Anda di halaman 1dari 9

BAKAT KHUSUS DAN T

PROFESI KEPENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU: Drs Demmu Karo-Karo M,Pd.

DISUSUN OLEH:

YOSH DAVID ZEBUA (6223321034)

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Pentingnya Profesionalisasi Guru
tentang mata kuliah Profesi Kependidikan.

Penulis berterima kasih kepada Bapak Drs Demmu Karo-Karo S,Pd, M,Pd selaku
Dosen Pengampuh mata kuliah Profesi Kependidikan. Makalah Pentingnya Profesionalisasi
Guru telah disusun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih dan semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 5 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................5
1.2 Tujuan........................................................................................................................................5
1.3 Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan............................................................................................6
2.2 Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan.............................................................................6
2.3 Masalah yang sering dihadapi oleh Supervisi Pendidikan...................................................7
2.4 Solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan.................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti SD, SMP, SMA,
dapat berbentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal
sebagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga
pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
aktivitas akademik ini.
Untuk menenkankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang menjadi
lebih penting dalam proses akademik itu adalah kegiatan monitoring dan controlling atau
pengawasan seluruh komponen dan aktivitas akademik.program peningkatan mutu
pendidikan di madrasah atau sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan
pembelajaran disekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal
tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan
personil pendidikan di sekolah. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama dalam
keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinerja sebagai pengawas, sekaligus pembina
personil pendidikan yang lain.
Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
maka selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui program pembinaan secara
terus menerus, agar para guru benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai tuntutan
profesional. Salah satu cara untuk melakukaan pembinaan profesionalitas kinerja guru dalam
bidang akademik perlu diadakan kegiatan pengawasan akademik di sekolah oleh pengawas
akademik yang profesional.
Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang tergolong pokok dan penting.
Pengawasan merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah perencanaan dan
pengorganisasian.

1.2 Tujuan

 Pengertian Supervisi Pendidikan


 Tujuan Supervisi Pendidikan
 Masalah yang dihadapi Supervisi Pendidikan
 Solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan

1.3 Manfaat

 Mengetahui pengertian Supervisi Pendidikan


 Mengetahui tujuan Supervisi Pendidikan
 Mengetahui masalah yang dihadapi Supervisi Pendidikan
 Mengetahui solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Menurut para ahli
diantaranya:
1. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menyatakan
bahwa supervisi apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-
alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk
mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact
dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat.
2. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menyatakan: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
3. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi
Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi pendidikan pada umumnya dan
pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah pada khususnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana
bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana,
kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab
memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.

2.2. Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar


mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervise tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk
didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human
relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.
Berdasarkan rumusan diatas, maka kegiatan supervise pendidikan pada dasarnya
diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik.
2. Mengembang dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru dalam proses
pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai.
3. Mengembangkan kerjasama yang baik dan dalam lingkungan sekolah harmonis antara
guru dengan siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala sekolah dan seluruh
staf sekolah yang berada dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.
2.3 Masalah yang sering dihadapi oleh Supervisi Pendidikan

A. Permasalahan Supervisi Pendidikan yaitu sebaran Supervisor (Pengawas) tidak merata.


Pengawas sekolah merupakan orang-orang “super”, jumlahnya sangat terbatas.
Olehnya itu, pada beberapa daerah Pengawas Sekolah memiliki jangkauan kerja yang
sangat luas. Pada satu kabupaten, hanya terdapat satu pengawas sekolah untuk mata
pelajaran tertentu. Proporsi kerja yang besar, dapat menjadi permasalahan dalam tugas
supervisi.

B. Kompetensi Supervisor (pengawas) tidak merata


Sudah menjadi rahasia umum, bahwa masalah SDM dalam bidang pendidikan
adalah masalah klasik yang masih belum teratasi sampai saat ini. Hal ini, juga berlaku
pada Pengawas, bisa saja ada pengawas yang memiliki kompetensi namun belum
komprehensif memahami tupoksinya sebagai pengawas, atau ada pengawas yang
mengawas pada bidang studi yang tidak sesuai, hal ini dapat terjadi karena keterbatasan
jumlah SDM.

C. Kompleksitas Tugas Manajerial Seorang Kepala Sekolah


Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah, tugas supervisi pada Guru. Tugas ini
dapat melekat pada seorang kepala sekolah. Namun, kompleksitas tugas manajerial
kepala sekolah dapat mengakibatkan tugas supervisinya tidak maksimal, seperti dalam
supervisi pada pembelajaran yang di laksanakan guru-gurunya.

D. Budaya Mutu belum Terwujud


Terciptanya budaya mutu pada setiap lembaga pendidikan merupakan
dambaan setiap insan pendidikan. Sebagai contoh, misalnya guru yang akan di
supervisi masih menganggap bahwa educational supervision semata-mata hanyalah
kegiatan untuk mencari-cari kesalahan.
Meskipun pelaksanaan educational supervision di lakukan dengan
pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat supervisi, masih saja
para guru yang akan di supervisi belum mempersiapkan diri secara maksimal. Sehingga
hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan educational
supervision.

E. Permasalahan Supervisi Pendidikan berikutnya adalah unsur Subjektifitas Supervisor


masih dirasakan
Unsur subjektifitas dari supervisor sulit untuk di hilangkan. Maksudnya adalah
ada kesan bahwa bentuk supervisi yang di lakukan dapat di pengaruhi oleh Guru yang
di supervisi, misalnya akan ada perlakuan yang berbeda kepada guru-guru yang di
anggap telah senior.

F. Sering terjadi pergantian Kepala Sekolah


Sudah menjadi rahasia umum sekarang ini bahwa Jabatan Kepala Sekolah
dapat di pengaruhi iklim politik di wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
seringnya terjadi pergantian kepala sekolah. Hal ini tentu berdampak terhadap
lingkungan sekolah termasuk pelaksanaan educational supervision pendidikan,
khususnya pada keberlanjutan kegiatan atau rekomendasi/perbaikan.

G. Sarana dan Prasarana terbatas dan belum merata


Setiap proses belajar mengajar yang berhubungan dengan masalah sarana dan
prasarana, seorang guru pasti merasakan ketidak nyamanan dalam menyampaikan
materi pelajaran. Olehnya itu, maka sarana dan prasarana yang minim dapat
menggangu persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan saran-saran dari
supervisor.
Sehingga hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan.

H. Permasalahan Supervisi Pendidikan yang terkhir adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL)
belum Optimal
Masalah pokok pendidikan di Indonesia yang lain adalah konsistensi pada hal
yang baik. Bisa saja guru yang di supervisi sudah melakukan perbaikan berdasarkan
saran supervisor, namun hal itu bisa saja hanya terjadi pada saat supervisi. Setelah
supervisi selesai, guru dapat saja tetap berada dalam ‘zona nyaman’ lagi.

2.4 Solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan

A. Dilakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior


B. Pemberian motivasi kepada para guru akan pentingnya supervisi pendidikan
C. Dilakukan pembinaan oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior yang ditunjuk
D. sebagai supervisor dan membentuk tim penilai supervise
E. Dilakukan koordinasi secara intens kepada seluruh elemen sekolah
F. Mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai
G. Menerapkan disiplin terhadap tata tertib guru
H. Mengadakan evaluasi ketenagaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar
mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervise tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk
didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human
relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.
Di dalam pengembangan Pendidikan dan pengajaran terdapat masalah yang sering
dihadapi oleh Supervisi Pendidikan antara lain permasalahan supervisi pendidikan yaitu
sebaran supervisor (pengawas) tidak merata, kompleksitas tugas manajerial seorang kepala
sekolah, budaya mutu belum terwujud ,permasalahan supervisi pendidikan berikutnya adalah
unsur subjektifitas supervisor masih dirasakan, sering terjadi pergantian kepala sekolah,
sarana dan prasarana terbatas dan belum merata, dan terakhir permasalahan supervisi
pendidikan yang terkhir adalah rencana tindak lanjut (RTL) belum optimal
Ada beberapa solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan di dalam Pendidikan
yaitu dilakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior,
pemberian motivasi kepada para guru akan pentingnya supervisi pendidikan, dilakukan
pembinaan oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior yang ditunjuk sebagai supervisor
dan membentuk tim penilai supervise, dilakukan koordinasi secara intens kepada seluruh
elemen sekolah, mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai, menerapkan disiplin
terhadap tata tertib guru, dan terakhir mengadakan evaluasi ketenagaan.

3.2 Saran

Perlu adanya peningkatan kedisiplinan untuk membangun system pendidikan di


Indonesia agar terus maju.
DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo, 2023, Profesi Kependidikan, Medan: UNIMED Press.

Anis, Herman. 2021. ‘Permasalahan Supervisi Pendidikan Ditinjau Dari Supervisor,


Guru’, Herman Anis <https://hermananis.com/permasalahan-supervisi-pendidikan/>
[accessed 3 April 2023]

Azi Zurahman. 2021. ‘MAKALAH SUPERVISI


PENDIDIKAN’, Academia.edu <https://www.academia.edu/29201568/MAKALAH_S
UPERVISI_PENDIDIKAN> [accessed 3 April 2023]

Anda mungkin juga menyukai