Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGAWASAN DAN SUPERVISI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


Tentang
Teknologi Dalam Praktek Pengawasan Dan Supervisi Pendidikan

Oleh,
Khairani Rahmaditha : 10222003
Nadyya Zahratul Jannah : 10222009
Ulmadevi : 1022017

Dosen Pengampu,
Dr. Supriadi, S. Ag, M. Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
1444 H/2023 M
TEKNOLOGI DALAM PRAKTEK PENGAWASAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Supervisi akademik menekankan pada persepsi pengawas tentang masalah terkait
akademik, menjadi hal-hal khusus yang langsung dalam suasana pembelajaran ketika siswa
sedang melaksanakan pembelajaran (Sohiron, 2015). Tujuan supervisi pembelajaran
meliputi: (1) membantu pengajar dalam meningkatkan kemampuannya, (2)
mengembangkan terkait perencanaan pendidikan, dan (3) meningkatkan himpunan kerja
pendidik, dan mengarahkan kegiatan PTK. Pengawasan pembelajaran merupakan kapasitas
dasar dari semua agenda-agenda sekolah. Supervisi pembelajaran akan menghasilkan
sumber data untuk kemajuan keahlian tenaga pendidik (Sugiyono, 2021).
Oleh karena itu, supervisi difokuskan pada penataan atau peningkatan suasana
pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Dengan demikian terdapat dua hal (pandangan)
yang harus dipikirkan. Pertama, pelaksanaan aktivitas mengajar dan pembelajaran. Kedua,
hal-hal yang mendukung aktivitas mendidik dan belajar (Ubabuddin, 2020). Keberhasilan
proses pengajaran merupakan faktor penting pada pelaksanaan sistem pendidikan. Guna
menunjang pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan kualitas guru, maka dari itu
diperlukan supervisi akademik (pembelajaran).
Saat ini, kemajuan pendidikan di Indonesia tidak lepas dari penggunaan teknologi.
Pembelajaran dengan teknologi saat ini lumrah dilakukan. Sejauh penggunaan dalam ranah
pedidikan, ada beberapa peluang penggunaan teknologi informasi dalam sistem
pembelajaran meliputi data tentang 1) rencana dalam proses pendidikan dan pembelajaran,
2) akses langsung ke sumber referensi, 3) untuk korespondensi yang menggabungkan
pertemuan percakapan berbasis internet, dan pengaturan data, dan 4) sebagai metode dalam
menyelesaikan banyak pekerjaan. Pemanfaatan teknologi informasi di ranah persekolahan
sebagai materi percakapan dapat memperluas intelektualitas dan korespondensi dalam
percakapan merupakan intrakomunikasi dan interkomunikasi (Kasmawati, 2020).
Berdasarkan paparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidik, yakni guru
mempunyai partisipasi penting untuk menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang baik.
Diperlukan upaya pengawasan (supervisi) pembelajaran yang bersifat memperbaiki dan
memberikan pembinaan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Seiring dengan
pesatnya kemajuan zaman, supervisi akademik dilakukan dengan berbasis teknologi. Hal
ini dilakukan sebagai bentuk pembaharuan dari berbagai aspek peningkatan kompetensi,
profesionalisme guru, dan kualitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
1
B. Pembahasan
1. Manfaat Teknologi Informasi
Pendidik sebagai pengajar dituntut untuk memiliki pilihan untuk
mengonfigurasi pembelajaran, melakukan proses pembelajaran, dan menilai sistem
pembelajaran yang dilakukan. Sehingga efektivitas pelaksanaan pembelajaran secara
keseluruhan ditopang oleh guru. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan dan
pembinaan terhadap profesionalisme guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang
disebut dengan supervisi pembelajaran. Saat ini, mengingat berbagai aspek dan
kemajuan zaman, supervisi pembelajaran dilakukan dengan berbasis teknologi, seperti
dengan aplikasi zoom, google meet, whatsapp group, dan lain sebagainya.
Pelaksanaan supervisi gencar dilakukan untuk para pendidik dengan tujuan
memajukan kapasitas kemampuan pengajar dan efektivitas pendidik untuk melakukan
pembelajaran. Supervisi berbasis teknologi dilakukan untuk memberikan pembinaan
terkait kendala dan perbaikan ke arah proses pembelajaran yang diharapkan. Supervisi
elektronik yang digunakan meliputi aplikasi zoom, google meet dan whatsapp group.
Pelaksanaan pengawasan dilaksanakan berbasis web yang mana pengawas akan
ditempatkan ke dalam ruang kelas yang akan dikelola untuk memperhatikan
pelaksanaan latihan-latihan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan secara online yang
dilakukan supervisor akan mengetahui dan menilai teknik yang dimanfaatkan pendidik
dalam pelaksanaan pengajaran. Belajar menyenangkan maupun tidak juga bisa
diketahui. Proses belajar yang hanya memberi latihan maupun tidak demikian juga
pengawas akan mengetahui. Saat pendidik memasuki ruang belajar ketika ada jam
tayang atau tidak kepala sekolah juga akan mengetahui. Pendidik masuk sesuai jadwal
atau tidak juga bisa diketahui. Pengajar menutup pembelajaran sesuai jadwal atau tidak
juga akan diketahui. Jadi dengan asumsi bahwa kepala sekolah menjadi bagian dari
pertemuan kelas akan mewujudkan semua pekerjaan pendidik di kelas.
Proses pelaksanaan pengawasan diawali dengan latihan pra-supervisi,
pengawas akan menganalisis terkait administrasi pembelajaran pendidik termasuk
rencana pembelajaran dan penilaian tentang apa yang akan dilakukan instruktur,
kemudian pra-supervisi selesai memberikan latihan, tindakan ini ditetapkan
berdasarkan jam tayang instruktur, sehingga agar tidak mencampuri rencana
pembelajaran yang telah dibuat oleh pengajar. Selanjutnya disambung dengan
pelaksanaan refleksi. Pembelajaran yang hebat merupakan pembelajaran yang serba
direncanakan dengan baik dan dilaksanakan sesuai apa yang direncanakan.
2
Oleh karena itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa pemanfaatan
teknologi dalam proses supervisi akademik (e-supervision) sangat penting dan efektif
dalam menunjang kinerja guru pada tuntutan zaman modern saat ini. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang diarahkan oleh Samsu et al. (2017) tentang efektifitas model
supervisi akademik online pada guru sekolah menengah kejuruan yang menghasilkan
bahwa pengawasan pembelajaran berbasis elektronik sebagai metode untuk membantu
supervisor sekolah dalam mengawasi pembelajaran yang sangat dinamis dan menarik
(Prilianti, 2020).
Dengan demikian pelaksanaan supervisi pembelajaran sangat penting
dilakukan. Supervisi berbasis teknologi merupakan sebuah aspek pembaharuan yang
memang perlu di upgrade mengikuti perkembangan zaman serta dapat dilakukan
dimanapun dan kapanpun. Supervisi elektronik diharapkan mampu memberikan
pembinaan secara efektif berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan guru.
2. Jenis-Jenis Teknologi
a. ICT (Information and Communication Technology)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Guntoro & RC, 2016)
menjelaskan bahwa model supervisi faktual dilakukan pembaharuan menjadi model
supervisi akademik berbantuan e-supervision berbasis web dengan menggunakan
alat bantu media ICT. model pengembangan supervisi tersebut telah dilakukan uji
validasi oleh ahli dan praktisi serta dilakukan uji coba terbatas dan memiliki hasil
tingkat kevalidan yang sangat baik dan dinilai efektif untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam bidang IT. Model supervisi ini dalam pelaksanaannya harus
dilakukan dengan sarana prasarana yang memadai agar dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
b. Google Formulir
Google Form adalah aplikasi yang berguna untuk membantu mengirim survey,
memberi kuis, mengumpulkan data dan informasi dengan mudah dan efisien.
Pemanfaatan aplikasi Google Form dalam membantu tupoksi pengawas madsras
menjadi efektif dan efisien dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Jika pengawas madrasah telah menetapkan masalah yang mendesak untuk
ditanggulangi atau dilaporkan, maka Tindakan cepat yang harus diambil
adalah pengambilan data tenang masalah tersebut. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu. Apabila pengambilan
data melalui wawancara atau observasi belum memungkinkan mengingat
3
luasnya cakupan atau terkendala hal lainnya, maka pengambilan data bisa
dilakukan melalui google form. Kemudian data yang terkumpul diolah dan
dianalisis sehingga pengawas sudah memiliki separuh data dalam kegiatan
monitoring atau pengawasan.
2. Jika data yang diperlukan bersifat laporan kegiatan atau administrasi yang
tidak memerlukan kehadiran pengawas secara mendesak di lapangan, maka
pengambilan data melalui Google Form dapat membantu pelaksanaan tugas
pengawas madrasah.
3. Ketersediaan fitur-fitur yang ada dalam Google Form seperti tersedianya
grafik, table, excel, dll sangat mendukung kebutuhan data yang diperlukan
oleh pengawas madrasah. (Rahmiyati, 2020)
Penelitian yang dilakukan oleh (Kasmawati, 2020) menjelaskan bahwa dalam
masa pandemi Covid-19 sekolah binaan di Kabupaten Takalar, supervisor
menggunakan aplikasi Google Formulir dalam pelaksanaan supervisi akademik
serta aplikasi tersebut dinilai efektif dan efisien karena memiliki keunggulan
tersendiri. Oleh karena itu, di zaman sekarang yang sudah serba internet sangat
disayangkan jika para pengawas tidak memanfaatkan keunggulan Google Formulir
sebagai alat bantu dalam melakukan supervisi akademik.
c. Software ASA (Aplikasi Supervisi Akademik)
Penelitian yang dilakukan oleh (Khilmiyah, Wiyono, & Shodiq, 2020)
menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi berbasis android menggunakan software
ASA (Aplikasi Supervisi Akademik) di SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul
terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan supervisor sebesar 80%
(kategori tinggi) serta meningkatnya kinerja guru sebesar 78% (kategori tinggi).
Oleh karena itu, penggunaan software ASA untuk kegiatan supervisi akademik
berbasis android dapat dikatakan berhasil karena mampu meningkatkan
pemahaman dan keterampilan para supervisor serta meningkatnya kinerja guru
setelah pelaksaan supervisi akademik.
d. Website
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Amiruddin, 2018)
menjelaskan bahwa pentingnya pengembangan model supervisi akademik dari pola
faktual menjadi pola virtual berbasis website untuk pengawas PAI di lingkungan
Kemenag Sumenep. Adanya berbagai permasalahan yang menyebabkan supervisi

4
virtual penting dilakukan. Disamping itu, beberapa potensi besar yang mendukung
pelaksanaan supervisi berbasis website antara lain:
1) Mayoritas pendidik di lingkungan Kemenag Sumenep telah memakai
android serta memiliki akun media sosial sendiri
2) Jaringan internet di Sumenep sudah sangat bagus.
Oleh karena itu, pelaksanaan supervisi akademik berbasis virtual efektif
untuk dilakukan agar dapat meningkatkan kinerja guru serta mampu memanfatkan
teknologi saat ini.
e. Skype, zoom meeting, google meet, etc
(Prilianti, 2020) menjelaskan bahwa pengawasan akademik di Jawa Tengah
pada saat kondisi pandemi dapat dilakukan secara efektif dengan menggunakan
model supervisi akademik berbantuan skype, zoom meeting, google meet, etc. Serta
penyerahan dokumen menggunakan Google Formulir dan Google Doc. Selain itu
adanya potensi yang mendukung dalam pelaksanaan supervisi berbantuan
elektronik ini yaitu mayoritas pendidik dan kepala sekolah di Kemenag Provinsi
Jawa Tengah telah memakai android dengan jaringan internet yang memadai,
mayoritas pengawas memiliki akun media sosial sendiri.
f. E-Supervisi Mutu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Novitasari & Hariyati, n.d.)
menjelaskan bahwa saat pandemi covid-19 kegiatan pengawasan akademik di
Kantor Pelayanan Pendidikan Kecamatan Ponorogo menggunakan aplikasi berbasis
E-Supervisi mutu. Diketahui bahwa aplikasi E-Supervisi mutu berpengaruh dalam
pelaksanaan supervisi akademik dimasa pandemi covid-19. Adapun
pelaksanaannya supervisor memiliki orang kepercayaan guna mengawasi sekolah
binaanya secara faktual serta untuk mengakses aplikasi E-Supervisi mutu diberikan
kepada operator sekolah.
g. Whatsapp Group
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Natami, Murtiyasa, & Sutama,
2021) menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi akademik selama masa pandemi
covid-19 di SDN Wonosegoro, Boyolali menunjukkan terdapat beberapa sekolah
belum siap dalam pelaksanaan supervisi akademik, pelaksanaannya hanya dengan
menggunakan wawancara melalui grup WhatsApp, serta terdapat beberapa guru
yang masih terkendala tentang penggunaan teknologi untuk pembelajaran online.
Oleh karena itu, di SDN Wonosegoro pelaksanaan supervisi akademik terhambat
5
karena situasi dan kondisi seperti covid-19 (eksternal) serta kompetensi guru dan
kepala sekolah yang belum memadai.
h. E-Pengawas
Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Muklis, 2021)
mengemukakan bahwa adanya pandemi covid-19 menjadikan kegiatan pengawasan
akademik di SMP Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu tidak dapat dilaksanakan
secara faktual. Oleh sebab itu, supervisi akademik dilakukan dengan menggunakan
aplikasi E-Pengawas. Kegiatan pengawasan dilakukan secara online melalui Zoom
Meeting, Google Form, WhatsApp Group. Pengolahan data pengawasan dilakukan
melalui aplikasi E-Pengawas versi 5.0 agar dihasilkan portofolio digital dalam
kegiatan evaluasi dan pelaporan.
3. Kompetensi Supervisor Dalam Pemanfaatan Teknologi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007,
kompetensi pengawas antara lain :
a. Kepribadian
b. Supervisi manajerial
c. Supervisi akademik
d. Evaluasi Pendidikan
e. Penelitian pengembangan
f. Sosial.
Untuk kepala sekolah selaku supervisor harus memiliki standar kompetensi, yaitu :
a. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran
b. Membimbing guru dalam menyusun rencana proses pembelajaran (RPP)
c. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau bimbingan
d. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran tiap mata pelajaran
e. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran
tiap mata pelajaran. (somad, 2014)
Bahwa seorang supervisor harus mempunyai kompetensi membimbing dan
memotivasi guru untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran, agar tercapainya
tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Guru bersama sumber belajar lainnya
bertanggung jawab di dalam mengendalikan kegiatan pengajaran. Dalam hal ini guru
kelas mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan supervisor hanya
bertanggung jawab untuk membimbing dan memotivasi guru. (Kristiawan dkk, 2017)
6
UU No. 14 tahun 2005 mengemukakan kompetensi yang harus dikuasi seorang
guru professional meliputi : kompetensi pedagogic, kompetensi professional,
kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Kompetensi pedagogic pada dasarnya adalah kemampuan yang harus dimiliki
oleh guru dalam mengajarkan materi tertentu kepada peserta didik, yang meliputi :
memahami karakteristik peserta didik dari berbagai aspek sosial, moral, kultural,
emosional dan intelektual, memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik,
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik, menguasai teori dan prinsip belajar
serta pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang mendorong
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, merancang pembelajaran yang
mendidik, melaksanakan pembelajaran yang mendidik, memahami latar belakang
keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks
kebhinekaan budaya serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada
tiga hal yang harus diwujudkan yaitu :
1) Siswa dan guru memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam
kelas, sekolah dan Lembaga Pendidikan guru.
2) Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural
bagi siswa dan guru.
3) Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan
alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai
standar akademik.
Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru dalam komunikasi secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali dan
masyarakat. Diharapkan guru dapat berkomunikasi secara simpatik dan empatik dengan
peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan dan
masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
berkomunikasi dan pengembangan diri. Oleh karena itu TIK diwadahi dalam kurikulum
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Perkembangan teknologi informasi mempengaruhi perkembangan teknologi
informasi dalam Pendidikan, salah satu alat yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan
kependidikan adalah computer dan laptop untuk saat ini. Kedua alat ini menjadi bagian
yang terintergrasi dalam kegiatan Pendidikan. Hal ini mendorong pengelola pendidik,

7
pengajar, dan pengawas Pendidikan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin dengan
hasil seoptimal mungkin dalam melaksanakan kinerja Pendidikan.
4. Mengidentifikasi Program Teknologi Dalam Membantu Penyelesaian Tugas
Supervisi
Perkembangan ilmu pengetahuan mempengaruhi pola pengajaran sehingga
timbul kecenderungan membekukan masukan (input) ke dalam system pengajaran,
dilain pihak adanya standar masukan untuk buku-buku, desain Gedung dan fasilitas
sekolah, bentuk papan tulis, media instruksional, perpustakaan dan laboratorium.
Dengan perkembangan pola pengajaran, maka terdapat komponen-komponen baru
berupa peralatan yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu
pelaksanaan kegiatan pengajaran yang lebih dikenal dengan media pengajaran.
Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen mengungkapkan
bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan
dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam kurikulum
2013, mata pelajaran TIK bukan berarti ditiadakan namun diintegrasikan pada semua
mata pelajara, artinya semua guru harus mampu menggunakan computer atau
memanfaatkan TIK. Peran computer terkait dengan TIK dan keprofesionalan Nampak
jelas, hal ini sangat membantu untuk meningkatkan profesionalismenya. Sejumlah
program aplikasi berikut sangatlah umum digunakan para guru : Word processing atau
program pengolah kata digunakan untuk mengolah dan membuat dokumen, program
spreadsheet yang kita kenal misalnya Microsoft Excel dan SPSS sebagai program
pengolah angka, program aplikasi presentasi contohnya power point, program pengolah
gambar misalnya adobe photoshop, corel photo paint, program aplikasi multimedia
seperti adobe premier, winamp, dan jet audio.
Program aplikasi sangat membantu administrasi pekerjaan guru, misalnya saat
penyusunan program pembelajaran, pengarsipan data, penilaian dan evaluasi kinerja.
Dari program aplikasi ini para professional guru dituntut memiliki kemampuan
membuat software pembelajaran baik sebagai media presentasi ataupun media
interaktif.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa tugas supervisor membimbing guru
menerapkan metode pembelajaran, maka untuk memperbaiki kualitas pembelajaran,
penting untuk memperbaiki dulu kualitas guru. Hal ini dapat dilakukan dengan
pembinaan oleh supervisor kepada guru. Jika dilihat realita yang ada saat sekarang ini
8
banyak guru yang tidak bisa menggunakan computer, hal ini tentu sangat
memprihatinkan. Oleh karena itu, ini merupakan tugas supervisor agar guru dapat
menggunakan computer sesuai dengan fungsinya.
C. Penutup
Dengan demikian kemajuan teknologi mengharuskan sebuah Lembaga Pendidikan
untuk melakukan perubahan dibidang teknologi untuk menyesuaikan diri dibidang IT.
Perkembangan teknologi informasi, dijadikan sebagai sarana Lembaga Pendidikan untuk
menyesuaikan diri dalam memberikan layanan Pendidikan yang lebih baik dan bermutu.
Secara fungsional, TIK sangatlah menunjang untuk digunakan sebagai alat
peningkatan mutu Pendidikan. Keberadaan TIK bagi supervisor adalah sebagai alat
penunjang penilaian kinerja guru melalui pengawasan yang digunakan dengan
menggunakan perangkat TIK. TIK digunakan sebagai alat bantu supervisor dalam
melakukan supervise.
Perkembangan teknologi informasi mempengaruhi perkembangan teknologi
informasi dalam Pendidikan, salah satu alat yang tidak bisa dipisahkan dalam kependidikan
adalah computer dan laptop untuk saat ini. Kedua alat ini menjadi bagian yang terintegrasi
dalam kegiatan Pendidikan. Hal ini mendorong pengelola Pendidikan, pengajar dan
pengawas Pendidikan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin dengan hasil seoptimal
mungkin dalam melaksanakan kinerja Pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, A. (2018). Urgensi Pengembangan Supervisi Elektronik Berbasis Website Bagi


Pengawas Pendidikan Agama Islam Di Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten
Sumenep. Jurnal Kariman, 6(2), 171–182.

Guntoro, D., & RC, A. R. (2016). Pengembangan Model Supervisi Akademik Berbantuan
Esupervision Berbasis Web. Educational Management, 5(2), 122–128

Kasmawati, K. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Google Form Dalam Pelaksanaan Supervisi


Akademik Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Sekolah Binaan Di Kabupaten Takalar.
Jurnal Sipatokkong Bpsdm Sulsel, 1(2), 143–147

Khilmiyah, A., Wiyono, G., & Shodiq, S. F. (2020). Pemanfaatan Teknologi Supervisi
Akademik Berbasis Android Untuk Peningkatan Kinerja Guru SMP Muhammadiyah
Kasihan Bantul. In Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat

Muklis, M. (2021). Supervisi Pendidikan Agama Islam Berbasis Aplikasi E-Pengawas Di


Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.

Natami, H. D., Murtiyasa, B., & Sutama, S. (2021). Implementation Of Academic Supervision
Of Teacher Performance In Online Learning During The Covid-19 Pandemic (Case Study
Of Public Elementary Schools In Wonosegoro, Boyolali). Budapest International
Research And Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities And Social Sciences, 4(4),
8820– 8828.

Novitasari, T. I., & Hariyati, N. (N.D.). Implementasi Supervisi Akademik Berbasis Aplikasi
E-Supervisi Mutu Di Kantor Pelayanan Pendidikan Kecamatan Ponrogo Pada Masa
Pandemi Covid-19

Prilianti, R. (2020). Model Supervisi Akademik Berbantuan Elektronik Bagi Pengawas


Madrasah Di Provinsi Jawa Tengah. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS), Vol. 3, Pp. 671–682

Rahmiyati, S. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Google Form dalam Meningkatkan Pelaksanaan


Supervisi Pendidikan Pengawas Madrasah. Jurnal Pendidikan Madrasah, 4(2), 201–
209. https://doi.org/10.14421/jpm.2019.42-08

10

Anda mungkin juga menyukai