Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

POKOK-POKOK SUPERVISI PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah

“Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen Pendidikan”

Dosen Pengampu :

Muhammad Adli Nurul Ihsan, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 11 :

Yasna Syifa 200101070221

Zulaikha 200101070239

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ANTASARI BANJARMASIN

2021/1442 H

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan kemudahan bagi kami dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad
saw. yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt. atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah
“Pokok-pokok Supervisi Pendidikan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Kami ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami, khususnya Bapak Muhammad Adli Nurul Ihsan, S.Pd.I., M.Pd.I,.
Selaku Dosen Mata Kuliah “Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen Pendidikan”

Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun materi, kami
memohon maaf. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Banjarmasin, 1 Juni 2021

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................................iii
BAB I ........................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................................ 2
A. Pengertian Supervisi Pendidikan .................................................................................................................... 2
B. Tujuan Supervisi Pendidikan .......................................................................................................................... 4
C. Fungsi Supervisi Pendidikan ........................................................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup dan Teknik Supervisi Pendidikan ........................................................................................... 6
BAB III ....................................................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan dapat berbentuk kegiatan
akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal sebagai kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga pendidikan.Keberhasilan atau
kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada aktivitas akademik ini. Untuk
menenkankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang menjadilebih penting
dalam proses akademik itu adalah kegiatan monitoring dan controlling atau pengawasan seluruh
komponen dan aktivitas akademik program peningkatan mutu pendidikan di madrasah atau
sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan pembelajaran disekolah berlangsung
dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna hal tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang
dengan adanya upaya peningkatan kemampuan personil pendidikan di Madrasah atau sekolah.
Kepala madrasah sebagai penanggung jawab utama dalam keberhasilan sekolah perlu
meningkatkan kinerja sebagai pengawas, sekaligus pembina personil pendidikan yang lain.
Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan maka
selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui program pembinaan secaraterus
menerus, agar para guru benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai tuntutan professional.
Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang tergolong pokok dan penting. Pengawasan
merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah perencanaan dan pengorganisasian.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Supervisi Pendidikan ?
2. Apa tujuan Supervisi Pendidikan ?
3. Apa saja fungsi Supervisi Pendidikan ?
4. Jelaskan ruang lingkup dan teknik dari Supervisi Pendidikan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Supervisi Pendidikan.
2. Mengetahui tujuan Supervisi Pendidikan.
3. Mengetahui fungsi Supervisi Pendidikan.
4. Mengetahui ruang lingkup dan teknik dari Supervisi Pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara bahasa istilah Supervisi berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua akar kata,
yaitu super yang artinya “di atas”, dan vision yang mempunyai arti “melihat”. Maka secara
etimologis supervisi dapat diartikan “melihat dari atas”. Sehingga supervisi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih
tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru 1
Terdapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, bahkan dalam
pelaksanaanya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut,
antara lain, pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan
untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan
dimaksudkan untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan.
Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu
diperbaiki dalam satu pekerjaan. Memahami deskripsi tersebut sebenarnya istilah- istilah semacam
itu identik dengan supervisi sehingga wajar kalau penggunaanya sering dipertukarkan 2
Adapun devinisi supervisi pendidikan antara lain adalah:
1) Menurut M. Ngalim Purwanto, Supervisi Pendidikan mempunyai pengertian yang
luas, yaitu segala sesuatu bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personil sekolah lainnya di dalam
mencapai tujuan – tujuan , pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, kesempatan
bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan dalam
usaha dan pelaksanaan pembaharuan – pembaharuan dalam pendidikan dan
pengajaran, pemilihan alat – alat pelajaran dan metode– metode mengajar yang
lebih baik, cara – cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain: Supervisi pendidikan adalah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 3

1 Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 17.
2 Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,2012), 239.
3 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 76.

2
2) Ibrahim Bafadal, mengatakan bahwa supervisi pendidikan tidak identik dengan
penilaian terhadap guru. Dalam kegiatan supervisi pendidikan memang terdapat
kegiatan pengukuran terhadap unjuk kerja guru. Namun tujuannya bukan untuk
menilai guru semata, melainkan untuk mengetahui keterbatasan – keterbatasan
kemampuannya dalam rangka meningkatkan kemampuannya. 4
3) Menurut Haris dan Benssent mendefinisikan supervisi sebagai suatu tindakan
administrative yakni:”Supervisi adalah apa yang dilakukan personalia sekolah
dengan orang dewasa dan barang-barang dengan maksud untuk memelihara atau
merubah penyelenggaraan sekolah agar supaya secara langsung dapat
mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan pengajaran pokok sekolah”5
4) Menurut Daryanto dan Mohammad Farid mengatakan supervisi adalah suatu
aktivitas proses pembimbingan dari pihak atasan kepada para guru dan para
personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar peserta didik, untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar agar para peserta didik dapat belajar secara
efektif dan efisien dengan prestasi dan mutu belajar yang semakin meningkat.
Sedangkan yang melakukan aktivitas supervisi di sekolah tersebut adalah kepala
sekolah (sebagai supervisor).6

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada


hakikatnya supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi
guru- guru. Bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional,
sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar murid – murid.

Ditinjau dari objek yang disupervisi ada tiga macam supervisi, yaitu:

4 Ibrahim Bafadal , Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 72.
5 Harris dan Benssent, Supervisory Behavior in Education. Second Edition, Prentice Hal, Inc: Englewood Cliffs: New
Jersey, 1971, 31.
6 Daryanto dan Mohammad Farid, KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH, (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2013),

180.

3
a. Supervisi Akademik, yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-
masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
b. Supervisi Administrasi yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksannya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan supervisor
pada aspek-aspek yang berada di seluruh sekolah. Jika supervisi akademik dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk
meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

B. Tujuan Supervisi Pendidikan


Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi ialah
memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada
gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa7. Dengan demikian jelas bahwa tujuan
supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa,
bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.
Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi ialah
1. Membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.
2. Membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.
3. Membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat.
4. Ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah. 8
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha.
Sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada
situasi berikutnya. Sebagai contoh guru yang berkeinginan membentuk anak didiknya
menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar
yang dapat mengembangkan kecerdasan.
2. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal yang
terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya jika seorang pendidik bertujuan agar anak

7 Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 19.
8 Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009) , h. 4

4
didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia. Tentu menekannya disini adalah
deskripsitentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkan tersebut.
3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan yang lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan
yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan
kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia disbanding yang lainnya, semua
ini terlihat apabila berdasarkan dengan nilai-nilai tertentu. 9
Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya supervisi adalah
untukmmengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara membantu guru-
guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan pribadi anak secara maksimal
C. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi
belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka Piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi
supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
2. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota staf
8. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.10
Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja secara efektif, maka
kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri dari:
1. Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
2. Penilaian

9Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Manjadi Supervisi Pendidikan. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. 2011. Hal. 21-23
10Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), h.21

5
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar
yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan
standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah,
serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
3. Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan
tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara
membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.
4. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-
cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat dilakukan
denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi individual
dan kelompok, serta kunjungan sepervisi11.

D. Ruang Lingkup dan Teknik Supervisi Pendidikan


Supervisi tertuju pada perkembangan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini supervisi dapat dilakukan melalui dorongan,
bimbingan dan pemberian kesempatan. Adapun ruang lingkup supervisi pendidikan yaitu:
1. Supervisi Bidang Kurikulum
Bidang kurikulum menjadi ini karena proses belajar mengajar adalah kegiatan utama
sekolah12. Kurikulum merupakan hal yang harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai
pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang
sangat strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik proses
maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksanaan pendidikan, baik supervisor, guru maupun peserta
didik sangat berkepentingan dan akan terkena dampak langsung dari setiap perubahan
kurikulum13.
2. Supervisi Bidang Kesiswaan

11 Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Manjadi Supervisi Pendidikan. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. 2011. Hal. 23
12 Jamal, Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah,(Cet.1;Jogjakarta:Diva Press,2012)., h.39
13 E. Mulyasa,Kurikulum Yang Sempurna,(Cet.1; Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2006).,h.4

6
Bidang kesiswaan menjadi penting karena tujuan pendidikan adalah melahirkan siswa-siswi
yang kreatif, mandiri, kompetitif. Sehingga pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa yang diperlukan. Bidang kesiswaan menjadi dominan karena tangan gurulah
pembelajaran dipertaruhkan 14.
Hal-hal pokok yang harus disupervisi terhadap siswa
a. Motivasi belajar siswa
b. Tingkat kesulitan yang dialami siswa
c. Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ektra kurikuler
d. Pengembangan organisasi siswa
e. Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa
f. Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
g. Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah 15
3. Supervisi Bidang Kepegawaian
Tujuan supervisi bidang kepegawaian berbeda dengan sumber daya manusia pada konteks
bisnis, di dunia pendidikan tujuan supervisi bidang kepegawaian lebih mengarah pada
pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk sumber daya manusia yang handal,
produktif, kreatif, dan berprestasi16. Selain itu dalam bidang kepegawaian atau personalia
pendidikan islam bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan islam secara efektif
dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. Namun tetap dalam kondisi yang
menyenangkan17.
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru yaitu18:
a. Masalah wawasan dan kemampuan
b. Masalah kehadiran dan aktivitas guru
c. Masalah persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran,
program tahunan, program semster, program satuan pelajaran sampai dengan persiapan
mengajar harian atau perencanaan pengajaran.
d. Masalah pencapaian target kurikuler dan ektra kulikuler

14
Jamal, Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah,(Cet.1;Jogjakarta:Diva Press,2012)., h.39
15 Ickom,blogspot.sg/2016/04.ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html, dikutip pada hari Rabu, 2 Juni 2021
16 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,(Cet.IV;Bandung: Alfabetha,2013).,h.231
17 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam; Konsep, Strategi, Dan Aplikasi, (Cet.1;Tulungagung:Teras,2009).,h.67
18 Ickom,blogspot.sg/2016/04.ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html, dikutip pada hari Rabu, 2 Juni 2021

7
e. Masalah kerja sama guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tata usaha dan dengan
kepala sekolah
f. Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
g. Masalah kemampuan belajar siswa
4. Supervisi Bidang Sarana dan Prasarana
Sekolah menyediakan sarana untuk pengembangan rasa, piker, dan raga siswa, seperti masjid,
perpustakaan, laboratorium, internet, dan tempat olaraga. Tanpa sarana yang baik sekolah sulit
melahirkan keluaran yang kompoten. Sarana merupakan media atau alat untuk belajar agar
pendidikan berjalan efektif. Sarana sekolah diperlukan untuk keseimbangan perkembangan
fisik dan psikis siswa19.
Sarana dan prasarana seperti ruang gedung yang representative, labotorium, lapangan olaraga,
taman bunga dan lainnya membuat suasana belajar yang menyenangkan, sejuk, damai, dan
penuh semangat. Jika saranaya terbatas maka skill siswa tidak dapat dikembangkan dengan
baik20.
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap sarana fisik beberapa diantaranya :21
a. Ketersedian ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, ruang praktik ibadah, aula, dan
lainnya
b. Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut
c. Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku teks penunjang
d. Pemanfaatan dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya.
5. Supervisi Bidang Keuangan
Biaya menempati posisi yang sangat penting dalam proses pendidikan. dipastikan bahwa
lembaga pendidikan yang bagus ditopang oleh biaya yang memadai. Setiap lembaga
pendidikan membtuhkan dana untuk menopang proses pendidikan, mulai dari biaya rutin,
biaya kegiatan hingga biaya perawatan atau perbaikan22.
Dalam bidang pendanaan dan keuangan pendidikan merupakan aktivitas utama yang harus
dilakukan oleh mereka yang bertanggunjawab dalam bidang perolehan pendapatan,
pemanfaatan dan pertangungjawaban dana 23. Keuangan menjadi ruh lembaga karena program

19
Jejen, Musfah, Manajemen Pendidikan;Teori, Kebijakan dan Praktik,(Cet.1;Jakarta: Prenadamedia Group,2015).,h.228
20
Ibid.,h.39-40
21 Ickom,blogspot.sg/2016/04.ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html, dikutip pada hari Rabu, 2 Juni 2021
22 Jejen,Musfah,Op.cit.,h.220
23 A.L.Hartani, Manajemen Pendidikan, (Cet.1;Samarinda: Laksbang PRESSindo, 2011)., h.156

8
harus didukung oleh sumber keuangan yang memadai, baik untuk menggaji guru, karyawan,
manajemen, mengadakan kegiatan, maupun untuk melengkapi sarana dan prasarana 24.
6. Supervisi Bidang Humas
Artinya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antar sekolah
dengan masyarakat untuk berusaha untuk menanamkan pengertian warga tentang kebutuhan
dari karya pendidikan serta pendorong dan minat dan tanggungjawab masyarakat dalam usaha
memajukan sekolah. Untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan jalan komunikasi yang baik
dan luas secara timbal balik 25.
Humas dibutuhkan untuk sosialisasi program dan prestasi sekolah kepada masyarakat juga
untuk menetralisasi berita-berita negatif yang terkadang dihembuskan oleh pihak luar 26.
7. Supervisi Bidang Ketatausahaan
Di bidang tata usaha sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifattulis menulis disekolah, agar proses belajar mengajar semakin
efektif dan efesien untuk membatu tercapaianya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Tiada kegiatan yang tak lupa ditulis atau diketik, diproses, digandakan, dan sebagainya. Juga
pembuatan format-format supervisi, undangan rapat, dan penempelan pengguna atau instruksi
dan sebagainya27
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan seluruh stafnya: 28
a. Masalah administrasi sekolah
b. Masalah data dan statistik sekolah
c. Masalah pembukuan
d. Masalah surat menyurat dan kearsipan
e. Masalah rumah tangga sekolah
f. Masalah pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
g. Masalah laporan sekolah dan lainnya.

24 Jamal,Ma’mur Asmani,Op.Cit., h.40


25 Sri Minarti,Op.Cit.,h.280-282
26 Jamal,Ma’mur Asmani,Op.Cit., h.40
27 Ary H. Gunawan, Adminsitrasi Sekolah;Adminstasi Pendidikan Makro,(Cet.1;Jakarta:PT Rineka Cipta,1996).,h.172-173
28 http://kejuruan.net/2016/04/ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html. dikutip pada hari Rabu, 2 Juni 2021

9
Ruang lingkup supervisi dalam tujuan bidang ini mengaruskan supervisor mempelajari semua
bidang ini tanpa terkecuali. Sebab, melakukan supervisi tanpa memahami bidang yang disupervisi
tidak efektif, karena tidak jelas, semua bidang ini disupervisi karena satu dengan yang lain saling
berkaitan, sehinggam nejadi satu sistem yang terpadu yang tidak bisa dipisahkan.
Ada beberapa metode dan teknik supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode
tersebut dibedakan antara yang bersifat individual dan kelompok.
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu
yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor atau pengawas hanya
berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi
yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas,
pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.
2. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan
pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi. Teknik supervisi
kelompok ada beberapa diantaranya adalah: Kepanitiaan-kepanitiaan, Kerja kelompok,
Laboratorium kurikulum, Baca terpimpin, Demonstrasi pembelajaran, Darmawisata, Diskusi
panel, Organisasi professional, Pertemuan guru, Lokakarya atau konferensi kelompok. 29

29 Purwanto, Ngalim. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sergiovanni

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa istilah Supervisi berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua akar kata,
yaitu super yang artinya “di atas”, dan vision yang mempunyai arti “melihat”. Maka secara
etimologis supervisi dapat diartikan “melihat dari atas”. Sehingga supervisi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih
tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Ditinjau dari objek yang disupervisi
ada tiga macam supervisi, yaitu: Supervisi Akademik, Supervisi Administrasi, Supervisi Lembaga.

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya supervisi adalah


untukmmengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara membantu guru-
guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi
belajar mengajar.
Adapun ruang lingkup supervisi pendidikan yaitu:
1. Supervisi Bidang Kurikulum
2. Supervisi Bidang Kesiswaan
3. Supervisi Bidang Kepegawaian
4. Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana
5. Supervisi Bidang Keuangan
6. Supervisi Bidang Humas Dan
7. Supervisi Bidang Ketatausahaan.

B. Saran
Supervisi pendidikan sangat penting bagi lembaga pendidikan tanpa adanya tersebut,
lembaga pendidikan tidak berjalan dengan baik. Maka dari itu kita sebagai generasi penerus
sebagai pemimpimpin di harapkan dapat mengaplikasikan supervisi pendidikan agar sekolah
yang kita pimpin berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Dan kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karna itu kami berharap agar pembaca sekalian dapat lebih
memperdalam lagi tentang Supervisi Pendidikan di refense-referensi lain.

11
DAFTAR PUSTAKA
A Sahertian, Piet. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Bafadal , Ibrahim. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2005)
Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta:
GAVA MEDIA, 2013)
Gunawan, Ary H. Adminsitrasi Sekolah;Adminstasi Pendidikan Makro,(Cet.1;Jakarta:PT Rineka
Cipta,1996)
Harris dan Benssent, Supervisory Behavior in Education. Second Edition, Prentice
Hartani,A.L.. Manajemen Pendidikan, (Cet.1;Samarinda: Laksbang PRESSindo, 2011)
http://kejuruan.net/2016/04/ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html.
Ickom,blogspot.sg/2016/04.ruang-lingkup-supervisi-pendidikan.html
Inc: Englewood Cliffs: New Jersey, 1971
Jamal, Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah,(Cet.1;Jogjakarta:Diva
Press,2012)
Made,Pidarta Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009)
Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,2012)
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Manjadi Supervisi Pendidikan. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
2011.
Mulyasa, E.,Kurikulum Yang Sempurna,(Cet.1; Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2006)
Musfah,Jejen, Manajemen Pendidikan;Teori, Kebijakan dan Praktik,(Cet.1;Jakarta: Prenadamedia
Group,2015)
Ngalim Purwanto, M. Administrasi dan Supervisi pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005)
Purwanto, Ngalim. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sergiovanni
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam; Konsep, Strategi, Dan Aplikasi, (Cet. 1;Tulungagung
:Teras, 2009)
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,(Cet.IV;Bandung:
Alfabetha,2013)

12

Anda mungkin juga menyukai