Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Tentang

“KEPENGAWASAN DALAM PENDIDIKAN”

Disusun oleh:

Angelina Aftanevia (22111115)

M. Abror Sabirin (22111020)

Elvira Febrison (22111422)

Aan Gerpilo (22111118)

Dosen Pengampu:

Dr.Dermizal R, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR(PGSD)

UNIVERSITAS ADZKIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya,
dan karunianya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang‘’Kepengawasan
dalam Pendidikan’’dengan tepat waktu. dengan maksud untuk melengkapi tugas mata kuliah
Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa adanya keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu
jika di dapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi,
maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua
pembaca sangat diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama.

Padang, 18 oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………2

BAB I

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………3

A. Latar Belakang ……………………………………………………………….3


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………....3
C. Tujuan ………………………………………………………………………..3

BAB II

PEMBAHASAN ………………………………………………………………………4

A. Masalah Tanggung Jawab……………………………………………..……..4


B. Supervisi (Kepengawasan)………………………………………..………….4
C. Jenis-Jenis Supervisi……………………………………………….…………4
D. Inservise-Training dan Upgrading……………………………………………4
E. Penempatan Guru dan Mutasi Pimpinan Sekolah…….………………………4

BAB III

PENUTUP ………………………………………………………………………………7

A. Kesimpulan …………………………………………………………………7
B. Saran ………………………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawas pendidikan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam membina
dan mengembangkan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah dengan tujuan agar
sekolah yang dibinanya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pengawas sekolah yang
merupakan jabatan fungsional berlaku dalam lingkungan pendidikan formal. Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun
2010, pasal 1 ayat 2 menyebutkan pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil (guru) yang
diberi tugas dan tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwewenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan.

pengawas satuan pendidikan adalah seseorang yang melaksanakan tugas supervisi bukan
inspeksi dan juga seseorang yang melaksanakan kontrol. Oleh sebab itu pengawas 2 sekolah
disebut supervisor pendidikan yang bermakna melakukan pembinaan. Sedangkan inspeksi
diartikan sebagai kepatuhan kepada peraturan kelembagaan dan kontrol diartikan sebagai
pemeriksaan terhadap program-program tersebut dilaksanakan atau tidak. Dengan demikian
ketiga istilah tersebut yakni supervisi, inspeksi dan kontrol memiliki perbedaan yang esensi
walaupun ada kesamaan yakni adanya unsur pemeriksaan dan unsur pengawasan.

B. Rumusan Masalah
1.Apakah Masalah Tanggung Jawab kepengawasan dalam pendidikan?
2.Apakah itu Supervisi (Kepengawasan)?
3.Apa saja Jenis-Jenis Supervisi dalam kepengawasan?
4.Apa itu Inservise-Training dan Upgrading?
5. Bagaimana Penempatan Guru dan Mutasi Pimpinan Sekolah?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui apa saja masalah tanggung jawab kepengawasan dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui apa itu Supervisi (Kepengawasan)
3. Untuk mengetahui apa saja Jenis-Jenis Supervisi dalam kepengawasan
4 Untuk mengetahui Inservise-Training dan Upgrading
5. Untuk mengetahui cara Penempatan Guru dan Mutasi Pimpinan Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan syarat utama dalam kepemimpinan dan kepengawasan.


Tanpa memiliki rasa tanggung jawab, orang tak dapat menjadi pemimpin. Dalam kehidupan
sehari-hari, tanggung jawab sering salah diartikan orang. Banyak orang mengatakan tanggung
“bertanggung jawab” yang sebenarnya hanya berarti berani “memberi jawab” atas teguran
perbuatanya biarpun perbuatan itu salah ataupun tidak baik.

Seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kepemimpinannya.


Demikian pula pemimpin pendidikan. Tentu saja, tanggung jawab seorang pemimpin berbeda
beda tingkat dan luas nya. Seorang inspektur pendidikan sudah tentu memikul tanggung
jawab yang lebih besar dan luas dan lebih berat daripada seorang kepala sekolah begitu pula
pada kepala sekolah tanggung jawab nya lebih berat dan luas daripada tanggung jawab
seorang guru dalam tugas ke pendidikannya.

Tanggung jawab kepengawasan dalam pendidikan adalah sebagai berikut:

* *Meningkatkan mutu pendidikan*

Tujuan utama dari kepengawasan pendidikan adalah untuk meningkatkan mutu


pendidikan. Pengawas pendidikan memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan
tersebut. Pengawas pendidikan dapat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap proses
pendidikan dan pengelolaan sekolah. Dengan demikian, pengawas pendidikan dapat
membantu sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan yang
diselenggarakan.

* *Mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan*

Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan


pendidikan. Oleh karena itu, pengawas pendidikan memiliki tanggung jawab untuk
mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawas pendidikan
dapat melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan
untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya.

* *Meningkatkan mutu pengelolaan sekolah*


Pengelolaan sekolah yang baik akan mendukung penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, pengawas pendidikan memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan mutu pengelolaan sekolah. Pengawas pendidikan dapat melakukan pembinaan
dan pendampingan terhadap kepala sekolah dan staf sekolah untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengelola sekolah.

Berdasarkan tugas pokok pengawas sekolah, tanggung jawab kepengawasan dalam


pendidikan dapat dirinci sebagai berikut:

* *Menyusun program kerja kepengawasan*

Program kerja kepengawasan merupakan pedoman bagi pengawas sekolah dalam


melaksanakan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, pengawas sekolah memiliki tanggung
jawab untuk menyusun program kerja kepengawasan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah
binaan.

* *Melakukan pembinaan guru*

Pembinaan guru merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru. Pengawas sekolah memiliki tanggung jawab untuk melakukan
pembinaan guru dalam berbagai aspek, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

* *Melakukan pemantauan pelaksanaan standar pendidikan*

Standar pendidikan merupakan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh


karena itu, pengawas sekolah memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan standar pendidikan di sekolah binaan. Pemantauan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa sekolah binaan telah melaksanakan standar pendidikan secara tepat dan
konsisten.

* *Melakukan penilaian kinerja guru*

Penilaian kinerja guru merupakan upaya untuk mengetahui kinerja guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Pengawas sekolah memiliki tanggung jawab untuk
melakukan penilaian kinerja guru di sekolah binaan. Penilaian ini bertujuan untuk
memberikan umpan balik kepada guru untuk meningkatkan kinerjanya.

* *Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan*


Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan merupakan upaya untuk mengetahui
keberhasilan program pengawasan yang telah dilaksanakan. Pengawas sekolah memiliki
tanggung jawab untuk melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan di sekolah
binaan. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan program pengawasan di
masa mendatang.

Tanggung jawab kepengawasan dalam pendidikan merupakan tanggung jawab yang


besar. Pengawas pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.

B. Supervisi (Kepengawasan)

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru guru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan tujuan pendidikan iya berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan,
keahlian dan kecakapan guru, seperti bimbingan dalam perusahaan dan pelaksanaan
pembaruan pembaruan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat alat pelajaran dan
metode metode mengajar yang lebih baik, cara cara penilaian yang sistematis terhadap akses
seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

Menurut Purwanto pengawasan (supervisi) adalah suatu aktivitas pembinaan yang di


rencanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
efektif. Pengawasan (supervisi) merupakan aktivitas yang harus di lakukan oleh seseorang
pemimpin/ supervisor berkaitan dengan peran kepemimpinan yang diembannya dalam rangka
menjaga kualitas produk yang di hasilkan lembaga. Untuk memastikan bahwa semua
program dan kegiatan telah dan sedang dilaksanakan sesuai yang direncanakan, maka setiap
organisasi melakukan kegiatan pengawasan atau kontrol, kegiatan pengawasan ini dilakukan
agar,

(1) perilaku personalia organiasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan
individual. Dan

(2) agar tidakterjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Secara
umum pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk mengerndalikan, membina, dan pelurusan
sesuatu dalam kegiatan organisasi sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas.dengan
demikian jelaslah controling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-
kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. N.A. Ametembun merumuskan bahwa pengawasan
(supervisi) pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan, pendidikan
yang dimaksud berupa bimbingan atau tuntutan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada
umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khusunya.

C. Jenis-Jenis Supervisi

Supervisi adalah proses pengawasan atau pemantauan yang dilakukan oleh seseorang
yang memiliki otoritas atau pengalaman untuk memastikan kualitas dan efektivitas suatu
kegiatan atau pekerjaan. secara umum, Supervisi dalam dunia pendidikan ada dua macam
yang pertama yaitu supervisi pengajaran atau supervisi umum yang kedua supervisi klinis

a. supervisi pengajaran atau supervisi umum

Yang dimaksud dengan supervisi umum di sini adalah supervisi yang dilakukan terhadap
kegiatan kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha
perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah atau kantor kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan
administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan
sebagainya.

b. supervisi klinis

supervisi klinis adalah supervisi yang di fokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual
yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dngn tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang Rational. Sementara itu supervisi klinis adalah proses membantu guru
memperkenalkan ketidaksesuaian (kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata
dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Di dalam dunia pendidikan kata istilah supervisi disebut juga Pengawasan atau ke
pengawasan. Di departemen pendidikan dan kebudayaan mulai dikenal dan bahkan di
Tingkatkan pelaksanaan suatu jenis supervisi disebut dengan pengawasan melekat adapun

pengawasan melekat ini ialah suatu kegiatan administrasi Dan manajemen yang dilakukan
oleh pemimpin satuan kerja untuk mencegah terjadinya salah salah urus dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan undang undang yang
berlaku dan rencana yang telah ditetapkan dengan pengawasan melekat ini dapat mencegah
sedini mungkin terjadinya pemborosan, kebocoran atau penyimpangan dalam penggunaan
wewenang, tenaga, uang, dan Terbinanya Aparat pendidikan ,dan kebudayaan yang tertib
bersih berwibawa dan berdaya guna sedangkan

pengawasan Fungsional adalah kegiatan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang
orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas .

Setiap jenis supervisi memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda tergantung pada
konteksnya. Pemilihan jenis supervisi yang tepat tergantung pada kebutuhan dan sasaran
yang ingin dicapai.

D. Inservise-Training dan Upgrading


 Inservice-training dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan.
Inservice-training diberikan kepada guru-guru yang dipandang perlu meningkatkan
ketrampilan/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dibidang pendidikan. Untuk mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up
to date dalam menjalankan tugas-tugasnya diperlukan inservice-training secara
terarah dan berencana. Penyusunan program inservice-training dan berusaha
mewujudkannya merupakan bagian dari kegiatan supervisi. Menurut gagasan
supervisi modern, inservice-training atau pendidikan dalam jabatan merupakan
bagian yang integral dari program supervisi yang harus diselenggarakan oleh sekolah-
sekolah setempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan memecahkan
persoalan-persoalan sehari-hari yang menghendaki pemecahan segera.
Program inservice-training atau refreshing ini dipimpin oleh pengawas setempat
sendiri atau dengan bantuan para ahli dalam lapangan pendidikan. Demikianlah jika
kita simpulkan, inservice-training ialah segala kegiatan yang diberikan dan diterima
oleh para petugas pendidikan (pengawas, kepala sekolah, penilik sekolah, guru dsb),
yang bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan,
dan pengalaman guru-guru dalam menjalankan tugas kewajibannya.
 Pengertian upgrading (penataran) sebenarnya tidak berbeda jauh dengan inservice-
training. Upgrading ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk
meninggikan atau meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai,
guru-guru, atau petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya
bertambah luas dan mendalam. Perbedaannya yang agak jelas antara inservice-
training dan Upgrading ialah, Upgrading lebih memilki cifil-efect pada pekerjaan
atau jabatan pegawai yang di upgrade. Umpamanya: dapat menjadikan pegawai yang
tidak berwenang menjadi berwenang, berlaku untuk kenaikan tingkat atau jabatan,
dan mempertinggi pengetahuan dan keahlian.
Sebab-sebab perlunya inservice-training, Upgrading ialah suatu kenyataan bahwa karena
kebutuhan yang sangat mendesak, pemerintah mengangkat guru-guru yang tidak dipersiapkan
untuk menjadi guru sebelumnya, baik sebagai guru SD maupun sebagai guru SLP atau SLA.
Bagi mereka ini inservice-training atau Upgrading mutlak diperlukan. Inservice-
training dan Upgrading keduannya merupakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan supervisi
pendidikan modern, yang mulai mendapat perhatian di kalangan pendidikan dan pengajran di
negeri kita.

E.Penempatan Guru dan Mutasi Pimpinan Sekolah

*Penetapan Guru:

Penetapan guru adalah proses yang penting dalam sistem pendidikan di mana guru-
guru ditempatkan di sekolah-sekolah atau kelas-kelas tertentu. Proses ini melibatkan
pemilihan dan penempatan guru berdasarkan kebutuhan sekolah, kompetensi guru, dan
pertimbangan lainnya. Artikel tentang penetapan guru dapat mencakup topik-topik seperti:

1. Kriteria Penetapan: Menjelaskan kriteria dan faktor yang digunakan dalam menetapkan
guru ke sekolah atau kelas tertentu.

2. Proses Seleksi: Menggambarkan bagaimana proses seleksi guru dijalankan, termasuk


pengajuan lamaran, wawancara, dan evaluasi kinerja.

3. Penempatan yang Efisien: Bagaimana sistem penetapan guru dapat membantu dalam
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya manusia dalam pendidikan.

4. Dampak pada Kualitas Pendidikan: Menganalisis bagaimana penetapan guru dapat


memengaruhi kualitas pendidikan dan belajar siswa.

*Mutasi Pemimpin Sekolah:

Mutasi pemimpin sekolah merujuk pada perpindahan atau rotasi kepala sekolah atau
pimpinan sekolah dari satu sekolah ke sekolah lain. Ini adalah strategi yang dapat digunakan
dalam pengelolaan sekolah untuk memastikan kepala sekolah yang berpengalaman dan
berkualitas di tempat-tempat yang memerlukan kepemimpinan yang kuat. Artikel tentang
mutasi pemimpin sekolah dapat mencakup aspek berikut:

1. Tujuan Mutasi: Membahas alasan-alasan di balik mutasi pemimpin sekolah, seperti


meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tertentu.
2. Proses Mutasi: Menjelaskan bagaimana proses mutasi kepala sekolah dijalankan, termasuk
penentuan sekolah yang menjadi tujuan mutasi.

3. Dampak Mutasi: Menganalisis dampak mutasi kepala sekolah terhadap kualitas


pendidikan, budaya sekolah, dan kinerja siswa.

4. Pengelolaan Perubahan: Bagaimana sekolah dan kepala sekolah yang baru menangani
perubahan yang terkait dengan mutasi tersebut.

Anda dapat menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk menulis artikel lebih rinci
tentang salah satu topik ini sesuai dengan kebutuhan Anda.
BAB III

A. Kesimpulan

pengawas satuan pendidikan adalah seseorang yang melaksanakan tugas supervisi bukan
inspeksi dan juga seseorang yang melaksanakan kontrol. Oleh sebab itu pengawas 2
sekolah disebut supervisor pendidikan yang bermakna melakukan pembinaan. Seorang
pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Demikian
pula pemimpin pendidikan. Tentu saja, tanggung jawab seorang pemimpin berbeda beda
tingkat dan luas nya.

B. Saran

Kepada pembaca makalah ini, kami mengakui dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka kami sarankan untuk membaca referensi yang lain agar pengetahuan
mengenai Kepengawasan Dalam Pendidikan dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, C. D. (2018). Implementasi kebijakan pemerataan guru dalam meningkatkan


mutu pendidikan. Indonesian Journal of Education and Learning, 1(2), 60-69.

Ellyana, Y. (2020). The in service training in improving teachers performance in


learning process. Jurnal Pajar (Pendidikan dan Pengajaran), 4(5), 957-964.
Kamaria, A. (2021). Implementasi Kebjikan Penataan dan Mutasi Guru Pegewai
Negeri Sipil di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera
Utara. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(3), 82-96.
Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., Fitria, H., & Refika, N. (2019). Supervisi
pendidikan. Bandung: Alfabeta, 4.
Rifai, A. (2019). Administrasi dan supervisi pendidikan.
Suryana, S. (2020). Permasalahan mutu pendidikan dalam perspektif pembangunan
pendidikan. Edukasi, 14(1).
https://jurnalpost.com/permasalahan-yang-dihadapi-pengawas-sekolah/39891/
http://repository.uin-suska.ac.id/4920/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai