam kondisi semacam ini biasanya
problema manajemen kelas bisa diperkecil sesedikit mungkin.
b. Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan
bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa
membenci, bencilah tingkah laku siswa dan bukan membenci siswanya itu
sendiri. Terimalah siswa dengan hangat, sehingga ia insyaf dengan akan
kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi yang
menyebabkan siswasadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk
memperbaiki kesalahannya.
c. Suara guru
Suara guru, walaupun bukan faktoryang besar, turut mempunyai pengaruh
besar dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi
atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari
jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh. Keadaan seperti
itu, juga akan membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak
diperhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume
suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk
memperhatikan pelajaran. Mereka yang lebih berani mengajukan
pertanyaan, melakukan percobaan sendiri, dan sebagainya. Tekanan suara
hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan siswa yang
mendengarnya. Hal yang penting dari itu semuanya adalah proses
pembelajarannya akan semakin terarah.
d. Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik (report) antara guru dan siswa dalam masalah
manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya
hubungan baik guru-siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat,
bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang
dilakukan serta terbuka terhadap hal-hal yangakan ada pada dirinya.
2. Tugas guru yang utama dalam manajemen kelas adalah membina dan
memelihara kelompok siswa agar kohesif dan produktif .
Unsur – unsur yang menunjang manajemen kelas melalui pendekatan proses
kelompok antara lain sebagai berikut :
1. adanya harapan timbal balik yang dapat menumbuhkan prilaku positif baik
bagi siswa maupun bagi guru.
2. kepemimpinan yang baik, dari pihak guru maupun dari pihak siswa,
termasuk kepemimpinan kelompok.
9. Pendekatan Ekletik
Istilah pendekatan Eklektik (Eclectic Counseling) menunjuk pada suatu
sistematika dalam konseling yang berpegang pada pandangan teoretis dan
pendekatan (approach), yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang
diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi serta pendekatan. Konselor yang
berpegang pada pola eklektik berpendapat bahwa mengikuti satu orientasi
teoretis serta menerapkan satu pendekatan saja terlalu membatasi ruang gerak
konselor. Oleh karenanya dalam pendekatan ini konselor menggunakan
variasi dari sudut pandangan, prosedur, dan teknik sehingga dapat melayani
masing-masing konsep sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri
khas masalah yang dihadapinya. Ini tidak berarti bahwa konselor berpikir dan
bertindak seperti orang yang bersikap oportunis, dalam arti diterapkan saja
pandangan, prosedur, dan teknik yang kebetulan membawa hasil yang paling
baik. Dengan demikian, konselor bermaksud mengembangkan suatu
fleksibilitas besar yang memungkinkan konselor untuk bisa melayani banyak
orang dengan cara yang cocok untuk setiap orang guna dapat memperoleh
hasil yang maksimal atau optimal.
Wiford A Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara
menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagi pendekatan manajemen
kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna,
yang secara filosifis, teoritis dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru
merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai
dengan situasi disebut pendekatan elektik (WilfordA.Weber, 1986).
Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan
elektik ( Raka Joni, 1980:8) yaitu:
Menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial,
seperti pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-
emosional, proses kelompok,
Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang
sesuai dengan baik dalam masalah manajemen.