PROFESI KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Pentingnya Profesionalisasi Guru
tentang mata kuliah Profesi Kependidikan.
Penulis berterima kasih kepada Bapak Drs Demmu Karo-Karo S,Pd, M,Pd selaku
Dosen Pengampuh mata kuliah Profesi Kependidikan. Makalah Pentingnya Profesionalisasi
Guru telah disusun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih dan semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................5
1.2 Tujuan........................................................................................................................................5
1.3 Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan............................................................................................6
2.2 Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan.............................................................................6
2.3 Masalah yang sering dihadapi oleh Supervisi Pendidikan...................................................7
2.4 Solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan.................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti SD, SMP, SMA,
dapat berbentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal
sebagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga
pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
aktivitas akademik ini.
Untuk menenkankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang menjadi
lebih penting dalam proses akademik itu adalah kegiatan monitoring dan controlling atau
pengawasan seluruh komponen dan aktivitas akademik.program peningkatan mutu
pendidikan di madrasah atau sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan
pembelajaran disekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal
tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan
personil pendidikan di sekolah. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama dalam
keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinerja sebagai pengawas, sekaligus pembina
personil pendidikan yang lain.
Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
maka selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui program pembinaan secara
terus menerus, agar para guru benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai tuntutan
profesional. Salah satu cara untuk melakukaan pembinaan profesionalitas kinerja guru dalam
bidang akademik perlu diadakan kegiatan pengawasan akademik di sekolah oleh pengawas
akademik yang profesional.
Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang tergolong pokok dan penting.
Pengawasan merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah perencanaan dan
pengorganisasian.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Menurut para ahli
diantaranya:
1. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menyatakan
bahwa supervisi apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-
alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk
mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact
dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat.
2. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menyatakan: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
3. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi
Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi pendidikan pada umumnya dan
pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah pada khususnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana
bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana,
kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab
memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.
H. Permasalahan Supervisi Pendidikan yang terkhir adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL)
belum Optimal
Masalah pokok pendidikan di Indonesia yang lain adalah konsistensi pada hal
yang baik. Bisa saja guru yang di supervisi sudah melakukan perbaikan berdasarkan
saran supervisor, namun hal itu bisa saja hanya terjadi pada saat supervisi. Setelah
supervisi selesai, guru dapat saja tetap berada dalam ‘zona nyaman’ lagi.
3.1 Kesimpulan
Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar
mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervise tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk
didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human
relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.
Di dalam pengembangan Pendidikan dan pengajaran terdapat masalah yang sering
dihadapi oleh Supervisi Pendidikan antara lain permasalahan supervisi pendidikan yaitu
sebaran supervisor (pengawas) tidak merata, kompleksitas tugas manajerial seorang kepala
sekolah, budaya mutu belum terwujud ,permasalahan supervisi pendidikan berikutnya adalah
unsur subjektifitas supervisor masih dirasakan, sering terjadi pergantian kepala sekolah,
sarana dan prasarana terbatas dan belum merata, dan terakhir permasalahan supervisi
pendidikan yang terkhir adalah rencana tindak lanjut (RTL) belum optimal
Ada beberapa solusi yang diberikan oleh Supervisi Pendidikan di dalam Pendidikan
yaitu dilakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior,
pemberian motivasi kepada para guru akan pentingnya supervisi pendidikan, dilakukan
pembinaan oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior yang ditunjuk sebagai supervisor
dan membentuk tim penilai supervise, dilakukan koordinasi secara intens kepada seluruh
elemen sekolah, mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai, menerapkan disiplin
terhadap tata tertib guru, dan terakhir mengadakan evaluasi ketenagaan.
3.2 Saran