Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


" Psikologi Pembelajaran "

Oleh :

INDRAWATY ADDAS 1625044016


WEEL HALMINA 1625044017
ISMAULIDA ULMA 1625044018

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
SUPERVISI PENDIDIKAN yang merupakan salah satu penyelesaian tugas
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki sungguh terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini kedepannya.

Akhirnya kami berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan menjadi ibadah.

Makassar, 29 Desember 2016

PENULIS

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A.Latar Belakang ................................................................................................ 1

B.Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C.Tujuan Makalah ............................................................................................... 2

C.Manfaat Makalah ............................................................................................. 2

BAB II ................................................................... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN ................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Definisi Dari Supervisi Pendidikan ............... Error! Bookmark not defined.

B. Fungsi Dan Tujuan Supervisi Pendidikan .......................................................6

C. Sasaran, Prinsip, Tipe, Teknik, Dan Mekanisme Pelaksanaan Supervisi


Pendidikan ...................................................................................................... 8

D. Bagaimana Prosedur Supervisi Pendidikan ................................................... 14

E.Perilaku-Perilaku Etik Yang Perlu Dimiliki Supervisor Pendidikan .............. 17

BAB III ................................................................................................................. 20

PENUTUP ............................................................................................................. 20

Kesimpulan ......................................................................................................... 20

Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan
untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuangdalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut
salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyuarakat.[1] Untuk menjalankan
supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungandengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan
pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala
sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah
dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai pengertian
supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, fungsi supervisi pendidikan,
prinsip dasar supervisi dan tipe-tipe supervisi pendidikan.

1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, rumusan masalah yang akan dijawab
dalam makalah ini dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan, antara lain :
1. Apa Definisi Dari Supervisi Pendidikan
2. Bagaimana Fungsi Dan Tujuan Supervisi Pendidikan
3. Apa Saja Sasaran, Prinsip, Tipe, Teknik, Dan Mekanisme Pelaksanaan
Supervisi Pendidikan
4. Bagaimana Prosedur Supervisi Pendidikan
5. Bagaimana Perilaku - Perilaku Etik Yang Perlu Dimiliki Supervisor
Pendidikan

3. Tujuan Pembuatan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :

1. Mampu mendefinisikan Supervisi Pendidikan


2. Mampu menjelaskan Fungsi Dan Tujuan Supervisi Pendidikan
3. Mampu menjelaskan Apa Saja Sasaran, Prinsip, Tipe, Teknik, Dan
Mekanisme Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
4. Mampu menjelaskan Prosedur Supervisi Pendidikan
5. Mampu menjelaskan Perilaku - Perilaku Etik Yang Perlu Dimiliki
Supervisor Pendidikan

4. Manfaat Pembuatan Makalah


Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara menerapkan Supervisi Pendidikan yaitu sebagai
bahan refleksi dalam mengajar dan pembelajaran di dunia nyata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. SUPERVISI PENDIDIKAN
Secara morfologis Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu
super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan,
dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas,
pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan
kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan
supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung
unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Secara sematik Supervisi pendidikan
adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar
dan belajar pada khususnya.
- Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-
petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran.
- Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran
dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi
dlm masyarakat demokrasi modern.

3
- Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai
kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan
proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus
diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan
mutu pendidikan
- Menurut Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan
sebagai berikut : Supervision is assistance in the development of a better
teaching learning situation.
- Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada
guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran,
pembelajaran dan kurikulum.
- Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam
melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar
menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda. God Carter
melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
Boardman.
Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dalam masyarakat
modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk
perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Kimball Wiles
beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat
penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik. Ross L
memandang supervise sebagai pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto (1987) memandangkan sebagai
pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan,
pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi,
pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang

4
dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-
hal yang ada dibawahnya.
Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa dalam arti melihat
untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur.
Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1. Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana
mestinya
2. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan
sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan
Pengawasan adalah Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga
merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi.
Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya)
untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan
untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih negatif untuk
diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif untuk
ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah
pembinaannya
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan
disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam
pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas
ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap
provinsi.

5
Mulyasa (2006) supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi
modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan
kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif
untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN


2.1. Fungsi Supervisi Pendidikan
Dalam pelaksanaannya supervisor pendidikan perlu memahami fungsi-
fungsi supervisi yang merupakan tugas pokok sebagai supervisor
pendidikan. Fungsi-fungsi utama supervisi pendidikan adalah sebagai
berikut:
a) Menyelenggarakan Inspeksi
Sebelum memberikan pelayanan terhadap guru, supervisor perlu
mengadakan inspeksi terlebih dahulu. Inspeksi tersebut dimaksudkan
sebagai usaha mensurvai seluruh sistem pendidikan yang ada, guna
menemukan masalah-masalah, kekurangan-kekurangan, baik pada guru,
murid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidikan, metode mengajar,
maupun perangkat lain di sekitar keadaan proses belajar mengajar.
Sebagai fungsi supervisi, inspeksi harus bersumber pada data yang aktual
dan tidak pada informasi yang sudah kadaluwarsa.
b) Penelitian Hasil Inspeksi Berupa Data
Data tersebut kemudian diolah untuk dijadikan bahan penelitian. Dengan
cara ini dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai

6
keperluan penyelenggaraan pemberian bantuan kepada guru, sehingga
supervisi dapat berhasil dengan memuaskan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan supervisi
sekurang-kurangnya adalah:
1) Menemukan masalah yang ada pada situasi belajar mengajar
2) Mencoba mencari pemecahan yang diperkirakan efektif
3) Menyusun program perbaikan
4) Mencoba cara baru, dan
5) Merumuskan pola perbaikan yang ada standar untuk pemakaian yang
lebih luas.
c) Penilaian
Kegiatan penilaian berupa usaha mengetahui segala fakta yang
mempengaruhi segala fakta yang mempengaruhi kelangsungan persiapan,
penyelenggaraan dan hasil pengajaran.
d) Latihan
Berdasarkan hasil penelitian dan kemudian diadakan latihan. Pelatihan ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya
perbaikan dan atau peningkatan. Hal inipun bisa sebagai pemecahan atas
masalah-masalah yang dihadapi. Pelatihan ini dapat berupa lokakarya,
seminar, demonstrasi mengajar, simulasi, observasi, saling mengunjungi
atau cara lain yang dipandang efektif.
e) Pembinaan
Pembinaan atau pengembangan merupakan lanjutan dan kegiatan
memperkenalkan cara-cara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat agar guru-guru mau
menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil penemuan
penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-guru memecahkan
kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.
2.2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
yang baik. N.A. Ametembun (1981:28) merumuskan tujuan-tujuan

7
supervisi pendidikan dengan memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya
khusus, sehingga dapat membantu mencari dan menentukan kegiatan
supervisi yang lebih efektif. Adapun tujuan-tujuan itu adalah:
a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan
pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
efektif.
c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis
terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan mengajar belajar,
serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga
sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif,
serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
e. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya
secara maksimal dalam bidang profesinya (keahlian) meningkatkan
achievement motive
f. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada
masyarakat dalam pengembangan program-program pendidikan.
g. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi
aktivitasnya dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan
peserta didik, dan
h. Mengembangkan esprit de corps guru-guru, yaitu adanya rasa
kesatuan dan persatuan (kolegialitas) antar guru-guru.

3. SASARAN, PRINSIP, TIPE, TEKNIK, DAN MEKANISME


PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN
3.1. Sasaran Utama
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah
peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 &
1995).

8
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam
bentuk supervisi:
1. Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses
mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi
yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang
berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya:
Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
3.2. Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang
disupervisi.
2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnya.
4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional,
bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan,
kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak
tergantung pada kepala sekolah

9
Prinsip-prinsip Supervisi secara umum :
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan
kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan
mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya
bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa
dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan
dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan
balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.
Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang
disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan
sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh
supervisor.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya
mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang
disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan
agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan
pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang
dimiliki.
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak
hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat,
berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip
supervisi sebagai berikut; (a) supervisi harus dilaksanakan secara
demokratis dan kooperatif, (b) supervisi harus kreatif dan konstruktif, (c)
supervisi harus scientific dan efektif, (d) supervisi harus dapat memberi
perasaan aman pada guru-guru, (e) supervisi harus berdasarkan kenyataan,
(f) supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru
untuk mengadakan self evaluation

10
Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah
yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan
supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari
para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor-guru, maupun di
dalam proses pelaksanaan supervisi.
3.3. Tipe Tipe Supervisi
Tipe tipe supervise pendidikan terdiri atas 5 Jenis yaitu :
1. Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model
kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari
kesalahan orang lain, bertindak sebagai Inspektur yang bertugas
mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk
mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah
sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh
atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada
supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya
tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar
sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan
metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan
kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik,
meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang
disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi
kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini
mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat
awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai
mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak

11
tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan
arah yang pasti.
4. Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang
positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan
latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya
kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka
mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing
oleh atasannya.
5. Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan
kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang
pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau
didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing.
3.4. Teknik Teknik Supervisi
Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok (group
techniques), maupun secara perorangan (individual techniques) ataupun
dengan cara langsung / bertatap muka, dan cara tak langsung /melalui media
komunikasi (visual, audial, audio visual). Beberapa teknik supervisi yang
dapat digunakan supervisor pendidikan antara lain:
1. Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran
tentang kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan
masalah-masalah khusus yang dihadapi guru.
3. Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah, biasanya untuk
membicarakan masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan
dan/atau peningkatan mutu pendidikan.
4. Kunjungan antar kelas atau antar sekolah (universitas) merupakan
suatu kegiatan yang terutama untuk saling menukarkan pengalaman

12
sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha-usaha perbaikan dalam
proses belajar mengajar.
5. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja
kepala sekolah serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan
guru dan sebagainya. Pertemuan-pertemuan tersebut dapat dilakukan
oleh masing-masing kelompok kerja, atau gabungan yang terutama
dimaksudkan untuk menemukan masalah, mencari alternatif
penyelesaian, serta menerapkan alternatif masalah yang tepat.
Secara singkat gambaran tentang berbagai cara pelaksanaan pembinaan dan
pelayanan profesional kepada guru adalah sebagai berikut:
- Teknik perseorangan
1. Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) Yang
dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru
yang sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong.
2. Mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan
ke sebuah kelas untuk mencermati situasi/peristiwa yang sedang
berlangsung di dalam kelas.
3. Mengadakan wawancara : dilakukan apabila supervisor
menghendaki jawaban dari individu tertentu.
- Teknik kelompok
1. Mengadakan pertemuan/rapat ( meeting ) Dalam kegiatan ini
Supervisor dapat memberikan pengarahan ( directing ),
pengkoordinasian ( coordinating ) dan mengkomunikasikan (
comunicating ) segala informasi kepada guru/staf .
2. Mengadakan diskusi kelompok ( group discusion )
3. Mengadakan penataran (in service training)
4. Seminar
3.4. Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
a. Tahap penysunan program supervisi.
Program tersebut meliputi program tahunan dan program semester (
terlampir ).

13
b. Tahap persiapan, yang perlu dipersiapkan :
- Format/instrumen supervisi.
- Materi pembinaan/supervisi.
- Buku catatan .
- data supervisi/pembinaan sebelumnya.
c. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan .
d. Tahap tindak lanjut : Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil
temuan pada saat supervisi.

4. PROSEDUR SUPERVISI PENDIDIKAN


a. Observasi kelas
observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan
supervisi pembelajaran Karen dapat melihat kegiatan guru, murid dan
masalah yang timbul.
1. Perancanaan
Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu
semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari
jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu
dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.
2. mekanisme observasi
a. persiapan yang diperhatikan :
- guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan
mengadakan observasi
- kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa
yang dioservasi
b. sikap observasi di dalam kelas
- memberikan salam kepada guru yang mengajar
- mencari tempat duduk yang tidak mencolok
- tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas
- mencatat setiap kegiatan
- bila ada memakai alat elektronika : tape recorder, kemera

14
- mempersiapkan isian berupa check list
c. membicarakan hasil observasi
hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang
diperlu dikemukankan :
- kepala sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara
sumber atau perpustakaan)
- waktu percakapan
- tempat percakapan
- sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan
- percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi
- guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat
- kelamahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam
memperbaiki kelemahan
- saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis
- kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan
menyenangkan.
d. laporan percakapan
- hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru
yang telah diobservasi
- isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh,
catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran
b. Saling mengunjungi
Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran
guru-guru antara lain :
- untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP)
- untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
c. Demonstrasi mengajar
Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar
dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai

15
seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan
disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam
demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu
mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran
yang baik
d. Supervisi klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya
dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan perbaikan kekurangan dan
kelemahan tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-
ciri supervisi sebagai berikut :
1. Bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah
atau instruksi.
2. Kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan
jenis keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan
supervisor)
3. Instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan
supervisor
4. Guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang
akan diperbaiki. Bila perlu berlatih diluar sekolah
5. Pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas
6. Balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
7. Guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya
8. Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada
memerintah atau mengarahkan
9. Supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
10. Supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan
perbaikan keterampilan pembelajaran

16
e. Kaji tindak
Fokus utama kajia tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti
dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai
sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan. Menurut kemmi
(1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu : tahap
perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan,
tahap evaluasi danrefleksi/umpan balik. Laporan hasil penelitian kaji tindak
terdiri dari :
1. Gagasan umum
2. Perumusan masalah
3. Perencanaan penelitian kaji tindak
4. Pelaksanaan penelitian kaji tindak
5. Monitoring
6. Evaluasi dan refleksi
7. Saran dan rekomendasi

5. PERILAKU - PERILAKU ETIK YANG PERLU DIMILIKI


SUPERVISOR PENDIDIKAN
Salah satu pendukung keberhasilan dalam melaksanakan supervisi ialah
perilaku supervisor sendiri. Faktor manusia di belakang tugas mempunyai
pengaruh besar dalam keberhasilan misi supervisi. Supervisi yang berhasil
adalah mereka yang dapat melaksanakan tugasnya berkenaan dengan diri
supervisee (orang yang disupervisi). Ia memiliki sifat-sifat kepribadian yang
diterima dalam pergaulan sesama kerabat kerja. Ia memiliki sifat-sifat yang
sesuai dengan profesi supervisor. Ia dapat menjaga etik pekerjaannya.
Sifat utama yang harus dimiliki supervisor terdiri dari:
a. Sifat yang berhubungan dengan kepribadian:
- Memperhatikan perbuatan nyata dalam segala hal
- Bertindak sesuai dengan waktu dan tempatnya dalam segala hal
- Keterbukaan, tidak menyembunyikan sesuatu yang dirahasiakan
- Tidak kehabisan inisiatif, penuh prakarsa

17
- Tekun dan ulet dalam mengerjakan pekerjaan
- Mempunyai daya tahan dan psikis yang tinggi, tidak cepat putus asa.
b. Sifat yang berhubungan dengan profesi.
Sifat-sifat ini dikemukakan oleh Edgar H. Schein (1972:8-9) sebagai
berikut:
- Seorang profesional harus bekerja full time di bidang profesinya dan
sebagai sumber penghidupan. Di sini implisit suatu pengertian bahwa
seorang profesional tidak boleh bekerja lebih banyak di luar dan
menomorduakan tugas utamanya
- Seorang profesional memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja dalam
bidangnya, yang merupakan dasar bagi pilihan jabatan tersebut,
sehingga jabatan tersebut akan dikerjakan dengan sepenuh hati
- Dia memiliki suatu pengetahuan khusus dan keterampilan yang
diperolehnya dari pendidikan yang cukup lama
- Membuat keputusan-keputusan dalam tindakannya demi kepentingan
klien, bukan harus bekerja tanpa pamrih.
- Pelayanan atas dasar kebutuhan yang objektif dari klien. Tidak boleh
ada motif-motif lain yang tersembunyi di dalamnya. Keduanya klien
dan petugas profesional harus jujur dan terbuka, dan harus dapat
menciptakan hubungan akrab demi kemajuan klien
- Seorang profesional harus berorientasi pada pelayanan terhadap klien.
Yang dia pentingkan adalah bagaimana ia dapat melayani guru dengan
sebaik-baiknya demi kemajuan guru-guru itu sendiri. Ia adalah orang
yang mengabdi kepada tugasnya.
- Seorang profesional mempunyai otonomi dalam bertindak mengenai
apa yang baik bagi klien. Ia adalah orang yang lebih tahu tentang apa
yang baik bagi klien daripada klien itu sendiri.
- Menjadi anggota organisasi profesi yang diseleksi melalui ukuran-
ukuran tertentu, seperti standar pendidikan atau ukuran-ukuran lain
yang sejenis, memiliki keahlian yang sama dan dalam wilayah tertentu.
- Memiliki pengetahuan yang spesifik

18
- Seorang profesional tidak boleh mengiklankan untuk mendapatkan
pasaran luas. Kliennya-lah yang diharapkan untuk berinisiatif
mencarinya
c. Sifat-sifat supervisor yang dikehendaki supervisee. Menurut pendapat
dan harapan supervisi pada umumnya supervisor hendaknya:
- Mempunyai perhatian terhadap segala kegiatan di sekolah
- Bersikap simpatik dan mempunyai perhatian terhadap murid.
- Mempunyai sikap terbuka, yang tidak apriori menolak pendapat orang
lain.
- Mempunyai daya humor dan tidak cepat tersinggung.
- Percaya pada diri sendiri (self confidence) sehingga dapat
menimbulkan kepercayaan dan ketenangan kepada supervisee.
- Tidak terlalu mencari-cari masalah-masalah kecil
- Dapat mengajak dan menimbulkan rasa ingin tahu
- Kritis, tetapi bersifat membangun dapat memberikan saran-saran
- Luas pengetahuannya tentang masalah-masalah pendidikan dan
masalah administraif organisatoris.
- Dapat mengemukakan ide-ide baru
- Fisik sehat dan terpelihara, serta berpakaian rapih.
d. Supervisor yang demokratis harapan semua pihak.
Supervisor yang demokratis diharapkan selalu berusaha secara kontinu
menjalin pertalian dan kesatuan yang optimal diantara guru-gurunya.

19
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi mengandung arti

yang luas dan demokratis, dengan paradigma baru yang tidak hanya melihat

kinerja kepala sekolah guru dan pegawai sekolah saja akan tetapi juga mencari

jalan keluar apabila terjadi permasalahan. Para supevisor berkewajiban

memberi bimbingan, pembinaan dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan,

hubungan antara pengawas dengan yang diawasi lebih bersifat kemitraan,

hubungan komunikasi pun tidak lagi one way traffic tetapi menjadi two way

traffic.

2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini referensi yang digunakan sudah cukup namun

apabila akan menggunakan referensi yang lebih banyak lagi itu akan lebih baik.

Waktu yang diberikan tergolong singkat untuk pembuatan sebuah makalah

sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya disarankan untuk

menggunakan referensi dan waktu yang lebih banyak.

20
DAFTAR PUSTAKA

File Direktori UPI. 2012. Supervisi Pendidikan, (on line),


(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN
/197106092005011DEDY_ACHMAD_KURNIADY/Pengelolaan_Pendi
dikan_Teori/SUPERVISI_PENDIDIKAN.pdf), diakses 26 Desember
2016).

Magister Psikologi UMM. 2013. Supervisi Pendidikan, (on line),


(http://mpsi.umm.ac.id/files/file/SUPERVISI%20PENDIDIKAN.doc),
diakses 26 Desember 2016).

21

Anda mungkin juga menyukai