21002080
Drs. Irsyad, M. Pd
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rendahnya motivasi guru
terkait pengawasan pendidikan menajdi sebab kurangnya keprofesionalan guru” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada bidangstudi/mata kuliah Pengawasan Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang tata kelola pemerintahan yang bersih,
demokratis dan mengutamakan public.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Irsyad, M.Pd., selaku dosen bidang
studi/mata kuliah Pengawasan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan danwawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari katasempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis nantikan demikesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang............................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................1
C. Tujuan penulisan........................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. saran...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka....................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan sautu sistem yang terdiri dari dari beberapa komponen untuk
mencapai tujuan pendidikan. Salah satu komponennya yaitu pengawasan sekolah/pengawas
pendidikan. Pengawasan pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana
memmbina sumber daya manusia yang ada pada pelaksanaan pendidikan (guru) untuk ditata
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan bersama dan dijalankan oleh
pengawas pendidikan dan kepala sekolah.
Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengawas, tim pengawas dan kepala sekolah
mengalami beberapa kendala. Pandangan guru terhadap pengawasan cenderung negatif yang
mengasumsikan bahwa pengawasan guru merupakan model pengawasan yang menekan
kebebasan guru dalam menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sikap
pengawas yang otoriter, hanya mencari kesalahan guru dan menganggp lebih tinggi daripada
guru karena jabatannya. Dan juga guru senior cenderung menganggap pengawasan guru
merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan
dan pengalaman yang lebih. Hal ini menjadi problem bagi pengawas untuk melakukan
pengawasan terhadap guru karena tidak mendapat respon dari gur tersebut.
Seharusnya guru sangat antusias dalam kegiatan pengawasan ini agar guru dapat
meningkatkan keprofesionalannya dan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi
lebih baik lagi sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada latar belakang maka dapat
diketahui rumusan masalah yaitu :
1
3. Apa kendala yang dihadapi pengawas dalam proses pengawasan kinerja guru ?
4. Apa yang menyebabkan kurangnya motivasi guru dalam pengawasan terhadap
kinerja guru ?
5. Bagaimana solusi untuk meningkatkan motivasi guru terhadap pengawasan guru
disekolah
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Posisi dan peran guru
Posisi dan Peran Guru Posisi dan peran guru sangat strategis, apalagi dikaitkan dengan
konsep pendidikan berbasis lingkungan dalam proses pembelajaran, karena itu guru harus
menempakan diri sebagai:
sekolah, kinerja guru- guru dan kinerja seluruh staf sekolah, pengawasan kepala sekolah ini
dilakukan agar setiap guru-guru mampu menjaga ritme proses pembelajaran di kelas sehingga
kinerja yang ditampilkan guru-guru sesuai dengan tuntutan pembelajaran dan kurikulum yang
ditetapkan melalui berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pengawas. Sedangkan tujuan lain
dari pengawasan adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha
4
kearah perbaikan belajar dan mengajar ditunjukkan kepada pencapaian tujuan akhir dari
menghilangkan anggapan tentang adanya mata pelajaran atau bidang studi penting
atau tidak penting, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan mencapai
belajarnya.
5. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokrat.
pendidikan.
Seorang pengawas juga harus mampu melihat dan menyadari hal-hal yang
berhubungan dengan tugasnya sebagai pengawas. Kesadaran inilah yang dapat digunakan
5
C. Kendala pengawas dalam melakukan pengawasan terhadap guru
Pengawasan guru dalam hal ini tidak bisa terlepas dari penilaian terhadap unjuk kerja
Kepala Sekolah dan Guru dalam kegiatan mengelola pembelajarannya sehingga menjadikan
Kepala Sekolah dan Guru yang professiona profesionalisme guru dapat dilihat dari
kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi
kemampuan merencanakan, melakukan, melaksanakan evaluasi pembelajaran dan memiliki
rasa tanggung jawab pada komitmen pendidikan.
Dalam kenyataan di lapangan, dari 3,9 juta guru yang ada saat ini, masih terdapat 25%
guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik, dan 52% guru belum memiliki
sertifikat profesi. Di sisi lain, seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki
standar kompetensi yang mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Uraian diatas menyatakan bahwa tuntutan Kepala Sekolah dan Guru yang
profesional di lembaga pendidikan kini tidak dapat dihindari, karena kerja penyelenggaraan
pendidikan semakin kompleks dan tidak hanya aspek administrasi tetapi juga aspek
manajerial.
Oleh karena itu, diperlukan adanya supervisi akademik yang berfungsi untuk mengurai
problematika kompetensi kepala sekolah dan profesionalisme guru. Seperti yang tertera pada
Permendikbud No 15 Tahun 2018 yang menyebutkan supervisi pendidikan berfungsi untuk
memberikan pengawasan, pembimbingan, dan pelatihan profesional terhadap Guru ekuivalen
dengan pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan dan juga merencanakan,
mengevaluasi, dan melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan
pembimbingan terhadap Guru dan Kepala Sekolah di sekolah binaannya dalam pemenuhan
beban kerja.
6
menemukan permasalahan untuk diupayakan peningkatan kualitasnya secara berkelanjutan.
Supervisor lebih berperan sebagai fasilitator untuk terjadinya pengembangan keprofesionalan
guru secara berkelanjutan tersebut.
Disamping itu menumbuhkan motivasi guru yang sangat tinggi untuk selalu
meningkatkan keprofesionalannya (Sabandi, 2013) Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai
supervisor, pengawas dan kepala sekolah mengalami beberapa kendala. pandangan guru
terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan
model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan
pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti sikap otoriter, hanya mencari
kesalahan guru dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya. Dan juga guru senior
cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap
bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.(Gunawan Imam, n.d.). Hal
inimenjadi problem bagi supervisor untuk melakukan pengawasan kepada guru karena tidak
mendapat respon dari guru tersebut. Seharusnya guru sangat antusias dalam untuk di
supervisi agar guru dapat meningkatkan keprofesionalannya dan juga dapat meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
secaramaksimal. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menyampaikan bagaimana
alternatif dalam memecahkan masalah dalam pelaksanaan supervisi pendidikan terkait
dengan sumber daya guru tersebut.
7
Kepala sekolah diharapkan memahami dan mampu melaksanakan supervisi karena
keterlibatan guru sangat besar mulai dari tahap perencanaan sampai dengan analisis
keberhasilannya. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru ialah melalui proses
pembelajaran dan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan secara terus menerus agar dapat melaksanakan fungsinya secara profesional.
Pelaksanaan supervisi yang diasumsikan merupakan pelayanan pembinaan guru diharapkan
dapat memajukan dan mengembangkan pengajaran agar guru dapat mengajar dengan baik
dan berdampak pada belajar siswa, serta guru pada dasarnya tidak membenci supervisi, tetapi
tidak suka terhadap gaya supervisor. (Gunawan Imam, n.d.).
Jadi agar pelaksanaan supervisi dan pendidikan dapat berjalan dengan baik maka kepala
sekolah dan juga supervisor harus melibatkan guru dalam perencanaan pelaksanaan supervisi
agar guru dapat mengetahui manfaat supervisi baginya, dan juga gaya supervisor yang tidak
otoriter sehingga dengan begitu guru tidak memandang negatif supervisi dan semakin
termotivasi dalam meningkatkan keprofesionalannya, dengan begitu dapat berkembangnya
pembelajaran tercapainya tujuan pendidikan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan terkait sumber daya guru di
sekolah adalah rendahnya motivasi guru untuk di supervisi karena guru cenderung
memandang negatif supervisi yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model
pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat
dan juga guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu
karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih, jadi
disini di 4 perlukan peran kepala sekolah dalam memahami dan melaksanakan supervisi
pendidikan secara efektif.
B. Saran
Kepala sekolah dan supervisi harus melibatkan guru dalam perencanaan pelaksanaan
supervisi pendidikan sehingga guru tidak memandang negatif supervisi dan termotivasi dalam
mengembangkan keprofesionalannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, S. (2013). Supervisi pendidikan. Tadris Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Islam,
1(1), 1–18. Retrieved from
http://stitmatuban.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/TD1.3- Supervisi-Pendidikan-H.-
Sutrisno-Rahmat.pdf
10