Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN
TENTANG
SUPERVISE PENDIDIKAN

DISUSUN

O
L
E
H

KELOMPOK 11

1. MARLINA (21101841)
2. MITA SARI (21101847)

Dosen Pembimbing:
Dasmita M.pd

SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN NASIONAL
PRODI GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Supervise Pendidikan” ini dapat

tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih

atas anggota kelompok yang telah berkontribusi dengan memberikan pendapat

dengan baikdalam pencarian materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam

mata kuliah Profesi pendidikan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan

agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.Karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga

makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Pariaman, 17 Februari 2022


Penulis

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumus Masalah................................................................................ 1

C. Tujuan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2

A. Pengertian Supervise Pendidikan..................................................... 2

B. Tugas Supervise Pendidikan............................................................ 3

C. Tujuan Supervise Pendidikan........................................................... 9

D. Teknik dan Metode Supervise.......................................................... 10

E. Merencanakan Supervise Pendidikan............................................... 17

BAB III PENUTUP..................................................................................... 20

A. Kesimpulan...................................................................................... 20

B. Saran ................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA2

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan

untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa

yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut

salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam

supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan

tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

B.  Rumusan Masalah

1. Apa pengertian supervisi pendidikan ?

2. Apa tugas supervisi pendidikan ?

3. Apa tujuan supervisi pendidikan ?

4. Apa teknik dan metode supervisi ?

5. Apa perencanaan supervisi pendidikan ?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervise Pendidikan


Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam
dunia pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang
mengacu kepada sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak para pegawai
yang berkecimpung dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar
bahwa institusi yang bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan
masyarakat institusi supervisor adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk
membentak dan memarahi para pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.
Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi
disebut supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru
dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk
mencapai tujuan sekolah.
Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya
tentang makna supervisi, diantaranya sebagai berikut :
a.    Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
b.    Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai
pelayanan/ layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya
mengenai proses belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi itu.
c.    Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha
yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan
pertumbahan diri guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam
membantu tercapainya tujuan pendidikaan dengan murid-murid di bawah
tanggung jawabnya.
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu
bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan
pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan

v
suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam
upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif.

B. Tugas Supervisi
1. Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan
penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik
supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan
fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:
a.   Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala
sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
b.   Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya,
c.   Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan
sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah (Sudrajat: 2008).
Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan
fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor
03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38
tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta
Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan
jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan
tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi:
a. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai
dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
b. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil
prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan
manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau
pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses,

vi
sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah
dan seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan
pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan
akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.
Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh
pengawas antara lain:
a. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap
tahunnya pada sekolah yang dibinanya.
b.  Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil
belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru.
c. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses
pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap
perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.
d. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber
daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah.
e. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses
pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil belajar/ bimbingan siswa.
f. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di
sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan
lulusan/pemberian ijazah.
g. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan
melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan
stakeholder lainnya.
h. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan
kajian untuk menetapkan program kepengawasan semester berikutnya.
i. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi
sekolah.

vii
j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam
memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup: (1) inspecting
(mensupervisi), (2) advising (memberi advis atau nasehat), (3) monitoring
(memantau), (4) reporting (membuat laporan), (5) coordinating (mengkoordinir)
dan (6) performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima
tugas pokok tersebut (Ofsted, 2003) dalam Sudrajat (2008).

2. Tugas Supervisor Pengajaran Model John Wiles dan Joseph Bondi


Dalam menentukan fungsi supervisi Wiles dan Bondi menyatakan bahwa
peranan supervisor mempunyai beberapa dimensi yang sering tumpang tindih
dengan fungsi-fungsi administrasi, kurikulum, dan pengajaran (Nurtain, 1989).
Mereka berpendapat demikian karena supervisi adalah suatu peranan
kepemimpinan umum dan peranan koordinasi diantara semua kegiatan sekolah
yang berhubungan dengan usaha belajar, sehingga tumpah tindih tersebut adalah
wajar dan seharusnya dipandang sebagai suatu yang bernilai dalam suatu sekolah.
Kepemimpinan supervisi mencakup proses-proses pemikiran, perencanaan,
pengorganisasian dan penilaian. Fase pemikiran dan perencanaan mengenai
perbaikan pengajaran kelihatannya lebih bersifat formasi kebijakan dan
administrasi. Pengorganisasian program pengajaran kelihatannya lebih condong
pada fungsi kurikulum yang sengaja dibuat untuk menterjemahkan ide-ide
kedalam program yang akan dilaksanakan. Fungsi penilaian supervisi biasanya
diarahkan pada kegiatan-kegiatan pengajaran dari lembaga pendidikan. Masing-
masing dari ketiga dimensi itu di bawah ini dijelaskan dalam kaitannya dengan
tugas supervisi yang khas diselenggarakan.
a. Administrasi
Diantara banyak tugas supervisi dalam kegiatan administrasi
biasanya ditemkan antara lain:
1) Menyusun dan menetapkan prioritas tujuan umum. Membantu
berbagai pihak dalam kegiatan sekolah untuk memfokuskan tujuan

viii
akhir sekolah dan menetapkan prioritas diantara sekian banyak
kemungkinan program yang tersedia pada sekolah.
2) Menetapkan standar dan mengembangkan kebijakan. Menterjemahkan
tujuan umum ke dalam tingkat harapan yang standar, lengkap dengan
aturan dan peraturan untuk menjalankan standar kemampuan tersebut.
3) Mengadakan rencana jangka panjang. Mendisain harapan-harapan
dalam bentuk tindakan dan kegiatan yang disempurnakan sepanjang
waktu.
4) Mendisain struktur organisasi. Menetapkan hubungan-hubungan
struktural diantara pribadi/perorangan dan kelompok dalam daereh
sekolah.
5) Mengidentifikasi dan mengamankan sumber-sumber. Menetapkan
lokasi sumber-sumber yang dapat dipakai dan melihat bahwa hal itu
tersedia untuk berbagai struktur organisasi.
6) Memilih personalia dan staf. Identifikasi personalia yang dibutuhkan
untuk melaksanakan program dan menugaskan pada struktur
organisasi.
7) Mengadakan fasilitas yang adekwat. Mempertemukan atau
menjodohkan fasilitas yang tersedia dengan kebutuhan program,
mengembangkan fasilitas-faslitas baru dimana diperlukan.
8) Mengamankan danan yang diperlukan. Minngkatnya uang
membutuhkan program pembiayaan yang adekwat.
9) Mengorganisasikan pengajaran. Menugaskan staf dan pengajar lain
dan memberikan dukungan personalia pada struktur organisasi.
10) Memajukan hubungan sekolah-masyarakat. Menyelenggarakan dan
memelihara hubungan dengan orang-orang yang memberikan
dukungan pad program pendidikan (Nurtain, 1989)
b. Kurikulum
Tugas supervisi yang berorientasi kurkulum ialah:
1) Menetapkan tujuan khusus pengajaran. Menerjemahkan tujuan umum
ke dalam tujuam khusus pengajaran.

ix
2) Survei kebutuhan dan melakukan riset. Laksanakan penilaian terhadap
kondisi waktu itu untuk menentukan sejauh mana program sekolah
secara efektif dapat menemukan kebutuhan pelajar.
3) Mengembangkan program dan merencanakan perubahan.
Mengorganisasikan isi pengajaran dan meninjau kembali program
yang ada supaya lebih relevan.
4) Menghubungkan program pada berbagai pelayanan khusus. Ikatan
berbagai komponen pengafaran baik yang berada dalam sekolah
maupun yang berada dalam masyarakat.
5) Memilih bahan dan mengalokasikan sumber. Menganalisis bahan
pengajaran yang tersedia dan menetapkan barang tersebut pada
program yang tepat.
6) Orientasi dan penukaran staf pengajar dengan yang baru.
Memperkenalkan program sekolah kepada guru-guru baru dan
membantu staf yang biasa dalam meningkatkan kapasitas mereka.
7) Menyarnkan modifikasi dalam fasilitas. Mendisain suatu rnecana
untuk menstruktur kembali fasilitas yang ada supaya cocok dengan
program pengajaran dan di mana perlu menyarankan kebutuhan
fasilitas baru.
8) Mempekirakan kebutuhan pengeluatan untuk pengajaran.
Memperkirakan biaya pengembangan program dan membuat
rekomendasi pemakaian dana yang ada dan yang mungkin ada.
9) Mempersiapkan program pengajaran. Membentuk berbagai unit dan
tim pengajaran; memberikan kesempatan penataran bagi
pengembangna pengajaran.
10) Mengembangkan dan menyebarluaskan uraian program sekolah,
menulis uraian program sekolah dengan teliti dan
menginformasikannya kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan
yang berhasil (Nurtain, 1989).

x
c. Pengajaran
Beberapa tugas supervisi yang bersifat pengajaran ialah:
1) Mengembangkan rencana pengajaran. Bekerjasama dengan guru-guru
untuk membuat outline dan melaksanakan proram pengajaran.
2) Menilai program. Melakukan pengujian dan jenis-jenis penilaian lain
untuk menentukan apakah program pengajaran sesuai dengan standar
yang ditentukan.
3) Memprakarsai program baru. Mendemonstrasikan teknik-teknik baru
dan sebaliknya mendirikan dasar-dasar untuk program baru.
4) Mendisain kembali organisasi pengajaran. Meninjau kembali
organisasi pengajaran yang ada untuk menguji efektifitasnya dan
dimana mungkin membuat perubahan.
5) Menyampaiakn sumber-sumber pengajaran. Meyakini bahwa guru-
guru mempunyai bahan pengajaran yang diperlukan dan
mengantisipasi kebutuhan bahan dimasa yang akan datang.
6) Menasehati dan membantu guru-guru. Tetap bersedia untuk dimintai
konsultasi oleh guru-guru, yakni mengambil peranan membantu guru-
guru.
7) Menilai fasilitas dan mengatur modifikasi. Menilai fasilitas pendidikan
supaya sesuai dengan pengajaran dan melakukan kunjungan ke tempat
kejadian untuk menjamin bahwa modifikasi itu dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
8) Mengedarkan dan menggunakan dana. Mengikuti arus peredaran uang
untuk menjamin supaya penggunaannya sesuai dengan program yang
dimaksudkan.
9) Melaksankan dan mengkoordinasikan program penataran.
Membimbing program-program penataran agar supaya hal itu
digunakan kepada kebutuhan pengajaran.
10) Mereaksi pada penyelidikan dan kebutuhan masyarakat. Menerima
umpan balik masyarakat tentang program sekolah dan mengirim
informasi kepada orangtua murid bila diperlukan (Nurtai, 1989)

xi
C.     Tujuan Supervisi Pendidikan
Kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah
kepada tujuan yang ingin dicapai Semua tersebut. Pendidikan merupakan salah
satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses
pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan
supervisi pendidikan adalah:
 Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan itu.
 Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu
siswanya itu lebih baik lagi.
 Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis
dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan
hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan
kemampuan masing-masing.
 Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan
tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
 Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
 Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat
menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan
kemampuannya secara maksimal.
 Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan
merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.
 Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak
wajar baik tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar
(masyarakat).
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai
berikut :

xii
a. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah
dari suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus
ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh,
guru yang berkeinginan membentuk anak didikanya menjadi manusia yang
cerdas maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang
dapat mengembangkan kecerdasan.
b. Tujuan sebagai ttitik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah
hal-hal yang terletak pada jangkuan masa datang. Misalnya, jika seorang
pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak
mulia, tentu menekannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul
karimah yang diinginkannya tersebut.
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujun
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha
yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan
lebih mulia dibanding yang lainnya semua ini terlihat apabila berdasarkan
nilai-nilai tertentu.
Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personil tersebut mampu mengajar.

D. Metode dan Teknik Supervisi Pendidikan.


Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempu
oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan, sedangkan Teknik
adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Dengan kata lain
metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Sedangkan teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor pendidikan dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Setiap metode memiliki teknik-teknik

xiii
tertentu yang sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya. teknik supervisi
merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapi tujuan pendidikan di sekolah
baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam
melaksanakan pembelajaran,masalah kepalah sekolah dalam administrasi dan
pengelolaan sekolah serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
1. Metode dan teknik supervisi akademik
Pelaksanaan supervisi pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai
teknik. Supervisor sebaiknya memilih teknik yang tepat dan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa
secara global, teknik peningkatan kualitas pendidik digolongkan menjadi
dua yaitu teknik perseorangan (individu) dan teknik kelompok.Supervisi
individual artinya supervisor memberikan bantuan individual kepada guru
atau kepalah sekolah dengan menggunakan beberapa teknik antara lain (1)
Kunjungan dan observasi kelas (2) Dialog(3) kunjungan antar guru-guru
(4) evaluasi diri(5) supervisor buletin) (6) profesional Reading (7)
profesional writing. Sedangka supervisi kelompok artinya supervisor
memberikan bantuan kepada kelompok guru atau kelompok kepala
sekolah dengan menggunakan beberapa teknik antara lain : (1) Rapat staf
sekolah (2) Orientasi guru baru (3) curiculum laboratory (4) kepanitiaan
(5) perpustakaan profesional (6) demostrasi dan simulasi mengajar (7)
lokakarya (8) Field trips (9) diskusi panel (10) pelatihan (11) organisasi.
Menurut Dadang Suhardan, banyak teknik supervisi Pendidikan
yang dapat dijalankan untuk meningkatkan mutu sekolah, baik langsung
maupun tidak, baik individual maupun kelompok, seperti pemanfaatan
rapat, kunjungan kelas, kunjungan sekolah, studi banding, personal
conference, action research, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Musyawarah Guru Sejenis (MGBS), Musyawarah Guru Lintas
Pelajaran. Supervisi Pendidikan dapat pula dilakukan dengan teknik
pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan
perpustakaan profesional. Bahkan masih bisa dikembangkan lagi dengan
analisa (pengalaman) kelas, tes dadakan, konperensi kasus, observasi

xiv
dokumen, wawancara, angket laporan tertulis dan sebagainya.teknik
supervisi Pendidikan tersebut jika terlaksana akan menjadi sumber
kekuatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Teknik supervisi atau prosedur kepengawasan yang bisa dilakukan
supervisor.
a. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas
terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolah-sekolah yang telah
direncanakan/diprogramkan untuk mendapatkan gambaran/data
tentang proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah
tersebut.Kegiatan kunjungan kelas atau classroom visitation yang
dilakukan bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang proses
pembelajaran secara langsung, baik menyangkut kelebihan,
kekurangan maupun kelemahannya. Melalui teknik ini supervisor
dapat mengamati secara langsung kegiatan guru dalam melakukan
tugas utamanya, mengajar, penggunaan alat, metode dan teknik
mengajar secara keseluruhan dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
Kunjungan dan observasi kelas dapat dilakukan dengan tiga pola,
kunjungan kelas dan observasi tanpa memberi tahu guru yang akan
dikunjungi, kunjungan dan observasi dengan terlebih dahulu memberi
tahu, serta kunjungan atas undangan guru. Ketiga pola tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pola mana yang
akan dipilih harus disesuaikan dengan tujuan utama kunjungan dan
observasi kelas.Setelah kunjungan selesai diadakan diskusi empat mata
antara supervisor dengan pendidik yang bersangkutan. Supervisor
memberikan saran yang diperlukan dan pendidikpun dapat
mengajukan pendapat dan usulan yang konstruktif demi perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya. Untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap dan akurat mengenai situasi kelas, mungkin diperlukan
beberapa kali kunjungan atau dilengkapi dengan teknik-teknik yang
lain.

xv
b. Pembicaraan Individual
Kunjungan dan observasi kelas pada umumnya dilengkapi dengan
pembicaraan individual antara supervisor dan guru.Pembicaraan
individual dapat pula dilakukan tanpa harus melakukan kunjungan
kelas terlebih dahulu jika kepala madrasah merasa bahwa guru
memerlukan bantuan atau guru itu sendiri yang merasa perlu dibantu.
Pembicaraan individual merupakan hal yang penting dalam supervisi
karena dalam kesempatan tersebut supervisor dapat bekerja secara
individual dengan guru dalam memecahkan masalah pribadi yang
berhubungan dengan proses pembelajaran.
c. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok atau groupdiscussion adalah pertukaran
pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Kegiatan
diskusi ini dapat mengambil beberapa bentuk pertemuan seperti panel,
seminar, lokakarya, konferensi, kelompok studi, kelompok komisi dan
kegiatan lain yang bertujuan bersama-sama membicarakan dan menilai
masalah-masalah tentang pendidikan. Diskusi supervisor dapat
memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat maupun saran-
saran yang diperlukan. Bagi peneliti, teknik ini dapat menghemat
waktu, tenaga dan mungkin biaya. Pengawas bisa memanfaatkan
forum KKG atau MGMP untuk melihat team work atau team building.
d. Demonstrasi Mengajar
Demonstrasi mengajar ialah proses pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru yang memiliki kemampuan dalam hal mengajar
sehingga guru lain dapat mengambil hikmah dan manfaatnya.
Demonstrasi mengajar bertujuan untuk memberi contoh bagaimana
cara melaksanakan proses pembelajaran yang baik dalam meyajikan
materi, menggunakan pendekatan, metode, media pembelajaran. Satu
hal yang perlu dipahami oleh supervisor bahwa tidak ada cara
maengajar yang paling baik untuk setiap tujuan. Pelaksanaan
demontrasi mengajar setidaknya mampu memberikan pelajaran kepada

xvi
guru tentang cara menyampaikan suatu materi tertentu kepada peserta
didik.
e. Tes Dadakan
Tes dadakan dapat dilakukan oleh pengawas terhadap siswa
dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian target kurikulum dan
daya serap siswa sampai pada saat tes dadakan dilakukan. Untuk
melakukan hal ini, pengawas sudah menyiapkan soal tanpa
memberitahukan terlebih dahulu.Hasil tes dikoreksi oleh pengawas
atau secara bersama antara guru dan pengawas.Tampaknya teknik ini
mampu membuat guru untuk selalu mempersiapkan peserta didiknya
dengan baik.
f. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah salah satu teknik supervisi yang dilakukan
oleh pengawas bersama guru dan tenaga edukatif lainnya di
sekolah.Hal tersebut dilakukan bila ada masalah yang perlu dibahas
secara bersama.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya
menentukan kasus-kasus yang ditemukan baik dari hasil observasi,
kunjungan kelas atau laporan yang diterima.Selanjutnya
mendiskusikan kasus tersebut lalu mencatat hasil diskusi untuk
diprogramkan tindak lanjutnya.
Menurut Glickman dalam Ali Imron bahwa supervisor hendaklah
memberikan bimbingan yang berorientasi pada bimbingan pendidik itu
sendiri. Artinya, dalam meningkatkan kualitas pendidik perlu
memperhatikan beberapa hal berikut :
1) Mendengar, artinya supervisor mendengarkan apa saja yang
dikemukakan pendidik berupa kelemahan, kesulitan dan masalah
apa saja yang dialami oleh pendidik.
2) Mengklarifikasi, maksudnya memperjelas tentang apa yang
dimaksudkan oleh pendidik, salah satunya dengan cara bertanya
kepadanya.

xvii
3) Mendorong, maksudnya supervisor mendorong kepada pendidik
untuk mengemukakan kembali hal-hal yang dirasa masih kurang
jelas.
4) Mempresentasi, maksudnya supervisor mengemukakan persepsi
mengenai apa yang dimaksudkan oleh pendidik.
5) Memecahkan masalah, artinya supervisor bersama-sama pendidik
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pendidik.6) Negosiasi,
artinya dalam berunding supervisor dan pendidik membangun
kesepakatan tentang tugas yang dilakukan masing-masing atau
bersama.
6) Mendemonstrasikan, artinya supervisor mendemonstrasikan
tampilan tertentu dengan maksud agar dapat diamati dan ditirukan
oleh pendidik.
7) Mengarahkan, artinya supervisor mengarahkan agar pendidik
melakukan hal-hal tertentu.
8) Memberikan penguat, maksudnya supervisor menggambarkan
kondisi yang menguntungkan bagi pembinaan pendidik.
Sesungguhnya tidak ada suatu teknik tunggal yang bisa memenuhi
segala kebutuhan.Baik tidaknya teknik yang digunakan bergantung
pada situasi dan waktu pelaksanaannya. Karenanya, untuk mencapai
tujuan supervisi pendidikan secara optimal perlu digunakan beberapa
teknik supervisi agar data dan informasi yang diperoleh dapat saling
melengkapi dan menyempurnakan.
2. Metode dan supervisi manajerial
Dalam Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 12 tahun
2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah diisyaratkan bahwa
pengawas `sekolah dituntut untuk menguasai kompetensi manejerial.
Esensi dari supervisi manajerial adalah berupa kegiatan pemantauan,
pembinaan dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan seluruh elemen
sekolah lainnya di dalam mengelola, mengadministrasikan dan
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah.

xviii
Ada beberapa metode supervisi manajerial yaitu: monitoring dan
evaluasi, refleksi dan Focused Group Discussion, metode Delphi. Tugas
pengawas untuk meningkatkan profesionalitas guru perlu mendapat
perhatian agar tercipta suasana kondusif dalam proses pembelajaran.
Selain itu prestasi kerja atau kinerja yang hendak dibangun hendaknya
dilihat dari proses penanganannya. Hal ini agar terjadi kecocokan antara
teori-teori yang hendak digunakan pengawas dengan kondisi di lapangan.
Secara manajerial dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan kinerja
guru, pengawas perlu melakukan penilaian kinerja dengan unsur-unsur
pokok sebagai berikut :
a) Performance Standard sebagai patokan terhadap kinerja yang akan
diukur. Ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu: validity
(keabsahan), agreement (persetujuan), realism (realistis), objectivity
(obyektif).
b) Kriteria Manajemen Kinerja (Criteria for Managerial Performance)
yang dapat dilihat melalui beberapa dimensi yaitu kegunaan fungsional
(funcsional utility), keabsahan (validity), empiris (empirical base),
sensitivitas (sensitivity), pengembangan sistematis (systematic
development), dan kelayakan hukum (legal appropriateness).
c) Pengukuran Kinerja (Performance Measures) dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem penilaian (rating) yang relevan.
d) Analisa Data Pengukuran yang dikumpulkan melalui wawancara,
survey langsung, atau meneliti catatan pekerjaan dan lain sebagainya.
e) Bias dan Tantangan dalam Penilaian Kerja. Penilaian kinerja harus
bebas dari diskriminasi.
Peneliti melihat bahwa prosedur penilaian kinerja hendaknya dipahami
betul oleh pengawas agar ia mampu melakukan tugasnya untuk meningkatkan
kinerja guru yang menjadi binaannya.

xix
E. Merencanakan Supervisi Pendidikan
Pelaksanaan supervisi yang baik perlu langkah-langkah strategis yang
baik, dalam supervisi kegiatan ini dinamakan “programming” yakni memprogram
kegiatan pelaksanaan supervisi yang direncanakan. Program supervisi pendidikan
adalah suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang erat hubungannya satu
sama lain dan seluruhnya terarah kepada tercapainya tujuan supervisi pendidikan.
James Curtin dalam Amatembun menegaskan “a supervisory program is a planned
series of activities which results in instructional improvement”.
Lebih lanjut Amatembun mengatakan suatu program supervisi pendidikan
adalah dalam rangka program perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan dan
pengajaran, jadi bukanlah terbatas hanya pada perbaikan/peningkatan mekanis
mengajar belajar atau program yang hanya terbatas pada supervisor guru murid
belaka.Makin lebih ambisius suatu program supervisi pendidikan makin lebih
edukatif efek potensinya, dan lebih banyak melibatkan orang-orang (kepala
sekolah, guru-guru, murid-murid, orangtua/wali murid, dan masyarakat umum)
kedalam program supervisi yang direncankan.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa suatu program supervisi
pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan yang saling
berhubungan terarah kepada tujuan supervisi pendidikan. Pertanyaan pokok
dibawah ini dapat membantu seorang supervisor menyusun program supervisi
pendidikan, yakni :
1. Apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi
pendidikan/pengajaran disekolah atau kelompok sekolah lain ?
2. Sejauh mana supervisor baik melalui usaha-usahanya sendiri maupun
bersama rekan-rekannya dapat berkontribusi (menyumbang) bagi
perbaikan ?
3. Upaya, alat-alat atau teknik supervisi apa kiranya sesuai untuk
mensukseskan perbaikan ini ?
Dari pertanyaan diatas dapat dipahami program supervisi pendidikan
terkait dengan apa yang dilakukan, kontribusi atau hubungan usaha, serta daya
atau teknik yang sesuai untuk mensukseskan perbaikan.

xx
Program-program supervisi antar satu sekolah dengan sekolah lain dapat
berbeda hal dapat disebabkan oleh :
1. Perbedaan staf.
2. Perbedaan sarana dan fasilitas pendidikan.
3. Perbedaan finansial.
4. Perbedaan masyarakat dan setempatnya.
Adapun elemen-elemen atau unsur-unsur suatu program supervisi yang
baik adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi aspek-aspek yang terkait dengan kebutuhan dan relevansinya
terhadap situasi. Relevansi dapat ditentukan dengan suatu penelaahan yang
seksama terhadap program instruksional berdasarkan kepda informasi
yang dapat dipercaya melalui :
a. Hasil-hasil test yang telah distandarisasikan.
b. Hasil test susunan guru sendiri.\
c. Partisipasi murid dalam pelajaran.
d. Penyelesaian tugas-tugas dan sebagainya.
2. Perumusan tujuan-tujuan program. Dalam rangka perumusan tujuan secara
seksama jelas maka hendaklah diperhatikan agar tujuan-tujuan itu :
a. Dinamis yaitu mengindikasikan tindakan-tindakan dan dapat
dilaksanakan.
b. Achieable yaitu dapat tercapai dan dimungkinkan oleh fasilitas-
fasilitas yang tersedia.
c. Develtmet yaitu terarah kepada tingkat pencapaian yang lebih tinggi.
d. Limited yaitu cukup terbatas dalam jumlah kegiatan sehingga simpang
siur.
3. Penentuan aktivitas-aktivitas adapun aktivitas-aktivitas itu adalah :
a. Observasi-observasi kelas.
b. Pembicaraan-pembicaraan individual.
c. Rapat-rapat supervisi.
d. Lokakarya (workshop) atau seminar-seminar.
4. Perumusan kriteria-kriteria evaluatif. Untuk menentukan sejauh mana
perbaikan-perbaikan/peningkatan-peningkatan telah terlaksana, maka

xxi
supervisor perlu menetapkan kriteria-kriteria evaluasinya.Dalam hal ini
evaluasi harus dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
bagi program.
Dari pembahasan diatas dapat dipahami bahwa supervisi yang baik perlu
untuk diprogram atau direncakan dengan baik serta disusun berdasarkan elemen-
elemen program yang dapat menjadi acuan dalam menyusun program supervisi
pendidikan. Dalam melaksanakan program supervisi perlu program itu untuk
dievaluasi.Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian tujuan
pelaksanaan program serta untuk mengetahui sejauh mana program itu
dilaksanakan demi tercapainya tujuan supervisi. Evaluasi program hendaklah
merupakan proses yang kontinu, paralel denga perkembangan program supervisi.
Adapun tujuan evaluasi tidak hanya menyangkut hasil-hasil terakhir, melainkan
pula untuk membina program agar berjalan lebih lancar dan efektif.
Evaluasi program supervisi menurut Amatembun terkait dengan :
1. Menilai keefektifan program setiap saat.
2. Mengkalkulasi kemajuan-kemajuan sehubungan dengan tujuan-tujuan
yang dicita-citakan.
3. Mencatat hambatan dan kesulitan yang dialami.
4. Menyarankan modifikasi (perubahan-perubahan) yang diperlukan sesuai
dengan perkembangan situasi baru dan sebagainya.
Empat poin diatas merupakan isi dari evaluasi program supervisi
pendidikan untuk mengetahui keekfetifan program, mengetahui kemajuan-
kemajuan, untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dialami, serta
melakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan situasi yang baru.

xxii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi
belajar-mengajar yang lebih baik.Orang yang melakukan supervisi disebut dengan
supervisor.Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan.Sedangkan sasaran
pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha.Namun
yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Fungsi dan tujuan supervisi pendidikan diantaranya adalah Sebagai arah
pendidikan,tujuan sebagai titik akhir, tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan
lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan.
Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena
itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara manfaat
supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah, Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru, Menstimukasi usaha-
usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain
memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses
pelaksanaannya.
Kemudian supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya adalah
otokrasi, demokratis, demokratis semu, manipulasi diplomasi bdan Laissez-fair.

B. Saran
Di penghujung abad kedua puluh dan memasuki milenium ketiga yang
ditandai dengan era globalisasi, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan
sumber daya manusia, termasuk sumber daya pendidikan. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan melalui proses pembelajaran di

xxiii
sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru
merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan
terus-menerus.
Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan
prajabatan (pre-service education) maupun program pendidikan dalam jabatan
( in-service education). Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan
terlatih dengan baik dan kualified (well training and well qualified).
Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh dan
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.Selain itu,
pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus
belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat.Itulah sebabnya ulasan mengenai perlunya supervisi
pendidikan, baik dari segi definisi, visi dan misi, orientasi dan strategi, langkah-
langkah pembinaan kemampuan guru, teknik dan metode, serta model dan
pendekatan dalam supervisi pendidikan.

xxiv
DAFTAR PUSTAKA

Nurtai.1989 Maryono. 2011. Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor


Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara

Subroto, Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.


Jakarta: Bina Aksara

Sohiron, 2015, Admiistrasi Dan Supervisi Pendidikan, pekanbaru, KDT

xxv

Anda mungkin juga menyukai