Dosen Pengampu:
Solihatun, M.Pd., Kons.
Kelas: X6-A Ekstensi
Disusun Oleh: Kelompok 5
Anggota
1. Fitrika A 201801570017
2. Mohamad Ikbal P 201801500014
3. Nurul Anisa 201801500027
4. Nikita Putri Y 201801500104
5. Zulfiqhiyatul U.U.J.A 201801500055
6. Puji Eko Santoso 201801500063
7. Azizah 201801500071
8. Nadya Cahyaningtyas 201801500085
i
KATA PENGANTAR
Tim penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesulitan belajar merupakan topik yang sering dibahas dalam dunia
pendidikan dari zaman ke zaman. Hal ini dikarenakan permasalahnnya bukan hanya terkait
pedagogis tetapi termasuk psikologis. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilihat
dari hambatan-hambatan yang terjadi, seperti malas belajar, tidak adanya motivasi belajar,
tidak memperhatikan guru saat menjelaskan dan lain sebagainya
Oleh sebab itu, siswa yang memiliki kesulitan membutuhkan bimbingan belajar.dimana
bimbingan belajar ini tidak dapat dipisahkan secara keseluruhan. Keberhasilan dalam
melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap individu yang berarti dengan adanya
harapan. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa tetapi juga oleh
orang tua, guru dan masyarakat.
Proses belajar mengajar di dunia pendidikan tidak selamanya mengalami kemajuan. Guru
sebagai pendidik dituntut untuk bertanggungjawab dalam perkembangan siswa secara
individual agar dapat membantu siswa secara optimal. Dengan melihat hasil perkembangan
siswa diharapkan guru dapat melihat atau mengetahui sebab kelemahan siswa dalam belajar.
Adanya kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan di mana siswa tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Siswa yang
mengalami masalah dengan belajarnya biasanya ditandai adanya gejala: (1) prestasi yang
rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas; (2) hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang dilakukan; (3) lambat dalam melakukan tugas belajar (Entang,
1983:13). Kesulitan belajar bahkan dapat menyebabkan suatu keadaan yang sulit dan mungkin
menimbulkan suatu keputusasaan sehingga memaksakan seorang siswa untuk berhenti di
tengah jalan. Adanya kesulitan belajar pada seorang siswa dapat dideteksi dengan kesalahan-
kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal tes. Kesalahan adalah
penyimpangan terhadap jawaban yang benar pada suatu butir soal. Ini berarti kesulitan siswa
akan dapat dideteksi melalui jawaban-jawaban siswa yang salah dalam mengerjakan suatu
soal.
1
Siswa yang berhasil dalam belajar akan mengalami perubahan dalam aspek kognitifnya.
Perubahan tersebut dapat dilihat melalui prestasi yang diperoleh di sekolah atau melalui
nilainya. Dalam kenyataannya masih sering dijumpai adanya siswa yang nilainya rendah.
Rendahnya nilai atau prestasi siswa ini adanya kesulitan dalam belajarnya. Menurut Entang
(1983:12) bahwa siswa yang secara potensial diharapkan akan mendapat nilai yang tinggi,
akan tetapi prestasinya biasa-biasa saja atau mungkin lebih rendah dan teman lainnya yang
potensinya lebih kurang darinya, dapat dipandang sebagai indikasi bahwa siswa mengalami
masalah dalam aktivitasnya. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
menghalangi atau memperlambat seorang siswa dalam mempelajari, memahami serta
menguasai sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah segala sesuatu
yang membuat tidak lancar (lambat) atau menghalangi seseorang dalam mempelajari,
memahami serta menguasai sesuatu untuk dapat mencapai tujuan. Adanya kesulitan belajar
dapat ditandai dengan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh
kelompok kelas, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan dan lambat
dalam melakukan tugas belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam
menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam
belajar, serta tidak dapat menguasai materi, menghindari pelajaran, serta mengabaikan tugas-
tugas yang diberikan guru.
2
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara
implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis
bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari
suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk
meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut
sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang
menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang
menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.
1. Konsep Diagnostik Kesulitan Belajar
Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau
mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta didik. Guru sebagai pendidik
dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik. Kegiatan memahami
kesulitan belajar peserta didik ini dikenal dengan konsep diagnostik kesulitan belajar yang
lebih umunya dikelanl dengan istilah diagnosis kesulitan belajar. Dalam pengertian
diagnosis kesulitan belajar terdapat dua istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu
istilah diagnosis dan kesulitan belajar.
a. Konsep Diagnostik dan Pengertian Diagnosis.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI :
Diagnostik /di·ag·nos·tik : adalah ilmu untuk menentukan jenis penyakit
berdasarkan gejala yang ada. Diagnosis /di·ag·no·sis : adalah penentuan jenis
penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya. Banyak ahli
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian diagnosis antara lain, menurut
Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological Term, diagnosis adalah suatu
analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola gejala-gejalanya. Jadi
diagnosis merupakan proses pemeriksaan terhadap hal-hal yang dipandang tidak
beres atau bermasalah.
Sedangkan menurut Webster, diagnosis diartikan sebagai proses menentukan hak
menentukan permasalahan kikat kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian, dan
melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta
yang dijumpai, yang selanjutnya untuk menentukan permasalan yang dihadapi.
3
Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau
kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis
gejala-gejala yang tampak.
b. Pengertian Kesulitan Belajar.
Secara harfiah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang
dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang
itu pada umur tersebut. Kesulitan belajar secara informal dapat dikenali dari
keterlambatan dalam perkembangan kemampuan seorang anak.
Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun waktu yang lama.
Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan belajat ini mempengaruhi banyak
aspek kehidupan seseorang, baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas sehari-hari,
kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan dan
bermain. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berengaruh pada
kebahagiaan mereka. Sementara itu, bagi penderita lain, gangguan ini menghambat
proses belajar mereka, sehingga tentu saja pada gilirannya juga akan berdampak pada
aspek lain kehidupan mereka. Terkadang seseorang juga mengalami berbagai
kesulitan belajar yang saling tumpang tindih, sementara itu yang lainnya ada yang
hanya mengalami satumacam kesulitan saja, sehingga hanya sedikit pengaruhnya
bagi aspek lain dari kehidupan mereka. Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami
oleh peserta didik dapat berasal dari faktor fisiologik, psikologik, instrument, dan
lingkungan belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan proses
menentukan masalah atas ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan
meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejala-gejala
kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.
2. Jenis-jenis Kesulitan Belajar.
Mengenali kesulitan belajar jelas berbeda dengan mendiagnosis penyakit cacar air atau
campak. Cacar air dab campak tergolong penyakit dengan gejala yang dapat dikenali
dengan mudah. Berbeda dengan LD (Learning Disorder / Gangguan belajar) yang sangat
rumit dan meliputi begitu banyak kemungkinan penyebab, gejala-gejala, perawatan, serta
penanganan. LD (Learning Disorder / Gangguan belajar) yang memiliki beragam belajar
4
ini, sangatlah sulit untuk didiagnosis dan dicari penyebabnya secara pasti. Hingga saat
ini, belum ditemukan obat atau perawatan yang sanggup menyembuhkan mereka
sepenuhnya.
Tidak semua kesulitan dalam proses belajar dapat disebut LD (Learning Disorder /
gangguan belajar). Sebagian anak mungkin hanya mengalami kesulitan dalam
mengembangkan bakatnya. Kadang-kadang, seseorang memperlihatkan ketidakwajaran
dalam perkembangan alaminya, sehingga
Kriteria yang harus dipenuhi sebelum seseorang dinyatakan menderita LD (Learning
Disorder / Gangguan belajar) tertuang dalam buku petunjuk yang berjudul DSM
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Kesulitan belajar dibagi menjadi
tiga kategori besar. Yaitu:
a. Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi indikasi awal bagi kesulitan
belajar yang dialami seorang anak. Orang yang mengalami kesulitan jenis ini
menemui kesulitan dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang tepat,
berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa yang benar, atau
memahami apa yang orang lain katakan.
b. Permasalahan dalam hal kemampuan akademik.
Siswa-siswi yang mengalami gangguan kemampuan akademik berbaur bersama
teman-teman sekelasnya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung mereka.
c. Kesulitan lainnya.
Mencakup kesulitan dalam mengoordinasi gerakan anggota tubuh serta
permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori di atas. Seperti
“gangguan kemampuan motorik” dan “gangguan perkembangan khusus yang belum
diklasifikasikan”. Gejala-gejalanya adalah keterlambatan atau keterbelakangan
dalam memahami bahasa, kemampuan akademis serta motorik yang pada gilirannya
memengaruhi kemampuannya untuk memelajari sesuatu. Tetapi bedanya, ini semua
tidak sesuai kriterianya dengan jenis-jenis keterlambatan belajar yang telah kita
bahas sebelumnya. Gejala-gejala ini juga mencakup gangguan koordinasi tubuh yang
5
pada gilirannya dapat mengakibatkan buruknya tulisan seseorang, dan begitu pula
halnya dengan kesulitan mengeja serta mengingat.
d. Mendiagnosis Kesulitan Belajar Secara Formal.
Diagnosis yang sebenarnya terhadap kesulitan belajar dilakukan dengan metode uji
standar yang membandingkan tingkatan kemampuan seorang anak terhadap anak
lainnya yang dianggap normal. Hasil uji tidak hanya tergantung pada kemampuan
aktual anak, tetapi juga reliabilitas pengujian itu serta kemampuan sang anak untuk
memerhatikan dan memahami pertanyaannya.
Masing-masing tipe LD (Learning Disorder / Gangguan belajar) didiagnosis dengan
cara yang sedikit berbeda. Untuk mendiagnosis kesulitan berbicara dan berbahasa, ahli
terapi wicara menguji cara pelafalan bunyi bahasa anak-anak, kosakata, dan pengetahuan
tata bahasa serta membandingkannya dengan kemampuan anak sebaya mereka yang
normal.
Sehubungan dengan gangguan kemampuan atau perkembangan akademis yang
mencakup membaca, menulis, dan matematika, maka pengujiannya dilakukan dengan
metode uji standar. Kita perlu memperhatikan bahwa penanganan gangguan belajar itu
sangatlah berbeda dengan upaya mengejar ketertinggalan pelajaran di sekolah.
3. Ciri-ciri Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar.
Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapat dipahami melalui pengamatan fisik siswa,
perkembangan mental, intelektual, sosial, ekonomi, kepribadian, dan proses-proses
belajar yang yang dilakukannya di sekolah dan di rumah. Ciri-ciri itu dianalisis agar
diperoleh kejelasan yang konkret tentang gejala dan sebab-sebab kesulitan belajar siswa
di sekolah dan di rumah.rincian analisisnya encakup hal-hal sebagai berikut: fisik,
perkembangan mental, sosial, perkembangan kepribadian, proses-proses belajar yang
dilakukannya. Namun dari hal tersebut Roldan, dalam bukunya Learning Disbailities and
Their Relation to Reading, mengemukakan pendapatnya bahwa ciri-ciri umum siswa
lamban belajar adalah sebagai berikut :
1) Memiliki rentang perhatian yang rendah, bertingkah bingung dan kacau.
2) Derajat aktivitas siswa lamban belajar rendah.
3) Kurang mampu menyimpan huruf dan kata pada ingatanya pada waktu lama.
4) Kurang mampu menyimpan pengetahuan hasil pendengaran.
6
5) Kurang mampu membedakan huruf, angka, dan suara.
6) Tidak suka menulis dan membaca.
7) Tidak sangup mengikuti penjelasan yang bersifat ganda.
8) Tingkah laku siswa lamban belajar selalu berubah-ubah dari hari ke hari.
9) Terdorong oleh perasaan emosional dalam pergaulan, mudah tersinggung, dan
sering marah.
10) Kurang mampu melakukan koordinasi dengan lingkungannya.
11) Penampilannya kasar.
12) Kurang mampu bercerita dan sulit membedaan antara kiri dan kanan.
13) Lambat dalam perkembangan bicara. Isi pembicaraannya kekanak-kanakan.
14) Susah dalam memahami kata dan konsep.
15) Sulit akrab dengan orang danbenda.
16) Kemampuan berbicaranya terbatas pada satu pokok persoalan.
17) Reaksi tidak cermat terhadap aksi yang datang dari luar.
18) sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahn yang terjadi dalam
lingkungan.
7
2. Guru
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Guru adalah :
a. Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar-mengajar
b. Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan
diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik
c. Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut
3. Tujuan Bagi Orang Tua
a. Dapat membantu anak dalam mengatasi masalah yang menyebabkannya mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
b. Membantu orang tua dalam menerapkan pola asuh dan pendidikan yang tepat bagi
anak-anak
c. Membantu orang tua dalam perkembangan psikologi anak, jika masalah kesulitan
belajar terkait dengan perkembangan psikologi anak
8
Selain itu diagnosis kesulitan belajar merupakan upaya pembimbing untuk mendapat
informasi tentang kesulitan siswa dalam belajar, termasuk kesalahan pemahaman konsep
serta hasil diagnosis ini memberika informasi tentang konsep yang belum dipahami dan
yang sudah dipahami kemudian dari hasil analisis itu maka diketahui kelemahan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran . Dengan diketahuinya kesulitan belajar siswa,
pembimbing akan dapat mencarikan bantuan yang tepat kepada siswa. Diagnosis kesulitan
belajar juga dapat menemukan sumber kesulitan belajar dan merumuskan rencana tindakan
remedial. Dengan demikian diagnosis kesulitan belajar sangat penting dalam rangka
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dapat diatasi dengan segera apabila
guru/pembimbing peka terhadap siswa tersebut.
9
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN DIAGNOSIS
10
Berpikir : Pada tayangan film kepala sekolah yang bernama geetha rani berpikir bahwa
pendidikan sangat penting dan jika pendidikan itu telah hilang dari seseorang
maka itulah awal dari kehancuran. Dan geetha rani juga berpikir sekolah
harusnya memiliki fasilitas yang layak, lingkungan sekolah yang bersih dan
mendukung, guru dan orang tua yang memotivasi siswa untuk belajar. Geetha
rani berpikir bahwa hal yang harus dibenahi untuk kemajuan sekolah adalah
peraturan yang berlaku disekolah tsb, lingkungan sekitar yang mendukung
anak merokok dengan membuka warung dekat sekolah dan menjual rokok
kepada para siswa secara bebas, fasilitas yang kurang memadai seperti gedung,
kamar mandi, tembok serta pagar sekolah, sistem pengembangan kualitas dan
kompetensi guru disekolah, serta dukungan orang tua.
Merasa : Geetha rani disini sebagai kepala sekolah merasa bahwa sudah kewajibannya
untuk memajukan pendidikan di sekolah negeri R Puthur, ia juga merasa bahwa
sekolah tidak akan maju tanpa adanya dukungan dari pihak lain. Pada hari
pertamanya ia melihat kekacauan yang terjadi disekolah tersebut dan wakil
kepala sekolah yang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan sendiri dengan
meminta biaya masuk sekolah tersebut padahal jelas sekolah tersebut sekolah
negeri yang artinya semua dibiayai oleh pemerintah, tidak hanya itu para guru
juga terlihat tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya dengan tidak berada
dikelas pada saat KBM berlangsung dan tidak memerdulikan siswa yang bolos,
merokok, dan telat. Serta orang tua yang tidak mendukung anaknya untuk
belajar dan membiarkan anak drop out dari sekolah.
Bersikap : sebagai wakil kepala sekolah seharusnya bersikap lebih sopan dan
menghargai orang lain tetapi kenyataannya wakil kepala sekolah negeri R
Puthur melakukan pelecehan terhadap siswa perempuan akibatnya dapat
penangguhan. Sebagai guru seharusnya lebih peduli terhadap siswa dengan
memberikan motivasi, pembelajaran yang menyenangkan dan menarik,
mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki siswa tidak hanya menerima
gaji lalu siswa dibiarkan tidak belajar hal itu sama saja dengan penipuan.
Sebagai orang tua siswa harus bersikap mendukung anak dalam belajar tetapi
11
karena kesulitan ekonomi anak di drop out dari sekolah dan dipaksa bekerja
yang mana harusnya di usia mereka mendapat pendidikan yang layak.
Bertindak : ada banyak hal yang dilakukan oleh Geetha rani sebagai kepala sekolah baru
dalam memajukan sekolah negeri R Puthur hal yang pertama dilakukan yaitu
memberlakukan peraturan disekolah yang selama ini diabaikan yakni :
- Semua warga sekolah wajib datang sebelum pukul 9 pagi
- Pada pukul 9.05 pagi gerbang sekolah akan dikunci
- Siswa tidak diperbolehkan melompati tembok setelah gerbang dikunci
- Siswa tidak diperbolehkan masuk sekolah tanpa seragam sekolah
- Setelah bel berbunyi semua guru wajib masuk ke kelas jika tidak akan
dikenakan memo/surat peringatan,
- Guru yang mendapatkan 3 memo/surat peringatan selanjutnya akan
diberikan penangguhan.
- Guru yang datang wajib menandatangani buku besar apabila sudah tanda
tangan namun tidak ada disekolah akan dilaporkan ke pihak polisi dan akan
diberikan rekomendasi suspensi.
Tidak hanya sampai disitu Geetha rani juga memberikan peringatan kepada
murid yang berada diluar sekolah, membolos, dan merokok pada jam sekolah.
Peringatan juga diberikan kepada warung dekat sekolah yang menjual rokok
dan sirih kepada para siswa untuk disarankan agar menutup warungnya dan
membuka warungnya minimal 500 m dari sekolah. Kepala sekolah juga
mengajak penyegaran dengan menari bebas setiap pagi selama 5 menit yang
dapat membangun semangat siswa dan guru.
Selain itu Geetha rani juga menyediakan “Sunday box” yang isinya berupa
hal-hal yang ingin disampaikan oleh para siswa bisa berupa bakat, minat,
keluhan, ataupun masukan dan Sunday box akan dibuka pada hari minggu
disekolah dan siswa secara sukarela boleh datang tidak wajib dinamakan “kelas
minggu” pada kelas minggu Geetha rani membuka Sunday box dan
membacakan apa yang ingin disampaikan para siswa memanfaatkan box itu
untuk menunjukkan bakat yang mereka punnya seperti menari, menyanyi,
12
sulap, baca puisi, melukis, olahraga, memahat dll yang berarti Geetha rani ingin
menyediakan wadah untuk siswa mengembangkan bakat yang dimilikinya.
Geetha rani mengumpulkan para orang tua melalui rapat dan
menyampaikan bahwa anggaran yang diberikan pemerintah tidak cukup untuk
membangun fasilitas yang layak bagi siswa akibat hal itu banyak para orang
tua yang ikut berkontribusi untuk membangun sekolah. Dengan uang itu
Geetha rani merenovasi sekolah menjadi lebih nyaman dan layak, kamar mandi
yang bersih, ruang kelas yang nyaman, membuat tempat pembuangan sampah,
pagar sekolah dan tembok sekolah juga direnovasi serta membuat panggung
kecil untuk siswa menampilkan bakatnya serta para siswa membantu
membersihkan sekolah, menanam pohon, dan membuang sampah pada
tempatnya.
Geetha rani juga memanggil siswa kelas 9 yang tidak lulus untuk kembali
ke sekolah dan meluluskan siswa tersebut ke kelas 10. Dan polisi hingga
mendatangi rumah orang tua yang tak membiarkan anaknya ke sekolah. Polisi
mengancam akan diberikan hukuman karena melanggar kewajiban anak
mendapatkan pendidikan dan belajar disekolah. Karena terus didukung baik
dari orang tua dan guru anak tersebut berhasil lulus ujian dan beberapa
mendapat nilai yang tinggi.
Kompetensi yang dimiliki guru perlu ditingkatkan hal itu membuat Geetha
rani memberikan waktu 1 bulan untuk para guru mempelajari kembali materi
yang akan diberikan kepada siswa karena Geetha rani melihat guru disekolah
itu kurang kompeten dan menguasai mata pelajaran yang diajar. Hal itu
mendatangkan perubahan positif kepada para guru matematika yang awalnya
hanya tau pertambahan, pengurangan, pembagian, perkalian kini dapat
menghafal dan mengajarkan siswa dengan membuat lagu yang berisi lirik
rumus matematika agar para siswa mudah mengingat, guru bahasa inggris yang
hanya bisa teori dan tidak menggunakan bahasa inggris saat kelasnya kini
menggunakan bahasa inggris agar siswa terbiasa dan melatih untuk
menggunakan bahasa inggris dalam percakapan, ada juga guru geografi yang
menggambar peta buta dan mengajarkan anak untuk mengingat letak daerah
13
tertentu. Semua hal itu akibat dari dorongan yang diberikan Geetha rani untuk
mengembangkan dan memajukan kompetensi guru agar lebih baik dan maju.
Bertanggung : Geetha rani secara tidak langsung menyampaikan bahwa pendidikan anak
Jawab adalah tanggung jawab semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat.
Terlihat pada kasus seorang murid yang merokok ketika ditegur merasa tidak
terima karena orang tuanya selalu membebaskan anaknya, karena hal itu orang
tua datang tidak terima namun disini Geetha rani menyadarkan bahwa
tanggung jawab sebagai orang tua kepada anaknya adalah yang terpenting bagi
anak untuk membantu anak belajar dan mengembangkan potensi dan bakat
yang dimilikinya selain itu para orang tua bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak. Para guru juga bertanggung jawab memberikan pengajaran
yang sesuai tidak hanya itu guru juga bertanggung jawab memotivasi dan
mendukung para siswa untuk belajar lebih giat serta memberikan
reward/hadiah yang bisa membaca seluruh buku agar siswa merasa dihargai
dan meningkatkan minat baca siswa. Kepala sekolah alias Geetha rani
membantu mendorong ketiga komponen (siswa, guru, dan orang tua) penting
itu dan hasilnya sekolah menang dalam perlombaan distrik dan para siswa yang
di luluskan ke kelas 10 mendapatkan skor tinggi diatas 400 akibat kemauan dan
dorongan dari 3 komponen itu untuk berubah dan maju.
14
film ini juga ditampilkan adanya tanggung jawab dan regenerasi dalam membawa anak-anak
untuk berperan aktif dalam mengikuti perlombaan dan kegiatan sekolah.
Hal menarik lainnya yang menjadi "pelajaran" adalah supervisi guru-guru oleh kepala
sekolah. Memang betul, bagaimana mungkin seseorang menjadi guru bahasa Inggris tetapi
tidak bisa berbahasa Inggris; bagaimana seseorang menjadi guru matematika jika hanya bisa
pengurangan, penjumlahan, atau perkalian biasa saja. Seorang guru dituntut harus benar-benar
profesional sebagai seorang pendidik sesuai dengan bidang studi yang diampu. Dalam film ini
kepala sekolah memberikan waktu kepada guru-guru yang telah disupervisi untuk belajar
kembali dan menguasai semua materi pembelajaran dan merubah semua cara mengajarnya.
Tidak ahanya dengan carabercuap-cuap depan kelas, namun seorang guru juga mampu
memberikan praktik secara logika.
15
Faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar siswa. faktor ini dapat
dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.
a) Faktor instrumental
1) Kemampuan profesional atau kompetensi guru yang tidak memadai.
2) Kurikulum yang tertinggal dengan sekolah lainya.
3) Kepribadian guru yang kurang memberikan teladan.
4) Disiplin guru sangat kurang.
b) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan
belajar yang berupa faktor lingkungan.
1) Lingkungan sosial kelas yang tidak kondusif
2) .Lokasi sekolah yang jauh dari pusat kota.
3) Pengaruh orang-orang dewasa yang kurang baik.
16
- Menyelesaikan permasalahan kesalahpahaman yang
terjadi
10. Indikator - Menerima pemahaman atas penjelasan masalah dan
menjalin hubungan yang baik setelah
terselesaikannya masalah
Bersikap menerima penjelasan orang lain dan mampu
Nilai Karakter yang
11. mengatasi permasalahan yang dialami dengan jalan
dikembangkan
kekeluargaan
B. TUJUAN LAYANAN Tercapainya kondisi yang positif dan kondusif diantara
para klien atau pihak-pihak yang berselisih
C. MATERI KEGIATAN -
D. URAIAN KEGIATAN
17
- semua pihak diminta untuk
saling meminta maaf
- Mengakhiri pertemuan dan
megucapkan salam
E. METODE/TEKNIK Diskusi dan Tanya Jawab
F. MEDIA/ALAT/SUMBER -Konselor
EVALUASI Penilaian
1. Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta layanan
G. dalam bertanya dan memberikan pendapat pada
saat konselor memberikan layanan
2. Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
H. TINDAK LANJUT
Lampiran
1. Materi
2. Laiseg
18
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Belajar
C Topik/Tema Layanan Pentingnya Disiplin Belajar
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu pentingnya disiplin belajar
sehingga menjadi suatu kebiasaan positif dalam meraih
prestasi
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli memahami pengertian dan
tujuan disiplin belajar
2. Peserta didik/konseli memahami hal yang harus
diperhatikan dalam disiplin belajar
G Sasaran Layanan Kelas 9
H Materi 1. Pengertian tujuan disiplin belajar
2. Hal yang harus diperhatikan dalam disiplin belajar
J Sumber Materi
K Metode Teknik Ceramah, curah pendapat dan tanya jawab
L Media/Alat Pentingnya Disiplin Belajar
M Pelaksanaan
Tahap Uraian
1. Tahap awal/Pendahuluan 1. Membuka dengan salam dan do’a
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan
dan Konseling
4. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti 1. Guru BK memberikan gambaran yang berhubungan
dengan materi layanan
19
2. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
3. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5-6 orang
4. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
5. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok
masing-masing
6. Setiap kelompok mepresentasikan tugasnya
kemudian kelompok lain menanggapinya
3. Tahap penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
dating
3. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdo’a dan
salam
Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Melakukan refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disediakan
2. Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat
atau bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
5. Evaluais Hasil 1. Merasakan suasana pertemuan yang
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan
2. Topik yang dibahas sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Penyampaian guru BK/Konselor mudah
dipahami/sulit dipahami
20
4. Kegiatan yang diikuti menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti
F. Cara/ Teknik Pelayana Konseling Yang Perlu Dilakukan Untuk Pengentasan Masalah
Teknik adalah suatu cara (ilmu, kepandaian, pengetahuan, dll) yang digunakan konselor
kepada klien dalam melakukan suatu kegiatan bimbingan konseling.
Dalam film “Raachasi” teknik layanan koseling yang digunakan untuk mengentaskan
masalah adalah :
1. Teknik Rapport yaitu dimana ada suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan
bersama yaitu menjembatani hubungan antara konselor dan klien serta masalahnya.
2. Perilaku Attending yaitu dimana teknik ini diwujudkan dalam suatu perilaku seperti
kontak mata, Bahasa dan lain-lain. Teknik ini menggambarkan bagaimana klien merasa
diterima dalam proses konseling
3. Empati yaitu dimana konselor merasa menjadi bagian atau merasakan situasi yang ada
dalam diri klien
4. Refleksi Perasaan yaitu suatu usaha konselor dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap
yang diperlukan oleh klien
5. Teknik Eksplorasi yaitu dimana konselor menggali perasaan, pengalaman dan pikiran
klien
6. Teknik Bertanya yaitu dimana konselor menggunakan keterampilan bertanya kepada
klien tentang menggali pemasalahan yang timbul dari dalam diri klien
7. Dorongan Minimal yaitu suatu proses dimana konselor mengupayakan agar klien selalu
terlibat dalam pembicaraan
Teknik Layanan Bimbinga Konseling dalam disiplin belajar dalam film “Raachasi”
1. Latar Belakang
Dalam lembaga pendidikan formal tentu mengacu pada tujuan dari pendidikan
nasional yaitu mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal dan mengubah
perilaku peserta didik dari hal yang negative menjadi positif. Untuk itu diharapkan kepada
guru sekolah atau yang berwenang dalam sekolah sedapat mungkin mengatasi atau
21
memecahkan masalah yang dihadapa peserta didik di sekolah dengan harapan agar
peserta didik dapat membentuk kepribadian yang baik
Untuk itu konselor berupaya mencari penyebab perilaku yang menyimpang dan dapat
membantu peserta didik memecahkan masalah yang berkaitan dengan disiplin belajar.
2. Tujuan pelaksanaan
Dalam hal konselor berupaya untuk memberikan layanan konseling secara individual,
dengan menjunjung tinggi kode etik yang dipegang oleh konselor dalam menjalankan
tugasnya yaitu menjaga kerahasiaan konseli terutama masalah yang dihadapinya
3. Konfidensial
Dalam hal ini konselor memerlukan berbagai macam data, baik data pribadi maupun
data tentang lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat/lingkungan tempat tinggal)
sebagai factor yang mempengaruhi keberadaan klien untuk mendapatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling secara individual
4. Identifikasi masalah
Langkah awal yang dilakukan konselor untuk mengetahui permasalahan peserta didik
dalam mencari data yang sesuai adalah dengan cara wawancara dan observasi.
Wawancara dilakukan konseli kepada Orang tua, Wali Kelas, dan masyarakat. Dari hasil
wawancara ini konselor mendapatkan informasi yang lengkap tentang peserta didik yang
menjadi konselinya. Demikian pula dengan observasi yang dilakukan oleh konselor telah
mendapatkan hasilnya dimulai dari keseharian konseli sampai dengan nilai yang konseli
dapatkan saat belajar.
5. Sinteksis
Yaitu kegiatan yang menghubungkan data yang ada sebagai latar belakang masalah
yang dihadapi oleh konseli seperti
Factor Pendukung
- Konseli selalu ada di sekolah
- Konseli memiliki banyak teman
Factor Penghambat
- Konseli kurang berkomunikasi dengan orang tua dan guru disekolahnya
- Konseli merasa bebas dan bergaul dengan beberapa anak nakal
22
6. Diagnostik
Dari data sinteksis, konselor dapat menyimpulkan bawah kesulitan yang dialami oleh
konseli adalah
- Orang tua kurang perhatian pada pergaulan anaknya
- Orang tua terlalu sibuk bekerja sehingga kurang perhatian pada proses belajar
anaknya
7. Prognostik
Berdasarkan hasil diagnosis diatas, konselor memberikan beberapa kemungkinan
bantuan berdasarkan permasalahan siswa seperti memberikan informasi tentang cara
belajar yang efektif, mengatur waktu belajar yang baik dan cara mengatasi kesulitan
disiplin belajar serta kedudukan orang tua dan kewajiban anak.
Mengingat permasalah yang dialami konseli, konselor berinisiatif memberikan
bantuan melalui teknik konseling Realitas, dimana dimana konseli diharapkan dapat
berpikir mana yang baik dan bertanggungjawab pada keputusan yang konseli ambil serta
mampu menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya
8. Tindak Lanjut
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan bantuan kepada konseli yang
mengalami kesulitan dalam disiplin belajar diharapkan
- Konselor, Wali Kelas memantau perkembangan konseli dalam belajar di sekolah dan
perkembangan pergaulan konseli di lingkungan sekolah
- Konselor dan orang tua konseli membina hubungan yang baik sehingga konselor
mendapatkan informasi yang keadaan konseli di rumahnya
- Konselor berharap orang tua konseli memperhatikan kondisi psikologis konseli agar
tidak mengganggu proses belajar konseli
- Konselor berharap mulai terbuka terhadap permasalahan yang dihadapinya dan mulai
memperbaiki semua sikap dan perilaku yang negative secara perlahan dan berubah
menjadi positif
23
G. Hasil Layanan BK Yang Ingin Dicapai
Tujuan dari layanan bk dalam film tersebut yang ingin di capai oleh kepala sekolahnya
adalah bisa memberi perubahan pada system belajar, metode belajar, cara mengajar oleh
guru-guru dan pengertian terhadap para siswa tentang pembelajaran yang akan di berikan
kepada mereka serta memotivasi para siswa agar lebih rajin dalam belajar, dan memberikan
masukan serta memediasi antara guru dan orang tua murid agar para orang tua juga paham
dan tau apa yang ingin di capai oleh kepala sekolah tersebut dalam pembelajaran yang akan
di berikannya.
24
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Diagnosis merupakan penentuan jenis masalah atau kelainan degan meneliti latar belakang
penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang nampak. Sedangkan kesulitan
belajar secara harfiah didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang
dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai oran itu pada umur tersebut. Maka
dapat disimpulkan diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atas
ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan
atau dengan cara menganalisis gejala-gejala kesulitan belajar atau hambatan belajar yang
nampak.
Dalam pelaksanaannya, diagnosis kesulitan belajar melibatkan guru dan siswa yang
memiliki beberapa manfaat atau kegunaan dalam diagnosis belajar baik bagi guru maupun
siswa itu sendiri.
Dalam film “Raatchasi” terlihat bahwa siswa memiliki kesulitan belajar dengan latar
belakang kurangnya disiplin guru dalam pembelajaran, hal ini membuat prestasi yang dimiliki
siswa juga tidak berkembang, sehingga perlu dilakukan bimbingan dan konseling dalam
menyelesaikan masalah ini. Terdapat beberapa faktor lain yang menjadi penyebab kesulitan
belajar diantarnya yaitu faktor kejiwaan : (a) peminataan terhadap kurang belajar, (b) motivasi
belajar rendah, (c) kurang percaya diri, (d) para siswa kurang disiplin, (e) sering
menggampangkan permasalahan, (f) sering terjadi konflik psikis, (g) karakter kepribadian
lemah, dan faktor eksternal yaitu : (a) Faktor Instrumental dan (b) faktor lingkungan.
B. Saran
Berdasarkan analisis yang dilakukan, kami berharap baik guru, peserta didik bahkan orang
tua dapat memahami bagaimana pentingnya meperlajari ilmu diagnosis kesulitan belajar agar
dapat membantu mencegah anak atau siswa mengalami kesulitan belajar. Selain itu, kami
berharap dengan mempelajari diagnosis kesulitan belajar ini pihak sekolah mampu
memberikan bantuan-bantuan guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa
ataupun pihak sekolah itu sendiri.
25
Kepustakan
Tutut Miauw. (2012, 12 April). Diagnosis Kesulitan Belajar. Diperoleh 7 April 2012,
darihttp://tutut-miauw.blogspot.com/2012/04/ringkasan-diagnosis-kesulitan-belajar.html
Ebta Setiawan. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia [online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/. (17
OKTOBER 2017).
Holt, John. 2010. Mengapa Siswa Gagal. Jakarta:Erlangga.
Purwanto, M. Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya.
Abdurrahman, Mulyono, 1995, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PLB, FIP,
IKIP Jakarta.
Munawir yusuf, Pendidikan bagi anak denga problema belajar, Tiga Serangkai, Bandung, 2009.
Mif.Baihaqi dkk, Memahami dan membantu Anak ADHD, Penerbit .Refika Aditama, BAndung,
2010.
http://adhisaptr.blogspot.com/2015/06/diagnosis-kesulitan-belajar.html?m=1
http://rosmawatysuhartono.blogspot.com/2011/01/diagnosis-kesulitan-belajar_31.html
Buku Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remedial (Drs. Asmidir Ilyas, M.Pd. Dkk)
Miauw, T. (2012, April 12). Diagnosis Kesulitan Belajar.
Muhammad, M., & Kusno. (2017). Jurnal Nasional UMP. Analisis Diagnostik Kesulitan Belajar
Mahasiswa pada Mata Kuliah Model Linier.
Witono, A. H., Setiawan, H., Zain, M. I., Widiada, I. K., & Tahir, M. (2020, Juli 3). Jurnal
PEPADU. Pelatihan Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Bagi Guru SD Negeri Gugus IV
Kecamatan Mataram NTB, 1(3), 378-379.
26
Lampiran
27
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 10, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi ItuMudah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
5. https://www.youtube.com/watch? v=EXsvXAUg5b0 (Cara
Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Merry Riana)
K Metode Teknik Pendekatan : Saintific
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Diskusi, ceramah
L Media/Alat Power Point dan video Membangun Percaya Diri
M Pelaksanaan
Tahap Uraian kegiatan
1. Tahap
awal/Pendahuluan
28
a. Penjelasan 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung
Langkah - langkah jawab peserta didik
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik
1. Tahap inti 1. Guru BK menayangkan sebuah video kemudian peserta
didik mengamati media pengantar yaitu video tentang
jangan takut menjadi diri sendiri.
2. Guru BK melakukan refleksi pada peserta didik “apakah
selama ini pernah mengalami rasa tidak percaya pada diri
sendiri?”
3. Guru BK menanyakan kepada peserta didik pendapat
tentang video yang telah ditayangkan.
4. Guru BK menyampaikan materi tentang meningkatkan rasa
percaya diri.
5. Guru BK menanyakan kepada peserta didik “bagaimana
cara meningkatkan rasa percaya diri?” dari materi yang
telah disampaikan.
6. Guru BK menanyakan kepada peserta didik tentang
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
7. Guru BK memberikan feedback seperti “ya benar sekali”
terhadap kesimpulan yang telah diberikan oleh siswa.
29
4. Merencanakan tindak lanjut yaitu jika terdapat peserta didik
yang membutuhkan informasi lebih lanjut dapat diadakan
layanan bimbingan kelompok.
5. Guru BK menutup kegiatan dengan mengucapkan salam
dan berdoa.
30
Uraian Materi
MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI
A. Percaya Diri
Percaya diri adalah suatu kondisi seseorang yang menyadari kelebihan dan kekurangannya,
dan mampu memanajemen kelebihan dan kekurangan dengan baik.
1. Proses Seseorang Menjadi Percaya Diri
a. Pengenalan Diri
Kepercayaan diri dimulai dengan kita mengenal diri kita, maksudnya mengenal diri
adalah mengenali siapa diri kita, apa hobi kita, status sosial kita, kemampuan kita dan
sebagainya.
b. Kesadaran Diri
Pada tahap ini kita mengingat fakta-fakta apa saja yang berhubungan dengan diri kita,
maka kita mulai mulai menyadari siapa diri kita dengan membuat daftar kelebihan dan
kekurangan diri, dengan menyadari kelebihan dan kekurangan dir kita, kita akan tahu
bagaimana kita belajar mengatasi kekurangan dan mengeksplorasi kelebihannya.
c. Pemahaman Diri
Taraf selanjutnya dalam tahap proses pembentukan kepercayaan diri adalah taraf
pemahaman diri, pada tahap ini kita di tuntut untuk menganalisa diman kita memiliki
potensi yang menonjol dan dimana bisa mengatasi kekurangan, sehingga kita paham
kegitan mana yang akan dikembangkan, pada proses pemahaman diri akan lebih akurat
jika didukung berbagai test seperti tes bakat dan minat. Dengan test bisa
menerjemahkan, menginterpretasikan atau menyimpulkan kelebihan dan kekurangan
kita.
d. Integritas Diri
Pada taraf integritas diri, seseorang sudah berani menunjukkan kemampuan,
kelebihan, dan kekuatan-kekuatan dirinya. Hal ini bisa dilihat dari perilaku tidak
pernah menolak tugas yang memang sudah menjadi kewajibannya, berani dan mau
menerima tantangannya, berani dan mau melakukan sesuatu yang baru.
31
e. Kepercayaan Diri
Akhirnya seseorang bisa mendapatkan kepercayaan diri setelah dia mengenali dirinya,
mengenali kelebihan dan kekurangannya, berani mengeksplorasi potensinya dan
berani menerima tantagan.
Perbedaan Orang Percaya Diri dan Tidak Percaya Diri
Bahasa Orang Percaya Diri Bahasa Orang Tidak Percaya Diri
Saya bisa melakukan apa saja yang saya Tidak ada yang bisa saya lakukan.
mau. Memang sudah begitulah saya.
Saya bisa berubah lebih baik. Saya tidak bisa apa-apa.
Saya bisa dan saya akan segera memulai.
32
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
33
Zainal Arifin. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
M. Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
34
8. Tahap inti 1. Peserta didik memperhatikan tayangan powerpoint dan
video
2. Peserta didik berdiskusi tentang video motivasi yang
diputarkan
3. Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah
dibagikan.
4. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
tugas dan tanggung jawab peserta didik.
5. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), melakukan
kegiatan layanan melalui google meet untuk
penyampaian materi layanan dan google classroom
untuk mengirim tugas jawab
6. Guru BK menayangkan power point tentang materi
layanan
7. Guru BK menjelaskan power point tentang materi
layanan dan mengajak siswa tanya jawab
8. Guru BK menayangkan video tentang motivasi
9. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
seputar video yang ditayangkan
9. Taha2p penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
tentang materi Motivasi, Dasar Prestasi.
2. Guru BK merefleksikan peserta didik dengan
menanyakan kebermanfaatan kegiatan secara lisan.
3. Guru Bmenyampaikan materi yang akan datang.
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam.
35
N 5. Evaluasi Proses 5. Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
6. Guru BK menyimak proses layanan via google meet dan
google clasroom dan keaktifan peserta didik dalam
mengikuti layanan
7. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
6. Evaluais Hasil 1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan
/ kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas sangat penting/kurang penting/tidak
penting.
7. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan
8. mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami.
9. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti
10. Evaluasi dibuat dalam bentuk google form..
36
Uraian materi
Motivasi Prestasi Belajar
A. Pengertian Motivasi Prestasi Belajar.
a. Motivasi
Pengertian Motivasi dikemukakan Sardiman (2011: 75) yaitu: Motivasi dapat juga
dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan yang
bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri
(intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran
akan pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian
dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan
yang datang dari luar diri (lingkungan) (M. Dalyono, 2005: 57)
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi adalah daya
penggerak/pendorong (yang berasal dari dalam diri maupun dari luar) untuk melakukan
suatu pekerjaan atau untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
b. Prestasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 276) “Prestasi harus mencerminkan tingkatan-
tingkatan sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang
studi”. Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan
atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Prestasi merupakan hasil akhir usaha yang dicapai yang mencerminkan tingkatan-
tingkatan sejauh mana telah dapat mencapai tingkat keberhasilan yang ditetapkan.
Menurut Zainal Arifin (2012: 12), Prestasi diartikan sebagai “hasil usaha”. Prestasi
dapat dikatakan sebagai hasil dari pengukuran dan penilaian suatu usaha. Usaha dalam
hal ini adalah usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui
kedudukan anak di dalam kelas.
37
c. Belajar
Menurut Wina Sanjaya (2011: 112), “Belajar adalah proses mental yang terjadi
dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku”.
Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses penguasaan
sesuatu yang dipelajari, penguasaan itu dapat berupa memahami (mengerti), merasakan,
dan dapat melakukan sesuatu (Purwa Atmaja Prawira, 2013: 229).
Setelah proses belajar berlangsung akan terjadi suatu perubahan yang relatif tetap
dalam penguasaan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Dengan demikian,
ada proses belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama dengan
sebelum terjadi proses belajar (Purwa Atmaja Prawira, 2013: 241) Belajar juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun secara umum belajar dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah, faktor
psikologis, faktor kelelahan. Sedangkan dari faktor eksternal dipengaruhi oleh faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2010: 54- 71).
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
penguasaan sesuatu yang dipelajari dan terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku yang tidak sama dengan sebelum terjadinya
proses belajar.
B. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa. Menurut M. Dalyono
(2009; 55-60), faktorfaktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa antara lain:
1) Faktor Internal
Faktor ini meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan cara belajar.
2) Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Menurut Slameto (2010: 54), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat
tubuh), faktor pikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan), dan faktor kelelahan. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu,
antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
38
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan), faktor sekolah (metode megajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta
didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, merode belajar, tugas rumah),
dan faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dalam masyarakat, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa meliputi:
1) Faktor Internal, berupa:
a) Faktor jasmaniah.
b) Faktor psikologis diri peserta didik.
c) Faktor kelelahan.
2) Faktor Eksternal, berupa:
a) Faktor lingkungan keluarga.
b) Faktor lingkungan sekolah.
c) Faktor lingkungan masyarakat.
39
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
40
4. Peserta didik memperhatikan dan mendengarkan tujuan
5. Peserta didik memperhatikan dan mendengarkan tujuan.
a. Penjelasan 1. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
Langkah - langkah tugas dan tanggung jawab peserta didik.
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), melakukan
kegiatan layanan melalui google meet untuk
penyampaian materi layanan dan google classroom atau
Whatsapps Group untuk mengirim tugas
1. Tahap inti 1. Peserta didik memperhatikan tayangan powerpoint dan
video
2. Peserta didik berdiskusi tentang video bimbingan belajar
yang diputarkannya
3. Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah dibagikan.
4. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
tugas dan tanggung jawab peserta didik.
5. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), melakukan
kegiatan layanan melalui google meet untuk
penyampaian materi layanan dan google classroom
untuk mengirim tugas jawab
6. Guru BK menayangkan power point tentang materi
layanan
7. Guru BK menjelaskan power point tentang materi
layanan dan mengajak siswa tanya jawab
8. Guru BK menayangkan video tentang bimbingan belajar
9. Guru BK mengajak memberikan pendapat dan tanya
jawab seputar video yang ditayangkan
41
2. Tahap penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
tentang materi Bimbingan Belajar
2.Guru BK merefleksikan peserta didik dengan
menanyakan kebermanfaatan kegiatan secara lisan.
3. Guru Bmenyampaikan materi yang akan datang.
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
memberi salam.
L 1. Evaluasi Proses 1. Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
2. Guru BK menyimak proses layanan via google meet
dan google clasroom dan keaktifan peserta didik dalam
mengikuti layanan
3. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
2. Evaluais Hasil 1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan /
kurang menyenangkan / tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas sangat penting/kurang penting /
tidak penting.
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan
4. Mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami.
5. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik /
tidak menarik untuk diikuti
6. Evaluasi dibuat dalam bentuk google form.
42
Uraian materi
Bimbingan Belajar
A. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bidang bimbingan, untuk mengkaji pengertian
bimbingan belajar terlebih dahulu akan dibahas mengenai hakikat bimbingan itu sendiri.
Pengertian bimbingan menurut Crow & Crow (Prayitno, 2004: 94) adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan
menanggung bebannya sendiri. Menurut Crow & Crow tersebut layanan bimbingan yang
diberikan pada individu atau sekumpulan individu berguna untuk menghindari dan mengatasi
masalah dalam kehidupannya secara mandiri. Sedangkan menurut Donald G. Mortenson
(Marsudi, 2003: 31) pengertian bimbingan adalah:
a. Bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan
b. Bimbingan merupakan bantuan dan kesempatan setiap orang
c. Bimbingan diberikan oleh petugas yang memiliki keahlia
d. Dengan bimbingan individu diharapkan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya
e. Dasar bimbingan ialah demokrasi
Menurut Donald G. Mortenson tersebut bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada
setiap orang yang dilakukan oleh ahli dalam bidang bimbingan, dan diharapkan dengan
bimbingan tersebut orang yang 18 diberikan bimbingan dapat berkembang sesuai dengan
kemampuannya. Sementara menurut Bimo Walgito (2004: 5) bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah salah satu
bentuk proses pemberian bantuan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
memecahkan masalahnya, sehingga masing- masing individu akan mampu untuk
mengoptimalkan potensi dan keterampilan dalam mengatasi setiap permasalahan, serta
mencapai penyesuaian diri dalam kehidupannya.
43
Setelah memahami pengertian bimbingan, kajian selanjutnya yang dipaparkan adalah salah
satu bidang dari bimbingan yaitu bimbingan belajar. Bimbingan belajar menurut Oemar
Hamalik (2004: 195) adalah bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa
untuk menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar yang
dialami oleh siswa. Sedangkan Tim Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi, 2010: 107)
mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan kepada murid dalam
memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah
belajar yang dihadapi siswa, sehingga tercapai tujuan belajar yang diinginkan.
44
Selaras dengan pendapat Tim Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi, 2010: 107)
tujuan bimbingan belajar adalah membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian yang
baik dalam situasi belajar. Penyesuaian tersebut contohnya berupa penyesuaian diri dengan
lingkungan keadaan kelas, dengan suasana ketika mengikuti pelajaran di sekolah, dan dengan
teman kelompok belajar di sekolah.
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 15) tujuan bimbingan belajar sendiri
adalah:
a. Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, dan perhatian terhadap semua pelajaran, serta aktif mengikuti
semua kegiatan belajar yang dipogramkan
b. Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar
c. Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian
d. Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
contohnya membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas sekolah, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu,dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian Dari pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar secara umum yaitu membantu
murid-murid agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga
setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
dan mencapai perkembangan yang optimal.
45
efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilih agar
tercapai hasil yang diharapkan.
c. Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan yang jelas tentang
kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan- kecenderungan dalam lapangan
pekerjaan agar ia dapat menentukan pilihan yang tepat.
46
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
47
2.3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat
tayangan video tersebut.
2.4. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang materi yang disampaikan.
2.5.Peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan (activity) “Kelebihanku : Motivasi
Diri” yang sudah disiapkan oleh guru bk (bisa lihat aturan kegiatan)
2.6.Peserta didik mengikuti kegiatan tersebut dengan penuh penghayatan serta mencari
makna atau poin belajar dari kegiatan tersebut.
3. Tahap Penutup ( 5 menit )
3.1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi
layanan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik agar dapat menemukan potensi diri dan
mengembangkannya
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari
kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
48
Uraian Materi
MENGENAL DAN MENGGALI POTENSI DIRI
Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata dari potensi, salah satu
pakar yang mencoba mendeskripsikan kata potensi adalah Wiyono. Menurutnya potensi memiliki
arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan
menjadi kekuatan yang nyata. Dari pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan sebagai
kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia itu sendiri. Sementara menurut Majdi potensi adalah kemampuan yang masih
bisa di kembangkan lebih baik lagi, secara sederhana potensi merupakan kemampuan terpendam
yang masih perlu untuk dikembangkan.
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah
terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara
maksimal. Dengan mengetahui potensi diri, kita akan merasa lebih percaya diri dalam
melaksanakan setiap tugas dalam hidup kita. Kita juga dapat mengambil keputusan secara tepat
menyangkut karier atau hidup kita. Selain itu, secara psikis pribadi kita juga akan merasa nyaman
sebab kita mengerjakan sesuatu sesuai dengan potensi yang kita miliki. Tentunya ini
akan berpengaruh dalam banyak hal dalam hidup kita, terlebih akan nampak dalam kinerja
(produktifitas) dari apa yang kita buat atau lakukan atau hasilkan dalam hidup kita sehari-hari.
Jadi, jelaslah bahwa memahami potensi diri itu sangatlah penting dan memang perlu
diupayakan oleh setiap pribadi. Sebab dengan memahami dan mengetahui potensi atau talenta
yang kita miliki itu, ia dapat membantu kita meningkatkan kinerja (produktifitas) kita lebih baik
lagi dari tugas-tugas atau dari apa yang kita lakukan sehari-hari dalam hidup. Selain itu, potensi
itu pulalah yang akan mengarahkan dan memotivasi kita untuk lebih meningkatkan produktifitas
hidup kita sehari-hari. Namun, yang perlu dingat adalah potensi itu bukanlah sebuah produk atau
barang yang sudah jadi. Potensi atau talenta yang dapat meningkatkan kinerja (produktifitas) hidup
kita adalah hasil atau produk dari pengalaman belajar dan pengalaman hidup kita sehari-hari yang
sudah kita refleksikan.
Setelah kita mengetahui definisi dari Potensi diri diatas, Kita akan membahas Macam-macam
Potensi diri pada Manusia. Manusia memiliki potensi diri yang dapat dibedakan menjadi 5
macam, yaitu:
49
a. Potensi Fisik ( Phychomotoric )
Potensi diri ini dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk saling membagi kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya hidung untuk mencium bau, tangan untuk menulis,
kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar, dan mata untuk melihat.
b. Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient)
Potensi diri ini adalah potensi kecerdasan yang terdapat di otak manusia (terutama otak bagian
kiri). Fungsi dari potensi ini yaitu untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
c. Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient)
Potensi diri ini sama dengan potensi mental intelektual, tetapi potensi ini terdapat di otak
manusia bagian kanan. Fungsinya yaitu untuk bertanggung jawab, mengendalikan amarah,
motivasi, dan kesadaran diri.
d. Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
Potensi ini merupakan potensi kecerdasan yang berasal dari dalam diri manusia yang
berhubungan dengan kesadaran jiwa, bukan hanya untuk mengetahui norma, tapi untuk
menemukan norma.
e. Potensi Daya Juang (Adversity Quetient)
Sama seperti potensi mental spiritual, potensi daya juang juga berasal dari dalam diri manusia
dan berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi.
50
b. Tentukan tujuan hidup
Tentukan tujuan hidup Anda baik itu tujuan jangka waktu pendek maupun jangka panjang
secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi Anda.
Menentukan tujuan yang jauh boleh aja asal diikuti oleh semangat untuk mencapainya.
c. Kenali motivasi hidup
Setiap manusia memiliki motivasi tersendiri untuk mencapai tujuan hidupnya. Coba kenali apa
motivasi hidup Anda, apa yang bisa melecut semangat Anda untuk menghasilkan karya terbaik,
dan sebagainya. Sehingga Anda memiliki kekuatan dan dukungan moril dari dalam diri.
d. Hilangkan negative thinking
Buanglah pikiran-pikiran negatif yang bisa menghambat langkah Anda mencapai tujuan. Setiap
kali Anda menghadapi hambatan, jangan menyalahkan orang lain. Lebih baik coba evaluasi
kembali langkah Anda mungkin ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkahlah
kembali jika Anda telah menemukan jalan yang mantap.
e. Jangan mengadili diri sendiri
Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuan Anda, jangan menyesali dan
mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini hanya akan membuang waktu dan energi. Bangkit
dan tataplah masa depan. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk
maju.
51
TIPS MENGGALI POTENSI DIRI AGAR BERPRESTASI
1. Cari Tahu.. Apa Impian Anda.. Apa Tujuan dan Target Anda
2. Ketahui Apa yang Anda Sukai
3. Kenali Kelebihan dan Kekurangan Diri
4. Berani Menghadapi Kegagalan
5. Jangan Takut untuk Berbeda
6. Miliki Motivasi yang Kuat
7. Buatlah Daftar Pencapaian Target
8. Hindari Membandingkan Diri Anda dengan Orang Lain
9. Perluas Wawasan Anda
10. Bergabung dengan Komunitas yang Positif
52
Bagaimana perasaanmu ketika memikirkan dan mengatakan kelebihanmu kepada
orang lain ?
Kelebihan apa yang paling menonjol dan ingin kamu kembangkan ? Bagaimana
langkah mengembangkanya.
D. Poin Belajar dari Kegiatan di atas atau Refleksi :
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
53